Bab 8

Mina terbangun pukul 9 pagi, rasa-rasanya ia masih ngantuk namun harus belanja bahan makanan di supermarket.

Segera ia bergegas berangkat sambil mencari sarapan pagi. Dibelinya roti untuk mengganjal perutnya yang sudah keroncongan.

Dilihatnya seekor kucing yang lucu tak jauh dari gerbang masuk apartemennya yang penjagaannya super ketat. Kucing itu menyandar dikaki Mina dengan muka yang lucu. Mina memotong rotinya kemudian ia memberi makan kucing tersebut sambil setengah melamun.

"Kucing memang makhluk yang menggemaskan bukan?" tiba-tiba suara pria menyadarkannya.

"Iya, mereka memang seperti bayi. Sungguh lucu." Jawab Mina terkaget kemudian menjawab dengan tersenyum.

Kemudian pria itu menggendong kucing, sambil mengajak Mina berkenalan namun tidak mengulurkan tangannya.

"Namaku Gong Yo"

"Ah. Iya. Namaku Kamina, panggil saja Mina." Balasnya kikuk.

Kemudian pria itu berlalu bersama si kucing lucu.

Mina mengerenyitkan dahi nya sambil melihat pria itu yang masuk ke gerbang apartemen yang sama dengannya.

Tak pikir panjang Mina melanjutkan perjalanannya menuju supermarket menaiki bus.

Sesampainya disana ia memilah-milih makanan yang akan dibelinya, stok susu pisang di etalase tinggal 1 lagi ia segera mengambilnya, namun tangannya terdepak oleh wanita paruh baya. Sehingga si susu pisang lebih dulu nangkring dikeranjang nenek-nenek tersebut.

"Ah yasudahlah!" gumamnya dalam hati, tidak ingin berdebat siapa yang lebih dulu mengambil susu tersebut.

Setelah membayar belanjaannya, ia segera mencari taxi karena agak ribet membawa barang sebanyak itu menggunakan bus.

...***...

Mina menurunkan belanjaannya yang banyak dibantu supir taxi. Tiba-tiba Gong Yo datang membantu membawakan belanjaannya.

"Biar ku bantu!" ujarnya.

"Eh eh tidak usah, aku bisa sendiri." Mina panik.

"Tidak apa-apa, barang belanjaanmu terlalu banyak. Apa salahnya tolong menolong." Ucapnya tersenyum.

Tiba-tiba entah datang darimana Do Hyun merebut belanjaan tersebut dari tangan Gong Yo.

"Biar aku saja, aku tinggal di apartemen ini juga!" ucap Do Hyun dengan muka datar.

"Apartemenku ada di sebrang sana, tidak jauh dari sini bisa dibilang aku tetangganya juga." Balasnya sambil menunjuk gedung apartemen.

(Dalam komplek apartemen tersebut terdapat 7 gedung)

"Gedung mu disebrang sana, bukan satu gedung kan?" balas Do Hyun sambil berlalu.

Mina mengekori Do Hyun dari belakang sambil membawa sebagian kantong belanjaannya. Ia menunduk pada Gong Yo seakan memberi isyarat maaf dan terimakasih.

"Lain kali jangan sembarangan mengobrol dengan orang asing!" Do Hyun membuka pembicaraan di dalam lift.

"Kamu juga orang asing, kamu tidak berhak mengajakku bicara!" ucapnya sambil mendelik.

"Yasudah, baguslah kalo gitu." Ketus Do Hyun sambil melepaskan banyak kantong belanjaan di depan Mina.

Lift terbuka, Do Hyun keluar duluan tanpa membantu mengeluarkan belanjaannya. Mina kebingungan bagaimana caranya ia bisa mengeluarkan semuanya. Dengan sigap idenya muncul. Ia meletakan sepatunya di antara dua pintu lift yang belum tertutup. Dengan segera ia mengeluarkan semua belanjaannya agar tidak terbawa lift.

"Dasar orang aneh, kalo ga niat bantu ngapain kamu ambil belanjaanku dari orang baik itu! Sungguh menyebalkan!" teriak Mina didepan pintu apartemen Do Hyun yang sudah masuk ke tempat tinggalnya.

Mina bolak balik memasukkan belanjaannya ke apartemennya sambil nyerocos mengutuk tindakan Do Hyun yang dianggapnya membantu setengah-setengah.

...***...

Tuk, tuk, tuk. Suara Mina sedang menyusun minuman ke dalam kulkasnya, diambilnya buah dan sayuran kemudian daging, ayam, ikan, nuget, kentang beku semuanya sudah ia susun ke tempatnya masing-masing dalam kulkas. Cemilan-cemilan ia masukkan ke lemari dapur.

"Huft. Melelahkan sekali" Ujarnya berbicara sendiri sambil menyeka keringatnya di dahi.

"Saatnya mengeluarkan barang-barangku dari koper." Tambahnya lagi berbicara sendiri.

Satu persatu ia susun pakaiannya, dan ia tersadar hanya membawa pakaian sedikit. Diambilnya ponsel, kemudian belanja online perlengkapan yang kurang.

...***...

Malam-malam yang sunyi, seperti biasa Mina duduk di balkonnya sambil memakan camilan.

Kriing, kriiingg, kriingg.

Panggilan dari Daniel, kakak semata wayangnya.

"Hallo kakak." Jawabnya dengan manja.

"Hallo dek, gimana kabar kamu disana?" tanyanya.

"Baik kak, kakak gimana kabarnya?" tanyanya balik.

"Baik. Oh ya, tadi kakak ketemu Anthony di cafe. Sama Tasya. Katanya temanmu yah?"

"Oh iya kak dia temenku, Anthony bilang kok tadi sore." Jawab Mina berbohong pada kakaknya.

"Oh ya sudah de kamu baik-baik ya disana. Kakak kapan-kapan bakal mampir kesana ajak Varo sama Vallery (keponakan Mina)."

"Iya kak, Mina tunggu yah. Bye." Jawabnya segera menutup teleponnya.

Hati Mina hancur kembali mendengar nama Anthony. Membayangkan pria itu dengan wanita lain membuat Mina benar-benar depresi. Ia menangis sejadi-jadinya, kali ini tidak bisa di tahan-tahan lagi tangisannya seperti anak kecil yang kehilangan balon terbang.

Tangisannya pecah membelah kesunyian.

Seperti biasa satu persatu tisu diambilnya untuk menyeka air mata dan ingusnya.

Cetuk...

Tiba-tiba seseorang melempar gulungan kertas mengenai kepala Mina.

"Awww...." Tangis Mina terhenti sambil mengusap kepalanya dan mencari siapa yang melempar gulungan kertas tersebut.

Di dapatinya dari balkon sebelah, seseorang melipat kedua tangannya di dada.

"Bisa diem ga? Berisik tau!" omel pria ganteng itu. Yups siapa lagi kalo bukan Do Hyun tetangga artisnya yang mukanya mengandung banyak serbuk berlian.

"Urus saja urusanmu sendiri!" mata Mina mendelik.

"Aku mau ngurusin urusanku, tapi kamu berisik sekali. Aku ga bisa konsentrasi." Omelnya lagi sambil menunjuk buku catatannya. (Do Hyun sedang menciptakan lagunya sendiri)

Mina mengambil kotak tisunya kemudian ia berjalan masuk ke kamarnya dengan langkah menghentak sekuat tenaga karena kesal.

Do Hyun mengambil nafasnya dalam-dalam melihat tingkah tetangganya yang sering berisik itu.

...***...

Do Hyun merupakan seorang idol terkenal. Tidak hanya di Asia tapi sudah tour mancanegara. Saat ini ia sedang hiatus beberapa bulan. Agensinya memberi waktu untuknya mengambil jeda beberapa bulan dikarenakan selama berkarir 10 tahun ia tidak pernah beristirahat 1 haripun. Setiap harinya berlatih dance dan menyanyi, bahkan akting.

Apartemen mewahnya ia beli dari hasil keringatnya sendiri, dengan kemanan yang sangat ketat bahkan dispatch pun tidak bisa menerebos masuk. Namun sejak kehadiran Mina si wanita galau, waktu istirahatnya menjadi terusik. Tempat tinggalnya sedikit menjadi tidak nyaman.

Teng tong teng tong.

Seseorang memencet bel diluar tempat tinggal Do Hyun.

Dilihatnya dalam layar yang menghubungkan kedepan pintunya. Rupanya Pak Choi si manager.

"Kenapa bertamu malam-malam?" ujar Do Hyun sambil membukakan pintu.

"Jangan begitu, aku ini kakakmu. Oh ya bagaimana tempat tinggalmu sekarang? Nyaman bukan? Sengaja ku pilihkan apartemen yang bahkan semut sekalipun segan untuk menerobos masuk." Cerocos manager yang mengaku-ngaku kakak si idol.

"Nyaman apanya? Sangat berisik. Sebelahku ada wanita bodoh, setiap harinya berisik dan merepotkan!" ceplos Do Hyun.

"Ah mana mungkin, apartemen ini kedap suara. Tidak mungkin itu." Elak nya

"Duduk saja sana di balkon depan kamar kalau tidak percaya!" ujar Do Hyun menyuruh.

Kemudian Pak Choi, ke balkon dan mendengar suara tangisan.

"Ya ampun Do Hyun, bulu kudukku merinding. Jangan-jangan itu suara tangisan hantu." Ujar Pak Choi panik.

Do Hyun mengerlingkan matanya malas. Membiarkan pikiran Pak Choi kemana-mana.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!