Jarum jam menunjukkan pukul 4 sore, Ezzy melangkah ke dapur hendak membuat makan malam untuk istrinya meskipun ia tak tahu kapan gadis itu akan terbangun.
Ezzy sudah berada di dapur lantas menyapa Bi Wia yang sudah cukup lama mengabdi di keluarganya Haura.
Wanita itu yang sedang memasak dan mencampur sesuatu tersentak kaget membuat botol berisi serbuk berwarna putih terjatuh.
"Maaf, Bi. Tidak bermaksud membuat kaget," Ezzy melihat ke arah lantai.
"Tidak apa-apa, Tuan." Bi Wia tampak gugup.
"Itu bumbu apa?" tanya Ezzy perlahan menghampiri benda tersebut.
Wia dengan cepat mengambil botol dan mengantonginya di saku apron bagian depan. "Ini hanya penyedap rasa, Tuan."
"Saya baru tahu kalau ada penyedap rasa di dalam botol berwarna hitam," ujar Ezzy yang kini tatapannya ke arah pelayan itu.
"Ini penyedap rasa sangat mahal, Tuan. Jarang ditemui di minimarket atau warung kecil," jelas Wia.
"Oh, begitu 'ya." Kata Ezzy.
"Iya, Tuan."
Ezzy manggut-manggut.
"Tuan, mau apa? Biar saya buatkan," Wia menawarkan diri agar Ezzy tak semakin banyak bertanya.
"Saya ingin membuat masakan khusus untuk Nona Haura," ucap Ezzy.
"Biar saya saja yang membuatnya. Sebutkan apa nama makanannya," kata Wia.
"Tidak usah, Bi. Saya ingin memasaknya sendiri, lagian tak terlalu banyak," ucap Ezzy.
"Lalu bagaimana dengan makanan ini?" tanya Wia menunjuk sop ayam dalam panci kecil.
"Itu buat siapa?" Ezzy balik bertanya, karena di meja tersaji sop ayam di dalam mangkok berukuran sedang sedangkan porsi kecil lagi diaduk.
"Ini buat Nona Haura," jawabnya.
"Kenapa dibedakan?" tanya Ezzy.
"Karena Nona Haura suka wortel dan kentangnya dibuat sangat lembut," jawab Wia beralasan.
"Boleh saya cicipi punya Nona Haura?" pinta Ezzy.
"Jangan, Tuan. Jika tahu Nona Haura akan marah," Wia kembali berkata yang membuat Ezzy semakin curiga.
"Dia sedang tidur. Jika Bibi tak memberitahunya, pasti dia tidak akan tahu," ujar Ezzy.
"Tidak boleh, Tuan. Tak sopan," ucap Wia.
"Baiklah, kalau Bibi tak mengizinkannya." Ezzy
"Maaf, Tuan. Sekarang Tuan Ezzy mau dibuatkan apa untuk Nona Haura?" tanya Wia.
"Ayam goreng tepung," jawab Ezzy.
"Sebentar saya akan buatkan," Wia lalu mematikan kompor.
"Terima kasih, Bi." Kata Ezzy.
"Sama-sama, Tuan."
Ezzy kemudian berlalu kembali ke kamarnya.
-
-
Ezzy dan Haura akhirnya keluar kamar tepat pukul 8 malam, setelah kedua mertuanya selesai makan malam. Ezzy duduk saling berhadapan dengan sang istri.
Tampak 2 mangkok sop ayam tersaji di hadapan mereka sedangkan menu lainnya masing-masing disatukan dalam 1 piring. Hanya menu tersebut berbeda.
Tanpa sepengetahuan sang istri dan lainnya, Ezzy menukar mangkok berisi sop ayam. Mereka mulai menyantap makan malam tanpa pembicaraan.
Selesai makan keduanya tak langsung ke kamar melainkan menghabiskan waktu di balkon rumah sembari mengobrol.
Selang 30 menit kemudian, Ezzy merasakan tubuhnya sangat berbeda. Entah, kenapa hatinya begitu kesal saat sang istri tanpa sengaja menginjak kakinya.
Ezzy mencoba tersenyum dan menarik napas dalam-dalam agar tidak marah. Meraih gelas berisi air putih dan meneguknya hingga kandas.
Haura mengernyitkan keningnya memperhatikan sikap suaminya.
"Nona, tunggu sebentar 'ya. Saya mau ke kamar mandi," pamit Ezzy dan Haura mengiyakannya.
Ezzy gegas melangkah cepat ke kamarnya, meremas gagang pintu dengan kuat dan menutupnya sedikit kasar.
Ezzy berlari ke kamar mandi, membuka pakaiannya dan menyiram tubuhnya dengan air mengalir.
Setelah tubuhnya dirasakan membaik, Ezzy mengakhiri mandinya dan bergegas keluar berganti pakaian.
Pintu kamar terbuka.
Ezzy menoleh.
"Aku lama menunggu, ternyata kamu sedang mandi," kata Haura menutup pintu kamar.
"Maaf, Nona. Tadi terasa gerah makanya mandi," Ezzy beralasan sembari menyisir rambutnya.
"Apa pendingin di rumah ini tak berfungsi baik?" Haura mengarahkan pandangannya ke arah dinding kamarnya tepat di bawahnya jendela.
"Berfungsi, Nona. Tadi sore saya belum mandi makanya terasa gerah," ucap Ezzy lagi-lagi berbohong.
"Oh."
"Nona mau istirahat?" tanya Ezzy menyudahi kegiatan menyisir rambut.
"Iya. Aku sangat mengantuk," jawab Haura menguap kecil dengan telapak tangan menutup mulutnya.
"Saya akan bersihkan ranjangnya," ucap Ezzy, bergegas merapikan tempat tidur.
Sementara Haura mengganti pakaiannya di kamar mandi.
-
Beberapa puluh menit kemudian...
Di ranjang, Ezzy terus memikirkan tingkahnya yang sangat berbeda. Lalu menatap sang istri yang telah terlelap tidur.
Padahal Haura sudah tertidur sangat lama, tapi rasa ngantuknya seperti orang-orang jika kembali normal.
"Aku sangat yakin, jika makanan untuk Haura dicampur sesuatu. Aku harus menyelidikinya," kata Ezzy dalam hati.
***
Keesokan harinya, ketika sarapan Ezzy terus memantau jika makanan yang akan dikonsumsi istrinya bukan berasal dari dapur.
Lauk dan sayur tersaji di meja makan, kecuali satu mangkok yang memang dilainkan untuk Haura.
Ezzy akhirnya memberanikan diri bertanya, "Kenapa punya Nona Haura dilainkan?"
"Karena Haura ingin sayur berkuah banyak di sajikan di mangkok tersendiri khusus buatnya," jelas Lessa.
Ezzy pura-pura mengangguk padahal dia sedang menyelidiki sesuatu.
"Ayo makan!" Haura tersenyum bersiap hendak mengambil lauk.
"Tunggu, Nona!" cegah Ezzy menyentuh tangan istrinya.
"Ada apa, Zy?" tanya Haura menghentikan gerakannya.
"Boleh saya minta sayuran di mangkok Nona?" pinta Ezzy.
"Ezzy, ini sayuran untuk kita ada di sini!" kata Lessa menunjuk ke arah mangkok berukuran sedang.
"Biar ini buat Ezzy, Ma." Haura menggeser mangkok tersebut dihadapan suaminya.
Ezzy lalu tersenyum kepada sang istri dan dibalas dengan senyuman juga.
"Lanjutkan sarapannya, Ma!" ucap Rafin kepada istrinya yang tak suka dengan sikap menantunya.
Ezzy mencari akal agar tidak menyentuh sayuran tersebut. Sambil mengunyah nasi, ia mendapatkan ide. Dengan sengaja, menumpahkan jus jeruk ke dalam mangkok.
Tentunya insiden kecil itu menjadi perhatian Haura dan kedua orang tuanya.
"Saya akan membawanya ke dapur!" kata Ezzy dengan cepat hendak berdiri.
"Biarkan pelayan yang membawanya," ucap Haura.
"Tidak apa-apa," ujar Ezzy, bergegas berdiri membawa mangkok masih berisi dan gelas.
Sesampainya di dapur, ia membuang sayuran tersebut ke dalam tong sampah. Setelah itu kembali ke meja makan, melanjutkan sarapannya.
Selepas mertuanya berangkat ke kantor, Ezzy dan Haura mengobrol di ruang santai keluarga meskipun bosan tetapi mereka jalani.
"Nona, apa saya boleh bertanya?"
"Tanya apa, Zy?" Haura yang sedang menonton mengalihkan pandangannya ke arah suaminya.
"Sejak kapan Nona meminta sayuran di pisah dengan lainnya?" tanya Ezzy memulai aksi penyelidikannya.
"Aku tidak tahu pastinya kapan, tapi sejak mengalami penyakit aneh ini. Salah satu makanan khusus untukku memang terpisah. Alasan mereka karena saat aku marah pernah mengatakan begitu," kata Haura padahal ia tak ingat apa yang terjadi ketika dia kambuh.
Ezzy manggut-manggut paham, namun otaknya sedang berpikir.
"Kenapa kamu bertanya itu?" tanya Haura.
"Aneh saja menurut saya," jawab Ezzy.
"Bagaimana kalau semua menu makanan Nona, Tuan, Nyonya dan saya digabungkan tanpa di pisah. Apa Nona tidak keberatan?" Ezzy memberikan saran.
"Tidak jadi masalah, lagian menu makanan kita semua sama," Haura setuju saja.
"Kalau begitu nanti Nona katakan saja kepada pelayan bagian dapur," Ezzy mulai menghasut istrinya.
"Baiklah, aku akan sampaikan!" janji Haura sambil tersenyum.
"Terima kasih, Nona!" kata Ezzy. Namun, batinnya mengatakan ingin mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
...----------------...
Jangan Lupa Tinggalkan Jejak....
Sambil Menunggu Update, Bolehlah Mampir ke Karyaku Lainnya..
- Pria Kejam Dan Gadis Jujur
- Cinta Asisten Dingin
- Cinta si Gadis Sombong
- Dikejar Cinta si Model Cantik
- Terjerat Cinta si Penipu Hati
- Ibu Pilihan Aku
- Bertahan Walau Terluka
Terima Kasih Buat Kalian Yang Selalu Mendukung Karya-karya Mami AL ☺️.
Sehat dan Bahagia Selalu Buat Kita Semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments