Alya Hamil.

Tiga hari setelah Alya mengirim pesan itu pikiranku benar-benar kacau. Setiap kerja pasti saja ada kesalahan atau melukai tanganku sendiri. Seperti saat ini entah kenapa tiba-tiba bisa ke siram air panas di tangan.

"Ya allah Han,kamu kenapa bisa ke siram sih? " tanya teh Rika rekan kerja ku.

"Maaf teh aku gak fokus kerjanya" jawab ku saat mengikuti langkah teh Rika membawaku ke UKS restoran ini.

Teh Rika langsung mengobati luka ku dan aku hanya diam saja dan bahkan air mataku sudah keluar begitu saja.

"Kenapa nangis sih" tanya teh Rika.

Aku hanya menggeleng saja karena aku gak sanggup bicara.

"Ini gak parah jadi gak usah nangis juga" omelnya.

Aku hanya mengangguk dan setelah di obati aku di suruh pulang karena gak mungkin juga kerja dalam keadaan tangan seperti ini. Akhirnya aku menghubungi Ilham untuk menjemput ku karena aku gak mungkin pulang dengan ke adaan tangan seperti ini.

"Teteh kenapa bisa ke siram air panas? " tanya Ilham saat melihat tanganku di perban.

"Gak fokus saja kerjanya" jawab ku.

Ilham langsung menyalakan motor dan aku pun langsung naik. Namun saat dia perjalanan tiba-tiba Ilham berkata "teh Alya udah balik" beritahu nya.

"Kok cepat, bukannya hari minggu ya? " tanya ku.

"Ilham juga gak tau" balasnya.

Aku pun hanya diam mendengar itu semua dan saat sampai rumah ternyata benar dia sudah pulang bersama pacarnya. Aku langsung masuk kamar tanpa berkata apa-apa. Namun ibu mengikuti aku sepertinya Ilham yang memberitahu ibu kalau aku ke siram air panas.

"Kamu kenapa gak hati-hati sih kerjanya! " omel ibu.

"Ya kan Hana gak tau kalau Hana akan terluka bu" balasku.

"Kamu ini kalau di marahi pasti ada aja alasannya" kesal ibu.

"Bu" panggil ku.

Ibu langsung melihat ke arahku dan aku pun menunduk.

"Ada apa? " tanya ibu sambil memegang tanganku.

"Harus ya, aku nikah dulu sebelum Alya?, Aku ikhlas bu jika harus di dahului" ucap ku.

"Kamu tau sendiri bapak gimana, ibu gak bisa bantu kamu" balas ibu.

"Hana bingung bu, cari laki-laki yang mau di ajak nikah itu gak gampang bu" ujar ku.

"Ya sudah kamu pasrahkan saja sama Allah, ibu yakin pasti akan ada jalan keluarnya"nasehat ibu.

Ibu pun keluar dan sekarang aku hanya bisa termenung memikirkan nasibku ke depannya. Pacarnya Alya dia menginap di rumah karena dia belum dapat penginapan. Namun saat tengah malam aku terbangun karena tanganku terasa panas mungkin akibat tersiram air panas. Aku keluar kamar dengan tujuan mau ngambil air dingin di kulkas untuk mendinginkan tanganku namun saat melewati kamar Alya aku mendengar seseorang yang sedang bicara.

"Alya sama siapa di kamar" pikirku.

Aku pun langsung melihat ke kamar Ilham dan ternyata pacarnya Alya tidak ada di kamar Ilham dan aku berpikir "apa jangan-jangan dia di kamar Alya".

Aku punya tidak mau membuat keributan setelah mengambil air aku langsung kembali ke kamar dan tidur. Paginya kami semua sarapan dan pacarnya Alya pamit untuk mencari penginapan dengan di antar Alya. Setelah mereka aku hanya diam di rumah karena hari ini aku libur.

Saat siang hari dan aku mendengar suara motor Ilham pulang aku langsung bergegas mencegatnya du pintu kamar ku.

"Ilham" panggilku.

"Iya teh ada apa? " tanya nya sambil menghampiriku.

Aku langsung narik tangannya ke dalam kamar, karena aku gak mau ibu mendengarnya.

"Ada apa sih teh? " tanya nya dengan wajah bingung.

"Semalam kamu tau pacarnya Alya keluar dari kamar kamu? " tanya ku.

"Em.. tau teh" jawabnya sedikit takut.

"Malam saat teteh keluar kamar teteh gak sengaja melihat kamar kamu terbuka dan saat teteh lihat pacarnya Alya gak ada dan di kamar Alya terdengar orang yang sedang berbicara" ucapku memberitahu.

"Ya udah lah teh biarin saja, itu urusan mereka juga" ujar Ilham.

"Teteh curiga kalau Alya mau nikah karena hamil, kamu tau sendiri dia paling anti nikah muda" ujar ku.

"Iya sih teh, tapi mungkin teh Alya udah merasa cocok saja sama cowok itu" balas Ilham.

Aku hanya mangut-mangut mungkin benar juga. Ilham pun keluar dan masuk kamarnya dan tak lama aku mendengar Alya pulang dan aku langsung mengikutinya masuk ke kamarnya.

"Teteh ngapain ikuti Alya? " tanya nya dengan wajah kaget.

"Ada yang mau teteh bicarakan" jawab ku.

"Apa? " tanya nya.

"Semalam kamu ngapain sama pacar kamu? " tanya ku.

"Enggak ngapa-ngapain teh" jawabnya dengan ragu.

"Aku ini orang dewasa gak mungkin kamu berduaan dengan cowok di kamar tengah malam" ujar ku.

"Teh" Alya hendak motong ucapan ku.

Aku langsung mengangkat tanganku agar Alya jangan memotong ucapan ku.

"Teteh curiga sama kamu, kamu tiba-tiba ingin nikah, padahal kamu tau posisi teteh saat ini seperti apa, teteh bukan iri kalau memang kamu ingin nikah silahkan tapi jangan buat teteh harus tertekan" ucap ku.

"Maafin Alya teh, Alya gak bermaksud buat neken teteh, tapi Alya juga bingung" ucap nya.

Aku mengerutkan kedua alisku mendengar ucapannya.

"Jangan bilang kalau kamu hamil" tebak ku.

Alya mengangguk dan aku kaget dengan pengakuannya.

"Aku sudah telat dua minggu teh, aku mau jujur sama bapak tapi aku takut" akunya.

Aku mengusap wajahku karena kaget dengan pengakuannya. "Teteh akan ngomong sama bapak" ucap ku.

"Jangan teh, aku takut" cegahnya.

"Kalau kamu gak ngaku, bapak gak akan nikahin kamu, dia kan nunggu aku nikah dulu baru kamu, mungkin dengan kamu ngaku bapak gak akan maksa aku buat cari laki-laki yang mau aku ajak nikah" penjelasan ku.

Alya hanya mengangguk dengan air mata sudah keluar, dua nangis. Aku mendekatinya dan memeluknya.

"Kamu tenang saja biar teteh yang ngomong sama bapak" ucap ku menenangkan.

Malamnya saat makan malam aku langsung memberitahu bapak kalau ada yang mau bicarakan. Bapak pun bersedia dan aku juga sudah menyuruh Alya untuk menghubungi pacarnya agar datang ke rumah. Setelah pacarnya datang barulah aku bicara sama bapak.

"Ada apa Han, kamu minta kami semua berkumpul? " tanya bapak.

"pak, bu, ada yang Hana bicarakan, sebenarnya bukan Hana tapi Alya, Hana di sini hanya membantu saja" jawab ku.

"Ada apa teh? " tanya ibu. Aku hanya tersenyum pada ibu.

"Bapak harus segera nikahin Alya jangan nunggu aku nikah pak, karena saat ini Alya sedang hamil pak" ucap ku dengan takut-takut.

"Udah bapak duga, ternyata benar kamu udah hamil, bapak akan nikahkan kamu tapi dengan syarat setelah menikah jangan tinggal di rumah ini" ucap bapak tegas lalu hendak pergi, namun dia berhenti lalu berkata lagi "panggil orang tua kamu kesini agar semuanya segera selesai aku gak mau melihat wajah kalian lagi" dengan tegas.

Episodes
1 Pertemuan pertama.
2 Ketemu lagi.
3 Alya Hamil.
4 Mengambil gambar nya.
5 Calon Suami.
6 Menikah
7 Jatuh dari Motor.
8 Masalah uang.
9 Siapa bang Arya?
10 Kebenaran bang Arya.
11 Datang ke kantor.
12 Penjelasan Tiara.
13 Di suruh ke Jakarta.
14 Ketemu Mantan.
15 Rumah yang besar.
16 Bang Arya masih marah.
17 Hamil.
18 Bertemu Alya.
19 Hana dan Alya kecelakaan.
20 Arya bercerita.
21 Hana sadar.
22 Marah pada keadaan.
23 Restoran mewah.
24 Arya terluka.
25 Hilang nya ingatan Arya.
26 Pulang.
27 Debaran.
28 kejadian janggal.
29 Ibu dan Bapak datang.
30 Foto.
31 Pergi ke Dokter.
32 Pergi dari rumah.
33 Bertemu kembali.
34 Penjelasan.
35 Rumah sakit.
36 Kedatangan bunda.
37 Semua terbongkar.
38 Rencana bunda.
39 Kembali ke kampung.
40 Alya sadar dengan kesalahannya.
41 Bapak tau aku sakit.
42 Opa meninggal.
43 Bertemu masa lalu.
44 Ancaman.
45 Cerita Hana..
46 Hamil lagi.
47 Melahirkan.
48 Pergi dengan tenang.
49 Kepergian Hana
50 Marisa jadi istri Arya pengganti Hana.
51 Pertemuan kembali. (Kiana)
52 Merasa kenal.
53 Kesal dengan sikap Elang.
54 Elang mencari Lia.
55 Elang jadi Atasan Kia.
56 Kerja sama.
57 Di sangka pacar
58 Kia Tega biar Elang tidur di mobil.
59 Elang marah.
60 Perjodohan.
61 Mencari kebenarannya.
62 Menyatakan perasaan.
63 Pertemuan
64 Menganggap Elang masih sama.
65 jujur.
66 Mulai terpecahkan.
67 Elang jatuh dari tangga.
68 Mencari tahu siapa yang mencelakai Elang.
69 Menjenguk Elang.
70 Elang mencoba mengingat semuanya.
71 Berujung di hotel. (Gifar dan Ria)
72 Gifar menghilang.
73 Gifar kembali.
74 Ria hamil.
75 Nomor tak dikenal kenal.
76 Bertemu mantan.
77 Di jebak.
78 Semua orang tahu...
79 Hadiah ancaman.
80 Foto-foto kejadian lama.
81 Tersebar.
82 Kecelakaan.
83 Kehilangan.
84 Manjanya Kia.
85 Hasil pemeriksaan.
86 Dalang dari masalah.
87 Nenek sakit
88 Dalangnya di tangkap.
89 Adrian marah.
90 Rencana Arya.
91 Undangan pasta.
92 Bertemu Rival.
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Pertemuan pertama.
2
Ketemu lagi.
3
Alya Hamil.
4
Mengambil gambar nya.
5
Calon Suami.
6
Menikah
7
Jatuh dari Motor.
8
Masalah uang.
9
Siapa bang Arya?
10
Kebenaran bang Arya.
11
Datang ke kantor.
12
Penjelasan Tiara.
13
Di suruh ke Jakarta.
14
Ketemu Mantan.
15
Rumah yang besar.
16
Bang Arya masih marah.
17
Hamil.
18
Bertemu Alya.
19
Hana dan Alya kecelakaan.
20
Arya bercerita.
21
Hana sadar.
22
Marah pada keadaan.
23
Restoran mewah.
24
Arya terluka.
25
Hilang nya ingatan Arya.
26
Pulang.
27
Debaran.
28
kejadian janggal.
29
Ibu dan Bapak datang.
30
Foto.
31
Pergi ke Dokter.
32
Pergi dari rumah.
33
Bertemu kembali.
34
Penjelasan.
35
Rumah sakit.
36
Kedatangan bunda.
37
Semua terbongkar.
38
Rencana bunda.
39
Kembali ke kampung.
40
Alya sadar dengan kesalahannya.
41
Bapak tau aku sakit.
42
Opa meninggal.
43
Bertemu masa lalu.
44
Ancaman.
45
Cerita Hana..
46
Hamil lagi.
47
Melahirkan.
48
Pergi dengan tenang.
49
Kepergian Hana
50
Marisa jadi istri Arya pengganti Hana.
51
Pertemuan kembali. (Kiana)
52
Merasa kenal.
53
Kesal dengan sikap Elang.
54
Elang mencari Lia.
55
Elang jadi Atasan Kia.
56
Kerja sama.
57
Di sangka pacar
58
Kia Tega biar Elang tidur di mobil.
59
Elang marah.
60
Perjodohan.
61
Mencari kebenarannya.
62
Menyatakan perasaan.
63
Pertemuan
64
Menganggap Elang masih sama.
65
jujur.
66
Mulai terpecahkan.
67
Elang jatuh dari tangga.
68
Mencari tahu siapa yang mencelakai Elang.
69
Menjenguk Elang.
70
Elang mencoba mengingat semuanya.
71
Berujung di hotel. (Gifar dan Ria)
72
Gifar menghilang.
73
Gifar kembali.
74
Ria hamil.
75
Nomor tak dikenal kenal.
76
Bertemu mantan.
77
Di jebak.
78
Semua orang tahu...
79
Hadiah ancaman.
80
Foto-foto kejadian lama.
81
Tersebar.
82
Kecelakaan.
83
Kehilangan.
84
Manjanya Kia.
85
Hasil pemeriksaan.
86
Dalang dari masalah.
87
Nenek sakit
88
Dalangnya di tangkap.
89
Adrian marah.
90
Rencana Arya.
91
Undangan pasta.
92
Bertemu Rival.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!