Sarapan pagi telah berlalu, tak ada drama Haura yang membuatnya tertidur panjang. Ia dan suaminya memilih menghabiskan waktu di kebun sembari memperhatikan karyawan merawat dan mengurus bunga-bunga serta tanaman sayur-sayuran.
Haura duduk sembari memakan buah potong.
Ezzy membantu karyawan menanam pohon mangga.
Haura menarik ujung bibirnya melihat dari kejauhan suaminya yang tampak sesekali mengelap keringatnya. "Kenapa semakin hari dia semakin tampan?" batinnya.
Ezzy sempat menoleh dan tersenyum lalu kembali memperhatikan pria yang ada dihadapannya sedang mencangkul.
Semenit kemudian, Haura tiba-tiba ambruk dan memejamkan matanya.
Tatapan kini beralih pada Haura yang tergeletak.
Ezzy melepaskan sarung tangan dan berlari menghampiri istrinya. Ezzy memangku kepala sang istri dan berkata, "Bangunlah, Haura!"
Haura tak merespon.
Ezzy lantas mengangkat tubuh istrinya menuju kamar.
Mendengar kabar Haura kembali tertidur, kedua orang tuanya segera pulang ke rumah. Sesampainya, Lessa dan suaminya menemui Ezzy yang berada di kamar.
"Kenapa dia tertidur lagi?" tanya Rafin yang duduk di sisi ranjang sembari mengelus rambut putrinya.
"Saya tidak tahu, Tuan. Padahal jarak sarapan dan kejadian sangat lama sekitar tiga jam, sedangkan efek obatnya hanya berkisar tiga puluh menit," jawab Ezzy memberikan penjelasan.
"Apa tadi Nona Haura ada memakan sesuatu?" tanya Alon yang kebetulan juga ikut bersama Lessa dan Rafin.
"Ada. Haura memakan buah potong," jawab Ezzy menatap asisten papa mertuanya itu.
Alon telah mengetahui jika Ezzy mencurigai seorang pelayan dari Rafin lantas kembali bertanya, "Siapa yang mengantarkan buah pada Nona Haura?"
Ezzy menyebut salah satu nama pelayan.
Keempatnya keluar kamar dan menuju ruang tengah rumah.
Pelayan yang mengantarkan buah hadir diantara mereka tampak juga Wia dan 2 orang karyawan lainnya termasuk tukang kebun.
"Apa benar kamu yang menyajikan buah potong?" tanya Alon pada pelayan tersebut.
"Iya, Tuan." Jawab wanita berusia 30 tahun tanpa berani menatap Alon.
"Yang memotong buah?" tanya Alon lagi.
"Saya juga, Tuan. Semua saya yang melakukannya," jawabnya gemetaran karena takut.
"Periksa kamarnya!" titah Rafin.
Wanita itu terkejut dan bertanya kenapa kamarnya harus di periksa.
"Ayo ikut kami!" perintah Alon.
Wanita itu melangkah ke kamarnya bersama Alon dan Ezzy serta seorang pelayan wanita lainnya.
Beberapa menit kemudian mereka kembali muncul menghampiri kedua orang tuanya Haura.
"Kami menemukan ini, Tuan!" kata Alon menyodorkan botol kecil plastik berwarna putih.
"Itu bukan punya saya, Tuan!" Wanita tertuduh memberi pembelaan.
"Jika bukan punya kamu kenapa ada di kamarmu?" tanya Alon menatapnya.
"Saya juga tidak tahu, Tuan." Jawabnya tampak bingung.
"Apa benar ini obatnya, Zy?" tanya Rafin pada menantunya.
"Sepertinya botolnya berbeda," jawab Ezzy melihat botol yang dipegang Rafin.
"Apa yang sebaiknya kita lakukan padanya, Tuan?" tanya Alon.
"Dia yang sudah membuat putriku tertidur tiga tahun ini. Jebloskan ke penjara!" jawab Lessa kelihatan marah.
"Saya yakin bukan dia pelakunya, Tuan." Kata Ezzy memberikan pembelaan.
"Bukti ada di kamarnya, jadi dia pelakunya!" tuduh Lessa. Hatinya kesal ketika menantunya membela pelayan yang membuat putrinya tertidur.
"Obat itu memang bukan saya, Nyonya. Saya juga tidak tahu kenapa ada di dalam laci yang terkunci," wanita itu terus menyangkal.
"Kamu saya pecat!" ucap Rafin tanpa basa-basi.
Wanita itu berlutut, "Tuan, saya mohon jangan pecat. Anak saya butuh susu dan makan!"
"Jika menyayangi anakmu makanya jangan mencari masalah!" bentak Lessa menatap pelayan itu dengan geram.
"Obat itu bukan milik saya, Nyonya. Saya berani bersumpah!" katanya dengan menangis.
"Seret dia dari sini! Aku tidak mau melihat wajahnya lagi!" perintah Lessa pada pelayan lainnya.
"Tuan, Nyonya..." Ezzy berusaha menghentikan aksi mertuanya.
"Cukup, Zy. Jangan membelanya!" kata Lessa mengarahkan pandangannya kepada menantunya.
Ezzy tak mampu berbuat apa-apa untuk membela pelayan yang tak bersalah itu.
Wanita itu di seret paksa dalam keadaan menangis keluar dari rumah mewahnya keluarga Haura.
-
Jarum jam menunjukkan pukul 3 dini hari, Haura baru terbangun, cukup lama dia tertidur. Ezzy yakin efek obatnya yang diberikan sangat berlebihan.
Selang 10 menit kemudian, Haura bangkit dan duduk, ia terlihat bingung. Haura melihat suaminya ke arah samping yang sedang tertidur. Ia lantas membangunkannya.
Ezzy pun terbangun.
"Kenapa aku di sini, Zy?" Haura bertanya kepada suaminya yang belum sepenuhnya sadar meskipun sudah membuka matanya.
"Kamu tertidur dari pukul sepuluh siang," jawab Ezzy lalu bangkit dan duduk.
"Apa! Jadi sepanjang itu waktu aku tertidur?" Haura menatap suaminya tak percaya.
Ezzy mengiyakan
"Jadi dari tadi kamu belum ada tidur?" tanya Haura.
"Aku tidur juga, cuma aku memasang alarm agar tetap terbangun memantau kamu," jawab Ezzy. Saat sang istri membangunkannya dirinya baru setengah jam memejamkan matanya. Karena sejam lalu dirinya masih terjaga.
"Dia meletakkan obat itu lagi padaku?" tanya Haura.
"Iya. Tapi menuduh orang lain melakukannya," jawab Ezzy memijit kepalanya karena terasa pusing.
Haura menautkan alisnya.
"Seseorang tak bersalah menjadi korban kelicikannya. Obat itu ditemukan di kamarnya, aku sangat yakin bukan dia pelakunya walau yang memotong dan menyajikan buah adalah dia," jelas Ezzy.
"Kenapa kamu tidak mengatakan saja kalau dia pelakunya," ucap Haura menatap suaminya.
"Bukti belum kuat, takutnya fitnah," kata Ezzy.
"Jika aku masih tertidur lagi, itu artinya dia memang pelakunya," ujar Haura.
"Ya, itu cara paling ampuh menjeratnya. Semoga saja kita menemui petunjuk untuk membongkar kebusukannya. Kamu tetap harus hati-hati," kata Ezzy.
Haura mengangguk mengiyakan.
"Sekarang waktunya kita tidur, ayo!" Ezzy menjatuhkan kepalanya di bantal lalu memejamkan matanya.
Haura pun juga kembali berbaring meskipun sudah lama tertidur.
***
Sebulan berlalu, kehidupan Haura menjadi tenang. Dia tidur seperti orang-orang normal lainnya. Melakukan aktivitas seperti biasanya.
Pagi ini Haura keluar rumah tentunya bersama kedua orang tuanya, suami dan Alon. Mereka akan menghadiri sebuah acara pembukaan salah satu penginapan miliknya.
Rencananya peresmian akan diadakan dua bulan lalu tanpa dihadiri Haura. Namun, karena belum memiliki waktu tepat makanya diundur.
Haura tersenyum senang menyapa para undangan yang turut hadir. Hari ini ia kembali melihat wajah orang-orang di luar istana mewahnya. Biasanya dia akan terkurung dan tertidur berjam-jam lamanya.
Kini tiba waktunya makan siang, mereka mengambil menu yang telah di sajikan oleh panitia acara.
Haura menyantap makanan dengan lahap dan menyeruput es mentimun. Beberapa menit kemudian, Haura mencengkram tangan suaminya.
Ezzy menoleh ke arah istrinya.
"Bawa aku pergi dari sini!" bisiknya.
Ezzy pun beranjak dari tempat duduknya, menggenggam tangan istrinya dan berpamitan kepada kedua mertuanya.
"Kalian mau ke mana?" tanya Lessa menatap keduanya.
"Haura tiba-tiba kurang sehat, Nyonya." Jawab Ezzy berbohong.
Tanpa bicara, Haura berusaha menahan gejolak amarah di dadanya.
"Kami duluan, permisi!" pamit Ezzy. Menggenggam tangan istrinya tanpa melepasnya dan melangkah cepat meninggalkan tempat.
Di dalam mobil, Ezzy menyuruh sang istri meneguk air mineral. Haura pun mengikuti perintah suaminya.
"Jangan berbicara, atur napas kamu!" kata Ezzy pelan.
Haura mengangguk.
Mobil pun melesat.
Haura tampak gelisah, ia memeluk tubuh suaminya dari arah samping.
"Remas telapak tangan aku sekuatnya," ujar Ezzy mengulurkan tangannya.
"Itu akan menyakitimu!" ucap Haura pelan.
"Tidak apa-apa, asal kamu tak tertidur lama," kata Ezzy membuka telapak tangannya.
Haura bukannya menggenggam tangan suaminya malah memeluk erat pinggang suaminya.
Tangan kanan Ezzy merangkul bahu istrinya dan membiarkan wajah istrinya di dadanya.
Haura meremas pakaian Ezzy dengan kasar. "Aku tidak kuat lagi, Zy!" lirihnya.
Ezzy menyodorkan botol air mineral lagi dan membantu Haura meneguknya.
"Zy.."
"Sebentar lagi kita sampai!" kata Ezzy memberikan kekuatan.
Haura mengangguk pelan dengan wajah berkeringat.
...****************...
Jangan Lupa Tinggalkan Jejak ....
Mampir Juga Ke Karyaku Lainnya....
- Mengejar Cinta si Tampan
- Jangan Mengejarku, Cantik!
- Dikejar Cinta Putri Atasan
- Pesona Ayahku
- Salah Jatuh Cinta
- Calon Istriku Musuhku
- Menikahi Putri Konglomerat
- Fall in Love From The Sky
- Marsha, Milik Bara
- Marry The Star
- Ibu Pilihan Aku
- Bertahan Walau Terluka
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
💫Mars JuPiter🪐
misteri belum terpecahkan...
2023-09-25
1