Bab 4

Mina digandeng sahabatnya Lube keluar dari ruangan karaoke.

"Mobil lu gue yang bawa ya." Ucap Lube panik.

Mina shock berat melihat Anthony bersama wanita lain, ia benar-benar tidak dapat mencegah air matanya yang jatuh begitu deras. Dadanya sesak, nafasnya sulit dikendalikan, pikirannya dipenuhi bayang-bayang Anthony bersama wanita lain. Berharap apa yang ia lihat hanyalah sebuah mimpi.

...***...

Di dalam mobil Lube benar-benar dibuat bingung.

"Lu kenapa sih Kamina?" tanya Lube masih penasaran.

"Lub gue mau cerita tapi biarin gue nangis dulu sebentar, ayo kita pulang dulu kerumahmu." Jawab Mina dengan tangisannya yang semakin kencang.

Selama perjalanan pulang tak ada percakapan sedikitpun, yang ada hanya suara tangisan Mina yang kencang sampai sesegukan.

"Sroooottttt." Hmmmm tentu saja suara Mina membuang ingus pada tisu yang keluar berbarengan dengan air matanya. Entah berapa lembar tisu yang habis terbuang. Yang jelas banyak. Nampaknya gadis ini baru pertama kalinya patah hati.

Tibalah mereka diperumahan cluster mewah milik Lubena. Diparkirkannya mobil milik Mina di depan rumah bercat putih tersebut. Lubena memiliki tempat tinggalnya sendiri sejak bergelar dokter. Ia ingin mandiri tanpa bayang-bayang keluarga Morgan ayahnya.

Masuklah mereka ke dalam rumah, Mina nyelonong masuk ke kamar Lube seolah-olah ia adalah pemilik rumah itu yang sudah hapal betul tata letak ruangan. Ia tak segan-segan mengambil bantal, kemudian Mina melanjutkan tangisannya lagi seraya memeluk guling.

Lube hanya geleng-geleng melihat tingkah sahabatnya ini namun tetap khawatir.

"Mina, sudah cukupkah menangisnya?" tanya Lube

"Sebentar lagi Lub."

Jawab mina yang masih sesegukan sambil sibuk mengambil tisu untuk membuang ingus.

"Yasudah gue mandi dulu." Lube berlalu untuk membersihkan badannya.

...***...

Tiba-tiba dering telfon milik Mina berbunyi. Tertulis "Ibu" memanggil dari layar ponsel miliknya. Seketika Mina beranjak dari tempat tidur milik Lube, kemudian berlari menuju toilet dimana sahabatnya sedang mandi.

"Tok tok tok!" suara pintu kamar mandi diketok Mina.

"Kenapa? Gue belom kelar." Sahut Lube.

"Keluar dulu, tolongin gue. Nyokap gue telfon nih." Paniknya.

"Bentar bentar."

Lube secepat kilat menyelesaikan kegiatannya di kamar mandi. Diraihnya handuk ke badan dan rambutnya yang basah.

"Sini!"

Diambilnya ponsel dari tangan Mina.

"Hallo Mina, kamu dimana? Kata orang rumah kamu belum pulang. Ini sudah jam 12 malam loh sayang?" tanya Ibu Mina khawatir dari sebrang.

"Hallo tante, ini Lube. Maaf tante teleponnya saya angkat. Minanya lagi di kamar mandi tan." Jawab Lube.

"Oh, Hai Lube. Kamu apakabar? Mina ada dirumah kamu?" tanya Kiyoshi, Ibunya Mina.

"Baik tante, tante apakabar? Iya nih tan, Mina mau menginap dirumahku. Tadi habis jalan bareng ke mall, tp kita pulangnya kemalaman karena macet. Jadi ku ajak Mina menginap dirumahku tan." Jawab Lube panjang lebar.

"Kabar tante baik juga. Oh gitu, ya sudah kalo gitu. Kalian baik-baik ya disana. Sampaikan salam tante untuk Mina, bilang tidak usah menelepon balik yah. Kalian istirahat, sudah jam malam kan ini di Indonesia" ujar Kiyoshi.

"Baik tante nanti akan saya sampaikan pada Mina. Tante sehat-sehat selalu ya disana."

"Oke terimakasih Lube. Kamu juga ya. Tante tutup ya telfonnya. Selamat malam."

Kemudian sambungan telepon terputus.

Mereka berdua bernafas lega.

...***...

Mina dan Lube mengobrol sampai pagi. Mina menceritakan semua kejadian yang dia lihat.

"Gabisa! Ini gak bisa dibiarin!" emosi Lube meluap

"Ya lo jangan mau digituin Mina, Anthony udah keterlaluan! besok pagi kita samperin dia ke rumahnya!" cerocosnya bagai rudal yang siap menghancurkan pertahanan lawan.

"Tapi Lub, gue gamau memaksakan kehendak. Anthony benar-benar ingin mengakhiri hubungan kita." Mina kembali menangis.

"Ya ga gitu caranya Mina. Si Anthony udah batalin janji, tiba-tiba kamu nge-gap dia lagi sama cewek lain. Apa ga keterlaluan? Bukannya kasih penjelasan dan minta maaf abis nyakitin lo, ini malah minta putus! Udah gila kali ya si Anthony itu." Lube masih tidak bisa mengontrol emosinya.

"Gue gak bisa ketemu Anthony lagi Lube. Gue takut makin ga bisa lupain dia." Timpal Mina sambil mengambil tisu yang entah sudah habis ke berapa ratus lembar.

"Ya terus lo mau begini aja? Diem ga ngapa-ngapain disakitin si Anthony?" Lube ngegas.

"Iya, gue mau berpikir jernih dulu." Ucap Mina seraya berusaha menghentikan tangisannya supaya Lube tidak semakin emosi.

"Ya udahlah terserah lo Mina." Jawab Lube kalut tapi tidak bisa memaksakan kehendak.

...***...

Sementara itu, setelah kejadian Anthony memutuskan hubungannya dengan Mina. Ia kembali lagi ke ruangan karaoke bergabung bersama teman-temannya. Wanita yang mendekati Anthony adalah teman yang dikenalkan Jimmy sahabatnya sejak kuliah. Wanita itu bernama Vanessa. Dia cantik dan sexy. Namun sangat agresif. Anthony ingin mencoba membuka lebar perasaannya untuk orang lain, ia ingin menghapus nama Mina dari hidupnya. Namun ia tak mampu. Berpuluh-puluh wanita yang pernah ia kenal, benar-benar tidak bisa menghapus perasaannya untuk Mina. Dan Anthony membenci keadaan itu.

...***...

Anthony memutuskan untuk pulang terlebih dulu dari tempat karaoke meninggalkan teman-temannya, termasuk Vanessa.

Sesampainya dirumahnya yang sepi, lampu-lampu hanya dinyalakan di meja bar dapurnya. Nampak siluet badan Anthony yang tegap mengambil minuman beralkohol. Dituangkannya 1 gelas, 2 gelas, 3 gelas sampai tak terhitung jumlahnya berapa gelas yang telah ia teguk. Anthony merasa menjadi pria paling bodoh, ia menyadari tindakannya terhadap Mina memang kejam. Hal itu ia lakukan supaya Mina menjauhinya.

Diteguknya minuman beralkohol kesekian kalinya. Masih teringat jelas masa lalu di ingatannya.

"Plakkkkk!"

Tamparan Michael sang ayah masih menjadi bayang-bayang Anthony.

"Kemarin Mina sakit, kenapa kamu tidak menjenguknya? Sudah papa bilang kamu harus melakukan cara apapun untuk menyenangkan hati keluarga Minhwa Group!" teriak Michael pada anaknya.

"Aku mau menjenguknya hari ini pah! Tanpa papa suruh pasti aku jenguk dia ko." Jawab Anthony seraya memegang pipinya yang berubah menjadi merah menyala karena ditampar sang ayah.

"Papa kecewa kamu tidak seinisiatif itu. Harusnya kamu lakukan dari kemarin, kamu tanyakan kabarnya setiap hari! Dengar ya Anthony, perjodohan kamu dengan Mina itu bukan sekedar menyatukan kalian. Tapi nasib perusahaan kita juga. Tanpa bantuan Minhwa group kamu mungkin udah jadi gembel!" bentaknya.

Anthony membenci ayahnya yang terlalu berlebihan. Ia ingin mencintai Mina dengan caranya, bukan dengan cara paksaan yang dibuat-buat. Ia merasa bukan menjadi dirinya sendiri, melainkan robot yang dikendalikan ayahnya dari kejauhan.

Ibunya Anthony pun tidak bisa berbuat apa-apa. Ia sangat takut pada suaminya. Ia hanya bisa menenangkan anaknya, memberikan semangatnya agar Anthony tidak merasa sendiri.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Clarissa icha

Clarissa icha

semangat author kece badai🤭

2023-09-16

0

Letitia

Letitia

Indah banget gaya penulisan thor, jangan pernah berhenti menulis ya!

2023-09-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!