Robin sedikit terkejut dengan kehadiran mereka, namun setelah mengatur nafasnya kembali, dia segera menatap mereka dengan penuh selidik.
Tampak kedua pelayan barunya ini dapat dibedakan dengan jelas, tentu saja itu pasti. Apalagi keduanya memiliki jenis kelamin serta penampilan yang sangat jauh berbeda.
Jika melihat ke arah Sanaka, dia terlihat seperti seorang wanita dengan kulit putih pucat, rambut hitam serta tubuh yang ideal. Namun dapat terlihat jejak kekerasan dari leher, tangan, serta kakinya. Kebetulan saat ini dia mengenakan gaun sederhana, sehingga tubuhnya sedikit terekspos.
Sementara itu, Xiao Hang tampak sangat menakutkan. Tatapannya bagaikan seorang predator dengan penampilannya seperti seorang assassin yang telah bekerja selama puluhan tahun.
Dominasi yang ditunjukkan oleh Xiao Hang terasa sangat berat, bahkan sempat membuat Robin mengeluarkan keringat dingin.
"Hum, mereka menarik. Tampak memiliki takdir yang sama, namun dengan porsi yang berbeda. Aku merasa seperti bisa membentuk sebuah organisasi dengan orang-orang menderita di dalamnya, apakah itu ide yang menarik, Sistem?"
[Menarik bagi Anda sendiri. Saya tidak bisa mengatakan apapun untuk itu.]
Robin tertawa canggung setelah mendengar suara Sistem yang terdengar lebih datar dari sebelumnya. Namun dengan segera dia kembali mengalihkan perhatiannya kepada kedua pelayannya yang baru.
"Baiklah, karena kalian telah ku beli dengan harga mahal, maka mulai saat ini kalian harus menuruti segala perintah yang kuberikan, mengerti?" tanya Robin kepada keduanya.
""Tentu saja, Tuan!"" kembali mereka serempak menjawab.
"Bagus, dengan begitu untuk Sanaka segera bersihkan rumah ini sampai kinclong! Dan untuk Xiao Hang... kau hanya perlu duduk manis saja, soalnya tidak berguna jika dalam situasi seperti ini." ungkap Robin dengan santai.
Namun ucapannya itu berhasil membuat Xiao Hang tampak murung dengan kecewa, dia awalnya sudah dibuat berharap oleh Robin, tapi semuanya tak sesuai dengan harapan.
"Oh ya, Sistem. Apakah ingatan mereka masih ada?" tanya Robin.
[Untuk itu, saya sudah membersihkan seluruh ingatan mereka untuk sementara. Karena dalam situasi tertentu, ingatan mereka akan kembali terpicu. Tapi hal itu tidak akan menyebabkan kesetiaan mereka turun, jadi Anda tak perlu khawatir.]
"Baguslah..." Robin kembali mengelus dadanya.
Kemudian, setelah cukup lama menghabiskan waktu dengan memperhatikan Sanaka bekerja, Robin pun beranjak dari kursinya dan langsung pergi keluar mansion sambil diikuti oleh Xiao Hang.
Saat ini, rencananya Robin akan pergi jalan-jalan sekalian membeli beberapa keperluan seperti: pakaian, atau persediaan lainnya. Tentu saja dengan budget yang telah menipis.
Namun dia tak terlalu mengkhawatirkan hal itu, mengingat misi akan terpicu setiap harinya, sehingga dapat dipastikan bahwa hari ini Robin akan mendapatkan uang saku tambahan.
"Xiao Hang, apa kau bisa bersembunyi di dalam bayanganku seperti yang dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam film?" tanya Robin ketika berada di dekat gerbang mansion nya.
"Saya tidak tahu apa itu film, tetapi saya dapat melakukan persembunyian seperti yang Anda katakan sebelumnya! Apakah Anda ingin saya melakukannya?" Xiao Hang tampak kembali menemukan secerah harapan.
Robin mengangguk, "Tentu saja itu perlu, sekarang lakukanlah!" titahnya yang tak lama kemudian Xiao Hang langsung memasuki bayangannya.
"Wah, itu hebat Xiao Hang..." seru Robin sambil menatap bayangannya sendiri.
"Terimakasih, Tuan!" terdengar Xiao Hang menyahut.
"Baiklah, sekarang lebih baik kita pergi—" Robin menghentikan ucapannya dan melihat notifikasi yang tiba-tiba muncul, "Huh, ini dia yang kuinginkan sejak awal, Sistem!"
Robin tersenyum tipis dengan tatapan yang tak dapat diartikan, namun dengan cepat dia segera melesat ke arah yang sudah ditentukan oleh Sistem untuk misi selanjutnya.
[Misi terpicu!]
[Selamatkan seorang anak kecil yang akan tertabrak ketika sedang berlari mengejar kupu-kupu!]
[Hadiah: 7.000.000 rupiah dan 1 Sistem Point]
[Hukuman: Lumpuh permanen]
[Durasi: 00:00:04:55]
Dengan segenap tenaga Robin terus berlari tanpa henti. Walaupun hanya berjarak beberapa ratus meter, entah mengapa Robin sudah merasa kelelahan yang berlebih hingga membuat nafasnya semakin tidak beraturan.
Kondisinya itu membuat Xiao Hang merasa khawatir, rasanya ingin sekali dia keluar dari persembunyiannya, namun itu tidak bisa dilakukan karena dirinya masih belum menerima perintah dari Robin.
Sehingga saat ini Xiao Hang hanya bisa berharap dan berdoa agar semuanya berjalan dengan lancar, mengingat Robin akan mendapatkan hukuman jika dirinya gagal untuk menyelesaikan misi tersebut.
"Haah... haah... haah... Ini cukup melelahkan, tidak, tetapi sangat melelahkan. Dan juga, di mana anak itu?" Robin tampak ngos-ngosan sambil mengedarkan pandangannya mencari targetnya yang sudah dekat.
Hingga setelah beberapa saat menunggu, bisa terdengar deru mesin yang melesat dari arah belakang Robin yang kemudian melaju dengan cepat ke arah berlawanan.
Pada awalnya tidak ada yang aneh. Namun ketika Robin dapat melihat seorang bocah sedang berlari tanpa memperhatikan jalannya, membuat Robin tersadar bahwa target penyelamatannya sudah mendekati maut.
"Bahaya!"
Segera Robin kembali berlari tanpa mempedulikan rasa sakit dari kakinya. Sebisa mungkin dia berlari dengan cepat, namun kecepatannya masih belum cukup untuk menyusul mobil tersebut.
Dan bahkan saat ini Robin dapat melihat mobil yang semakin mendekati bocah itu. Entah tidak sadar atau apa, pengendara mobil itu justru semakin mempercepat kecepatannya, padahal ini merupakan jalanan komplek.
"Sial, Xiao Hang tolong bantu aku!" pinta Robin panik.
Tanpa basa-basi Xiao Hang segera muncul, "Baik, Tuan! Saya akan segera menyelamatkannya!" ucap Xiao Hang hendak untuk melesat ke arah bocah tersebut.
Namun segera Robin menghentikannya dan berkata, "Tidak, ini adalah tanggung jawabku! Kau hanya perlu melemparkan tubuhku dengan sekuat tenaga agar bisa menyelamatkannya!"
"Baik!"
Tak ingin berlama-lama Xiao Hang segera meraih kerah baju Robin dan melemparkan tubuhnya dengan cepat menuju bocah tersebut yang hanya membutuhkan beberapa detik untuk tertabrak.
'Semoga bisa, semoga bisa, semoga bisa!' Harap Robin dalam batinnya.
Hingga beberapa sekian detik kemudian, ketika mobil itu hanya berjarak beberapa centi dari bocah itu, dengan segera Robin meraih tubuh bocah itu ke dalam pelukannya dan terhempas hingga menabrak tembok dengan keras.
Sementara itu, mobil yang hampir menabrak keduanya masih melanjutkan perjalanannya tanpa mempedulikan apa yang telah terjadi kepada mereka berdua.
"Kau, tidak, apa, apa, nak?" tanya Robin terbata-bata.
Namun bocah itu tak membalasnya dan malah menangis dengan air mata keterkejutan serta ketakutan yang bercampur menjadi satu.
"Aaaah! Ibu! Ibu!" jeritnya begitu melengking.
Tak selang beberapa detik, terlihat seorang wanita muda sedang berlari dengan panik menuju ke arah mereka dan meraih anaknya dengan cepat.
Dia mengelus-elus bocah itu penuh penyesalan, namun kemudian menatap Robin dengan tajam dan berkata, "Kau berani-beraninya menculik anakku!? Dasar penculik tidak tahu malu!"
Wanita itu malah menyalahkan Robin dengan amarahnya, kemudian dirinya berteriak meminta tolong yang langsung membuat beberapa warga berkumpul ke tempat itu.
"Ada apa Bu?" tanya salah satu warga.
Wanita itu menunjuk kepada Robin, "Dia hendak menculik anak saya, tapi bersyukur dia terjatuh dan sekarang anak saya menangis tanpa henti karena ketakutan!" tuduhnya dengan enteng.
Sementara itu, Robin hanya bisa menatap mereka dalam diam dan tak bisa membantah karena energinya telah habis, ditambah dengan tubuh bagian belakang serta kepala yang cedera akibat benturan sebelumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
bodohkan buat cerita yang sama cerita dalam novel lain. apa thor dh xde ide lagi. novek ni xpatut siarlah sampah. baik kau baca dgn mak bapak kau je.
2024-10-02
0
Vincent Da Vinci
mc yg bodoh
2023-10-04
1