Pagi buta Mina mengencangkan tali sepatunya. Ia jogging disekitar taman apartemen yang luas, matanya sengaja ia tutupi dengan kacamata hitam. Yups betul, Miss Galau ini sedang memiliki mata yang bengkak akibat drama menangisnya semalaman.
Berawal dari jalan santai kemudian lari kecil hingga akhirnya lari secepat jaguar. Sungguh pemandangan yang melelahkan di pagi hari.
Mina memutuskan untuk duduk di bangku-bangku taman akibat kelelahan.
"Ini untukmu." Tiba-tiba Gong Yo memberikan susu pisang incaran Mina kemarin.
"Hah? Terimakasih." Ucap Mina terkaget sambil ngos-ngosan.
"Apakah kamu seorang atlit? Sepertinya kamu berusaha sangat keras." Goda Gong Yo sambil tersenyum.
"Hahahahaha.. Tidak, hanya saja aku sedikit stress. Jadi aku menyalurkannya lewat olahraga." Jawab Mina terkekeh.
"Mau menyalurkan stressnya bersamaku?" ujar Gong Yo.
"Hah? Apa....?"
"Maksudnya melakukan kegiatan untuk menghilangkan stress, contohnya ke galeri seni." Ucap Gong Yo melanjutkan pembicaraannya takut Mina salah paham
"Oh.... Iya. Boleh. Mungkin lain kali." Mina nyengir karena sempat salah paham.
"Boleh kuminta nomor teleponmu?" pinta Gong Yo.
Merekapun bertukar nomor telepon.
...***...
Tak, tak, tak. Mina tampak sibuk membuat sarapan pagi. Dipotongnya buah-buahan dan sayuran lalu di blender. Kemudian diangkatnya pancake yang sudah matang. Sementara itu tangan kirinya sibuk menscrolling layar ponselnya, ia sedang mencari lowongan pekerjaan untuk mengisi waktunya yang membosankan.
Teng tong teng tong.
Suara bell berbunyi. Rupanya pengantar paket. Ia mengambilnya lalu melirik tetangga sampingnya yang juga mengambil paket dari kurir yang sama. Mina mendelik malas, sementara Do Hyun tidak peduli dengan ekspresi yang diperlihatkan Mina.
Diambilnya box paket lalu diletakan di meja keluarga.
...***...
Pak Choi menelepon Do Hyun.
"Do Hyun, apakah kamu sudah menerima paketnya?" tanyanya.
"Hmm. Paket apa ini?" tanyanya sambil memegang box paket.
"Itu dokumen-dokumen untukmu, sebagai inspirasi menciptakan lagu." Suaranya tanpa dosa.
"Astagaaaa! Pak Choi, aku ingin beristirahat. Kenapa kamu masih menggangguku?" tanyanya malas.
"Istirahat yang produktif itu bukankah sesuatu yang bagus?" jawab nya lagi tanpa dosa.
Do Hyun mematikan teleponnya karena tak mau berdebat panjang dengan managernya.
"Buang-buang waktuku saja!" ujarnya sambil membuka box.
"Hah apa ini?" Do hyun terkaget sambil mengangakat barang yang ada di dalam box.
Rupanya Bra dan ****** ***** wanita berwarna pastel sebanyak 3 pasang. Ia lalu melemparkannya karena benar-benar kaget.
Dibacanya lagi tulisan di atas box. Sepertinya paket tertukar dengan Miss galau tetangga cengengnya.
"Astaga. Kenapa bisa tertukar?" pekiknya sambil memasukan kembali underwear yang berantakan ke dalam box menggunakan telunjuk dan jempolnya seolah-olah membuang kotoran ke dalam tempat sampah.
Teng tong teng tong.
Do Hyun memencet bell tetangganya.
"Ada perlu apa?" jawab Mina ketus sambil membuka setengah pintunya.
"Sepertinya box paket kita tertukar." Ucap Do Hyun hati-hati.
Mina langsung membuka pintunya lebar kemudian mengecek box yang dibawa Do Hyun.
"Apakah kamu sudah melihat isinya?" teriaknya.
"I-iya, tidak sengaja." Jawabnya ragu-ragu.
"Seharusnya kamu baca dulu sebelum membuka paketnya!" ujar Mina malu setengah mati.
"Mana ku tahu itu tertukar. Salahkan saja kurirnya. Lagi pula ukuran kecil saja so panik" Do Hyun membela diri.
"Apa katamu? Dasar mesum!" Mina melotot.
"Ah tidak tidak, sudah bawakan saja paketku!" Do Hyun merendahkan suaranya agar Mina tidak naik pitam.
Mina menghentakkan kaki, secepatnya ia bawa paket yang tertukar tersebut.
"Aku menyukai wajahnya, tapi tidak dengan kepribadiannya yang selalu membuatku kesal." Ucap Mina dalam hati sambil melihat punggung Do Hyun yang atletis berjalan menuju apartemennya.
"Halah apasih yang aku pikirkan?" Mina menyadarkan dirinya.
...***...
Drrttt, drrrtttt, drrrrttt.
Pesan masuk di ponsel Mina.
"Bagaimana kalau kita pergi ke galeri seni di Daegu?" chat masuk dari Gong Yo.
"Boleh juga." Jawabnya singkat.
"Besok jam 8 pagi kita berngkat. Bisa?" tanyanya lagi.
"Oke"
...***...
Mereka bersama-sama berngkat menuju Daegu menggunakan mobil milik Gong Yo. Perjalanan menghabiskan waktu sekitar 3 sampai 4 jam.
Mereka mampir ke restoran sebentar kemudian melanjutkan perjalanan lagi.
Sebetulnya Mina tidak begitu mengerti karya seni, tapi melakukan perjalanan bisa membuat stressnya berkurang.
Ia melihat-lihat lukisan, hasil pahatan, dan lain-lain. Ia sedikit menikmatinya.
"Bagaimana menurutmu tentang lukisan ini?" tanya Gong Yo seraya menunjuk lukisan abstrak.
"Aku tidak mengerti." Ucap Mina sambil tersenyum.
"Ini menggambarkan hati yang sedang galau." Jawab Gong Yo sambil menatap mata Mina.
Mina menatapnya balik tapi langsung mengalihkan matanya ke arah lain.
...***...
Hari sudah sore, Mina dan Gong Yo memutuskan untuk pulang supaya sampai Seoul tidak terlalu malam.
"Mina apakah kamu tinggal sendirian?" tanya Gong Yo sambil menyetir membuka pembicaraan.
"Iya." Jawabnya polos.
"Kalau boleh tau kamu bekerja dimana?" tanyanya masih kepo.
"Aku sedang tidak bekerja, tapi aku mau mencoba mencari pekerjaan disini" ucapnya terang-terangan.
"Keluargamu apakah tidak ada disini?" tanyanya lagi seperti yang mengintrogasi.
"Tidak ada, orangtuaku di Swiss dan kakakku di Indonesia"
"Berarti kamu benar-benar tinggal sendiri di Seoul?" ujar Gong Yo.
"Ya begitulah." Jawab Mina sembari menghela nafas.
Waktu menunjukkan pukul 9 malam, mereka baru saja tiba di komplek apartemen.
Gong Yo membukakan seat belt Mina dengan tiba-tiba. Mina seperti menahan nafasnya karena kaget.
Gong Yo menatap Mina seakan ingin menciumnya. Namun Mina dengan sigap mendorong Gong Yo. Kemudian ia lari keluar mobil menuju apartemennya.
Gong Yo mengejar Mina sekuat tenaga.
"Mina maafkan aku, aku tidak bermaksud begitu."
Tiba-tiba bruuuukkkkk. Mina tidak sengaja menabrak tubuh Do Hyun.
"Maafkan aku." Ucapnya sambil berlalu.
Do Hyun melihat Gong Yo mengejar Mina kemudian ia mencegahnya masuk ke dalam gedung.
"Pergi! Dia tidak mau berbicara padamu." Ujar Do Hyun datar.
"Ini bukan urusanmu, minggir jangan menghalangi jalanku!" balas Gong Yo.
"Haruskah aku panggil keamanan?" geretaknya pada Gong Yo.
"Menyebalkan!" Gong Yo kemudian berlalu.
...***...
Do Hyun berjalan di depan apartemennya seraya menunggu temannya datang.
"What's up Broooo!" Min Hyuk datang dengan berisik.
Do Hyun mengulurkan kepalan tangannya dan mengadukan dengan kepalan tangan Min Hyuk tosss. Seperti biasa Do Hyun memilik kepribadian yang tenang.
Mereka duduk mengobrol di bangku taman sambil membahas apa yang Pak Choi mau selama mereka hiatus.
Kemudian mereka menuju apartemen Do Hyun. Berpapasan dengan Mina yang sudah mengganti bajunya akan pergi keluar.
"Hai wanita ceroboh? Bukankah itu kamu? Yang membuang ingus di pakaian Do Hyun?" tanya Min Hyuk sedikit meledek.
"Apaan sih kamu!" jawab Mina malu karena aibnya tidak dapat dilupakan begitu saja.
"Mau kemana kamu malam-malam begini?" kepo Min Hyuk.
"Aku mau membeli ayam goreng dan soju seperti di drama-drama." Ucapnya polos.
"Wow pilihan yang tepat. Yasudah hati-hati ini sudah malam." Ujar Min Hyuk sambil tekekeh.
Do Hyun hanya mendecak dan menggelengkan kepalanya mendengar percakapan itu.
Mina berlalu menuju gerbang utama. Sementara itu seorang pria memakai baju serba hitam serta masker dan topi hitam membuntutinya dari belakang.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments