Bab 9 - Tawa Haura

Ezzy menjawab pertanyaan, "Dia anak pemilik rumah yang Ibu salah memberikan alamat."

Ezzy juga menceritakan bagaimana dia diterima bekerja di rumah orang tuanya Haura dan menikahinya. Walaupun dibumbui sedikit kebohongan namun tak jadi masalah, semua demi kebaikan bersama.

"Tapi kenapa kalian menyewa mobil jika dia orang kaya?" tanya Elsa.

"Tidak ada sopir yang mengantar," jawab Ezzy lagi-lagi berdusta.

"Jadi kamu membohongi Ibu tadi?"

"Maaf, Bu."

"Tapi aneh saja, kenapa dengan mudahnya orang tuanya menyerahkan putrinya kepadamu bahkan membawanya ke sini," ucap Elsa.

"Karena orang tuanya sangat mempercayai aku, Bu."

"Baiklah, kamu harus menjaga amanah yang telah dititipkan. Jangan sia-siakan pernikahan kamu ini, karena hanya cukup sekali seumur hidup."

"Iya, Bu. Aku akan menjaga dan menyayangi Haura, mungkin dia adalah sosok wanita yang dikirimkan untukku," kata Ezzy.

"Pergilah ke kamar dan beristirahat, temani istrimu. Ibu mau ke warung membeli bahan masakan buat nanti malam," ucap Elsa.

Ezzy mengiyakan.

Ezzy beranjak dari tempat duduknya kemudian melangkah ke kamarnya. Tampak Haura telah tertidur pulas seperti orang-orang.

Ezzy menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya dan menutupi kakinya dengan selimut.

Karena ranjangnya sangat kecil, Ezzy memilih merebahkan tubuhnya di tikar beralaskan lantai.

Haura terbangun karena mendengar suara suara tawa anak-anak kecil yang sedang bermain tepat di samping jendela kamar.

Bangkit dari tidurnya, Haura melihat suaminya berada di bawah. Dengan langkah pelan, ia turun agar Ezzy tak terbangun.

Haura membuka tirai penutup jendela, ujung bibirnya tertarik melihat beberapa anak saling tertawa dan berlari berkejaran.

Haura menutup tirai lalu keluar kamar.

Selang 15 menit kemudian, Ezzy terbangun mengarahkan matanya ke ranjang tapi tidak menemukan istrinya. Gegas bangkit dan mencarinya.

Langkah Ezzy berhenti ketika mendengar suara Haura tertawa diiringi para bocah.

Ezzy keluar rumah dan melihat istrinya sedang bermain dengan anak-anak tetangga ibunya.

Haura bertepuk tangan dan terlihat begitu bahagia.

Ezzy hanya berdiri memperhatikan sang istri yang asyik bermain.

Tanpa disadari sebuah bola mendarat di paha Haura. Sontak membuat gadis itu terkejut dan menoleh.

Seorang bocah laki-laki tak sengaja menendang bola malah mengenai Haura. Dengan cepat ia berkata, "Maaf, Kak!"

Ezzy yang takut kalau tiba-tiba Haura mengamuk, gegas mendekatinya.

"Iya. Tak apa-apa, ayo kita main bola bersama!" ajak Haura dengan lembut dan tersenyum.

Ezzy yang belum berkata-kata tercengang melihat Haura tak marah.

"Kamu mau main bola bersama mereka?" tanya Haura pada suaminya.

"Ti..tidak, kalian saja. Aku lihat dari sana!" jawab Ezzy terbata menunjuk ke arah pagar rumahnya.

"Kalau begitu minggir!" ucap Haura.

Ezzy mengiyakan kemudian memindahkan posisi berdirinya.

Sepanjang istrinya asyik bermain dengan para anak-anak tetangga, Ezzy terus berpikir dan heran kenapa istrinya tak tersulut emosi padahal jika di rumah mewahnya Haura akan marah-marah walau para pelayan melakukan kesalahan kecil.

Haura yang lelah bermain akhirnya pamit kepada teman-teman kecilnya.

Haura menghampiri suaminya dan bertanya, "Apa di sini minimarket jauh?"

"Cukup jauh. Memangnya kamu mau belanja apa?"

Pertanyaan suaminya tak dijawab, Haura malah berkata kepada anak-anak yang masih bermain, "Besok pagi kalian harus kemari. Ada sesuatu yang akan Kakak berikan."

"Apa yang mau Kakak beri pada kami?" tanya bocah laki-laki ditaksir berusia 8 tahun.

"Rahasia. Kalian wajib datang," jawab Haura.

"Baiklah, Kak!" ucap mereka serentak.

Kebetulan besok adalah hari Minggu makanya Haura menyuruh anak-anak datang ke rumah suaminya.

Anak-anak itu pun membubarkan diri.

Haura menarik tangan suaminya, mengajaknya ke dalam rumah. "Kita harus ke minimarket sekarang!"

"Apa yang kamu janjikan pada mereka?"

"Aku ingin memberikan makanan dan minuman ringan pada mereka."

"Oh."

"Sekarang kita pergi ke sana!" ajak Haura.

"Kalau naik motor, apa kamu tidak keberatan?" tanya Ezzy, takut jika istrinya marah.

"Tidak masalah," jawab Haura cepat.

Mereka akhirnya berangkat ke minimarket memborong jajanan buat anak-anak.

***

Esok paginya, benar saja tepat jam 8 pagi. Para bocah sudah berkumpul di depan rumah.

Haura penuh semangat membawa kantong belanja dihadapan anak-anak yang menunggunya.

Haura dibantu sang suami dan mertua membagikan jajanan yang dibelinya.

Raut bahagia terpancar dari wajah para bocah, mereka pun tak sungkan mengungkapkan terima kasih.

Haura tampak senang dapat berbagi dengan anak-anak.

Lagi-lagi Ezzy dibuat tak percaya apa yang dilihatnya, istrinya lebih banyak tersenyum dan tertawa.

"Kalian jadi pulang hari ini?" tanya Elsa.

"Iya, Bu. Nanti sore rental mobil kami datang menjemput," jawab Ezzy.

"Kalau begitu Ibu mau ke pasar, kalian tunggu di rumah saja," ucap Elsa.

"Aku boleh ikut, Bu?" Haura menawarkan dirinya.

"Tidak, kamu tetap di sini temaniku," jawab Ezzy.

Elsa tersenyum melihat putranya.

"Tapi aku..."

"Lebih baik kamu di rumah saja. Di pasar sangat panas dan bau," potong Elsa dengan cepat.

Haura tampak kecewa.

Sebelum berangkat Haura menyerahkan 5 lembar uang berwarna merah.

"Ini banyak sekali?" Elsa begitu heran.

"Mama setiap hari selalu memberikan uang segini kepada pelayan," kata Haura.

"Ini uang cukup untuk belanja Ibu selama dua minggu," ucap Elsa.

Haura tersenyum mendengarnya.

Elsa pun berangkat ke pasar dengan berjalan kaki karena jaraknya tak terlalu jauh.

"Kenapa kamu tidak mengizinkan aku mengikuti ibu?" Haura menatap suaminya yang masih berdiri di depan pintu.

"Nona ingin membuat onar di pasar?" tanya Ezzy.

"Aku bukan pembuat onar!" jawab Haura dengan tegas.

Ezzy menarik napasnya.

"Aku bisa menahan emosi."

"Nona tidak boleh kemana-mana tanpa saya!" ucap Ezzy.

Haura menghela napas pasrah.

-

Sejam kemudian, Elsa pulang dari pasar menggunakan becak motor. Ezzy bersama si pengemudi angkutan membantu Elsa menurunkan barang belanjaan

Ezzy membawa belanjaan ke ruang dapur. "Banyak sekali Ibu belanja," ucapnya.

"Uang yang diberikan istrimu sangat banyak, jadi Ibu beli juga untuk tetangga kita," ujar Elsa.

Ya, Elsa bertetangga dengan seorang ibu muda yang memiliki 3 orang anak usia dibawah 10 tahun. Suaminya baru beberapa bulan lalu meninggal.

"Ibu mau mengantarkan ini ke tetangga sebelah bersama istrimu," ucap Elsa menenteng 1 kantong plastik.

Elsa menghampiri Haura yang sedang di ruang tamu.

Haura mendongakkan kepalanya.

"Ikut Ibu, yuk!" ajaknya.

"Ke mana, Bu?" tanya Haura.

"Tetangga sebelah, kasih ini!" Elsa menunjukkan kantong plastik.

"Ya sudah, ayo!" Haura begitu semangat lalu berdiri.

Elsa dan Haura pun berangkat.

Ezzy melihatnya dari kejauhan, walaupun rumah tetangganya tak sampai 5 meter tapi rasa khawatirnya sangat besar.

Tak lama kemudian, Elsa dan Haura kembali.

"Kenapa di sini?" tanya Elsa pada putranya yang menunggu di depan pagar.

"Aku takut istriku hilang, Bu." Jawab Ezzy asal, kemudian berlalu.

Elsa dan Haura tertawa geli mendengarnya.

...****************...

Sembari Menunggu Update, Bolehlah Mampir ke Karya Mami AL yang berjudul, 'Membalas Mereka Yang Menyakitiku.'

Mohon Tinggalkan Jejak dan Terus Dukung Mami Buat Berkarya. Terima Kasih 😊

Happy Weekend

Terpopuler

Comments

Mami AL

Mami AL

ditunggu besok ya, Kak ☺️

2023-09-16

1

💫Mars JuPiter🪐

💫Mars JuPiter🪐

lanjut👍

2023-09-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Pergi Ke Kota
2 Bab 2 - Mulai Bekerja
3 Bab 3 - Menawarkan Teman Bicara
4 Bab 4 - Menerima Tawaran Menikah
5 Bab 5 - Menikah
6 Bab 6 - Harus Hamil
7 Bab 7 - Penjelasan Haura
8 Bab 8 - Ezzy Memboyong Haura Ke Kampung
9 Bab 9 - Tawa Haura
10 Bab 10 - Sikap Lembut Haura
11 Bab 11 - Mengajak Haura Mencari Dhea
12 Bab 12 - Memilih Haura
13 Bab 13 - Menu Makanan Yang Terpisah
14 Bab 14 - Mengajak Ezzy Jalan-jalan
15 Bab 15 - Menangkal Emosi
16 Bab 16 - Menuduh Orang Lain
17 Bab 17 - Haura Ikut Ezzy Ke Kampung
18 Bab 18 - Bertengkar
19 Bab 19 - Semakin Mesra
20 Bab 20 - Kedatangan Ibu Mertua dan Adik Ipar
21 Bab 21 - Menjebak Wia
22 Bab 22 - Alasan Wia
23 Bab 23 - Persiapan Resepsi Pernikahan
24 Bab 24 - Mencurigai Alon
25 Bab 25 - Haura Tertidur Lagi
26 Bab 26 - Ezzy Digoda
27 Bab 27 - Lebih Percaya Suamiku
28 Bab 28 - Yessi Dipecat
29 Bab 29 - Memata-matai Alon
30 Bab 30 - Terbongkarnya Kejahatan Alon
31 Bab 31 - Pesta Mewah Putri Pertama
32 Bab 32 - Bertemu Lagi Dengannya
33 Bab 33 - Meminta Maaf
34 Bab 34 - Nuri Sakit
35 Bab 35 - Berteman Dengan Davin
36 Bab 36 - Ditemani Davin Lagi
37 Bab 37 - Mencintai Pekerjaan
38 Bab 38 - Calon Sopir Pribadi Nuri
39 Bab 39 - Rio Mulai Bekerja
40 Bab 40 - Amarah Haura
41 Bab 41 - Rencana Davin Dan Rio
42 Bab 42 - Rencana Davin dan Rio (2)
43 Bab 43 - Rayuan Davin
44 Bab 44 - Resmi Jadian
45 Bab 45 - Disuruh Menikah
46 Bab 46 - Hari Pernikahan Nuri dan Davin
47 Bab 47 - Nuri Diberi Obat Tidur
48 Bab 48 - Davin Khawatir
49 Bab 49 - Nuri dan Davin Bertengkar
50 Bab 50 - Masih Bertengkar
51 Bab 51 - Hukuman Kecil Buat Davin.
52 Bab 52 - Menggoda Nuri
53 Bab 53 - Rencana Licik Davin
54 Bab 54 - Rio dan Shella
55 Bab 55 - Davin Dikhianati
56 Bab 56 - Pengakuan Nella
57 Bab 57 - Davin Kabur
58 Bab 58 - Rio Mengakui Kesalahannya
59 Bab 59 - Davin Masih Selamat
60 Bab 60 - Ayah Davin
61 Bab 61 - Mengajak Rema Nonton
62 Bab 62 - Bertemu Nella dan Lucas
63 Bab 63 - Bertemu Nuri
64 Bab 64 - Meminta Maaf
65 Bab 65 - Tak Mau Menyerah
66 Bab 66 - Sekamar Lagi Dengan Nuri
67 Bab 67 - Mengundurkan Diri
68 Bab 68 - Nuri Curiga
69 Bab 69 - Akhir Cerita (End)
70 Promo Karya Baru - Kekasih Amnesiaku Ternyata Konglomerat
71 Karya Baru
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 - Pergi Ke Kota
2
Bab 2 - Mulai Bekerja
3
Bab 3 - Menawarkan Teman Bicara
4
Bab 4 - Menerima Tawaran Menikah
5
Bab 5 - Menikah
6
Bab 6 - Harus Hamil
7
Bab 7 - Penjelasan Haura
8
Bab 8 - Ezzy Memboyong Haura Ke Kampung
9
Bab 9 - Tawa Haura
10
Bab 10 - Sikap Lembut Haura
11
Bab 11 - Mengajak Haura Mencari Dhea
12
Bab 12 - Memilih Haura
13
Bab 13 - Menu Makanan Yang Terpisah
14
Bab 14 - Mengajak Ezzy Jalan-jalan
15
Bab 15 - Menangkal Emosi
16
Bab 16 - Menuduh Orang Lain
17
Bab 17 - Haura Ikut Ezzy Ke Kampung
18
Bab 18 - Bertengkar
19
Bab 19 - Semakin Mesra
20
Bab 20 - Kedatangan Ibu Mertua dan Adik Ipar
21
Bab 21 - Menjebak Wia
22
Bab 22 - Alasan Wia
23
Bab 23 - Persiapan Resepsi Pernikahan
24
Bab 24 - Mencurigai Alon
25
Bab 25 - Haura Tertidur Lagi
26
Bab 26 - Ezzy Digoda
27
Bab 27 - Lebih Percaya Suamiku
28
Bab 28 - Yessi Dipecat
29
Bab 29 - Memata-matai Alon
30
Bab 30 - Terbongkarnya Kejahatan Alon
31
Bab 31 - Pesta Mewah Putri Pertama
32
Bab 32 - Bertemu Lagi Dengannya
33
Bab 33 - Meminta Maaf
34
Bab 34 - Nuri Sakit
35
Bab 35 - Berteman Dengan Davin
36
Bab 36 - Ditemani Davin Lagi
37
Bab 37 - Mencintai Pekerjaan
38
Bab 38 - Calon Sopir Pribadi Nuri
39
Bab 39 - Rio Mulai Bekerja
40
Bab 40 - Amarah Haura
41
Bab 41 - Rencana Davin Dan Rio
42
Bab 42 - Rencana Davin dan Rio (2)
43
Bab 43 - Rayuan Davin
44
Bab 44 - Resmi Jadian
45
Bab 45 - Disuruh Menikah
46
Bab 46 - Hari Pernikahan Nuri dan Davin
47
Bab 47 - Nuri Diberi Obat Tidur
48
Bab 48 - Davin Khawatir
49
Bab 49 - Nuri dan Davin Bertengkar
50
Bab 50 - Masih Bertengkar
51
Bab 51 - Hukuman Kecil Buat Davin.
52
Bab 52 - Menggoda Nuri
53
Bab 53 - Rencana Licik Davin
54
Bab 54 - Rio dan Shella
55
Bab 55 - Davin Dikhianati
56
Bab 56 - Pengakuan Nella
57
Bab 57 - Davin Kabur
58
Bab 58 - Rio Mengakui Kesalahannya
59
Bab 59 - Davin Masih Selamat
60
Bab 60 - Ayah Davin
61
Bab 61 - Mengajak Rema Nonton
62
Bab 62 - Bertemu Nella dan Lucas
63
Bab 63 - Bertemu Nuri
64
Bab 64 - Meminta Maaf
65
Bab 65 - Tak Mau Menyerah
66
Bab 66 - Sekamar Lagi Dengan Nuri
67
Bab 67 - Mengundurkan Diri
68
Bab 68 - Nuri Curiga
69
Bab 69 - Akhir Cerita (End)
70
Promo Karya Baru - Kekasih Amnesiaku Ternyata Konglomerat
71
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!