Bab. 7. Malam Memalukan

Dokter Andrew bersiap untuk memulai prakteknya. Arumi juga sudah mempersiapkan dirinya di ranjang pasien. Kali ini adalah jadwal mengubah bentuk bibir Arumi agar lebih sensual. Dokter Andrew dan beberapa krunya pun sudah memulai prakteknya.

"Tunggulah Mas! Aku akan menjadi mimpi burukmu!" Arumi bergumam sebelum kesadarannya hilang total. Dokter Andrew dan kru yang membantunya bekerja keras untuk mengubah bibir dan mata Arumi. Untuk hidung menurut dokter Andrew tidak perlu, karena hidung Arumi sudah mancung alami.

"Sus, cek semua. Tinggal selangkah lagi kita selesai. Wajah pasien hanya membutuhkan sedikit perubahan saja. Selebihnya dia sudah memiliki kecantikan alami," jelas dokter Andrew pada suster yang menjadi asistennya.

"Benar dok, pasien sudah cantik. Semoga dengan operasi ini dia akan semakin cantik," balas suster yang bernama Mona itu. Dia selalu mendampingi kemanapun dokter Andrew praktek. Usianya yang lebih tua, membuat dokter Andrew merasa memiliki kakak perempuan.

Waktu ujian selesai, dokter Andrew pun juga sudah selesai dengan operasinya. Hasil akan terlihat kisaran tiga sampai empat Minggu. Selama kurun waktu itu, pasien di bawah pengawasan ketat dokter yang menanganinya. Beruntung dokter Andrew memiliki pasien yang sudah cantik, sehingga tidak perlu banyak mengubah.

"Hasil kalian akan keluar satu bulan mendatang," seru dokter Nicholas Hudson-- dokter senior. Dengan hati - hati dokter Andrew membawa Arumi ke bangsal. Arumi di rawat di ruang VIP. Dokter Andrew tidak membolehkan Arumi kemana-mana. Dia ingin hasil yang maksimal untuk ujiannya.

Arumi selama di rumah sakit mendapat perawatan yang baik. Dokter Andrew memperlakukan Arumi laksana sebuah berlian yang harus dijaga. Hari demi hari Arumi semakin membaik. Dia sering diajak berolah raga oleh dokter Andrew. Semua makanan yang dikonsumsi Arumi pun juga makanan yang sehat. Kulit Arumi selain menjadi lebih bercahaya, tubuhnya juga padat berisi.

Body Arumi yang biasa kini seperti biola. Bibir dan mata yang dioperasi pun menunjukkan hasil yang memuaskan. Belum genap satu bulan,hasil operasi plastik mata dan hidung Arumi sudah menunjukkan hasilnya.

"Arumi, lihatlah wajahmu di cermin," ucap dokter Andrew sembari menyodorkan cermin pada Arumi.

Arumi yang duduk menikmati hembusan angin sore dari kamarnya pun menoleh. Arumi mengambil cermin yang disodorkan dokter Andrew. Arumi menatap wajahnya dan mengamatinya lekat-lekat.

Arumi terkejut melihat wajahnya yang terlihat lebih cantik dari sebelumnya. Di usapnya bibir dan matanya perlahan. Bibir yang dulu biasa kini terlihat lebih sensual. Mata yang dulu sipit kini lebihin h bulat dengan bulu mata yang lentik. Sungguh karya yang indah.

"Kamu tahu, Arumi. Aku hanya memberikan sedikit perubah. Wajah cantik alamimu lah yang membuatnya semakin indah," puji dokter Andrew dari belakang.

"Dok, ini kelewatan cantiknya. Aku merasa menjadi wanita yang tercantik saat ini," ujar Arumi masih meraba bibir dan matanya. Dia sendiri takjub dengan kecantikan wajahnya.

Dokter Andrew tersenyum melihat Arumi yang meraba bibir dan matanya. Ada kepuasan tersendiri di dalam hati dokter Andrew. Bisa melihat pasien merasa senang dan puas, bagi dokter Andrew itu sudah lebih dari segalanya.

"Terima kasih dokter, dengan wajah baru ini aku akan menjadi mimpi buruk untuk suamiku dan keluarganya," ucap Arumi dengan senyum penuh arti.

"Lakukanlah apa yang membuatmu bahagia. Asal tidak melebihi batasan. Kamu sudah meraskan dinginnya lantai penjara, Aku harap kau lebih berhati-hati lagi." Dokter Andrew menatap Arumi yang juga menatapnya.

"Hem, baiklah Aku kembali ke kantorku dulu. Besok setelah pengumuman hasil ujianku, kamu boleh kembali ke apartemenku dulu."

"Baiklah, Dok. Aku akan menuruti semua yang dokter sarankan," balas Arumi.

Kedua mata mereka masih saling menatap, ada getar halus yang merambat menuju hati mereka. Arumi tidak boleh serakah, sudah banyak dokter Andrew membantunya. Arumi menepiskan semua perasaannya. Dia harus fokus untuk membalas dendam.

"Mmm, baiklah Aku pergi dulu. Sampai bertemu lagi besok," pamit dokter Andrew.

"Sampai jumpa lagi dok," balas Arumi.

Dokter Andrew meninggalkan Arumi yang kembali menatap senja. Dari kamarnya, senja semakin indah. Awan putih yang bergulung bersama semburat langit senja, seolah memberikan harapan baru pada Arumi.

"Mas, demi bayi yang belum sempat aku lahirkan dan demi Papa, Aku akan membalas semua sakit hatiku. Sekarang tertawa dan bersenang-senanglah bersama keluargamu. Sebentar lagi aku akan membuatmu merasakan arti kehilangan. Hahaha ....." Arumi tertawa mengerikan.

Arumi mengambil ponselnya untuk melihat status suaminya. Mata Arumi mendelik ketika membaca status suaminya. Dengan memprivasi setelan WA, suaminya tidak tahu apakah Arumi membaca statusnya atau tidak.

'Dibutukan seorang baby Sister untuk anak 4 tahun'. Silakan Hubungi nomer 08\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*'

Caption status WA Yoga. Arumi tersenyum membaca status suaminya itu.

"Akhirnya kesempatanku tiba, akan kumanfaatkan kesempatan baik ini," batin Arumi

Arumi pun menggunakan nomer keduanya untuk menghubungi Yoga. Diketiknya pesan lalu dikirimnya ke nomer suaminya.

Arumi: Malam Tuan, Saya mendapat info dari saudara bahwa Tuan sedang mencari seorang tenaga untuk menjadi pengasuh anak. Saya ingin melamar pekerjaan itu.

Pesan terkirim dan dibaca oleh Yoga. Tampak Yoga sedang mengetik.

Yoga: Benar sekali. Kalau boleh tahu Anda siapa dan darimana?

Ting ... pesan masuk ...

Arumi: Saya Mira Tuan. Mira Wulandari, asal Bandung.

Arumi membalas dengan senyum penuh makna.

Yoga mengetik.

Yoga: Oh Iya Mbak Mira. Saya Yoga, Besok boleh Mbak bawa berkas lamaran untuk kami interview. Kami butuh segera.

Arumi membaca pesan dengan tatapan yang mengerikan. Lalu mengetik lagi untuk membalas pesan Yoga.

Arumi: Siap Tuan. Besok Saya akan datang ke rumah. Tolong anda share lock rumah Anda.

Yoga: Lokasi Rumah kami. Silakan besok datang jam 16.00

Arumi: Siap Tuan.

Setelah berbalas pesan dengan Yoga, Arumi menghempaskan tubuhnya di tempat tidur. Arumi menatap langit-langit kamar itu, berkelebat banyangan dimana dia diperlakukan layaknya wanita penghibur oleh Yoga.

Arumi sangat jelas mengingat malam itu, malam dimana dia disuruh menari dengan menggunakan dalaman saja. Sebagai istri dia harus mau melayani semua keinginan suaminya. Demi baktinya pada Yoga yang setengah mabuk, dia menari di depan Yoga. Yoga beralasan dengan menari maka Arumi bisa membangkitkan gairahnya.

"Cepat lakukan! menarilah di hadapanku, hahaha ...." Yoga tertawa sempoyongan.

"Ta--tapi Mas, aku malu ...." Arumi gugup dan takut. Dia merasa seperti wanita murahan.

"Adakah suami yang meminta hal seperti itu pada istrinya di malam pertama?" batin Arumi.

"Cepat! kalau kau mau mendapatkan nafkah batin dariku, maka kau harus melakukan perintahku, hahaha ...." Yoga terus tertawa, di dalam hati sebenarnya dia tidak ingin melakukan hal itu pada Arumi. Tapi demi keberhasilan drama yang dia ciptakan, maka dia harus bisa.

"Aku akan menyiksamu, mari kita lihat apakah kau akan melakukan perintahku. Menarilah sama seperti seorang wanita penghibur," batin Yoga.

Terpopuler

Comments

Dam Ar

Dam Ar

maju terus arumi

2023-11-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!