Dituduh

"Apa memang benar begitu?" tanya seorang warga memastikan.

Wanita itu menoleh, "Jelas! Jika tidak, lalu kenapa anakku nangis di dekatnya! Itu tidak lain karena dia ketakutan akan pria yang menculiknya!"

Dengan tuduhan yang terus menyudutkan Robin, tampak dirinya tak bisa melakukan apapun selain terdiam dan mencoba untuk bangkit. Yang mana untuk bergerak sedikit saja sudah membuat dirinya kesakitan.

"Mungkin dia benar! Ayo kita hajar aja pria itu, kalau bisa sampai mati!" teriak salah satu pemuda langsung menghampiri Robin.

Yang lain tampak mengangguk, kemudian mereka ikut menghampiri Robin dan hendak untuk mengeroyoknya yang sudah tidak berdaya.

Namun, disaat seperti itu salah satu pemuda terhempas begitu cepat kearah si wanita penuduh. Hal itu sontak membuat yang lain terdiam sekaligus terkejut karena pemuda itu langsung tergeletak tidak sadarkan diri.

"Sialan! Kenapa kau malah menabrak ku!" umpat wanita itu mencoba untuk bangkit, namun bersyukur karena anaknya sudah turun dari gendongannya.

"S-siapa kau!" salah satu warga tampak ketakutan ketika melihat Xiao Hang sedang berjalan dengan niat membunuh yang sangat besar.

"Siapa dia? Apakah dia seorang cosplayer?" tak sedikit pula yang menganggap aneh Xiao Hang, "Hei bocah, disini bukanlah tempat untuk cosplayer atau sok jadi pahlawan! Lebih baik kau pergi sa—"

Sebelum dia selesai melanjutkan kalimatnya, Xiao Hang dengan cepat meninju santai wajahnya yang kemudian membuat rahangnya menjadi remuk dan langsung menghilangkan kesadarannya.

"Cosplayer? Apa kau pikir aku terlihat sedang bercanda!" Xiao Hang berkata dengan bahasa asing yang membuat kebanyakan dari mereka tidak paham dengan apa yang dia ucapkan.

Namun, mereka sangat paham bahwa mereka akan dalam bahaya jika melawan pemuda itu. Begitulah pikir mereka tanpa mengetahui bahwa Xiao Hang adalah pria berusia 90 tahun yang berprofesi sebagai pembunuh.

"K-kami tidak memiliki masalah denganmu, jadi tolonglah untuk berhenti memukul orang-orang yang ada di sini!" seorang pria dewasa berbicara sambil memasang ekspresi ketakutan.

"Ya benar!" Semuanya tampak setuju sambil mengangguk.

Xiao Hang semakin memperbesar niat membunuh nya yang kemudian membuat semua orang tampak tak tahan dengan auranya itu. Bahkan sampai ada yang pingsan dengan mata memutih dan mulut berbusa.

"Tidak bermasalah denganku? Kalianlah yang telah membuat tuan ku terluka!" ucapnya penuh amarah.

Kemudian, tanpa mempedulikan mereka lagi, Xiao Hang menghampiri Robin dan membantunya untuk berdiri.

"Kemari Tuan, berhati-hatilah…" Xiao Hang tampak lembut ketika menolong Robin.

"T-terimakasih…" Robin tersenyum tipis.

Melihat Xiao Hang yang sedang membantu Robin, tampak wajah wanita itu berubah menjadi merah padam dan tanpa sadar menunjuk Xiao Hang dengan penuh amarah.

"Kau, kenapa kau malah membantu penculik itu, sialan!" sergahnya tanpa menyadari konsekuensi dalam ucapannya itu.

"Penculik?" Xiao Hang mengernyit, "Ah, jadi kau yang telah menuduh Tuan ku sebagai penculik!" balasnya menatap tajam wanita itu hingga membuatnya terjatuh lemas.

Robin yang melihat itu segera menepuk tubuh Xiao Hang dan berkata dengan lirih, "Kau… Mereka tidak memahami apa yang kau katakan, jadi hentikan untuk mengancam sampai membuat anaknya ketakutan…"

Xiao Hang menoleh, "Anda memang Tuan yang bermurah hati, saya semakin salut dengan Anda!" ungkapnya diikuti dengan senyuman hangat.

'Bukan itu maksudku, sialan! Mereka tidak memahami perkataan mu, yang pasti saat ini kau terlihat seperti orang gila!!' batin Robin berteriak.

Namun sangat disayangkan karena saat ini Robin tidak memiliki tenaga ekstra untuk mengatakan hal itu, sehingga dengan salah paham Xiao Hang melepaskan mereka.

"Kalian semua aku lepaskan karena kemurahan hati Tuan ku, tapi jika kalian berani mengulangi hal yang sama, maka aku akan membunuh kalian semua!" Xiao Hang melepaskan intimidasi yang hanya keluar sesaat.

'Dia!! Ah… sudahlah, ini lebih baik.' Robin tersenyum masam dengan tatapan kosong.

Sementara itu, kini mereka tampak mengangguk-angguk ketika melihat Xiao Hang dan Robin berbalik untuk pergi.

"Kami tidak paham maksudmu, tapi terimakasih telah memaafkan kesalahan kami!" salah satu dari mereka berkata dengan suara keras.

Kemudian, setelah memastikan Xiao Hang sudah semakin jauh, para warga langsung menoleh ke arah wanita itu yang masih terjatuh dengan bocah laki-laki tampak khawatir di sampingnya.

"Kau… kau telah membuat kami dalam masalah! Sekarang kita akan mengecek cctv untuk membuktikan apakah tuduhan mu itu benar!"

Wanita itu hanya terdiam ketika mendengar itu dan pergi bersama para warga untuk menuju penjaga, kemudian melihat hasil rekaman cctv yang terjadi di jalan itu.

Sementara itu, Robin yang telah kembali ke Mansion dengan dibantu oleh Xiao Hang langsung duduk di sofa dan meminta Sanaka untuk membawakannya air putih.

Setelah air putih datang, Robin segera meminum obatnya, walaupun itu hanya sebuah pil, tapi entah mengapa Robin bisa merasakan rasa pil yang begitu pahit sehingga membuat dirinya kembali berwajah masam.

"Bluergh… Kenapa obat dengan khasiat tinggi selalu memiliki rasa yang buruk!?" Kesal Robin sambil meletakkan gelas yang sudah kosong.

Xiao Hang yang masih berada di sampingnya tampak begitu khawatir, dia melihat Robin dengan tatapan anak anjing yang membuat Robin sedikit tidak nyaman.

"Hentikan tatapan menjijikan mu itu, Xiao Hang. Jika tidak, kau akan ku kembalikan ke dalam toko Sistem!" Ancam Robin berhasil membuat Xiao Hang patuh.

"Jangan lakukan itu, Tuan!" Xiao Hang berlutut dengan suara yang berat.

'Woah, perubahan yang begitu cepat. Seperti yang diharapkan dari seorang pembunuh!' Robin tampak kagum dengan perubahan sikap Xiao Hang.

"Sekarang aku sudah pulih, lebih baik kita segera melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda!" ucap Robin sambil bangkit setelah tubuhnya kembali pulih.

[Selamat anda telah menyelesaikan misi menyelamatkan seorang anak kecil dari maut!]

[Anda mendapatkan: 7.000.000 rupiah dan 1 Sistem Poin.]

[Uang Anda bertambah menjadi: 10.900.000]

Melihat notifikasi di depannya, dia tersenyum lebar kemudian mengangguk dan pergi meninggalkan Mansion setelah berpamitan dengan Sanaka yang sedang beristirahat.

Karena tidak ingin berjalan capek-capek, Robin memesan ojek online yang ternyata drivernya adalah orang yang sama seperti kemarin malam 

"Loh pak, masih narik?" tanya Robin berbasa-basi sambil menerima helm dari pria itu.

"Panggil saja saya Seno, mas! Iya, saya masih narik karena anak saya akan ulang tahun besok, jadi kasihan jika saya tidak memberikannya apa-apa!" balas Seno tersebut sambil tersenyum hangat.

Robin tersenyum mendengarnya, "Wah, kebetulan nih pak. Saya juga rencananya mau belanja-belanja, kenapa tidak sekalian kita barengan saja beli hadiah buat anak bapak?" 

"Tidak perlu, mas. Saya masih harus cari-cari tambahan sebelum beli hadiah…"

"Bapak tidak perlu khawatirkan itu! Biar saya yang belanjakan seluruh keperluan anak bapak, anggap saja ini sebagai rezeki atas kerja keras bapak selama ini!" Robin memotong ucapan Seno dan mengusulkan sesuatu.

Seno tampak terkejut ketika mendengarnya, dia hendak untuk menolak, namun ekspresi tulus Robin membuatnya tak bisa melakukan apapun selain berterimakasih dengan wajah penuh rasa syukur.

Kemudian, mereka pun pergi menuju mall sambil sesekali mengobrol mengenai kehidupan sehari-hari yang tentunya Robin suka dengan keakraban ini.

Terpopuler

Comments

Abbie Jard

Abbie Jard

sama anak buah nya berani bicara.
kalau sama orang lain yang di tuduh menculik anak kecil ga berani bicara.sampaaaaaaahhh bener MC nya

2024-08-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!