Ezzy tiba di kampungnya pukul 12 siang bersama Haura. Mereka berangkat diantar sopir pribadi. Ezzy juga tidak memberikan kabar kepada ibunya.
Sesampainya di rumah, Ezzy mengecup punggung tangan ibunya dan memeluknya. Elsa yang sudah lebih dari 7 hari tak bertemu dengan putranya begitu sangat merindukannya.
Ezzy melepaskan pelukannya dan tersenyum menatap wajah ibunya.
Elsa memiringkan kepalanya melihat sosok yang ada di belakang putranya.
Ezzy menoleh ke belakang, lalu meminggirkan tubuhnya.
"Dia siapa?" tanya Elsa heran ketika Haura melemparkan senyumnya.
"Dia istriku, Bu." Jawab Ezzy.
"Apa!" Elsa begitu kaget.
"Kamu jangan bercanda," ucap Elsa tak percaya.
"Dia memang istriku, Bu. Kami menikah lima hari yang lalu," jelas Ezzy.
"Jangan bercanda, Zy. Tidak mungkin, gadis cantik seperti ini mau menikah dengan kamu." Kata Elsa mengerutkan keningnya.
"Saya memang istrinya, Bi." Haura angkat bicara.
"Ibu belum percaya, Zy. Selama ini kekasihmu adalah Dhea. Jika kalian menikah, kenapa tidak memberitahu Ibu?" Tatapan mata Elsa ke arah putranya.
"Ada beberapa alasan yang tak dapat aku jelaskan, Bu. Tapi pastinya dia sekarang memang istri sah aku," ujar Ezzy.
"Jadi karena menikah dengan dia, kamu tidak mencari adikmu?" tukas Elsa.
"Aku sudah berusaha mencari Nuri dan Dhea, ternyata mereka sudah pindah. Tapi, Ibu tenang saja. Orang tua Haura akan membantuku menemani mereka," ungkap Ezzy.
"Kamu yakin adikmu segera ditemukan?" tanya Elsa menatap wajah putranya.
Ezzy mengangguk mengiyakan.
"Ibu masih belum percaya dengan pernikahan kalian, berikan penjelasan yang tepat!" mohon Elsa.
"Saya yang meminta Ezzy menjadi suami, karena saya jatuh cinta padanya," Haura memberikan penjelasan lagi dengan menatap ibu mertuanya.
Ezzy menautkan alisnya mendengar penjelasan istrinya.
"Kamu tidak memanfaatkan kepolosan Ezzy, 'kan?" Elsa tampak menyelidik.
"Haura, gadis yang baik. Kami sudah lama kenal, di kota itu kami kembali bertemu," Ezzy menyela pembicaraan istri dan ibunya. Ia tak mau Haura terpancing emosinya.
"Kamu mengkhianati Dhea. Bagaimana jika dia tahu?" tanya Elsa yang tak terima putranya berkhianat.
"Aku akan menjelaskannya. Semoga dia tak salah paham," jawab Ezzy.
"Kenapa Ibu belum puas dengan jawaban kamu? Kalian pulang kemari tiba-tiba mengatakan sudah menikah. Jangan bilang kalau dia sedang...." ucapan Elsa terhenti.
"Tidak, Bu. Aku saja belum menyentuhnya!" ceplos Ezzy.
"Nah, 'kan. Apa dia hamil anak orang lain?" tuding Elsa menatap tajam putranya.
"Tidak, Bu. Haura tak seperti Ibu tuduhkan," ujar Ezzy.
"Lalu kenapa kalian mendadak menikah?" tanya Elsa penasaran.
"Kami saling mencintai," jawab Ezzy berbohong.
Elsa manggut-manggut percaya.
Ezzy melirik istrinya yang sedari tadi tak menunjukkan gerak-gerik ingin meledakkan emosinya.
Haura malah sibuk memperhatikan sekeliling ruangan rumah Ezzy, melihat satu persatu foto yang berjejer.
"Hmm, kami lapar. Apa Ibu masak hari ini?" tanya Ezzy mengalihkan tatapan Elsa yang terus tertuju pada Haura.
"Ibu masak hanya sedikit karena tak tahu kalau kamu mau pulang," jawab Elsa.
"Maaf, Bu." Kata Ezzy bersalah.
"Ibu akan siapkan makan siang kita!" ucap Elsa.
Ezzy mengiyakan.
Elsa kemudian berlalu ke dapur.
"Ini foto kamu dan adikmu!" Haura menunjuk salah satu figura.
"Iya. Dia adikku." Ezzy mendekati istrinya.
"Kamu sangat tampan 'ya ketika masih kecil," puji Haura tertawa kecil.
Ezzy tak percaya jika istrinya bisa tertawa walau pelan.
"Foto kekasihmu mana?" tanya Haura mengedarkan pandangannya.
"Hanya ada satu, itu pun sudah ku berikan kepada papa Nona," jawab Ezzy.
"Jangan memanggilku Nona. Ibumu bisa curiga," Haura menoleh menatap suaminya.
"Kebiasaan," kata Ezzy tersenyum.
"Jangan diulangi lagi!" ucap Haura melemparkan senyumnya.
Ezzy mengangguk mengiyakan.
"Ezzy, ajak istrimu makan!" panggil Elsa dari arah dapur.
"Iya, Bu!" balas Ezzy sedikit berteriak. "Ayo kita makan!" ajaknya kepada istrinya.
Haura mengikuti langkah suaminya ke arah meja makan.
Ezzy menarik kursi buat istrinya, Haura duduk dan Ezzy di sebelahnya.
"Ibu tidak tahu kalian datang, maka masakannya hanya ala kadarnya," ucap Elsa.
Haura memperhatikan menu makanan di atas meja yang hanya tempe goreng, rebusan sayur pepaya dan sambal terasi.
Haura lalu mengarahkan pandangannya kepada suaminya.
Ezzy paham jika istrinya tidak pernah makan makanan seperti yang dimasak ibunya.
"Ezzy ajak sopir yang mengantar kalian makan bersama-sama kita," ucap Elsa.
"Dia sudah pulang, Bi. Kami ke sini menggunakan mobil rental," ujar Haura berbohong dengan cepat.
"Oh," ucap Elsa singkat.
"Apa ibu punya telur ayam?" tanya Ezzy.
"Ada di lemari es," jawab Elsa.
Ezzy lalu berkata pada istrinya, "Aku akan masakan telur ceplok untukmu!"
"Dia tak suka masakan Ibu ini?" tanya Elsa pada putranya.
"Dia tak pernah memakannya, Bu." Jawab Ezzy.
Elsa manggut-manggut.
Ezzy lantas bangkit dari kursinya dan bergegas menuju dapur untuk memasak telur ceplok buat istrinya.
"Ibu tidak pernah memasak makanan seperti ini di rumah," jelas Haura.
"Oh, pantas saja. Padahal ini sangat enak," ucap Elsa. "Besok Ibu akan pergi ke pasar membeli daging ayam dan ikan khusus kamu," lanjutnya.
"Terima kasih, Bi."
"Panggil Ibu, karena sekarang kamu adalah menantu di rumah ini." Kata Elsa sembari menyiduk nasi dan menaruhnya ke piring.
Haura tersenyum mengangguk.
Tak sampai 5 menit, Ezzy datang membawa piring berisi dua telur ceplok lalu dihidangkannya di hadapan istrinya.
Ezzy mengambilkan nasi buat istrinya lalu dirinya.
Haura tersenyum ketika dilayani suaminya.
"Ayo makan!" ucap Ezzy lembut.
Haura mulai menyantap masakan suaminya.
Sesekali ia memperhatikan Ezzy dan ibunya yang begitu lahap memakan hidangan yang menurutnya sangat aneh.
"Aku rindu sekali dengan masakan ibu," Ezzy begitu lahap menyantapnya.
Elsa tersenyum mendengarnya.
"Makanlah yang banyak, kalau kamu kembali ke kota tak dapat merasakan masakan ibu," ucap Elsa.
-
Selesai makan, Ezzy mengajak istrinya ke kamar. Haura memperhatikan ruangan yang ukurannya sama dengan kamar mandinya.
"Malam ini kita tidur di sini, maaf tidak terlalu besar," ucap Ezzy.
"Tidak apa-apa yang penting aku bisa tidur." Kata Haura.
"Kamar mandi ada di luar," ucap Ezzy lagi.
"Apakah aman?" Haura menoleh ke arah suaminya.
Ezzy tertawa kecil mendengarnya.
"Aku takut ada orang yang mengintip jika diluar rumah," ujar Haura.
"Kamar mandi ada di dalam rumah tapi posisinya ada di dekat dapur," jelas Ezzy.
"Oh."
"Jika Nona bingung saya akan menemaninya," ucap Ezzy.
Haura mengernyitkan keningnya.
"Maksudnya, saya akan menunjukkan arah dan menunggu diluar," jelas Ezzy.
Haura manggut-manggut, dia pikir suaminya akan mandi bersamanya.
"Sekarang Nona istirahatlah, saya ingin berbicara pada ibu," ucap Ezzy.
"Di sini panas sekali," kata Haura.
"Saya akan menghidupkan kipas angin. Nona dapat beristirahat dengan nyaman, tapi ingat untuk menekan emosi," ujar Ezzy.
"Iya, kamu tenang saja. Aku tidak akan mengamuk di sini," janji Haura.
"Baiklah, Nona. Selamat beristirahat," Ezzy kemudian pamit.
Haura merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang berukuran kecil. Ditiup angin dari kipas elektronik, Haura akhirnya tertidur.
Ezzy duduk di samping ibunya yang sedang mengupas mangga muda untuk dibuatkan manisan.
"Di mana kamu dan dia bertemu? Karena Ibu tak yakin kalian sudah lama berkenalan," kata Elsa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
💫Mars JuPiter🪐
semoga mama mertua Haura baik hati 🤭biar gak ada perang menantu vs mamer
2023-09-16
1