Ingatan yang terpicu

Robin tiba di dapur, dia dengan jelas dapat melihat sosok Sanaka sedang berteriak sambil menutup kedua telinganya di dekat pecahan gelas yang tidak sengaja ia pecahkan sebelumnya.

Disaat Robin hendak menghampirinya, tiba-tiba terlihat sebuah layar notifikasi yang membuat dirinya tersadar akan situasi yang sedang dialami oleh Sanaka.

Merasa tidak tega, Robin menghampirinya secara perlahan sambil sesekali memanggil namanya dengan lembut.

Namun, ketika Sanaka menoleh, raut wajahnya semakin memucat dan dengan cepat di mendorong tubuhnya hingga menabrak tembok. Tetapi dia tidak berhenti untuk mendorong tubuhnya dengan kaki.

"Jangan dekati aku! Jangan dekati aku! Aku minta maaf, aku minta maaf, aku minta maaf!!" Sanaka teriak histeris.

Robin dan Xiao Hang tampak memasang ekspresi iba di wajahnya. Mereka sungguh tidak tega membiarkan Sanaka terlalu lama dalam kondisi seperti ini. Mengingat mereka sudah menjadi satu ikatan walau belum sampai sehari.

"Hei... Tenanglah, aku di sini untuk membantumu..." Robin semakin dekat dengan Sanaka.

Dia menjulurkan kedua tangannya untuk meraih tubuh Sanaka dengan lembut. Namun tindakannya itu memiliki perbedaan yang signifikan dalam sudut pandang Sanaka.

Berbeda dengan kenyataannya, saat ini Sanaka seperti melihat iblis yang sedang berjalan dengan seringai menakutkan di wajahnya. Iblis itu terus berkata "Kemari, dan matilah untukku...", hal itu jelas sangat menakutkan bagi Sanaka yang seperti akan menemukan ajal nya sebentar lagi.

"Tidak! Tidak! Jangan mendekat! Kumohon jangan mendekat!!" Sanaka memejamkan matanya sambil terus melambaikan tangannya dengan gemetar.

Xiao Hang semakin tidak tega dengan itu, dia hendak untuk menghampiri Sanaka, namun segera gerakannya dihentikan oleh Robin yang menghalangi jalannya dengan tangan.

"Kau diam saja, dia akan semakin ketakutan jika kita menghampirinya secara bersamaan. Kau diam dibelakang saja, sebisa mungkin jangan berada dalam pandangannya. Mengerti?" bisik Robin menoleh kearahnya.

Xiao Hang mengangguk, dengan gerakan cepat dia menghilang dari pandangan Robin dan juga Sanaka. Hal itu terbukti efektif ketika melihat reaksi Sanaka yang semakin tenang, walaupun dia akan kembali merasakan ketakutan ketika melihat sosok Robin yang tampak seperti iblis baginya.

Robin yang sadar akan hal itu segera mempercepat langkahnya, tidak peduli bagaimana reaksi Sanaka mengenai hal itu. Yang terpenting baginya saat ini adalah menenangkan Sanaka sebelum terjadi sesuatu yang mengkhawatirkan.

"Tenanglah..."

Ketika Robin sudah hampir menggapainya, secara mengejutkan Sanaka menghindar ke samping dan berlari menuju sudut ruangan dengan ekspresi yang masih sama.

Dia terus mencoba untuk membuka gagang pintu, namun sayang karena pintunya di kunci dan entah mengapa dia tidak terpikirkan untuk membuka kuncinya dan berlari keluar.

"Tolong maafkan saya! Saya mengaku salah! Jangan siksa saya lagi!!" teriaknya histeris sambil terus melambaikan tangannya dengan kasar.

Robin yang sudah merasa semakin tidak tega langsung berlari ke arah Sanaka, dan memeluknya dengan cepat sebelum wanita itu kembali berlari darinya.

Terdapat pemberontakan ketika dirinya melakukan hal itu, namun tenaga miliknya lebih besar daripada Sanaka yang sudah jelas hanya seorang perempuan biasa.

Walaupun tubuhnya terbuat dari boneka, namun ketahanan serta kekuatan yang terdapat di boneka tersebut sudah diatur sesuai dengan tubuhnya ketika masih hidup. Sehingga dengan tenaga lemah seperti itu Sanaka tidak dapat melepaskan diri dari pelukan Robin.

"Tenang... Tenang... Aku tidak akan menyakitimu. Tidak akan pernah..." bisik Robin sambil mengelus kepala Sanaka dengan lembut.

Waktu demi waktu mereka habiskan dalam posisi itu. Perasaan hangat yang diberikan oleh Robin perlahan mulai menyelimuti diri Sanaka, sehingga secara perlahan dirinya kembali mendapatkan ketenangan.

Tarikan nafas yang awalnya terdengar kasar dan tidak beraturan telah kembali seperti awal. Serta wajahnya yang pucat dan kusut kian terlihat membaik.

Hal itu membuat Robin bahagia, perlahan dia melepaskan pelukannya, kemudian menatap wajah Sanaka dengan kehangatan yang masih belum menghilang.

"Kan? Aku sudah mengatakan kalau aku tidak akan menyakitimu. Jadi, tenangkan dirimu, aku bukanlah iblis yang kamu ingat. Aku adalah Robin, Tuan mu yang tak akan pernah berani menyakiti orang tersayangnya, termasuk kamu!" ucap Robin dengan senyuman menyertai.

Sanaka mendengarkannya dengan seksama, perlahan matanya terbuka lebar seperti melihat sesuatu yang membuatnya terkejut sekaligus bahagia.

Tatapannya yang kosong perlahan mulai kembali menunjukkan kehidupan, bahkan senyuman yang tak pernah tampak diwajahnya mulai terukir secara bertahap.

Melihat perubahan itu, Robin semakin bahagia, dan secara tidak sadar dia kembali memeluk Sanaka dengan lembut. Namun kali ini pelukannya tidak berlangsung lama.

Tak lama kemudian, muncul sebuah notifikasi di depan mata Robin yang membuatnya tersenyum samar. Bahkan tak ada yang sadar dengan senyumannya saat ini.

[Selamat anda telah berhasil memenangkan Sanaka yang sedang terhanyut dalam ingatan kelam!]

[Anda mendapatkan: 20.000.000 rupiah, 1 Sistem Poin dan 1 motor Kawasaki Ninja ZX-6R 636 SE]

***

Setelah kejadian itu, Sanaka yang telah tersadar langsung meminta maaf kepada Robin dengan perasaan malu. Dia benar-benar tidak tahu bahwa perilakunya saat itu membuat Robin kerepotan.

Namun, Robin segera memaafkannya dengan tulus. Dia sendiri tidak terlalu mempedulikannya, mengingat Sanaka telah menjadi tanggung jawabnya, sehingga akan terasa tidak masuk akal jika Robin marah karenanya.

Tak lama berselang, Haris telah kembali bersama dengan kedua adiknya yang tampak malu-malu dan selalu bersembunyi dibelakang tubuh sang kakak.

Haris langsung memperkenalkan keluarga kecilnya kepada Robin, walaupun saat itu Haris tampak enggan sekaligus malu karena telah merepotkan Tuannya yang baru saja bertemu dengannya hari ini.

Namun Robin dengan senyuman menerima kehadiran mereka, dia langsung mencoba untuk akrab dengan kedua adik Haris yang bernama Vily dan Vino. Walaupun pada akhirnya dia tidak bisa mendapatkan hati keduanya yang tampak masih takut dengan kehadirannya.

Dikarenakan hari yang sudah malam, mereka berenam langsung pergi menuju ruang makan untuk menunggu makan malam disajikan oleh Sanaka.

Berbeda dengan Robin, kedua bocah itu malah terlihat akrab dengan sang pelayan dan justru rela untuk membantunya dalam menyiapkan makanan.

Robin yang melihat itu tampak heran. Dia terkejut mereka dapat saling membangun hubungan dalam waktu yang begitu singkat? Bagaimana caranya? pikir Robin.

Setelahnya, Robin beserta orang-orang yang sudah dia anggap sebagai keluarga itu mulai menjalani hari dengan bahagia. Bahkan Robin tak pernah sekalipun menyinggung mengenai tindakan Haris yang sebelumnya hendak untuk mencuri.

Karena itu, semakin lama Haris semakin menaruh hormat kepada Tuannya dan bersedia untuk mengabdikan diri Robin hingga akhir hayatnya.

Tak lupa juga selama beberapa hari itu, Robin menyelesaikan misinya yang selalu terpicu di sekitaran rumahnya. Sehingga tanpa perlu keluar rumah, dia bisa mendapatkan uang serta menyelesaikan misinya dengan sangat mudah.

Apalagi setiap misi yang diberikan oleh Sistem tak lain adalah pencurian, penculikan, atau bahkan menyelamatkan hewan yang sedang terjepit.

Itu semua terasa sangat mudah bagi Robin yang kebetulan selalu membawa Xiao Hang disisinya.

Terpopuler

Comments

Rudi Petoy

Rudi Petoy

perasaan Robin blm pernah liat sttsnya dari mulai pertama sampe sekarang

2024-10-01

0

Hariss Dirga

Hariss Dirga

semangat

2023-12-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!