"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Lube ketika bell pintu apartemen Mina berbunyi.
"Kita tidak usah mengeceknya, karena gue bener-bener ketakutan Lube." Jawabnya.
Mina dan Lube memutuskan untuk tidak membuka pintu dikarenakan ketakutan.
Biasanya Mina ketika mengalami ketakutan seperti ini ia selalu meminta bantuan Do Hyun. Tapi dikarenakan kondisinya tidak memungkinkan, ia memutuskan menghadapi ketakutannya sendiri dan mengunci pintu kamarnya ditemani sahabatnya.
...***...
Keesokan harinya Do Hyun berada dirumah orang tuanya. Ia menyesal karena jarang menemui ayahnya ketika masih hidup. Tangisannya terus bercucuran. Dalam ingatannya hanya ayah dan neneknya yang peduli padanya saat kecil.
"Do Hyun sudah saatnya kamu meneruskan perusahaan kita." Ucap A Young tiba-tiba menghentikan air matanya.
"Ibu, apa pantas dalam keadaan sedang berduka seperti ini ibu malah membahas ini? Ayah baru saja meninggal dan ibu tidak menunjukkan rasa sedih sama sekali." Jawab Do Hyun.
"Walau bagaimanapun hidup harus tetap berjalan. Tidak usah terpuruk terlalu lama." Jawabnya.
"Ibu, bagi ibu apakah ayah tidak berarti apa-apa?" jawab Do Hyun lirih.
"Jika ayahmu tidak berarti buat Ibu, ayahmu sudah ibu buang sejak lama!" bentak A Young.
"Ibu aku tidak tertarik dengan perusahaanmu. Aku memiliki jalanku sendiri. Teruskan saja kebiasaan ibu yang tidak memperdulikan aku, ayah, maupun Eun Bi." Jawabnya.
"Kalau ibu tidak peduli padamu, karirmu sudah hancur Do Hyun! Apakah kamu tau? Paparazi memiliki foto-fotomu dengan seorang wanita. Kalau bukan karena ibu, beritamu sudah tersebar dimana-mana!" teriaknya.
"Ibu tidak usah mengurusi hidupku. Biarkan saja jika memang ada berita tentangku. Tak usah memperdulikanku." Do Hyun berlalu menuju kamarnya.
Ibunya terdiam namun menatap geram pada putranya itu.
...***...
Nenek yang mendengar pertengkaran cucu dengan menantunya akhirnya membuka suaranya.
"A Young, setidaknya tunjukkan rasa sedihmu didepan anakmu. tindakanmu melukai hatinya." Nasehatnya.
"Ibu mertua, tidak usah ikut campur. Ini urusanku dengan anakku. Do Hyun memang sudah waktunya terjun langsung diperusahaan." Jawabnya.
"Apakah kamu memang seambisi itu pada perusahaan?" bentak nenek.
"Apa Ibu lupa? Kalau aku tidak berjuang untuk perusahaan. Ibu tidak akan bisa menikmati buah manis perusahaan kita! Jae Ho anak ibu pun tidak bisa menyelamatkan perusahaan karena sakit-sakitan. Ia sudah lama tidak berguna!" bentak A Young tak kalah nada.
Nenek terduduk mendengar ucapan menantunya yang selalu kurang ajar. Ia memegang dadanya merasakan betapa sakit hatinya. Tetapi jauh dalam lubuk hatinya, nenek sedikit memahami tindakan A Young yang selalu kasar.
...***...
(Cerita masa lalu)
Kala itu Do Hyun berusia 5 tahun, sedangkan Eun Bi masih bayi. A Young meskipun memiliki suami kaya, tapi ia tetap mengurus anaknya sendiri. Ia sangat menyayangi anak-anaknya juga suaminya.
Suatu hari A Young memutuskan untuk membuatkan makan siang dan membawakannya ke perusahaan suaminya.
Ia menitipkan Do Hyun dan Eun Bi pada mertuanya.
"Ibu bisakah kamu menolongku sebentar? Aku akan ke kantor Jae Ho untuk membawakan makan siang." Ujarnya sopan pada mertuanya.
"Tentu saja, mereka cucu kesayanganku. Padahal sebenarnya Jae Ho bisa menyewakan baby sitter untukmu. Tapi kamu memutuskan untuk mengurus cucu-cucuku sendiri. Beruntung sekali Jae Ho memiliki istri yang baik sepertimu. Pergilah. Tidak masalah bagiku berada bersama cucuku." Jawab manis sang nenek. Kemudian A Young berangkat menuju kantor suaminya.
Sebenarnya A Young dan Nenek merupakan menantu dan mertua yang akur dan pengertian satu sama lain.
...***...
Datanglah A Young ke kantor suaminya. Dilihatnya bangku sekertaris kosong. Dalam pikirannya karena jam istirahat, karyawan sedang berada diluar kantor. Akhirnya ia memutuskan untuk masuk langsung ke ruangan suaminya tanpa permisi.
Dibukanya pintu sedikit ternyata dalam ruangan itu A Young melihat Jae Ho sedang bercumbu dengan sekertarisnya, Aera. Mata A Young membulat besar. Ia tidak menyangka apa yang dilihatnya. Air matanya jatuh sedikit demi sedikit. Ia menutup mulutnya tak menyangka.
Jae Ho meraba-raba tubuh sekertarisnya, kemudian diciumnya pelan dari pipi kemudian bibir hingga dadanya. "Ahhhh...." ******* sekertaris terdengar dalam ruangan itu.
A Young tak sanggup melihat pemandangan menjijikan itu akhirnya menerobos masuk dan berteriak.
"Jae Ho apa sedang kamu lakukan?" tangisnya memecah diruangan tersebut.
Jae Ho dan sekertarisnya tersentak dan langsung membetulkan kancing-kancing yang setengah terbuka.
"A Young jangan salah paham!" jawab Jae Ho gugup berusaha untuk menenangkan amukan istrinya.
A Young mengambil berkas-berkas perusahaan yang berada di meja suaminya kemudian ia pukul-pukulkan tumpukan kertas itu mengenai kepala suaminya. Dilemparnya semua dokumen ke langit-langit hingga ruangan itu penuh dengan hujan kertas.
"Jae Ho tega sekali kamu! Aera kamu benar-benar ****** gila!" A Young memaki suami dan selingkuhannya tak lain sekertarisnya.
"A Young maafkan aku, aku khilaf. Aera mengandung anakku. Aku tidak sengaja saat mabuk." Jae Ho memohon dan berterus terang.
"Sialan kamu Jae Ho, aku susah payah membesarkan anak kita dirumah. Mengorbankan karir serta mimpi-mimpiku. Tapi apa yang kamu balas? Kamu malah berselingkuh dengan ****** ini hingga hamil?! Gila! Kamu sudah gila Jae Ho! Kegilaanmu sudah tak tertolong lagi!" teriak A Young.
"Maafkan aku istriku, aku akan memperbaiki semuanya." Jae Ho memohon.
Sementara itu sekertarisnya tersenyum jahat melihat pertengkaran suami istri yang disebabkan olehnya.
A Young menghentikan perdebatannya dan tak ingin mendengar alasan suaminya kemudian ia berlari sekencang-kencangnya meninggalkan suami serta selingkuhannya.
Ia menyetir mobil secara ugal-ugalan dengan berderai air mata. Diparkirkannya mobil dekat sungai Han. A Young berteriak kencang, tangisnya memecah tengah hari itu. Ia berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Ia ingin menenggelamkan dirinya di sungai itu.
Namun tiba-tiba bayangan mengenai putra putrinya terlintas. Kemudian ia menghapus air matanya dan mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Dilajukkan nya kembali mobil menuju rumahnya.
Sesampainya dirumah A Young langsung memeluk Eun Bi dan Do Hyun kecil. Ia menangis dihadapan putra putrinya.
"Ibu ada apa? Kenapa ibu menangis?" tanya Do Hyun kecil.
"Tidak apa-apa, ibu hanya merindukan kalian" Ucap ibunya berbohong.
"Ibu baru meninggalkan kami sebentar bersama nenek, it's oke Ibu." Do Hyun polos berusaha menenangkan ibunya.
A Young tersenyum seraya menangis kemudian ia mencium pipi putranya yang dianggapnya seperti anak dewasa.
"Ibu bangga padamu nak." ucapnya berusaha menghentikan tangisannya.
...***...
"A Young ada apa?" tanya mertuanya di depan putra putrinya.
"Ibu aku akan bercerita setelah aku menidurkan Eun Bi dan Do Hyun." Ucapnya.
"Baiklah."
Kemudian nenek meninggalkan menantu dan cucu kesayangannya menuju ruang keluarga.
Setelah Eun Bi dan Do Hyun tertidur akhirny A Young menghadap mertuanya untuk mengadukan apa yang telah terjadi. Diceritakannya detil apa yang ia lihat.
"A Young itu tidak mungkin. Jae Ho anakku dia anak baik-baik. Dia tidak akan bertingkah." Jawab nenek tak percaya.
Sayang sekali reaksi dari mertuanya tak sesuai harapannya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
sefti bella
semangat up nya thor
2023-10-10
0