Ketemu lagi.

Aku bangun pagi seperti biasa, setelah melakukan ke wajib aku sebagai orang muslim aku langsung membantu ibu untuk menyiapkan sarapan. Setelah sarapan selesai ibu langsung memanggul bapak dan adik bungsuku yang bernama Ilham. Aku pun duduk menunggu mereka datang. Semua orang sudah kumpul dan kami pun mulai sarapan, namun tiba-tiba bapak membuka pembicaraan.

"Teh, bapak mau tanya? " ucap bapak dan aku pun langsung melihat ke arahnya.

"Kamu punya pacar? " tanya nya.

"Nggak ada pak" jawab ku dan aku menduga bapak akan membicarakan masalah Alya.

"Adik mu Alya dia akan pulang dan dia bilang dia akan datang bersama pacarnya untuk minta restu kami" ucap bapak.

"Terus apa hubungannya dengan aku punya pacar pak? " tanya ku.

"Jika mereka sudah ke arah yang serius bapak yakin tidak lama juga mereka akan menikah, bapak gak mau jika kamu harus dilangkahi" ujar bapak.

Aku hanya bisa menarik nafas karena aku bingung harus gimana. Ibu menyentuh tanganku memberiku dukungan karena ibu tau alasan kenapa sampai sekarang aku belum menikah.

"Bapak harap kamu segera mencari pendamping yang mau menikahi kamu dalam waktu dekat ini" ucap bapak sebelum pergi dan aku hanya bisa diam dan mengangguk karena bingung juga.

"Ibu tau, ini gak gampang buat kamu, tapu ibu gak bisa apa-apa jika bapakmu sudah ambil keputusan" ucap Ibu dengan lembut.

"Iya buk aku ngerti" balasku dengan senyuman.

Setelah membantu ibu membersihkan semua bekas sarapan aku langsung masuk kamar lagi karena aku masih kebagian kerja siang. Aku duduk termenung di depan jendela kamarku yang mengarah ke belakang rumah yang banyak di tanami pohon cabai oleh ibu. Tak terasa air mataku menetes begitu saja karena mengingat kejadian dua tahun lalu dimana aku harus batal nikah karena dikhianati pria yang sangat aku cintai. Aku pun langsung menyeka air mataku agar tidak terus keluar begitu saja dan aku tidak mau mengingat semua ini. Akhirnya aku putuskan untuk pergi ke rumah Anisa teman sekolah ku dulu sekaligus sahabatku. Aku pergi dengan menggunakan seragam kerja agar tidak harus balik lagi dan langsung berangkat kerja. Aku sudah menghubungi Anisa sebelum datang dan dia kebetulan sedang tidak pergi.

"Bu, Hana pamit mau pergi ke rumah Anisa sekalian berangkat kerja dari sana" beritahu ku pada ibu saat menghampirinya di belakang rumah.

"Hati-hati sayang" pesan nya.

Aku pun langsung mencium tangannya dan mengucap salam dan pergi dengan mengendarai motor. Tidak butuh waktu lama aku menuju rumah Anisa karena rumah kami hanya beda kampung saja. Sesampainya di rumah Anisa aku sudah di tungguin Anisa di depan rumahnya sambil menggendong anaknya yang baru berusia satu tahun.

"Assalamu'alaikum" ucap ku.

"wa'alaikumussalam"jawab Anisa. Lalu menyuruhku masuk.

Aku masuk dan langsung duduk di ruang tamu. Anisa heran karena biasanya aku kalau datang menemuinya pasti sedang ada masalah.

" Ada apa? "tanya nya setelah duduk di hadapan ku.

" Ade aku mau di lamar"jawab ku.

"Ya terus masalahnya apa? " tanya nya.

"Bapak ingin aku menikah dulu sebelum Alya" jawab ku.

"Tapi kan kamu belum ada cowok nya mau nikah gimana? " tanya nya lagi.

"itu masalahnya, aku harus cari pria yang siap nikahin aku dalam waktu dekat ini" penjelasan ku.

"Aku ada kamu mau gak? " ucap Anisa tiba-tiba.

"Engga ah, kamu mah paling mau ngenalin aku sama duduk teman laki kamu, ogah aku" tolak ku.

Anisa dia langsung tertawa mendengar penolakan ku. Karena dia pasti ingat kejadian satu tahun lalu saat dia ngenalin aku sama Budi temen kerja suaminya yang seorang duda. Aku bukan bermaksud pilih-pilih tapi ini beda usianya jauh banget mungkin dia cocok aku jadian bapak bukan suami. Tiba-tiba saat kami sedang asyik bicara kami mendengar suara motor datang dan entah siapa karena aku gak mau kepo juga. Namun saat orang itu masuk aku di buat terkejut bahkan cowok itu pun sama seperti ku terkejut melihat ku namun dia langsung biasa saja.

"Abang kenapa balik lagi? " tanya Anisa.

"Ada yang ketinggalan" jawabnya sambil berlalu.

Anisa hanya mengangguk saja dan langsung melihat ke arahku dan dia sepertinya mengerti akan tatapan ku.

"Dia saudara dari suami aku, dari Jakarta" beritahu nya.

"Oh" ucap ku.

"Dia ikut mertuaku jualan sayuran" ucapnya lagi.

Tak lama cowok itu balik lagi dan langsung keluar begitu saja tanpa pamit atau apa.

"Kebiasaan kalau udah keluar aslinya dingin banget kaya kulkas" omel Anisa pada cowok itu.

Aku hanya tersenyum saja, sebenarnya aku penasaran tapi aku malu juga di takut ketahuan naksir sama Anisa. Kami pun melanjutkan pembicaraan kami sampai tak terasa aku harus berangkat bekerja dan aku pun langsung pamit.

"Aku masih kangen Han" ucap Anisa saat aku pamit kerja.

"Nanti deh aku main lagi sini" kata ku.

"Ya udah deh hati-hati saja" pesannya.

Aku pun langsung menyalakan motorku dan langsung menjalankannya dan pergi dari rumah Anisa. Saat di perjalanan aku baru ingat lupa nanyain nama cowok tadi. Namun entah kenapa saat aku sedang mikirin tuh cowok tiba-tiba dia muncul di hadapan sebelahku karena saat ini sedang lampu merah.

"Dih kebetulan banget, saat aku mikirin dia, dia muncul" gumam ku.

Namun sepertinya dia tidak sadar karena aku ke halang berapa motor. Saat lampu hijau nyala aku langsung tancap gas dan pergi karena takut kesiangan. Saat sampai di restoran aku langsung g kerja di posisiku dan saat jam istirahat bang Bagas manggil aku ke ruangannya. Aku pun berjalan ke ruangan bang Bagas dan saat di depan ruangannya aku mengetuk pintu.

"Masuk" ucapnya dari dalam dengan berteriak.

Aku pun masuk dan langsung menghadap ke mejanya.

"Ada apa bang? " tanya ku.

"Ini semua data sayuran yang kemarin datang udah benar? " tanya nya.

"Udah kok bang, memang kenapa? " jawab ku.

"Ada yang salah sepertinya".ucapnya.

Aku terdiam karena bingung karena setau aku semalam gak ada yang salah. Namun saat aku sedang mengingat kejadian malam tiba-tiba ada suara dari belakang ku.

" Bukan yang malam Gas, tapi yang dua hari lalu"ucapnya dan membuat aku membalikan badan.

Aku di buat kaget karena dia cowok yang tadi siang aku lihat di rumah Anisa dan cowok yang sama yang semalam ngirim sayuran dan ini ke empat kalinya aku bertemu dia. Namun yang membuat aku gak habis pikir dia dengan santainya berdiri di belakang ku dengan jarak yang dekat.

"Oh, kenapa lo gak bilang".ucap bang Bagas pada cowok itu.

Dia gak jawab hanya diam saja.

" Ya sudah kamu bisa balik kerja"titah bang Bagas.

"Baik bang" jawab ku dan langsung membalikan badan dia cowok itu sudah berjalan menuju tempat duduk ke sopa di ruangan bang Bagas. Aku hanya tersenyum saat dia melihat ke arah ku. Namun senyum aku tidak di balas sama sekali.

Episodes
1 Pertemuan pertama.
2 Ketemu lagi.
3 Alya Hamil.
4 Mengambil gambar nya.
5 Calon Suami.
6 Menikah
7 Jatuh dari Motor.
8 Masalah uang.
9 Siapa bang Arya?
10 Kebenaran bang Arya.
11 Datang ke kantor.
12 Penjelasan Tiara.
13 Di suruh ke Jakarta.
14 Ketemu Mantan.
15 Rumah yang besar.
16 Bang Arya masih marah.
17 Hamil.
18 Bertemu Alya.
19 Hana dan Alya kecelakaan.
20 Arya bercerita.
21 Hana sadar.
22 Marah pada keadaan.
23 Restoran mewah.
24 Arya terluka.
25 Hilang nya ingatan Arya.
26 Pulang.
27 Debaran.
28 kejadian janggal.
29 Ibu dan Bapak datang.
30 Foto.
31 Pergi ke Dokter.
32 Pergi dari rumah.
33 Bertemu kembali.
34 Penjelasan.
35 Rumah sakit.
36 Kedatangan bunda.
37 Semua terbongkar.
38 Rencana bunda.
39 Kembali ke kampung.
40 Alya sadar dengan kesalahannya.
41 Bapak tau aku sakit.
42 Opa meninggal.
43 Bertemu masa lalu.
44 Ancaman.
45 Cerita Hana..
46 Hamil lagi.
47 Melahirkan.
48 Pergi dengan tenang.
49 Kepergian Hana
50 Marisa jadi istri Arya pengganti Hana.
51 Pertemuan kembali. (Kiana)
52 Merasa kenal.
53 Kesal dengan sikap Elang.
54 Elang mencari Lia.
55 Elang jadi Atasan Kia.
56 Kerja sama.
57 Di sangka pacar
58 Kia Tega biar Elang tidur di mobil.
59 Elang marah.
60 Perjodohan.
61 Mencari kebenarannya.
62 Menyatakan perasaan.
63 Pertemuan
64 Menganggap Elang masih sama.
65 jujur.
66 Mulai terpecahkan.
67 Elang jatuh dari tangga.
68 Mencari tahu siapa yang mencelakai Elang.
69 Menjenguk Elang.
70 Elang mencoba mengingat semuanya.
71 Berujung di hotel. (Gifar dan Ria)
72 Gifar menghilang.
73 Gifar kembali.
74 Ria hamil.
75 Nomor tak dikenal kenal.
76 Bertemu mantan.
77 Di jebak.
78 Semua orang tahu...
79 Hadiah ancaman.
80 Foto-foto kejadian lama.
81 Tersebar.
82 Kecelakaan.
83 Kehilangan.
84 Manjanya Kia.
85 Hasil pemeriksaan.
86 Dalang dari masalah.
87 Nenek sakit
88 Dalangnya di tangkap.
89 Adrian marah.
90 Rencana Arya.
91 Undangan pasta.
92 Bertemu Rival.
93 tidak pernah mengharapkan hamil lagi.
94 Elang masuk rumah sakit.
95 Kia dan Elang bertengkar.
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Pertemuan pertama.
2
Ketemu lagi.
3
Alya Hamil.
4
Mengambil gambar nya.
5
Calon Suami.
6
Menikah
7
Jatuh dari Motor.
8
Masalah uang.
9
Siapa bang Arya?
10
Kebenaran bang Arya.
11
Datang ke kantor.
12
Penjelasan Tiara.
13
Di suruh ke Jakarta.
14
Ketemu Mantan.
15
Rumah yang besar.
16
Bang Arya masih marah.
17
Hamil.
18
Bertemu Alya.
19
Hana dan Alya kecelakaan.
20
Arya bercerita.
21
Hana sadar.
22
Marah pada keadaan.
23
Restoran mewah.
24
Arya terluka.
25
Hilang nya ingatan Arya.
26
Pulang.
27
Debaran.
28
kejadian janggal.
29
Ibu dan Bapak datang.
30
Foto.
31
Pergi ke Dokter.
32
Pergi dari rumah.
33
Bertemu kembali.
34
Penjelasan.
35
Rumah sakit.
36
Kedatangan bunda.
37
Semua terbongkar.
38
Rencana bunda.
39
Kembali ke kampung.
40
Alya sadar dengan kesalahannya.
41
Bapak tau aku sakit.
42
Opa meninggal.
43
Bertemu masa lalu.
44
Ancaman.
45
Cerita Hana..
46
Hamil lagi.
47
Melahirkan.
48
Pergi dengan tenang.
49
Kepergian Hana
50
Marisa jadi istri Arya pengganti Hana.
51
Pertemuan kembali. (Kiana)
52
Merasa kenal.
53
Kesal dengan sikap Elang.
54
Elang mencari Lia.
55
Elang jadi Atasan Kia.
56
Kerja sama.
57
Di sangka pacar
58
Kia Tega biar Elang tidur di mobil.
59
Elang marah.
60
Perjodohan.
61
Mencari kebenarannya.
62
Menyatakan perasaan.
63
Pertemuan
64
Menganggap Elang masih sama.
65
jujur.
66
Mulai terpecahkan.
67
Elang jatuh dari tangga.
68
Mencari tahu siapa yang mencelakai Elang.
69
Menjenguk Elang.
70
Elang mencoba mengingat semuanya.
71
Berujung di hotel. (Gifar dan Ria)
72
Gifar menghilang.
73
Gifar kembali.
74
Ria hamil.
75
Nomor tak dikenal kenal.
76
Bertemu mantan.
77
Di jebak.
78
Semua orang tahu...
79
Hadiah ancaman.
80
Foto-foto kejadian lama.
81
Tersebar.
82
Kecelakaan.
83
Kehilangan.
84
Manjanya Kia.
85
Hasil pemeriksaan.
86
Dalang dari masalah.
87
Nenek sakit
88
Dalangnya di tangkap.
89
Adrian marah.
90
Rencana Arya.
91
Undangan pasta.
92
Bertemu Rival.
93
tidak pernah mengharapkan hamil lagi.
94
Elang masuk rumah sakit.
95
Kia dan Elang bertengkar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!