Bab. 20. Foto Andrew

Keseokan harinya ....

Gisel merasakan tubuhnya remuk, badannya sangat sakit. Entah berapa ronde dia habiskan bersama Dani tidak dia ingat. Gisel hanya mengingat kalau dia merasakan kepuasan berulang kali. Permainan Dani sungguh luar biasa, Yoga kalah jauh dengan kepiawaian Dani memuaskan Gisel.

"Argh ...." Gisel mengeluh sakit di area punggung dan kewanitaannya. Gisel berusaha bangkit dari tidurnya. Dani yang mendengar rintihan keluar dari bibir Gisel segera bangun dan membantu Gisel duduk bersandar di kepala ranjang.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Dani.

"Tidak, nanti akan sembuh sendiri. Hal biasa untuk ibu hamil," jawab Gisel.

"Bagaimana semalam? Apakah kamu puas dengan permainanku?" tanya Dani sembari mengusap rambut Gisel.

"Hmm ... I ... Iya," ucap Gisel malu-malu. Apa yang diucapkannya jujur karena memang baru pertama kali ini dia merasakan begitu puas dalam berhubungan badan.

"Baguslah, jika kamu sudah merasa puas. Semalam kamu luar biasa, liang milikmu masih begitu rapat hingga aku mabuk kepayang,ingin lagi dan ingin lagi memasuki liang milikmu," puji Dani. Dani ingin membuat lawan mainnya merasa senang dan percaya diri walau sebenarnya milik Gisel tidaklah begitu. Sudah kendor dan kurang menggigit.

"Benarkah?" tanya Gisel kurang yakin dengan kata-kata Dani.

"Iya, apa kamu mau mengulanginya untuk membuktikan apa yang aku katakan?" tanya Dani.

Blush ....

Pipi Gisel bersemu merah mendengar perkataan Dani. Namun perutnya yang sudah mengeluarkan bunyi membuat Gisel tidak berani menjawab.

"Kamu lapar?" tany Dani lagi.

"Iya," Gisel mengangguk.

"Baiklah, lebih baik kita mandi lalu makan di bawah. Setelah itu terserah kamu mau lagi atau tidak, aku siap untuk itu," ucap Dani.

Dani membantu Gisel untuk masuk ke dalam bak mandi. Tubuh Gisel yang masih polos membuat Dani kembali bergelora.

"Akh," Gisel melenguh saat Dani membantu mengusap punggung Gisel. Tangan Dani sudah bergerilya kembali ke liang milik Gisel. Hangatnya air dalam bak mandi membuat Gisel lupa akan nyeri yang dia rasakan.

Dani mulai menyerang Gisel yang sudah kembali bergairah. Mereka melakukannya di bak mandi yang besar. Mandi yang rencananya hanya sebentar menjadi lama karena permainan panas mereka.

Setelah selesai mereka menuntaskan hasratnya, Dani membawa Gisel kembali ke ranjang untuk berpakaian.

"Dani, kau luar biasa. Permainanmu mampu membuatku melayang, baru pertama kali aku merasakan bercinta seperti tadi," kata Gisel memakai pakaiannya kembali.

Gisel terang -terangan memuji kehebatan permainan Dani hingga dia lupa akan kehamilannya. Rasa nyeri yang dia rasakan sudah terlupakan oleh permainan panas Dani.

"Benarkah? apa kau sangat menyukai permainanku? kamu bisa memanggilku kapan saja dengan menghubungi nomorku itu." Dani menghidupkan rokoknya. Asap rokok membumbung tinggi dari mulutnya.

Gisel lupa kalau dia sedang hamil dan tidak diperkenankan untuk mendekati orang yang merokok.

"Huk ... uhuk ...." Gisel terbatuk karena dia tidak pernah berdekatan dengan perokok, Yoga suaminya tidak pernah merokok di depannya. Gisel sangat membenci orang yang merokok.

Gisel menutupi hidungnya dengan kain. "Maaf, kamu tidak nyaman jika aku merokok?" tanya Dani melihat Gisel sepertinya tidak nyaman dengan asap rokoknya.

"Iya. Aku tidak terbiasa dengan bau rokok. Aku pasti terbatuk-batuk jika menghirup asap rokok," jawab Gisel dengan jujur.

Dani mematikan rokoknya untuk membuat Gisel nyaman. Gisel pun tersenyum melihat Dani yang sangat menjaga kenyamanannya.

"Terima kasih, Dan. Ayo kita turun untuk makan," ajak Gisel yang sudah siap dengan make up nya. Make up tipis yang membuat dirinya segar dan cantik.

Melihat Gisel yang sudah cantik dan wangi, Dani mendekat lalu memeluknya. "Kecantikanmu membuatku ingin selalu di dekatmu," ucap Dani lalu mengecup bibir Gisel yang manis karena memakai lips glow aroma Cherry.

Gisel pun membalas kecupan Dani yang semakin liar. Nafas mereka beradu, lidah mereka saling membelit dan saling bertukar saliva.

"Sudah. Aku lapar, mana ada tenaga untuk menghadapi seranganmu!" Gisel menyudahi ciuman mereka.

Dani yang sudah mengeras di bagian bawahnya dan sudah on fire menatap sendu pada Gisel. Wanita yang lebih tua darinya itu mampu membangkitkan gairah dirinya yang memiliki syahwat yang tinggi.

Dani menerima pekerjaan sebagai lelaki panggilan karena tahu kalau dia butuh pelampiasan hasrat seksualnya karena dia memiliki syahwat yang tinggi. Bisa sehari dia bermain hingga lima kali bahkan lebih. Itulah yang membuat Dani mau menjadi lelaki panggilan.

"Baiklah, ayo kita makan dulu. Setelah makan aku tagih janjimu. Aku sangat candu dengan tubuhmu itu," ucap Dani dengan suara seraknya. Dia terpaksa menahan gejolak hasratnya karena Gisel ingin makan untuk menambah stamina tubuhnya sekaligus memberi makan untuk bayi yang ada di dalam rahimnya.

Dani dan Gisel pun keluar untuk sarapan. Setelah sarapan semua anggota saling berkumpul untuk melakukan kegiatan bersama. Hari ini mereka akan jalan-jalan di kebun teh.

Lita mendekati Gisel lalu berbisik, "Bagaimana semalam? sudahkah kau rasakan arti kepuasan sesungguhnya?" Lita tersenyum menggoda Gisel yang tersipu malu.

"Kau ini Lit, malu lah," jawab Gisel malu-malu.

"Kenapa malu kan kita sahabat, Gimana senjata Dani besar dan memuaskan bukan?" Lita terus menggoda Gisel.

"Iya, baru pertama aku merasakan yang namanya kepuasan sesungguhnya," jawab Gisel malu-malu.

"Kau pasti akan ketagihan dengan senjata Dani, hahaha ...." Lita tertawa terbahak-bahak membayangkan wajah Gisel yang ketagihan dengan senjata Dani.

"Ssst ... udah ah, malu aku Lit ...." Gisel melanjutkan makannya.

Sarapan sudah usai, Gisel dan rombongan melanjutkan perjalanannya berkeliling ke kebun teh. Udara pagi yang masih segar dan panas matahari yang baru terbit membuat suasana menjadi rileks bagi para pengunjung.

Selama perjalanan Gisel bergandengan tangan dengan Dani. Canda tawa mengiringi perjalanan mereka menikmati suasana kebun teh yang hijau.

Sepasang mata yang mengenal Gisel mengawasi gerak gerik Gisel dan Dani yang sedang bercanda. Beberapa Foto kemesraan Gisel dan Dani berhasil diabadikannya. Dia adalah Andrew yang sedang mengikuti meeting bersama anggota dari beberapa pengusaha yang terkenal dari berbagai negara.

Andre tersenyum lalu mengirimkan semua hasil potret tanya kepada Arumi.

"Arumi kamu pasti senang melihat apa yang aku temukan untukmu," gumam Andrew saat mengirim foto tersebut ke aplikasi WhatsApp Arumi.

Ting ...

Arumi yang sedang bermain dengan Royan terkejut saat ada notif pesan masuk dari aplikasi WhatsApp nya. Arumi membuka pesan masuk tersebut, hampir saja Arumi memekik keras karena melihat foto Gisel yang bermesraan dengan lelaki lain.

Arumi membalas pesan Andrew. "Benar ini foto asli bukan editan, Mas?" tanya Arumi.

"Kau tidak percaya denganku, baiklah sekarang kita video call!" Andrew merubah chat menjadi video call dengan Arumi. Arumi menerima panggilan Video dari Andrew.

Terlihat Andrew yang tampan mengenakan kacamata minusnya sedang berada di sebuah gubuk.

"Hem, kenapa? Pengen ke sini? kapan-kapan kita akan menghabiskan waktu berduaan di sini!" ucap Andrew dengan percaya diri yang tinggi.

"Hmm ... Percaya diri sekali kau, Mas! Cepat kau tunjukkan di mana Gisel dan lelaki itu!" jawab Arumi dengan pipi yang bersemu merah. Andrew tahu saat ini Arumi pasti sedang tersipu malu. Pipi Arumi yang bersemu merah membuat wajahnya semakin cantik, Andrew tidak bisa melepaskan pandangannya.

"Mas!!!" Seru Arumi membuyarkan lamunan Andrew.

Terpopuler

Comments

Indah Listyani

Indah Listyani

lanjut kak... langsung maraton ini bacanya

2023-10-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!