Bab 17 - Haura Ikut Ezzy Ke Kampung

Begitu sampai rumah, Ezzy membantu istrinya menuju kamar mandi. Tetap memeluk tubuh lemah dan berdiri di bawah shower. "Kamu harus kuat!" bisik Ezzy di telinga istrinya.

"Aku ingin tertidur, Zy!" lirihnya.

Ezzy tak membiarkan tubuh istrinya luruh, ia semakin erat memeluknya dan membiarkan air membasahi tubuhnya.

Hampir 10 menit mengguyurkan tubuhnya, mata Haura kembali terang.

"Bagaimana?" Ezzy melepaskan pelukannya.

"Cukup membaik, Zy."

"Pakailah handuk, aku akan keluar!" kata Ezzy menyerahkannya.

Haura meraihnya.

Ezzy hendak keluar, namun tangannya di pegang oleh Haura. Ia pun menoleh ke samping.

"Jangan tinggalkan aku!" pinta Haura kembali memeluk suaminya.

Ezzy tampak terkejut dengan sikap istrinya.

"Aku tidak akan kemana-mana," kata Ezzy menenangkan istrinya.

Mendongakkan wajahnya, Haura kemudian berkata, "Kita sudah menikah, apa salahnya kamu mengganti pakaian di sini juga bersamaku."

Ezzy terdiam mendengarnya.

Haura mengulas senyum.

"Lebih baik aku di luar saja. Kamu di sini," ucap Ezzy gugup.

"Kamu masih malu?" Haura menggoda

"Aku tunggu kamu di luar!" kata Ezzy menjauhkan tubuh sang istri dan bergegas keluar dari kamar mandi.

Selang 10 menit kemudian, Haura keluar menggunakan handuk yang hanya dililit sampai dada, paha mulusnya tampak jelas.

Lagi-lagi Ezzy harus menelan salivanya.

Haura melemparkan senyumnya.

"Kamu mau memakai pakaian, ya. Aku akan keluar," ucap Ezzy.

"Iya. Tapi kamu di sini saja," lagi-lagi Haura berkata dengan nada suara menggoda.

"Hah, apa!"

"Memangnya kenapa? Tak ada yang marah, kita sudah sah." Haura melepaskan handuk dari kepalanya.

"Memang, sih. Tapi sekarang kita fokus dengan penyakit kamu saja. Siapa orang yang berani menaruh bubuk itu lagi," kata Ezzy mengalihkan pembicaraan sangking gugup takut khilaf.

Haura duduk di pinggir ranjang masih menggunakan handuk ditubuhnya. "Padahal dia sudah keluar dari rumah ini dan sebulan terakhir aku tak mengalaminya. Apa sebenarnya dia datang dan balas dendam?"

"Sepertinya tidak. Karena aku yakin dia takkan seberani itu," ujar Ezzy bersikap santai dan berusaha mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Lalu siapa? Bibi Wia tidak ikut dalam peresmian ini," Haura mengeringkan rambutnya dengan handuk sebelum memakai hairdryer.

Ezzy tampak berpikir.

Haura bangkit dan mendekati suaminya lalu menyentuh dada pria itu dengan telapak tangannya.

Ezzy yang menundukkan kepalanya agar tak melihat tubuh mulus istrinya, sontak mengangkat wajahnya.

"Kita akan cari sama-sama, terima kasih sudah membantuku dan menemaniku," kata Haura dengan tersenyum.

Ezzy menggangguk cepat.

"Sekarang keluarlah, aku mau mengganti pakaian. Aku tahu kamu belum siap," ujar Haura.

Ezzy tersenyum kaku, tanpa lama-lama ia pun berlalu.

Selagi menunggu istrinya memakai pakaian, Ezzy berdiri tak jauh dari kamar tanpa sengaja matanya menangkap sosok wanita mengendap-endap memasuki sebuah kamar pelayan.

Ezzy berencana mengikutinya secara diam-diam. Baru saja melangkah, suara Haura memanggil membuatnya mengurungkan niatnya.

"Kamu mau ke mana?" tanya Haura.

Ezzy meletakkan jemarinya di bibir dirinya, mengisyaratkan agar Haura tak bersuara besar.

"Ada apa?" tanya Haura dengan suara pelan.

Ezzy mendekati istrinya dan menjawab, "Ada orang yang mencurigakan."

"Siapa?" tanya Haura lagi.

Ezzy menarik lembut jemari tangan istrinya dan menggenggamnya, "Ikut aku!"

Keduanya melangkah menuju kamar yang dicurigai Ezzy.

Belum sampai tujuan, Wia muncul dan tampak terkejut.

"Tuan, Nona, kenapa di sini?" tanyanya gugup menatap keduanya yang kini ada dihadapannya.

"Kami mendengar suara pintu terbuka, jadi penasaran ingin tahu siapa yang datang ke kamar ini. Karena 'kan Mba Mar lagi di penginapan," jawab Ezzy beralasan.

"Oh, saya kemari karena melihat pintu kamar Mar tak terkunci," jelas Wia.

"Oh," ucap Ezzy dan Haura singkat sambil manggut-manggut.

Wia kemudian berlalu.

"Aku tidak percaya dengan ucapannya," ujar Ezzy.

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Haura.

"Tetap waspada," jawab Ezzy. "Aku yakin pengkhianat diantara kalian bukan hanya satu orang saja," lanjutnya.

****

Esok harinya, selesai sarapan Ezzy bersiap-siap hendak pulang ke kampung halamannya.

"Aku ikut, ya!" pinta Haura dengan manja memegang lengan sang suami yang sedang menyusun pakaian ke dalam tas.

"Tidak, Ra. Kamu di sini saja," kata Ezzy menghentikan tangannya bekerja.

"Aku takut jika kamu tinggal sendiri," Haura menunjukkan wajah sendu.

"Ada kedua orang tua kamu dan para pelayan yang tulus menjagamu," Ezzy kini menatap istrinya.

"Bagaimana jika mereka mencoba melakukan itu lagi? Siapa yang akan menetralisir amarahku?" Haura memasang wajah memohon.

Ezzy terdiam.

"Zy...."

"Kita harus minta izin dulu kepada kedua orang tua kamu. Lagian besok pagi juga aku kembali," kata Ezzy dan Haura mengiyakan.

Mereka lalu menemui, Lessa dan Rafin yang hendak menaiki mobil.

"Ma, Pa, apa aku boleh ikut Ezzy ke kampungnya?" Haura bertanya ketika sudah berada dihadapan kedua orang tuanya.

"Tidak," jawab Lessa dengan cepat.

"Ibunya lagi sakit, kamu akan merepotkan dia di sana," timpal Rafin.

Haura lalu mengarahkan pandangannya kepada suaminya. "Apa aku merepotkan kamu?"

Ezzy menggelengkan kepalanya.

"Boleh 'ya, Ma, Pa. Aku bosan di rumah," Haura memohon.

Rafin dan Lessa sejenak terdiam.

Beberapa detik kemudian, Rafin memberikan izin kepada putrinya pergi ke rumah mertuanya.

Haura begitu senang ketika mendapatkan izin, gegas ia ke kamar dan mengemasi pakaiannya ke dalam koper.

Rafin dan Lessa masuk ke mobil selepas berbicara dengan putri dan menantunya.

"Bagaimana dengan kondisi Nona Haura, Tuan?" tanya Alon saat keduanya sudah berada di mobil.

"Sangat baik," jawab Rafin.

"Syukurlah," ucap Alon.

"Kenapa kamu semudah itu memberikan izin padanya?" tanya Lessa pada suaminya yang tidak senang dengan keputusan pria itu.

"Ada Ezzy di sampingnya. Kamu tidak perlu khawatir," ujar Rafin menyakinkan istrinya.

"Memangnya Nona Haura kemana, Tuan?" tanya Alon yang mendengar, ia duduk di depan di bagian sopir.

"Dia mau pergi ke rumah mertuanya," jawab Rafin.

"Kenapa diizinkan, Tuan, Nyonya? Bagaimana jika Nona Haura kambuh?" tanya Alon.

"Aku rasa Haura tidak akan kambuh karena menurutku memang bersama Ezzy dan jauh dari rumah ini dirinya merasa aman," ujar Rafin.

"Tuan Ezzy adalah orang baru di lingkungan kita. Bisa saja dia memanfaatkan kepolosan Nona Haura," kata Alon mulai menyalakan mesin mobilnya.

"Bukankah dia orang pilihan kamu? Makanya mereka menikah," singgung Lessa mengarahkan pandangannya ke arah spion yang berada di tengah.

"Ya, saya pikir dia mampu membuat Nona Haura membaik," ujar Alon pelan-pelan melajukan kendaraannya.

"Memang kenyataannya Haura mulai membaik, hanya saja salah satu pelayan berbuat curang," ucap Rafin.

"Kita benar-benar telah kecolongan, Tuan!" kata Alon.

"Makanya lebih selektif mencari karyawan rumah," sindir Lessa.

"Iya, Nyonya. Lain kali saya akan lebih teliti menerima karyawan bekerja di rumah," janji Alon.

-

Haura dan Ezzy pergi menggunakan mobil pribadi diantar oleh sopir.

Sesampainya di sana Nuri tampak heran ketika sang kakak turun dari mobil bersama seorang wanita cantik.

Ezzy lalu memperkenalkan adiknya kepada sang istri.

Haura menampilkan senyum manisnya menyapa adik iparnya.

"Kakak menikah kenapa tidak ada pesta?" tanya Nuri ketika mereka di dalam rumah.

"Kemarin itu kami mendadak, jadi tak berpikir untuk buat pesta," jawab Ezzy.

"Kami akan membuat pesta jika semua masalah selesai," sahut Haura.

Pernyataan Haura membuat Ezzy menoleh ke arahnya.

"Kita memang belum membuat pesta pernikahan, 'kan," ucap Haura enteng.

"Wah, pasti acaranya sangat meriah," ujar Nuri.

"Ezzy..."

"Ibu!" sapa Ezzy mendekati Elsa yang tampak lemas, diikuti sang istri.

"Ibu senang kamu dan Haura datang kemari," kata Elsa.

"Mendengar Ibu sakit, Ezzy sangat khawatir. Makanya dia cepat-cepat pulang kesini," ujar Haura mengecup punggung tangan mertuanya.

"Terima kasih, ya. Ternyata Ezzy tak salah memilih kamu," kata Elsa.

"Aku yang beruntung mendapatkan dia, Bu." Ezzy menatap Haura penuh cinta.

"Semoga kalian selalu diberikan kebahagiaan dan dijauhi orang-orang yang berbuat jahat," ucap Elsa.

"Terima kasih do'anya, Bu." Kata Haura tersenyum.

Episodes
1 Bab 1 - Pergi Ke Kota
2 Bab 2 - Mulai Bekerja
3 Bab 3 - Menawarkan Teman Bicara
4 Bab 4 - Menerima Tawaran Menikah
5 Bab 5 - Menikah
6 Bab 6 - Harus Hamil
7 Bab 7 - Penjelasan Haura
8 Bab 8 - Ezzy Memboyong Haura Ke Kampung
9 Bab 9 - Tawa Haura
10 Bab 10 - Sikap Lembut Haura
11 Bab 11 - Mengajak Haura Mencari Dhea
12 Bab 12 - Memilih Haura
13 Bab 13 - Menu Makanan Yang Terpisah
14 Bab 14 - Mengajak Ezzy Jalan-jalan
15 Bab 15 - Menangkal Emosi
16 Bab 16 - Menuduh Orang Lain
17 Bab 17 - Haura Ikut Ezzy Ke Kampung
18 Bab 18 - Bertengkar
19 Bab 19 - Semakin Mesra
20 Bab 20 - Kedatangan Ibu Mertua dan Adik Ipar
21 Bab 21 - Menjebak Wia
22 Bab 22 - Alasan Wia
23 Bab 23 - Persiapan Resepsi Pernikahan
24 Bab 24 - Mencurigai Alon
25 Bab 25 - Haura Tertidur Lagi
26 Bab 26 - Ezzy Digoda
27 Bab 27 - Lebih Percaya Suamiku
28 Bab 28 - Yessi Dipecat
29 Bab 29 - Memata-matai Alon
30 Bab 30 - Terbongkarnya Kejahatan Alon
31 Bab 31 - Pesta Mewah Putri Pertama
32 Bab 32 - Bertemu Lagi Dengannya
33 Bab 33 - Meminta Maaf
34 Bab 34 - Nuri Sakit
35 Bab 35 - Berteman Dengan Davin
36 Bab 36 - Ditemani Davin Lagi
37 Bab 37 - Mencintai Pekerjaan
38 Bab 38 - Calon Sopir Pribadi Nuri
39 Bab 39 - Rio Mulai Bekerja
40 Bab 40 - Amarah Haura
41 Bab 41 - Rencana Davin Dan Rio
42 Bab 42 - Rencana Davin dan Rio (2)
43 Bab 43 - Rayuan Davin
44 Bab 44 - Resmi Jadian
45 Bab 45 - Disuruh Menikah
46 Bab 46 - Hari Pernikahan Nuri dan Davin
47 Bab 47 - Nuri Diberi Obat Tidur
48 Bab 48 - Davin Khawatir
49 Bab 49 - Nuri dan Davin Bertengkar
50 Bab 50 - Masih Bertengkar
51 Bab 51 - Hukuman Kecil Buat Davin.
52 Bab 52 - Menggoda Nuri
53 Bab 53 - Rencana Licik Davin
54 Bab 54 - Rio dan Shella
55 Bab 55 - Davin Dikhianati
56 Bab 56 - Pengakuan Nella
57 Bab 57 - Davin Kabur
58 Bab 58 - Rio Mengakui Kesalahannya
59 Bab 59 - Davin Masih Selamat
60 Bab 60 - Ayah Davin
61 Bab 61 - Mengajak Rema Nonton
62 Bab 62 - Bertemu Nella dan Lucas
63 Bab 63 - Bertemu Nuri
64 Bab 64 - Meminta Maaf
65 Bab 65 - Tak Mau Menyerah
66 Bab 66 - Sekamar Lagi Dengan Nuri
67 Bab 67 - Mengundurkan Diri
68 Bab 68 - Nuri Curiga
69 Bab 69 - Akhir Cerita (End)
70 Promo Karya Baru - Kekasih Amnesiaku Ternyata Konglomerat
71 Karya Baru
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 - Pergi Ke Kota
2
Bab 2 - Mulai Bekerja
3
Bab 3 - Menawarkan Teman Bicara
4
Bab 4 - Menerima Tawaran Menikah
5
Bab 5 - Menikah
6
Bab 6 - Harus Hamil
7
Bab 7 - Penjelasan Haura
8
Bab 8 - Ezzy Memboyong Haura Ke Kampung
9
Bab 9 - Tawa Haura
10
Bab 10 - Sikap Lembut Haura
11
Bab 11 - Mengajak Haura Mencari Dhea
12
Bab 12 - Memilih Haura
13
Bab 13 - Menu Makanan Yang Terpisah
14
Bab 14 - Mengajak Ezzy Jalan-jalan
15
Bab 15 - Menangkal Emosi
16
Bab 16 - Menuduh Orang Lain
17
Bab 17 - Haura Ikut Ezzy Ke Kampung
18
Bab 18 - Bertengkar
19
Bab 19 - Semakin Mesra
20
Bab 20 - Kedatangan Ibu Mertua dan Adik Ipar
21
Bab 21 - Menjebak Wia
22
Bab 22 - Alasan Wia
23
Bab 23 - Persiapan Resepsi Pernikahan
24
Bab 24 - Mencurigai Alon
25
Bab 25 - Haura Tertidur Lagi
26
Bab 26 - Ezzy Digoda
27
Bab 27 - Lebih Percaya Suamiku
28
Bab 28 - Yessi Dipecat
29
Bab 29 - Memata-matai Alon
30
Bab 30 - Terbongkarnya Kejahatan Alon
31
Bab 31 - Pesta Mewah Putri Pertama
32
Bab 32 - Bertemu Lagi Dengannya
33
Bab 33 - Meminta Maaf
34
Bab 34 - Nuri Sakit
35
Bab 35 - Berteman Dengan Davin
36
Bab 36 - Ditemani Davin Lagi
37
Bab 37 - Mencintai Pekerjaan
38
Bab 38 - Calon Sopir Pribadi Nuri
39
Bab 39 - Rio Mulai Bekerja
40
Bab 40 - Amarah Haura
41
Bab 41 - Rencana Davin Dan Rio
42
Bab 42 - Rencana Davin dan Rio (2)
43
Bab 43 - Rayuan Davin
44
Bab 44 - Resmi Jadian
45
Bab 45 - Disuruh Menikah
46
Bab 46 - Hari Pernikahan Nuri dan Davin
47
Bab 47 - Nuri Diberi Obat Tidur
48
Bab 48 - Davin Khawatir
49
Bab 49 - Nuri dan Davin Bertengkar
50
Bab 50 - Masih Bertengkar
51
Bab 51 - Hukuman Kecil Buat Davin.
52
Bab 52 - Menggoda Nuri
53
Bab 53 - Rencana Licik Davin
54
Bab 54 - Rio dan Shella
55
Bab 55 - Davin Dikhianati
56
Bab 56 - Pengakuan Nella
57
Bab 57 - Davin Kabur
58
Bab 58 - Rio Mengakui Kesalahannya
59
Bab 59 - Davin Masih Selamat
60
Bab 60 - Ayah Davin
61
Bab 61 - Mengajak Rema Nonton
62
Bab 62 - Bertemu Nella dan Lucas
63
Bab 63 - Bertemu Nuri
64
Bab 64 - Meminta Maaf
65
Bab 65 - Tak Mau Menyerah
66
Bab 66 - Sekamar Lagi Dengan Nuri
67
Bab 67 - Mengundurkan Diri
68
Bab 68 - Nuri Curiga
69
Bab 69 - Akhir Cerita (End)
70
Promo Karya Baru - Kekasih Amnesiaku Ternyata Konglomerat
71
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!