Bab 7 - Penjelasan Haura

Haura menarik napas panjang sebelum mengungkapkannya. "Aku tidak tahu kapan julukan putri tidur disematkan kepadaku, pastinya ketika emosi meledak maka aku akan jatuh pingsan padahal hatiku merasa kasihan pada mereka yang tersakiti oleh lisanku."

"Nona melakukan itu sadar jika bukan dalam hati?" tanya Ezzy.

Haura mengangguk.

"Sejak kapan Nona merasakan kutukan itu?" Ezzy kembali bertanya.

"Beberapa tahun lalu, tepat usiaku sembilan belas tahun. Ada seorang pemuda yang jatuh cinta padaku tapi aku tak menyukainya, dia marah aku menolaknya."

"Lalu dia mengutuk Nona?" Ezzy bertanya lagi.

"Ayahnya yang mengutuk aku," jawab Haura.

"Kenapa harus ayahnya?" Ezzy tak berhenti bertanya.

"Karena dia tak senang putranya terluka dengan penolakan aku. Ditambah lagi kedua orang tuaku yang sangat begitu sombong dan angkuh pada keluarganya," ungkap Nona Haura.

"Saya tidak melihat Tuan dan Nyonya Besar memiliki sifat sombong," ujar Ezzy.

"Semenjak aku mendapatkan kutukan mereka baru sadar," ucap Haura.

"Memangnya apa yang dilakukan Tuan dan Nyonya pada keluarga dia?" tanya Ezzy yang penasaran.

"Ayah pria itu ingin meminjam uang untuk mengobati ibunya yang sakit tapi papa dan mama enggan membantu mereka. Alasannya karena takut mereka tak sanggup membalikkan uangnya," jawab Haura.

"Padahal Tuan dan Nyonya bisa saja mengikhlaskannya," kata Ezzy.

"Aku juga bicara begitu, tapi papa dan mama tak mau menolak saran dariku."

"Kalau saya boleh tahu, hubungan seperti apa yang terjalin antara keluarga pria itu dengan kedua orang tuanya Nona?"

"Mereka adalah tetangga Paman Alon di desa. Kami sempat beberapa hari menginap di rumah Paman Alon."

"Dalam rangka apa keluarga Nona ke sana?"

"Berlibur."

Ezzy manggut-manggut.

"Sejak saat itu, kutukan dimulai," kata Haura.

"Mereka baru kenal tapi sudah berani meminjam uang kepada keluarga Nona Haura," ujar Ezzy tak menyangka.

"Tidak, Zy. Ketika kami sebulan kembali ke rumah ini, ayahnya datang menemui orang tuaku. Tak lama setelah itu kira-kira enam bulan kemudian, putranya datang hendak melamarku."

Ezzy kembali manggut-manggut.

"Tak terima putranya diperlakukan begitu, ayahnya mengamuk dan menyumpahi aku," jelas Haura.

"Memangnya apa yang dikatakannya?" tanya Ezzy.

"Aku tidak akan menikah dan selalu tertidur jika lagi marah," jawab Haura. Ia ingat apa yang dikatakan pria tua itu dengan lantang di depan rumahnya sehingga membuat para pelayan ikut menyaksikannya.

"Lalu kenapa Nona malah menikah dengan saya?" Ezzy menatap istrinya.

"Dia berbicara pada kedua orang tuaku saat datang ke desa meminta maaf, bahwa kutukan aku akan hilang jika menikah dengan pria yang tak aku cintai."

"Oh, jadi begitu."

"Ya, makanya aku menerima kamu. Sekarang malah harus hamil anakmu," ucap Haura dengan nada lemas.

"Kalau begitu kita buat saja, Nona!" celetuk Ezzy.

Haura menyipitkan matanya.

"Maaf, Nona. Saya tidak akan memaksa, walaupun saya berhak atas diri Nona." Kata Ezzy.

"Ingat, kita menikah bukan serius."

"Tapi, saya menganggap ini serius." Ezzy menatap wajah sang istri secara dalam.

"Kamu sudah memiliki kekasih. Jangan khianati dia!"

Haura mengingatkan suaminya.

"Menurut saya, ini mungkin jalan takdir."

"Maksudmu?" Haura mengernyitkan dahinya.

"Setelah saya berpikir mungkin Nona adalah jodoh yang sebenarnya," jelas Ezzy.

"Bicara omong kosong apa kamu?" Haura menaikan alisnya tanda tak senang.

"Saya selalu berdoa, jika memang Dhea adalah jodoh saya maka mudahkan kami menikah tapi malah saya terikat dengan Nona." Ezzy lantas berdiri dan membelakangi istrinya.

"Jangan mimpi untuk memiliki aku!" Haura menekankan kata-katanya.

"Baiklah, saya tidak akan bermimpi. Tapi jika takdir yang berkata, Nona tak mampu menolaknya."

Haura terdiam.

"Hanya ada satu cara, tahan emosi Nona jika melihat para pelayan melakukan kesalahan."

"Aku tidak bisa, Zy!" Haura lantas berdiri.

"Nona harus bisa!" Ezzy berbalik menatap sang istri untuk memberikan semangat.

"Jika aku mulai tersulut?"

"Tarik napas perlahan dan duduk."

"Kalau tetap tidak bisa?" tanya Haura.

"Kita harus melakukannya," jawab Ezzy tersenyum menggoda.

"Itu mau kamu!" kesalnya, memanyunkan bibirnya

Ezzy malah tertawa melihat ekspresi wajah istrinya.

***

Esok paginya, selesai sarapan di ruang berbeda dengan istri dan mertuanya. Ezzy menghampiri Rafin yang hendak menaiki mobil.

"Tuan, tunggu!"

Rafin berhenti dan menoleh, "Ada apa, Zy?"

"Apa Tuan sudah menemui keberadaan adik saya?"

"Masalah pencarian adik kamu sudah saya serahkan kepada Alon. Dia yang mengurusnya."

"Ini sudah sepekan Tuan, ibu selalu menanyakan kabarnya. Saya benar-benar khawatir dengan kondisi ibu di kampung."

"Kamu harus pandai mencari alasan agar ibumu tidak khawatir."

"Saya tidak mungkin terus membohongi ibu, Tuan."

Rafin diam dan berpikir.

"Bagaimana jika saya ikut pencarian?" Ezzy menawarkan diri karena dia tidak sabar ingin cepat bertemu dengan adiknya.

"Tidak. Kamu tak boleh ke mana-mana. Cukup awasi Haura saja di rumah," jawab Rafin. Ia tak mau putrinya kembali tertidur panjang.

"Saya tidak mungkin terus berdiam diri, Tuan." Jelas Ezzy

"Kamu tenanglah. Saya janji akan mencari adikmu," ucap Rafin menepuk pelan bahu menantunya.

"Selama Tuan mencari keberadaan adik saya, bagaimana kalau Nona Haura saya bawa ke kampung?" Ezzy meminta izin kepada sang mertua, karena takut meninggalkan Haura seorang diri.

Rafin sejenak berpikir.

"Tuan, saya tidak ingin ibu semakin cemas," Ezzy memohon.

"Kamu boleh membawanya," ucap Rafin.

"Tidak!" sahut Lessa. Wanita itu menghampiri Ezzy dan suaminya.

"Sayang!" lirih Rafin.

"Kamu ingin mempermalukan kami, hah?" tanya Lessa menatap Ezzy.

"Tidak, Nyonya." Jawabnya.

"Putri saya hanya akan diperkenalkan kepada keluarga kaya raya dan terhormat!" Lessa menegaskan ucapannya.

"Aku bersedia pergi bersama Ezzy ke rumah orang tuanya, Ma, Pa!" sahut Haura yang tiba-tiba muncul.

Ketiganya menoleh.

"Aku rasa, aku butuh liburan. Lagian Ezzy akan menjagaku di sana," ucap Haura menatap suaminya.

"Bagaimana kalau kamu tertidur berjam-jam di sana?" tanya Lessa.

"Semoga saja tidak, karena Ezzy akan menenangkan aku," jawab Haura penuh yakin sembari tersenyum kepada suaminya.

Lessa mendengus kesal.

"Papa setuju dan percaya jika Ezzy mampu menjagamu dengan baik," timpal Rafin.

"Terima kasih, Pa!" Haura memeluk papanya.

"Sama-sama, Nak!" Rafin mengelus rambut putrinya.

Terpopuler

Comments

Erviana Erastus

Erviana Erastus

apaan si Lessa dasar wanita gila status udah bersyukur ezy mw nikahi Haura.....kalo nurutin egomu jd perawat tua tuh haura

2023-12-09

2

💫Mars JuPiter🪐

💫Mars JuPiter🪐

semangat update nya thor 👍👍

2023-09-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Pergi Ke Kota
2 Bab 2 - Mulai Bekerja
3 Bab 3 - Menawarkan Teman Bicara
4 Bab 4 - Menerima Tawaran Menikah
5 Bab 5 - Menikah
6 Bab 6 - Harus Hamil
7 Bab 7 - Penjelasan Haura
8 Bab 8 - Ezzy Memboyong Haura Ke Kampung
9 Bab 9 - Tawa Haura
10 Bab 10 - Sikap Lembut Haura
11 Bab 11 - Mengajak Haura Mencari Dhea
12 Bab 12 - Memilih Haura
13 Bab 13 - Menu Makanan Yang Terpisah
14 Bab 14 - Mengajak Ezzy Jalan-jalan
15 Bab 15 - Menangkal Emosi
16 Bab 16 - Menuduh Orang Lain
17 Bab 17 - Haura Ikut Ezzy Ke Kampung
18 Bab 18 - Bertengkar
19 Bab 19 - Semakin Mesra
20 Bab 20 - Kedatangan Ibu Mertua dan Adik Ipar
21 Bab 21 - Menjebak Wia
22 Bab 22 - Alasan Wia
23 Bab 23 - Persiapan Resepsi Pernikahan
24 Bab 24 - Mencurigai Alon
25 Bab 25 - Haura Tertidur Lagi
26 Bab 26 - Ezzy Digoda
27 Bab 27 - Lebih Percaya Suamiku
28 Bab 28 - Yessi Dipecat
29 Bab 29 - Memata-matai Alon
30 Bab 30 - Terbongkarnya Kejahatan Alon
31 Bab 31 - Pesta Mewah Putri Pertama
32 Bab 32 - Bertemu Lagi Dengannya
33 Bab 33 - Meminta Maaf
34 Bab 34 - Nuri Sakit
35 Bab 35 - Berteman Dengan Davin
36 Bab 36 - Ditemani Davin Lagi
37 Bab 37 - Mencintai Pekerjaan
38 Bab 38 - Calon Sopir Pribadi Nuri
39 Bab 39 - Rio Mulai Bekerja
40 Bab 40 - Amarah Haura
41 Bab 41 - Rencana Davin Dan Rio
42 Bab 42 - Rencana Davin dan Rio (2)
43 Bab 43 - Rayuan Davin
44 Bab 44 - Resmi Jadian
45 Bab 45 - Disuruh Menikah
46 Bab 46 - Hari Pernikahan Nuri dan Davin
47 Bab 47 - Nuri Diberi Obat Tidur
48 Bab 48 - Davin Khawatir
49 Bab 49 - Nuri dan Davin Bertengkar
50 Bab 50 - Masih Bertengkar
51 Bab 51 - Hukuman Kecil Buat Davin.
52 Bab 52 - Menggoda Nuri
53 Bab 53 - Rencana Licik Davin
54 Bab 54 - Rio dan Shella
55 Bab 55 - Davin Dikhianati
56 Bab 56 - Pengakuan Nella
57 Bab 57 - Davin Kabur
58 Bab 58 - Rio Mengakui Kesalahannya
59 Bab 59 - Davin Masih Selamat
60 Bab 60 - Ayah Davin
61 Bab 61 - Mengajak Rema Nonton
62 Bab 62 - Bertemu Nella dan Lucas
63 Bab 63 - Bertemu Nuri
64 Bab 64 - Meminta Maaf
65 Bab 65 - Tak Mau Menyerah
66 Bab 66 - Sekamar Lagi Dengan Nuri
67 Bab 67 - Mengundurkan Diri
68 Bab 68 - Nuri Curiga
69 Bab 69 - Akhir Cerita (End)
70 Promo Karya Baru - Kekasih Amnesiaku Ternyata Konglomerat
71 Karya Baru
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 - Pergi Ke Kota
2
Bab 2 - Mulai Bekerja
3
Bab 3 - Menawarkan Teman Bicara
4
Bab 4 - Menerima Tawaran Menikah
5
Bab 5 - Menikah
6
Bab 6 - Harus Hamil
7
Bab 7 - Penjelasan Haura
8
Bab 8 - Ezzy Memboyong Haura Ke Kampung
9
Bab 9 - Tawa Haura
10
Bab 10 - Sikap Lembut Haura
11
Bab 11 - Mengajak Haura Mencari Dhea
12
Bab 12 - Memilih Haura
13
Bab 13 - Menu Makanan Yang Terpisah
14
Bab 14 - Mengajak Ezzy Jalan-jalan
15
Bab 15 - Menangkal Emosi
16
Bab 16 - Menuduh Orang Lain
17
Bab 17 - Haura Ikut Ezzy Ke Kampung
18
Bab 18 - Bertengkar
19
Bab 19 - Semakin Mesra
20
Bab 20 - Kedatangan Ibu Mertua dan Adik Ipar
21
Bab 21 - Menjebak Wia
22
Bab 22 - Alasan Wia
23
Bab 23 - Persiapan Resepsi Pernikahan
24
Bab 24 - Mencurigai Alon
25
Bab 25 - Haura Tertidur Lagi
26
Bab 26 - Ezzy Digoda
27
Bab 27 - Lebih Percaya Suamiku
28
Bab 28 - Yessi Dipecat
29
Bab 29 - Memata-matai Alon
30
Bab 30 - Terbongkarnya Kejahatan Alon
31
Bab 31 - Pesta Mewah Putri Pertama
32
Bab 32 - Bertemu Lagi Dengannya
33
Bab 33 - Meminta Maaf
34
Bab 34 - Nuri Sakit
35
Bab 35 - Berteman Dengan Davin
36
Bab 36 - Ditemani Davin Lagi
37
Bab 37 - Mencintai Pekerjaan
38
Bab 38 - Calon Sopir Pribadi Nuri
39
Bab 39 - Rio Mulai Bekerja
40
Bab 40 - Amarah Haura
41
Bab 41 - Rencana Davin Dan Rio
42
Bab 42 - Rencana Davin dan Rio (2)
43
Bab 43 - Rayuan Davin
44
Bab 44 - Resmi Jadian
45
Bab 45 - Disuruh Menikah
46
Bab 46 - Hari Pernikahan Nuri dan Davin
47
Bab 47 - Nuri Diberi Obat Tidur
48
Bab 48 - Davin Khawatir
49
Bab 49 - Nuri dan Davin Bertengkar
50
Bab 50 - Masih Bertengkar
51
Bab 51 - Hukuman Kecil Buat Davin.
52
Bab 52 - Menggoda Nuri
53
Bab 53 - Rencana Licik Davin
54
Bab 54 - Rio dan Shella
55
Bab 55 - Davin Dikhianati
56
Bab 56 - Pengakuan Nella
57
Bab 57 - Davin Kabur
58
Bab 58 - Rio Mengakui Kesalahannya
59
Bab 59 - Davin Masih Selamat
60
Bab 60 - Ayah Davin
61
Bab 61 - Mengajak Rema Nonton
62
Bab 62 - Bertemu Nella dan Lucas
63
Bab 63 - Bertemu Nuri
64
Bab 64 - Meminta Maaf
65
Bab 65 - Tak Mau Menyerah
66
Bab 66 - Sekamar Lagi Dengan Nuri
67
Bab 67 - Mengundurkan Diri
68
Bab 68 - Nuri Curiga
69
Bab 69 - Akhir Cerita (End)
70
Promo Karya Baru - Kekasih Amnesiaku Ternyata Konglomerat
71
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!