Setelah menjelaskan rencana yang ada di dalam pikirannya, Sintia segera meminta para bawahan yang bertanggung jawab dalam mengusir Robin untuk menghadap kepadanya.
Kemudian tanpa basa-basi, Sintia memarahi mereka karena sudah tidak kompeten dalam pekerjaan, dan tanpa rasa simpati dirinya langsung memotong gajih mereka.
Tentu saja mereka tidak berani membantah, mengingat semua itu memang kesalahan mereka. Namun walaupun begitu, di dalam hati mereka terdapat amarah yang tidak bisa mereka luapkan secara sembarangan.
Sehingga dengan suasana hati yang buruk, mereka kembali ke tempat awal dan mulai mengeluhkan keputusan Sintia dalam memotong gaji mereka. Dan beruntung bagi mereka karena saat itu tak ada satupun yang mendengar keluhan tersebut kecuali mereka sendiri.
Sementara itu, di dalam mansion tampak Robin sudah menceritakan tentang kejadian yang sebelumnya terjadi kepada Xiao Hang serta Haris.
Mendengar itu, tampak wajah mereka berubah menjadi kesal. Walaupun secara teknis mereka adalah pelayan yang dipaksakan untuk tunduk, namun tak bisa dipungkiri lagi bahwa kesetiaan mereka sudah terlampau tinggi, hingga ketitik di mana mereka akan marah kepada seseorang yang hanya menyentuh tubuh Robin dengan niatan buruk.
"Kenapa Anda tidak membawa saya untuk pergi? Jika Anda membawa saya, maka nasib mereka akan berakhir dengan cepat—"
"Tidak semudah itu, aku memiliki tanggung jawab untuk membuat Vino bahagia dengan bermain bersama, hanya antara aku dan dia. Jika tidak begitu, maka momen bermain kita akan terganggu. Maaf untuk itu!" Robin segera menyela dengan mengangkat tangannya dan berkata dalam suara yang tenang.
Xiao Hang tertunduk. Dia sadar bahwa Tuannya itu sangat menjunjung tinggi rasa tanggung jawab. Namun jika ini semua terus berlangsung, maka bahaya yang akan menghampiri Tuannya tak dapat dihindari lagi.
Itu sangat menakutkan bagi Xiao Hang.
Begitu pula dengan Haris. Namun berbeda dengan Xiao Hang, dia justru lebih sadar diri dan hanya diam tanpa membantah perkataan Robin. Mengingat dirinya bahkan tidak lebih kuat dari Xiao Hang, apalagi jika harus melindungi Robin, itu semua terasa mustahil baginya.
Namun, jauh dari lubuk hatinya, Haris sangat rela untuk menyerahkan nyawanya jika itu dapat menyelamatkan Robin dari kematian. Karena sejak hari itu, dirinya sudah menjadi tameng bagi Robin dalam segala situasi.
Melihat kedua pelayannya tampak sedang cemberut, Robin tersenyum kecut dan menyadarkan tubuhnya pada sofa, "Yah, aku memang kesal dan rasanya mereka tidak akan menyerah begitu saja. Mengingat orang yang berselisih denganku pastinya merupakan orang penting, maka dari itu dapat dipastikan nasibku yang sedang dalam pengawasan mereka..."
Robin melakukan jeda pada kalimatnya untuk melirik kearah mereka, kemudian melanjutkannya dengan suara yang masih tenang, "Namun, aku tidak akan menyerahkan nyawaku secara percuma. Pasalnya aku tidak boleh mati sebelum membalaskan dendam kepada mereka dan kembali bertemu dengan istriku... Yah, kalian tau itu, bukan?"
Robin berkata dengan terbuka, dia tidak khawatir akan rahasianya, mengingat dirinya sudah menceritakan semua itu setelah mereka dapat dipastikan akan menjadi pelayan yang setia.
Sehingga tidak heran melihat Robin yang tampak begitu santai, walaupun sedang mengungkapkan sesuatu yang merupakan sebuah rahasia besar kepada mereka.
"Itu benar, Tuan..." Xiao Hang merendahkan suaranya. "Tetapi, bukankah lebih baik bagi Tuan untuk melakukannya? Karena saya yakin akan kekuatan saya yang dapat dengan mudah mengalahkan mereka semua, walaupun mereka memiliki seorang kultivator sekalipun!"
Xiao Hang sangat percaya diri dengan ucapannya tersebut. Namun, Robin masih menanggapinya dengan santai.
"Ya, aku tahu itu. Tetapi, aku tidak akan menggunakan kekuatanmu untuk melakukan itu. Mengingat ini adalah balas dendam yang harus kulakukan secara langsung. Dan yang ku butuhkan saat ini adalah koneksi luas agar dapat menghindari segala bentuk jenis hukum, karena saat ini aku tidak akan lembut dalam melakukan pembalasan dendam." yakin Robin menunjukkan tatapan yang penuh tekad.
Xiao Hang dan Haris jelas tidak bodoh, mereka tahu akan perasaan yang sedang dirasakan oleh Tuan mereka. Sehingga yang bisa mereka lakukan saat ini adalah patuh, tak akan membantah. Sebaliknya, mereka akan mendukung penuh tindakan Tuannya, walaupun itu bisa membahayakan nyawa mereka.
"Saya akan tetap berada di sisi Anda kapanpun itu! Jadi, jika saya dapat membantu, maka berikanlah saya perintah Anda, Tuan!" Xiao Hang berlutut dengan tulus, diikuti oleh Haris yang segera berlutut bersama dengannya.
Melihat pemandangan itu, senyuman terukir secara perlahan dari wajah Robin. Dia menunjukkan kepuasan serta kebahagiaan karena telah memiliki pelayan atau teman yang begitu setia. Dengan begini, semuanya akan berjalan dengan lancar dan menenangkan.
"Tentu saja, terimakasih." ucap Robin bersuara lembut, kemudian dia bangkit dari sofa, "Untuk saat ini lupakan semua itu, lebih baik bagi kita untuk Makan malam sebelum melanjutkan aktivitas lainnya!"
Tanpa menunggu jawaban dari mereka, Robin dengan santainya berjalan menuju lantai kedua untuk menemui Sanaka dan kedua adiknya yang sedang bermain.
Sementara itu, Haris dan Xiao Hang tampak langsung bergegas menuju dapur untuk melakukan pekerjaan yang setidaknya dapat meringankan beban Sanaka nantinya.
Di lantai kedua, Robin segera berjalan menuju ruang bermain dan mengintip kecil dari celah pintu yang terbuka cukup lebar.
"Helo... Apakah kalian tidak lapar?" tanya Robin dengan suara yang rendah namun menenangkan.
Awalnya tak ada yang sadar akan suaranya, namun tak lama kemudian Vino menoleh dan mendapati Robin sedang mengintip yang hanya memperlihatkan setengah dari wajahnya.
"Tuan? Apakah Tuan ingin bermain bersama dengan kami!?" tanya Vino antusias, tampaknya dia sudah melupakan kejadian sebelumnya.
Suara Vino itu membuat kedua wanita yang berada di dekatnya segera menoleh, mereka tampak terkejut dengan mata yang terbelalak. Apalagi bagi Sanaka yang langsung bangkit dan membungkuk dengan tergesa-gesa.
Melihat hal itu, Robin segera menunjukkan seluruh tubuhnya dan melambai kecil sambil memasang senyuman lembut. "Tidak, Paman hanya bertanya, apakah kalian sudah lapar? Jika iya, maka cepatlah turun dan makan bersama!"
Diantara ketiganya, hanya Sanaka yang bereaksi berlebihan. Tampaknya dia sudah melupakan jadwal Makan malam karena terlalu fokus dalam mengasuh anak-anak.
Dengan cepat dia membetulkan posisinya dan hendak untuk berlari keluar, paling tidak sebelum Robin menghentikan dan kembali melanjutkan perkataannya.
"Tenang, kau tak perlu terburu-buru seperti itu, karena sekarang kita akan makan bersama diluar rumah! Apakah kalian setuju, anak-anak!?" tanya Robin memasang wajah antusias.
Mendengar itu, kedua kakak beradik itu langsung bangkit dan mengangkat salah satu tangannya tinggi-tinggi. Dengan antusias yang sama, mereka berteriak mengatakan kalimat serupa.
""Kami setuju!!"" ucap keduanya bersamaan.
Melihat itu, Robin merasa bahagia, dia segera berbalik dan mengajak mereka bertiga untuk segera mengikutinya dengan gestur melambaikan tangannya.
"Baiklah, mari kita pergi sekarang juga!" ucap Robin bersemangat.
Sementara itu, di dapur tampak Xiao Hang dan Haris sedang menyiapkan beberapa sayuran yang telah dipotong dengan sangat rapih. Walaupun saat ini mereka hanya memotong sayur yang ada di hadapan mereka, karena mereka pikir beberapa sayuran itu akan digunakan oleh Sanaka untuk membuat makanan enak.
"Apakah Tuan akan bahagia dengan kinerja kita yang begitu baik ini!?" tanya Xiao Hang menoleh kearah Haris dengan wajah penuh harap.
"Pastinya! Aku sangat yakin bahwa Tuan akan memeluk kita dengan wajah yang begitu bahagia! Bukankah itu begitu mendebarkan!?" Haris tampak sama dengannya.
****
Halo, dengan Kiyohyun disini!
Sebelumnya saya akan berterimakasih kepada kalian yang telah membaca serta memberikan dukungan dengan like dan komen kalian!
Disini, saya ingin meminta maaf bila terdapat beberapa chapter yang mana tulisan di dalamnya hancur dan tak nyaman untuk dibaca. Jujur itu murni kesalahan saya karena menulis dalam kondisi ngantuk dan pusing.
Hanya itu yang ingin saya sampaikan, sekali lagi terimakasih dan semoga enjoy!
Oh ya, novel akan update setiap hari, jam 10.00 - 11.00 Siang. Jadi, tunggulah!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Nathalie soraya
MC nya terlalu naif minta maaf terus minimal agak kejam ekek
2024-01-25
0
Don T
terlalu naif... apa guna punya system n pengawal kuat?
2023-10-10
0