Akhirnya aku setuju untuk pergi ke Jakarta menemui keluarga besar bang Arya, namun bang Arya minta waktu berapa hari kepada keluarganya karena masih ada pekerjaan yang masih belum di selesaikan. Pagi bang Arya berangkat pagi sekali karena dia harus ngurusin sayuran yang akan di kirim ke laut kota. Seperti biasa setelah semua orang pergi aku langsung membereskan rumah mulai dari menyapu, ngepel, cuci baju dan lainnya. Namun saat aku akan menjemur pakaian ke belakang rumah aku melihat ibu sedang membersihkan halaman belakang tapi ku lihat ibu sepertinya melamun. Aku pun mendekatinya lalu menepuk pundaknya.
"Ibu lagi mikirin apa? " tanya ku setelah ibu berbalik melihat ku.
"Ibu kangen sama Alya, udah hampir lima bulan setelah dia menikah ibu tidka mendengar kabarnya" jawab ibu lirih.
"Ibu mau Hana hubungi Alya? " tanya ku dengan lembut.
"Memang kamu masih menyimpan nomor telponnya? " pertanyaan ibu membuat aku bingung.
"Ada bu, kok ibu bertanya seperti itu? " tanya ku bingung.
"Bapak sama adik mu sudah tidak punya nomer teleponnya" jawab ibu.
Aku terdiam memikirkan kenapa mereka bisa tidka punya nomor Alya. Apa di blokir atau memang di hapus. Akhirnya aku coba dan ternyata nomornya sudah tidak aktif berarti Alya sengaja mengganti nomornya.
"Bu Alya sepertinya ganti nomor" beritahu ku.
"Ya sudah lah kalau memang gak bisa" ucap ibu lalu beranjak dan melanjutkan pekerjaannya.
Aku yang melihat ibu pergi jadi merasa sedih karena seburuk apapun anak, ibu pasti akan tetep sayang.
"Hana janji bu, Hana jika sudah di Jakarta akan coba nyari Alya" gumam ku.
Aku pun langsung melanjutkan pekerjaan ku.
Sorenya aku siapkan makan karena bapak sebentar lagi pulang. Saat aku sedang masak di dapur tiba-tiba aku mendengar suara motor.
"Siapa yang datang ya" pikirku sambil berjalan ke depan rumah.
"Sore teh" ucap seorang pemuda yang mungkin seumuran Ilham.
"Iya, ada apa ya? " tanya ku bingung.
"Saya temannya Ilham teh, saya kesini di suruh Ilham buat ngasih tahu teteh kalau Ilham di kantor polisi" ucapnya membuat aku kaget.
"Kok bisa, Ilham di kantor polisi? " tanya ku.
"Ilham cuman bilang teteh suruh datang ke sana, terus kalau bisa sama suami teteh" jawab nya.
"Ya sudah sekarang kamu anterin saya, nanti saya hubungi suami saya untuk datang ke kantor polisi"
Pemuda itu pun mengangguk dan aku langsung naik ke motornya menuju kantor polisi, di perjalanan aku mengirim pesan pada bang Arya untuk menyusul ku ke kantor polisi. Sesampainya di kantor polisi aku langsung turun dan masuk ke, saat masuk aku melihat Ilham sedang duduk sambil menunduk.
"Ilham" panggilku tanpa melihat sekeliling.
"Teh" jawabnya setelah mengangkat kepalanya.
"Datang juga kamu" ucap seseorang yang tidak asing suaranya. Aku pun berbalik dan aku kaget ternyata itu bu Ratna dan kang Bagas. Pria yang dulu hampir menikahi ku namun di batalkan karena dia ketahuan tidur dengan wanita lain.
"Adik kamu sudah menabrak mobil kami dan membuat mobil kamu rusak" ucap Bu Ratna.
"Ibu sayang salah malah nyalahin saya" bela Ilham.
"Sembarang kalau ngomong" bentak bu Ratna pada Ilham.
"Bu saya minta maaf kalau memang adik saya salah, tapi apa kita bisa selesaikan dengan cara kekeluargaan tidak harus sampai ke kantor polisi segala" ucap ku.
"Bisa saja, tapi apa kamu sanggup membayar kerusakan mobil kami yang mahal itu? "ucapnya dengan sombong.
" InsyaAllah kami bisa bu"jawab ku dengan tersenyum.
"Oke kalau begitu kita ke bengkel sekarang" ajaknya.
Akhirnya masalah kami selesai di kantor polisi dan kami pergi menuju bengkel yang di tuju bu Ratna dan kang Bagas. Kang Bagas dia hanya diam saja tanpa ikut bicara dan aku tidka tau apa yang dia pikirkan.
Saat kami sedang menunggu mobil di perbaiki tiba-tiba bu Ratna menghampiriku.
"Aku heran kamu sampai berani untuk mengganti rugi kerusakan mobil kami, padahal setau ku suami kamu hanya seorang sopir dan penghasilannya pasti tidak seberapa" ucapnya merendah kan ku.
"Kami punya tabungan bu jadi ibu gak usah khawatir kami tidka bisa membayar" balas ku dengan merendah.
"Teteh kenapa gak bilang saja kalau suami teteh itu bos" bisik Ilham.
"Nanti juga mereka tahu sendiri" balas ku.
Ilham hanya mengangkat bahunya terserah.
"Kamu kenapa bisa nabrak mobil mereka? " tanya ku pada Ilham.
"Mereka belok tiba-tiba dan aku lagi tanggung jadi gak bisa ngerem mendadak gitu saja" jawabnya.
"Bang Arya paling bentar lagi datang kesini karena dia bilang tadi lagi sibuk ngurusin sayuran" beritahu ku.
"Bang Arya lagi di ladang?. kenapa gak lagi di kantor sih biar mereka tau siapa suami teteh" ucap Ilham.
"Gak usah sombong biar mereka saja yang sombong" ucap ku mengingatkan Ilham.
Ilham hanya tersenyum. Orang rumah sudah menghubungi kami karena sampai magrib kami belum pada pulang dan aku pun sudah menjelaskan semuanya.
Tak lama sebuah mobil datang dan itu adalah bang Arya. Dia turun dan langsung menghampiriku.
"Giman masih belum beres? " tanya nya saat menghampiri ku.
"Oh jadi ini suami kami yang sopir itu" ucap bu Ratna tiba-tiba.
Bang Arya yang tidak tahu apa-apa langsung bingung.
"Iya bu, ini suami saya bang Arya" jawab ku memperkenalkan bang Arya.
"Bang ini bu Ratna, mobilnya yang di tabrak Ilham" ucapku pada bang Arya. Aku tidak tahu kang Bagas kemana karena dia tidka ada.
"Mobilnya yang mana? " tanya bang Arya.
"Tuh yang itu bang" jawab Ilham sambil nunjuk ke arah mobil.
Namun bang Arya langsung mengerutkan kening dan berjalan ke mobil yang di tunjuk Ilham. Aku hanay melihatnya saja dari jauh. Tiba-tiba kang Bagas menghampiri bang Arya dan dia sepertinya mengenal bang Arya. Ilham yang penasaran dia langsung mendekat dan tiba-tiba dia berteriak.
"Jadi ni mobil, mobil perusahaan, tapi gaya nya sok amat" ucap Ilham sedikit kencang. Aku yang penasaran mendekat.
"Bagas, kenapa kamu bisa membawa mobil ini pulang kampung, apa sudah ada persetujuan dari kantor? " tanya bang Arya.
"Maafin saya pak" ucapnya.
"Bagas dia ini siapa? " tanya bu Ratna yang melihat anaknya ketakutan.
"Bu dia ini atasan aku di kantor" jawabnya.
"Apa, dia suaminya Hana, setau ibu suaminya Hana cuman seorang sopir" ujar bu Ratna.
"Saya seorang sopir di kampung ini, tapi beda lagi jika saya di Jakarta" ucap bang Arya tegas.
"Sekarang kamu urus perbaikan mobil ini, kamu bayar pakai uang kamu sendiri karena ini salah kamu yang seenaknya bawa pulang mobil kantor"ucap bang Arya pada kang Bagas yang di balas dengan anggukan.
Ilham yang melihat ini semua hanya bisa tersenyum puas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments