Pelayan baru

Si pencuri memandang tidak percaya, ia hendak untuk membuka suaranya kembali, namun Robin segera menyela sambil bangkit dan menepuk tangannya yang berdebu.

"Apa kau tidak mempertanyakan dari mana aku mendapatkan pil hebat itu? Dan apakah kau juga tidak terpikirkan bahwa pil itu pasti memiliki kekuatan lain selain memulihkan tulang mu kembali?" ucap Robin menatapnya datar.

"Ya, apapun itu. Karena kau telah menelan pil yang kuberikan, maka saat ini hingga seterusnya kau akan mempertanggung jawabkan perbuatan mu yang telah melukai Sanaka serta hendak untuk mencuri rumahku!" Robin berbalik dan berjalan pergi. "Selamat menikmati masa-masa menjadi budak!"

Robin melambai dan menghilang di balik tembok. Karena masalah telah selesai, Robin akan kembali menikmati waktu istirahatnya dan menyerahkan sisanya kepada Xiao Hang yang masih berada di sana.

Melihat pencuri itu yang telah bisa menggerakkan tubuhnya, Xiao Hang segera mengangkat kepalanya secara paksa hingga sejajar dengannya.

"Kau dengar itu? Jangan sesekali melakukan hal yang bisa mengecewakan Tuanku yang telah bermurah hati!" Xiao Hang memasang wajah dingin. "Jika kau sampai melakukannya, maka nasibmu selanjutnya berada didalam tanganku! Ingat itu!"

Selesai dengan ucapannya, Xiao Hang segera melemparkan kepalanya yang membuat si pencuri kembali terjatuh menghantam tembok.

Dia tampak tidak bisa berkata-kata apapun dan hanya bisa terdiam sambil merasakan nyeri dari tubuhnya karena hantaman barusan.

"Sial, kenapa malah berakhir seperti ini..."

Si pencuri tertunduk dengan wajah sesal. Dia telah melakukan kesalahan, dan juga dia telah mengecewakan adiknya yang sedang menunggunya di rumah untuk melihatnya membawa makanan.

Namun, apa yang telah dia lakukan? Pencurian yang dia anggap akan berjalan mudah malah berakhir menyedihkan seperti ini!

Marah? Tidak bisa!

Sekarang dia telah berada di bawah kendali Robin. Dia sendiri sudah merasakannya, dan terasa mustahil jika dirinya sampai bisa melawan balik Robin dengan kekuatannya yang tak seberapa.

"Mengalahkannya? Itu omong kosong..." si pencuri tampak putus asa. "Sekarang... bagaimana caraku untuk pulang? Bagaimana dengan kondisinya yang saat ini sedang kelaparan?"

Dilanda dengan kebingungan yang tak memiliki jawaban, secara terpaksa pencuri itu bangkit dan berjalan mencari Robin yang kemungkinan masih beristirahat di rumah keluarga yang berada di lantai dasar.

Dia akan meminta izin kepadanya untuk bertemu atau setidaknya memberikan sesuap nasi kepada adiknya yang sedang kelaparan. Dia tidak bisa mengabaikan kondisinya begitu saja!

Sesampainya di lantai dasar, pria itu berjalan menuju Robin yang ternyata berada di ruang tamu. Dia tampak sedang beristirahat dengan mata terpejam dan sosok Xiao Hang tampak sedang berdiri di sampingnya.

Tatapannya seketika bertemu dengan Xiao Hang, namun dia tidak memiliki keberanian untuk terus melakukannya, sehingga dengan cepat dia mengalihkan pandangannya dan menunduk ketakutan.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau kemari?" tanya Xiao Hang dengan dominasinya.

Si pencuri tak menjawab, dia berdiri mematung dengan tubuh yang bergetar. Dan secara tidak sadar, saat ini Robin sedang melihatnya dengan sudut mata yang sedikit terbuka.

Kemudian dengan gerakan halus dia mengangkat tangannya, memberi tahu kepada Xiao Hang untuk menghentikan sikapnya yang mengancam itu.

Melihatnya, Xiao Hang paham, kemudian dia mengangguk kecil dan diam seperti yang diinginkan oleh Robin, Tuannya.

"Kau kelihatan seperti membutuhkan sesuatu untuk dikatakan secepatnya." ucap Robin dengan suara tenang. "Ada apa? Mungkinkah kau masih belum puas dengan siksaan yang Xiao Hang berikan?"

Mendengarnya seketika membuat tubuhnya menjadi semakin bergetar. Namun dengan keberanian yang tersisa, dia mendongak, menatap Robin dengan mohon dan mengatakan kebutuhannya saat ini.

"T-tidak! Saya tidak bermaksud untuk itu..." ucap pria itu panik. "Maaf bila lancang, tetapi saat ini saya ingin meminta izin kepada Anda untuk pulang ke rumah dan memberikan adik saya makan..."

Saat ini dia sedang bertaruh, dia sudah tidak peduli dengan nasibnya jika sampai Robin menolak. Namun jika dia tidak melakukannya, maka penyesalan akan selalu menumpuk di hatinya.

Robin mengangkat alisnya, dia segera membetulkan posisi duduknya dan menatap pria itu dengan penasaran.

"Adik? Kau memiliki Adik?" tanya Robin dibalas anggukan kecil.

"B-benar... Saya memiliki satu Adik laki-laki dan satu Adik perempuan... Saat ini mereka sedang menunggu saya di rumah... " jawabnya mencoba untuk berani.

Robin mengernyit, "Dan kau meninggalkan mereka sendirian dirumah? Kakak macam apa yang tega meninggalkan adiknya dengan mudah seperti ini!"

Robin merasa tak tega setelah mendengarnya, secara spontan dia meninggikan suaranya hingga membuat pria itu semakin ketakutan dengan keringat dingin mengucur deras di tubuhnya.

"... Kau boleh melakukan itu. Tapi bawa Adikmu ke rumah ini, menggunakan transportasi yang ada, dan aku akan memberikanmu uang untuk itu!"

Karena tak mendapati jawaban lagi, Robin kembali menenangkan dirinya dan berkata sambil memegang kepalanya yang terasa sedikit pusing karena serangkaian peristiwa membuatnya tidak bisa mendapatkan istirahat yang bagus.

Mendengar kemurahan hati dari Robin, pria itu mendongak dengan wajah keterkejutan. Kemudian membungkukkan tubuhnya 90° dengan penuh kebahagiaan.

"Terimakasih, Tuan! Terimakasih!" ucapnya bahagia.

Robin tak menjawabnya, namun dia mengangguk dan menjulurkan tangannya untuk memberikan uang ongkos kepada pria itu.

"Ambilah, dan cepat bawa kedua adikmu kemari. Kasihan mereka jika menahan lapar terlalu lama lagi..." titah Robin memberikan ongkos kepada pria itu.

"Terimakasih kasih, Tuan!" pria itu kembali membungkuk.

Namun ketika dirinya hendak pergi, Robin sekali lagi menghentikan pergerakannya dan bertanya sesuatu yang membuatnya sedikit terkejut.

"Tunggu..." Robin menghentikan. "Siapa namamu?"

Pria itu menoleh, ekspresi terkejutnya perlahan memudar setelah mendengar pertanyaan. Awalnya dia khawatir jika Robin akan menarik kembali perkataannya yang telah terlanjur membuatnya bahagia.

"Nama saya, Haris. Tuan!" jawabnya dengan senyuman syukur.

"Oh, Haris. Ya sudah, pergilah cepat!" Robin mengangguk kemudian memerintahkannya kembali.

Haris mengangguk, dengan cepat dia pergi dari hadapan mereka dan berlari dengan cepat menuju jalan raya untuk memberhentikan taksi atau angkutan umum lainnya.

Sementara itu, Xiao Hang yang sejak awal melihat seluruh kejadian itu memasang senyuman tipis dengan kekagumannya terhadap Tuannya yang sungguh rendah hati.

"Anda benar-benar hebat, Tuan!" Xiao Hang tidak tahan untuk tidak mengungkapkan isi hatinya.

Robin menoleh dengan senyuman masam, "Aku sudah mendengarnya sepanjang hari. Setidaknya biarkan aku beristirahat sebelum kau mengatakannya lagi dan lagi..."

Xiao Hang tampak bersalah ketika mendengar keluhannya, dia secara spontan langsung berlutut dan menunduk dengan wajah penyesalan.

"Maafkan saya karena telah menganggu Anda, Tuan! Tolong berikan hukuman yang setimpal untuk kesalahan yang telah saya perbuat!" ucap Xiao Hang dengan sungguh-sungguh.

"Ah, aku kau malah memperburuk keadaan jika berkata seperti itu..." lirih Robin berwajah masam. "Sudahlah berhenti bertingkah, aku ingin istirahat sejenak dan jangan banyak bertanya apa-apa lagi! Mengerti!"

Xiao Hang terpaku, dia telah melakukan kesalahan yang begitu fatal hingga membuat Tuannya marah seperti itu!

Sehingga dengan pasrah dia mengangguk dan berdiam tanpa mengatakan apapun. Bahkan untuk bergerak sedikit saja dia sudah tidak berani.

Dan pada saat Robin baru saja memejamkan matanya beberapa detik, tiba-tiba saja terdengar suara jeritan menyakitkan dari Sanaka yang berasal dari arah dapur.

Hal itu sontak membuat Robin kembali tersadar dan berdecak dengan kesal, "Sekarang ada apa lagi, astaga..."

Robin menggerutu sambil berjalan menuju dapur dengan diikuti oleh Xiao Hang yang tampak sangat khawatir. Namun dia tidak berani untuk mendahului langkah Tuannya, karena itu dianggap sebagai tindakan tercela bagi budak sepertinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!