Bab 5

Jam 11 siang Lubena sudah bersiap-siap memakai kaos oblong dan celana jeans, rambutnya ia kuncir kuda. Walaupun hanya memakai sunscreen dan olesan lipstik yang tipis ia tetap terlihat cantik. Memang benar kata orang, apapun yang dipakai orang cantik walaupun itu hanya "sekadarnya" akan terlihat tetap indah.

"Mau kemana lo pagi-pagi gini?" Mina terbangun sambil mengucek matanya yang bengkak akibat menangis sampai subuh.

"Ini sudah siang tuan putri!" jawabnya mengejek.

"Gue mau ambil mobil di parkiran mall noh, semalem kan gue tinggal." Jawabnya sambil membetulkan poninya menghadap cermin.

"Ya ampun gue lupa, ya udah gue anter. Bentar2." Mina beranjak dari tempat tidur.

"Eh eh gak usah gak usah, gue naik taxi online aja. Udah lu istirahat aja. Ni gue mau sekalian mampir ke klinik dulu. Ada janji sama pasien."

Mina melirik kemudian ia kembali ke kasur memeluk guling lagi, entah sejak kapan guling dirumah Lube menjadi senyaman itu.

Sejak kegalauan melanda tentunya.

"Mina, gue udah pesenin makanan lewat ojek online buat lu ya. Mungkin abangnya 20 menit lagi sampai."

"Ya ilah ampe ngerepotin segala Lub, padahal gausah gue ga laper."

"Lu harus makan, biar kuat galaunya!" ledek Lube.

"Syalan lo!" jawab Mina masih sedih tapi ia tau Lube berkata seperti itu supaya ia tertawa. Tertawa dalam kesedihan tepatny.

"Yaudah ya, gue berangkat dulu." Lube pamit seraya membawa tas berwarna hitam.

"Iya hati-hati!" jawab Mina sambil melanjutkan rebahan.

...***...

Mina sedang menyantap makanan yang di pesan Lube lewat ojek online di meja makan. Baru satu suap beef teriyaki plus satu sendok nasi, rasa-rasanya Mina merasa perutnya sudah terisi penuh.

Bukan karena kenyang tentunya, tapi selera makannya yang berkurang. Hatinya yang kacau merubah mood makannya. Padahal beef teriyaki merupakan salah satu makanan favoritnya.

Dipaksanya lagi nasi plus daging masuk kemulutnya, namun air matanya jatuh kembali. Mina menyantap makanan sambil menangis. Teringat kisah cintanya yang kandas tentunya. Rasanya makanan yang masuk kedalam mulutnya terasa sangat susah ditelan.

...***...

Setelah menghabiskan makanannya. Mina membereskan tempat tidur dan bersiap-siap untuk pulang ke rumah.

"Lub, gw balik ya. Makasi banyak lu udah mau nampung gue, makasi juga makanannya ya." Chat whattsup nya kepada Lube.

"Iya sama-sama. Hati-hati ya dijalannya. Kalo ada apa-apa hubungi gue ya" balas Lube yang masih menghawatirkan kondisi sahabatnya itu.

...***...

Mina bergegas menyetir pulang, tak lupa memakai kacamata hitam untuk mengkamuflase matanya yang bengkak.

"Nona sudah pulang? Nona sudah makan?" tanya Bi Wati.

"Sudah Bi. Oiya Bi, saya mau istirahat. Bibi tidak usah menyuruh saya keluar untuk makan ya. Kalo laper saya bisa ambil sendiri."

"Baik non." Bi Wati terheran.

...***...

Mina mengambil langkah menuju kamar mandi, dinyalakannya shower mengenai kepalanya membasahi sampai ujung kakinya. Bak syuting videoclip lagu galau ia menangis disertai guyuran air. Namun ia tidak sedang berakting.

...***...

Wanita berusia 25 tahun ini termenung memeluk lututnya di kasur. Tangannya reflek meraih telepon genggamnya kemudian ia ketikkan "Anthony aku merindukanmu." Chat terkirim.

"Astaga...," kagetnya.

Namun nasi sudah menjadi bubur, Mina tidak bisa menghapus chatnya. Anthony sudah terlanjur membacanya.

5 menit, 10 menit berlalu, Tak ada jawaban dari Anthony.

drrrttt drrrtttt...

Sebuah pesan masuk.

Mina langsung membuka layar ponselnya, namun raut wajahnya menjadi sendu. Ternyata dugaannya salah, chat dari ibunya yang masuk bukan dari Anthony.

"Sayang kamu sudah dirumah? Jangan lupa makan yah. Ibu dan Ayah akan pulang ke Indonesia sabtu depan. Miss you sayang."

"Iya bu, Miss u too." Jawabnya singkat.

...***...

Sementara itu Anthony membaca pesan dari Mina kemudian menghapusnya. Tanpa membalasnya. Ia pun sedang termenung galau di kamar pribadinya.

...***...

Mina kembali meneteskan air matanya, ia sangat menyesal telah bodoh mengirimkan pesan pada Anthony yang jelas-jelas tidak akan membalasnya.

Kemudian pikirannya mendikte setiap kejadian satu demi satu apa yang telah ia dan Anthony lalui.

Mengapa Anthony terkadang seperti yang tulus mencintainya namun tiba-tiba menghempaskan perasaannya.

"Tidak bisa dibiarkan, aku harus move on. Anthony terlalu sering memperlakukan aku seperti ini. Aku harus mengambil langkah panjang untuk kebahagiaanku." Gumamnya

...***...

Enam hari kemudian tibalah Ayah dan Ibu Mina di Indonesia.

Mina sangat merindukan kedua orang tuanya.

"Non Mina dipanggil Bapak sama Ibu dibawah." Panggil bi Wati asisten rumah tangga yang sudah sepuh itu.

Kemudian turunlah Mina menuju orangtuanya yang sedang berada di meja makan.

"Sini sayang ada yang ingin ayah bicarakan." Ucap Rafael hangat mempersilahkan Mina duduk disamping ibunya.

"Ayah sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan juga. Tapi silahkan ayah dulu yang berbicara." Balasnya.

"Hmmm... Jadi gini Mina, Ibu dan Ayah berpikir bahwa kamu sudah pada usia cukup matang untuk memiliki hubungan yang lebih serius dengan Anthony. Mungkin bulan depan kamu bisa bertunangan dan tahun depan langsung saja menikah." Ujar Rafael dengan lemah lembut pada putri kesayangannya.

Biasanya Mina tampak antusias mengenai Anthony, kali ini wajahnya hanya menunjukan senyum tulus untuk orang tuanya bukan untuk keputusan Ayah Ibunya.

"Ayah Ibu, sebenarnya Mina ingin merasakan kebebasan. Mina memutuskan untuk tinggal beberapa waktu di luar negeri." Ucapnya lembut pada orang tuanya.

Rafael dan Kiyoshi langsung mengerutkan kening terheran, mereka saling bertatapan satu sama lain.

"Hah? Ibu ga ngerti deh. Mina kenapa kamu tiba-tiba ingin tinggal di luar negeri?"

"Cuma beberapa bulan ko bu, Mina ingin mencoba hidup mandiri sendiri. Selama ini Mina merasa hidup terlalu mudah karena Ayah Ibu selalu membantu Mina. Termasuk pada saat Mina bilang menyukai Anthony, Ayah langsung menjodohkan kita sampai Papanya Anthony ikut terlibat." Ucapnya.

Pada saat itu, saat dimana Anthony memutuskan hubungannya dengan Mina. Anthony meminta waktu untuk menjelaskan pada kedua orangtuanya. Jadi Mina tidak bisa berterus terang pada Ayah Ibunya kalau hubungannya dengan Anthony sudah berakhir. Jadi ia membiarkannya.

"Memangnya kamu mau kemana?" tanya sang Ayah.

"Mmmmmm... mungkin ke Korea." Jawabnya.

"Besok aku mau ngajuin resign dari kantor ya ayah, aku mau berangkat kesana sekitar dua minggu lagi." Ujar Mina seraya meminta izin.

"Keputusanmu sudah bulat? Lalu bagaimana dengan Anthony?" tanya Rafael meyakinkan.

"99,99% aku yakin Ayah. Tidak masalah, Anthony sibuk dengan pekerjaannya." Jawab Mina mantap, tapi tidak jujur mengenai Anthony.

"Apa yang ayah bisa bantu untuk persiapan kamu tinggal disana?" tanyanya kembali.

"Tempat tinggal aja ayah, yang lainnya aku bisa urus sendiri." Jawabnya sambil nyengir kuda.

"Yasudah nanti ayah urus." Ucapnya seraya memeluk putri kesayangannya.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!