Robin berjalan sendirian di tengah keheningan, namun dirinya terus menatap layar biru yang menunjukkan letak rumahnya melalui GPS yang disediakan oleh Sistem.
Sambil sesekali melirik ke depan, Robin tetap berjalan tanpa sedikitpun niatan untuk beristirahat. Hingga pada akhirnya dia telah sampai di depan rumah yang tidak salah lagi ini adalah rumah hadiah dari Sistem.
Namun...
"Yang benar saja..." Robin tampak tercengang, "Bagaimana mungkin kau memberikan rumah besar—mansion ini kepadaku!?" lanjutnya dengan jantung yang hampir meledak.
[Memangnya apa yang salah dari itu, Tuan?]
"Tidak, tidak, tidak, kurasa kau tidak salah. Tetapi kau terlalu aneh karena memberikanku sebuah mansion hanya karena atas dasar hadiah dari misi pertama? Itu tidak masuk akal!" ucap Robin sedikit berbisik dengan keterkejutan yang masih belum menghilang.
[Tuan tidak perlu bereaksi berlebihan seperti itu, anggap saja ini hanyalah hadiah atas kerja keras Anda selama ini.]
Sistem terdengar sangat tenang, membuat Robin tak bisa berkata-kata apapun lagi. Sehingga setelah mengatur nafasnya, dia berjalan memasuki mansion dengan halaman yang bahkan lebih luas dari mansion Anton.
Kemudian, setelah berada di depan pintunya, dia tampak kebingungan dan celingak-celinguk seperti seorang maling yang sedang mencari celah masuk.
"Ngomong-ngomong, bagaimana caranya aku masuk ke dalam?" tanya Robin sambil menggaruk pipinya.
[Anda terlihat mencurigakan jika mengatakan hal itu dengan wajah kebingungan...]
[Sekarang Anda hanya perlu menyentuh pintunya dengan kedua telapak tangan Anda untuk memastikan kepemilikan.]
"Begitu..."
Robin mengangguk, kemudian menjulurkan tangannya ke depan dan menyentuh pintu dengan perlahan. Tak lama kemudian, muncul cahaya merah dari telapak tangannya yang diikuti dengan terbukanya pintu mansion.
[Selamat! Mansion telah menjadi milik Anda!]
[Surat kepemilikan telah disimpan ke dalam inventori!]
Sesaat setelah pintu terbuka, muncul layar notifikasi yang sangat membuat Robin bahagia. Dia hampir lompat-lompat kegirangan, mengingat hal seperti ini hanya menjadi sebuah angan-angan jika di kehidupan sebelumnya.
Namun, sebelum Robin semakin tenggelam dalam kebahagiaan, tiba-tiba saja kembali terbesit ingatan masa lalu yang menunjukkan dirinya sedang berkumpul bersama dengan keluarga kecilnya di sebuah rumah sederhana.
Hal itu membuat dirinya kembali serius, dia menatap tangannya sendiri, kemudian mengepalkan nya dengan kuat. Sebuah tekad besar tiba-tiba terpancar dari tatapan matanya yang berkobar seperti api besar.
"Aku akan segera menemukanmu dan mewujudkan impian kita selama ini, sayang..." gumamnya sambil membayangkan wajah istrinya.
Kemudian, tanpa membuang banyak waktu Robin segera masuk ke dalam mansion dengan pintu yang kembali tertutup.
"Ini terlalu besar untuk diriku seorang..." Robin tampak kebingungan dalam mengatur ruangan serta kebersihan dalam rumah ini untuk kedepannya.
"Sepertinya aku harus segera mencari pembantu yang dapat diandalkan, tapi untuk sekarang aku masih mampu melakukannya sendirian!" ucapnya kemudian pergi menuju kamar yang telah ditentukan setelah cukup lama menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan mengelilingi mansion .
Bahkan saat ini Robin terlihat masih merasa kagum walaupun sudah melihat kamarnya berkali-kali. "Dengan ranjang King-size ini aku dapat merasakan tidur yang nyaman... Mimpi indah, aku datang!!" seru dirinya kemudian menenggelamkan tubuh di atas ranjang empuk itu.
Tak lama setelahnya dia dengan cepat terlelap, bahkan saat ini dirinya belum melepaskan sandal yang masih menempel di kedua kakinya itu.
Namun itu tidak penting, sekarang dia adalah bos dari rumah ini, tidak ada satupun orang yang dapat melarangnya untuk melakukan apapun yang dia sukai!
***
Malam telah berganti pagi, tampak Robin sudah terbangun dari tidur nyamannya. Dia menunjukkan senyuman cerah sambil menggeliat bagaikan cacing dalam tanah.
"Hooamm!" Robin menguap ketika menggeliat, "Ini adalah perasaan yang ku dambakan!"
Dengan gerakan ringan dia turun dari ranjang dan berjalan menuju keluar kamar untuk mengambil makanan yang sudah disediakan oleh Sistem sebelum kepemilikan rumah beralih ke tangannya.
Dia mengambil sebungkus roti tawar, kemudian mengoleskan selai ke setiap roti yang dia keluarkan. Setelah semuanya selesai, Robin dengan senang hati memakan seluruh roti itu sambil tak menghilangkan wajah bahagianya.
"Hmm, aku merasa hidup di rumah mewah ini sangat menyenangkan, ini merupakan pengalaman baru bagiku." gumamnya ketika selesai sarapan, "Namun, aku merasa bahwa semuanya akan terasa membosankan kedepannya jika aku masih hidup seorang diri di rumah ini. Apakah aku perlu mencari pembantu secepatnya, ya?"
"Bagaimana menurutmu, Sistem?" pada akhirnya Robin bertanya kepada Sistem.
[Saya tidak bisa memberikan saran lebih, tetapi saya menyetujui rencana Anda. Dengan setidaknya satu orang yang menemani Anda di rumah besar ini, mungkin hidup Anda tidak akan terlalu membosankan.]
[Mencari pelayan merupakan ide yang bagus. Mengingat dengan pelayan, kesetiaan mereka terhadap Tuan dapat dipercayai, namun tentu saja Tuan perlu mencari seseorang yang menurut Anda dapat dipercaya.]
Jelas Sistem mengatakan pendapatnya dengan sangat baik. Itu diterima oleh Robin yang sedang mengangguk setuju atas saran yang diberikan oleh Sistem.
"Kau memang benar. Tapi, mencari seseorang yang setia itu sungguh menyulitkan. Aku rasa tidak mampu untuk mencarinya dalam waktu dekat..." ucapnya sambil mengelus dagunya.
[Ngomong-ngomong tentang kesetiaan, Anda tidak perlu mengkhawatirkan itu!]
Robin mengangkat alisnya, "Apa maksudmu?"
[Di dalam toko Sistem, Saya telah menyediakan sebuah boneka yang akan diisi oleh jiwa seseorang yang telah mati. Namun, itu tidak perlu dikhawatirkan, dikarenakan mereka telah diatur untuk memiliki kesetiaan lebih kepada Tuan yang akan membelinya!]
Sesaat Robin berpikir. Banyak pertanyaan yang sedang terkumpul di benaknya, namun tak ada satupun yang dapat dia keluarkan dari mulutnya.
Sehingga mau tak mau Robin mengangguk kemudian meminta Sistem untuk memberikan pelayanan rekomendasi darinya.
[Baiklah, saya akan menunjukkan beberapa rekomendasi yang mungkin akan menjawab kebingungan Anda!]
[Xiao Hang: 90 tahun, Laki-laki, Kualitas A]
[Kelebihan: Hebat dalam bertarung, Memiliki kekuatan yang besar, Rasa pengabdian yang kuat, Pintar.]
[Harga: 4 juta rupiah (Promo untuk pembelian pertama)]
[Sanaka Fujiwara: 21 tahun, Perempuan, Kualitas A+]
[Kelebihan: Dapat melakukan segala jenis pekerjaan rumah, Pintar memasak, Pengasuh yang baik, Setia.]
[Harga: 2 juta rupiah (Promo untuk pembelian pertama)]
[Santi Yulianti: 30 tahun, Perempuan, Kualitas B]
[Kelebihan: Berpengalaman dalam pekerjaan ART, Pintar memasak, Pendengaran tajam, Mulut pedas.]
[Harga: 500 ribu rupiah (Promo untuk pembelian pertama)]
[Hanya itu saja yang dapat saya rekomendasikan untuk menyesuaikan dengan budget yang Anda miliki, Tuan.]
Robin mengangguk tak mempermasalahkannya, "Terimakasih... Dan saat ini aku sudah menentukan dua pilihan yang jelas tanpa ibu-ibu rempong." ungkapnya kepada Sistem.
[Itu berarti Anda akan membeli keduanya secara langsung?]
Robin kembali mengangguk, "Tak masalah, aku tidak perlu mengkhawatirkan mengenai uang untuk saat ini. Sehingga, aku membeli Sanaka dan Xiao!"
Namun, sebelum itu Robin segera menghentikan ucapannya dan bertanya kepada Sistem, "Tunggu Sistem, jika ini promo untuk pembelian pertama, maka aku akan mendapatkan bonus untuk kedua produk ini, kan?"
[Anda tepat.]
Robin tampak puas, "Baiklah, segera lanjutkan pembelian!"
[Baiklah, pesanan sedang diproses...]
[Uang Anda dipotong 6 juta.]
[Sisa saldo Anda: 3.900.000]
Tak lama setelah munculnya notifikasi itu, dua cahaya menyerupai manusia tiba-tiba muncul dihadapan Robin yang kemudian menampakkan dua orang dengan tatapan kosong.
""Kami siap melayani Anda!"" Serempak mereka berbicara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Edi Sudrajat
semangat
2023-09-17
1