Bab 2 - Mulai Bekerja

Tiba-tiba terdengar suara bunyi piring pecah dari rumah utama. Ezzy dan Bari gegas menoleh ke arah bangunan tersebut.

"Pasti Nona Haura lagi marah. Ayo kita ke sana!" ajak Bari gegas berdiri dari tempat duduknya.

Ezzy mengikuti langkah pria itu memasuki rumah mewah dari pintu belakang.

"Sudah berapa kali aku bilang, jangan sampai pinggiran piring berminyak!" ucap Haura dengan nada tinggi.

Ezzy melihat makanan berserakan dilantai bercampur dengan pecahan kaca piring.

"Kamu!" Haura menunjuk ke arah wanita muda yang tertunduk ketakutan. "Kamu dipecat!" lanjutnya.

Wanita itu mengangkat wajahnya, "Ja.. jangan, Nona. Saya butuh pekerjaan ini." Katanya dengan terbata dan memohon.

"Aku tidak peduli, ku sudah katakan tak ada yang boleh melakukan kesalahan walau sekecil apapun!" Haura berkata tegas dan wajah merah.

"Nona, berikan kesempatan untuknya sekali lagi!" pinta seorang wanita paruh baya.

"Kamu mau dipecat juga?" Tatapan tajam Haura kini ke arah wanita yang menentangnya.

Pelayan wanita itu pun segera menundukkan kepalanya.

"Usir mereka dan berikan gajinya!" titah Haura.

"Baik, Nona!" ucap seorang pria paruh baya yang berdiri tepat di samping Haura, ia merupakan kepala pelayan.

Wanita muda itu terduduk di lantai dan menangis menangis karena dipecat, rekan-rekan kerjanya menenangkan dan menguatkannya.

Haura kemudian berlalu disusul dengan pria paruh baya dibelakangnya.

"Seperti itu Nona Haura jika lagi marah!" bisik Bari di dekat telinga Ezzy yang tak menyangka gadis secantik Haura begitu emosional dan galak.

Ponsel Ezzy tiba-tiba berbunyi, ketika suasana sedang mencekam. Gegas, ia keluar dari rumah untuk menjawab panggilan tersebut.

"Halo, Bu."

"Halo, Zy. Apa kamu sudah bertemu dengan adikmu?" tanya Elsa.

"Belum, Bu. Mereka sudah pindah rumah," jawab Ezzy berbohong.

"Jadi kamu belum bertemu dengan mereka?"

"Aku akan berusaha mencarinya, Bu."

"Ibu tunggu kabar darimu."

"Iya, Bu. Tapi..."

"Tapi apa, Zy?"

"Apa aku boleh bekerja di sini? Sembari mencari Nuri dan Dhea." Ezzy meminta izin.

"Iya, kamu boleh cari pekerjaan di sana. Tapi, tetap cari adikmu!"

"Ibu tenang saja di sana, doakan aku di sini." Ezzy berkata begitu agar ibunya tak terlalu memikirkan keadaannya.

"Ibu selalu mendoakan kalian," ucap Elsa.

"Iya, Bu."

Elsa lebih dahulu mengakhiri panggilan.

Suara teriakan kembali terdengar dari dalam rumah, Ezzy berlari masuk dan melihat Haura yang pingsan dekat meja makan sedang di bopong.

Ezzy yang penasaran lantas mendekat. Tetapi Bari menarik tangan Ezzy keluar dari rumah.

"Ikuti saya!" ajak Bari melepaskan genggamannya.

Mereka melangkah ke pos penjagaan.

"Kenapa dengan Nona Haura?" tanya Ezzy, sesampainya di sana.

Bari duduk dan Ezzy di sebelahnya.

Bari kemudian berkata, "Jangan beritahu hal ini kepada orang luar!"

Ezzy mengernyitkan keningnya.

"Nona Haura selalu begitu setelah marah dan mengamuk kepada orang lain. Dia akan tertidur selama lima belas jam tanpa terbangun." Jelas Bari.

"Dia tertidur selama itu?" tanya Ezzy.

"Iya.," jawab Bari.

"Memangnya dia memiliki penyakit apa?" Ezzy masih penasaran.

Bari mengendikkan bahunya.

"Sangat aneh!" gumam Ezzy.

"Dokter tidak mampu mendiagnosis penyakitnya," ucap Bari.

"Apa tidak bisa disembuhkan?"

"Tuan dan Nyonya Besar sudah membawanya berobat kemana-mana tapi hasilnya nihil."

Ezzy pura-pura manggut..

"Apa kamu berniat bekerja di sini?" tanya Bari.

"Saya berniat bekerja di sini tapi di bagian mana?" Ezzy balik bertanya.

"Mengurus Nona Haura."

Ezzy mengerutkan dahinya.

"Kamu hanya menunggu dia tertidur. Karena pekerjaan itu tak ada orang yang sanggup," jelas Bari.

"Saya menjaga Nona Haura tidur?" Ezzy belum percaya.

"Iya."

"Kenapa mereka yang sebelum saya tidak betah?" Ezzy penasaran.

"Karena Nona Haura ketika terbangun akan mengamuk dan membanting seluruh barang-barang yang ada di dalam kamar," ungkap Bari.

Ezzy akhirnya paham.

"Ruang kamar akan di pasang kamera pengawas, jadi tidak sembarang orang yang dapat menjaganya."

"Apa sebaiknya yang menjaga Nona Haura adalah seorang wanita?" Ezzy memberikan saran.

"Memang seharusnya, tapi para pelayan wanita tak sanggup dan mengundurkan diri. Padahal gaji yang mereka dapatkan selama sebulan mampu membeli motor keluaran terbaru."

"Hanya menjaga tidur Nona Haura, gajinya sebesar itu?" Ezzy melebarkan matanya.

"Iya," jawab Bari menatap Ezzy.

"Lumayan besar juga gajinya. Tapi, kapan saya bisa mencari Nuri?" tanya Ezzy yang memang niat awalnya begitu.

"Jika Nona Haura sadar dan normal seperti biasa, kamu dapat mencari adikmu," jawab Bari.

-

Setengah jam berlalu, akhirnya Bari membawa Ezzy menemui asistennya orang tuanya Haura yang berada di depan kamarnya Haura. Kebetulan pria paruh baya itu datang ketika diminta papanya Haura mengambil berkas di rumah.

"Kamu yakin dia mampu bertahan menjaga Nona Haura?" tanya pria bernama Alon.

"Saya sangat yakin, Tuan. Karena Ezzy membutuhkan pekerjaan ini," jawab Bari.

Tatapan Alon kini ke arah Ezzy. "Apa benar yang dikatakannya?"

"Iya, Tuan." Jawab Ezzy.

Alon memperhatikan seluruh penampilan Ezzy yang cukup menarik.

"Hmm, baiklah. Kamu boleh bekerja, tapi ganti pakaianmu." Kata Alon.

"Baik, Tuan. Terima kasih!" Ezzy menundukkan kepalanya.

Selang beberapa menit kemudian, Ezzy memasuki kamar khusus yang ditempati Haura dengan memakai pakaian seragam.

Ezzy menatap Haura yang tertidur pulas tanpa menggerakkan tubuhnya. Wajahnya yang putih, bibirnya merah dan bulu mata lentik memancarkan seorang putri bangsawan.

Ezzy duduk di sofa yang telah disediakan, matanya perlahan mulai mengecil, akhirnya ia tertidur.

Dua jam berlalu, Ezzy membuka mata dan melihat Haura masih terbaring dengan posisi yang sama yaitu terlentang. Tangan kanannya di atas perut dan tangan kirinya lurus ke sisi bawah.

Ezzy lantas mendekat, menarik kursi dan memperhatikan Haura yang tertidur. "Sangat cantik!" gumamnya.

"Pantas saja, tidak ada yang betah di sini. Di ruangan ini tak ada televisi, buku atau ponsel tentunya sangat membosankan harus menunggu orang tidur," Ezzy membatin. Sembari memperhatikan sekelilingnya.

Took...

Took...

Ezzy menoleh ke arah pintu, bangkit, kemudian melangkah lalu membukanya.

Seorang pelayan wanita menyerahkan nampan berisi makanan dan minuman. "Cepat habiskan sebelum Nona Haura terbangun."

Ezzy mengangguk mengiyakan.

"Jika sudah selesai makan, lambaikan tanganmu ke kamera. Biar aku datang mengambil piring kotornya!"

"Baik, Kak."

Pelayan wanita itu pun berlalu.

Ezzy yang memang sangat lapar, dengan cepat menghabiskan makanannya. Apalagi menunya sangat banyak, enak dan lezat.

Tak sampai 30 menit, Ezzy selesai makan. Mengikuti instruksi yang diberikan ia pun lakukan.

Tak lama kemudian, wanita yang mengantarkan makanannya datang dan membersihkan meja tak lupa memberikan pengharum ruangan.

"Bersihkan wajah dan sikat gigimu, jangan sampai Nona Haura terbangun dan mencium aroma tubuhmu yang memancing amarahnya!" Wanita itu menyerahkan pencuci wajah, sikat dan pasta gigi serta parfum.

Ezzy menerima barang-barang tersebut.

Setelah menutup pintu, Ezzy bergegas ke kamar mandi membersihkan diri sekedarnya saja.

Ezzy kembali duduk seraya melipat tangannya, sesekali matanya ke arah jam dinding.

"Sudah tujuh jam dia tertidur, kenapa tubuhnya tidak bergerak sama sekali?" gumamnya.

Ezzy yang penasaran lantas menyentuh tangan Haura dengan jemari telunjuknya berharap gadis itu menggerakkan anggota tubuhnya.

Dua kali Ezzy menyentuhnya dengan hati-hati, tetapi Haura tak menunjukkan reaksi apapun.

"Nona!" panggilnya lirih.

Jemari tangan kiri Haura bergerak.

Netra mata Ezzy membulat.

Sementara di lain ruangan, orang tuanya Haura melihat dari layar monitor kamarnya.

"Sayang, lihatlah! Haura terbangun, padahal belum lima belas jam!" ucap wanita cantik bernama Lessa.

"Iya, ini jarang terjadi," sahut Rafin, Papa Haura.

"Apa yang akan dia lakukan pada pemuda itu?" tanya Lessa.

"Kita lihat saja, barang-barang yang memicu hal-hal fatal sudah di singkirkan," jawab Rafin.

Haura terbangun bangkit dan duduk lalu melihat ke arah Ezzy yang melemparkan senyuman.

"Siapa kamu?" tanyanya dingin.

"Saya Ezzy, Nona."

Haura mengambil bantal dan melemparnya. "Berani-beraninya kamu di kamar ini, hah!" sentaknya.

"Saya hanya di suruh, Nona!" Ezzy menangkis bantal yang dilempar.

Haura menyibak selimut lalu turun dan berjalan mendekati Ezzy. Menarik kerah baju pemuda itu, "Siapa yang menyuruhmu?"

"Kedua orang tua, Nona." Jawab Ezzy sesuai yang dikatakan Alon.

Haura melepaskan cengkeramannya lalu mendorong tubuh Ezzy dengan kuat hingga tersungkur.

"Aku tidak butuh seseorang yang menjaga tidurku!" ucapnya dengan lantang.

"Tapi saya butuh pekerjaan ini, Nona!" kata Ezzy.

Terpopuler

Comments

Slameteffendi

Slameteffendi

lumayan bagus

2023-12-31

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Pergi Ke Kota
2 Bab 2 - Mulai Bekerja
3 Bab 3 - Menawarkan Teman Bicara
4 Bab 4 - Menerima Tawaran Menikah
5 Bab 5 - Menikah
6 Bab 6 - Harus Hamil
7 Bab 7 - Penjelasan Haura
8 Bab 8 - Ezzy Memboyong Haura Ke Kampung
9 Bab 9 - Tawa Haura
10 Bab 10 - Sikap Lembut Haura
11 Bab 11 - Mengajak Haura Mencari Dhea
12 Bab 12 - Memilih Haura
13 Bab 13 - Menu Makanan Yang Terpisah
14 Bab 14 - Mengajak Ezzy Jalan-jalan
15 Bab 15 - Menangkal Emosi
16 Bab 16 - Menuduh Orang Lain
17 Bab 17 - Haura Ikut Ezzy Ke Kampung
18 Bab 18 - Bertengkar
19 Bab 19 - Semakin Mesra
20 Bab 20 - Kedatangan Ibu Mertua dan Adik Ipar
21 Bab 21 - Menjebak Wia
22 Bab 22 - Alasan Wia
23 Bab 23 - Persiapan Resepsi Pernikahan
24 Bab 24 - Mencurigai Alon
25 Bab 25 - Haura Tertidur Lagi
26 Bab 26 - Ezzy Digoda
27 Bab 27 - Lebih Percaya Suamiku
28 Bab 28 - Yessi Dipecat
29 Bab 29 - Memata-matai Alon
30 Bab 30 - Terbongkarnya Kejahatan Alon
31 Bab 31 - Pesta Mewah Putri Pertama
32 Bab 32 - Bertemu Lagi Dengannya
33 Bab 33 - Meminta Maaf
34 Bab 34 - Nuri Sakit
35 Bab 35 - Berteman Dengan Davin
36 Bab 36 - Ditemani Davin Lagi
37 Bab 37 - Mencintai Pekerjaan
38 Bab 38 - Calon Sopir Pribadi Nuri
39 Bab 39 - Rio Mulai Bekerja
40 Bab 40 - Amarah Haura
41 Bab 41 - Rencana Davin Dan Rio
42 Bab 42 - Rencana Davin dan Rio (2)
43 Bab 43 - Rayuan Davin
44 Bab 44 - Resmi Jadian
45 Bab 45 - Disuruh Menikah
46 Bab 46 - Hari Pernikahan Nuri dan Davin
47 Bab 47 - Nuri Diberi Obat Tidur
48 Bab 48 - Davin Khawatir
49 Bab 49 - Nuri dan Davin Bertengkar
50 Bab 50 - Masih Bertengkar
51 Bab 51 - Hukuman Kecil Buat Davin.
52 Bab 52 - Menggoda Nuri
53 Bab 53 - Rencana Licik Davin
54 Bab 54 - Rio dan Shella
55 Bab 55 - Davin Dikhianati
56 Bab 56 - Pengakuan Nella
57 Bab 57 - Davin Kabur
58 Bab 58 - Rio Mengakui Kesalahannya
59 Bab 59 - Davin Masih Selamat
60 Bab 60 - Ayah Davin
61 Bab 61 - Mengajak Rema Nonton
62 Bab 62 - Bertemu Nella dan Lucas
63 Bab 63 - Bertemu Nuri
64 Bab 64 - Meminta Maaf
65 Bab 65 - Tak Mau Menyerah
66 Bab 66 - Sekamar Lagi Dengan Nuri
67 Bab 67 - Mengundurkan Diri
68 Bab 68 - Nuri Curiga
69 Bab 69 - Akhir Cerita (End)
70 Promo Karya Baru - Kekasih Amnesiaku Ternyata Konglomerat
71 Karya Baru
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 - Pergi Ke Kota
2
Bab 2 - Mulai Bekerja
3
Bab 3 - Menawarkan Teman Bicara
4
Bab 4 - Menerima Tawaran Menikah
5
Bab 5 - Menikah
6
Bab 6 - Harus Hamil
7
Bab 7 - Penjelasan Haura
8
Bab 8 - Ezzy Memboyong Haura Ke Kampung
9
Bab 9 - Tawa Haura
10
Bab 10 - Sikap Lembut Haura
11
Bab 11 - Mengajak Haura Mencari Dhea
12
Bab 12 - Memilih Haura
13
Bab 13 - Menu Makanan Yang Terpisah
14
Bab 14 - Mengajak Ezzy Jalan-jalan
15
Bab 15 - Menangkal Emosi
16
Bab 16 - Menuduh Orang Lain
17
Bab 17 - Haura Ikut Ezzy Ke Kampung
18
Bab 18 - Bertengkar
19
Bab 19 - Semakin Mesra
20
Bab 20 - Kedatangan Ibu Mertua dan Adik Ipar
21
Bab 21 - Menjebak Wia
22
Bab 22 - Alasan Wia
23
Bab 23 - Persiapan Resepsi Pernikahan
24
Bab 24 - Mencurigai Alon
25
Bab 25 - Haura Tertidur Lagi
26
Bab 26 - Ezzy Digoda
27
Bab 27 - Lebih Percaya Suamiku
28
Bab 28 - Yessi Dipecat
29
Bab 29 - Memata-matai Alon
30
Bab 30 - Terbongkarnya Kejahatan Alon
31
Bab 31 - Pesta Mewah Putri Pertama
32
Bab 32 - Bertemu Lagi Dengannya
33
Bab 33 - Meminta Maaf
34
Bab 34 - Nuri Sakit
35
Bab 35 - Berteman Dengan Davin
36
Bab 36 - Ditemani Davin Lagi
37
Bab 37 - Mencintai Pekerjaan
38
Bab 38 - Calon Sopir Pribadi Nuri
39
Bab 39 - Rio Mulai Bekerja
40
Bab 40 - Amarah Haura
41
Bab 41 - Rencana Davin Dan Rio
42
Bab 42 - Rencana Davin dan Rio (2)
43
Bab 43 - Rayuan Davin
44
Bab 44 - Resmi Jadian
45
Bab 45 - Disuruh Menikah
46
Bab 46 - Hari Pernikahan Nuri dan Davin
47
Bab 47 - Nuri Diberi Obat Tidur
48
Bab 48 - Davin Khawatir
49
Bab 49 - Nuri dan Davin Bertengkar
50
Bab 50 - Masih Bertengkar
51
Bab 51 - Hukuman Kecil Buat Davin.
52
Bab 52 - Menggoda Nuri
53
Bab 53 - Rencana Licik Davin
54
Bab 54 - Rio dan Shella
55
Bab 55 - Davin Dikhianati
56
Bab 56 - Pengakuan Nella
57
Bab 57 - Davin Kabur
58
Bab 58 - Rio Mengakui Kesalahannya
59
Bab 59 - Davin Masih Selamat
60
Bab 60 - Ayah Davin
61
Bab 61 - Mengajak Rema Nonton
62
Bab 62 - Bertemu Nella dan Lucas
63
Bab 63 - Bertemu Nuri
64
Bab 64 - Meminta Maaf
65
Bab 65 - Tak Mau Menyerah
66
Bab 66 - Sekamar Lagi Dengan Nuri
67
Bab 67 - Mengundurkan Diri
68
Bab 68 - Nuri Curiga
69
Bab 69 - Akhir Cerita (End)
70
Promo Karya Baru - Kekasih Amnesiaku Ternyata Konglomerat
71
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!