Bab. 5. Kerjasama

Dokter Andrew berusaha menyakinkan Arumi, dengan seksama Arumi mendengar rencana dokter Andrew.

"Arumi, jujur ku akui bukan tanpa sebab jika Aku menawarkan kerjasama yang saling menguntungkan ini. Engkau bisa dengan wajah baru yang lebih cantik untuk merebut kembali semua harta dan membalas sakit hatimu pada suami itu," ujar dokter Andrew menjelaskan rencananya.

Arumi menatap dokter Andrew dengan tatapan penuh arti, di dalam hati dan pikirannya dia sangat menyetujui rencana dokter Andrew. Tapi masih ada hal yang dia ragukan.

"Dok, bagaimana dengan kasus yang menjerat Saya ini, tentu untuk menunggu balas dendam pasti menunggu Saya keluar dari penjara dulu," ucap Arumi dengan mendongakkan kepalanya menatap langit-langit kamarnya. Dia tidak ingin air mata jatuh lagi jika mengingat perbuatan Yoga dan meninggalnya anaknya.

"Tenang saja, Arumi, Aku akan membantu kasusmu agar bisa mendapat hukuman yang ringan. Aku akan menyewa pengacara untuk membantu kasusmu itu," ucap dokter Andrew yan semakin mendengar kisah Arumi rasa kasihannya semakin tinggi.

"Baiklah, Saya ikut saja apa yang dokter rencanakan. Saya akan mengikuti semua, toh jika dokter Andrew menipuku atau tidak, sudah tidak ada artinya hidup Saya ini." Arumi menyeka air matanya yang sudah mulai menetes di pipinya.

"Bagus, besok Aku akan mulai menghubungi pengacaraku. Aku kira pertemuan kita cukupkan dulu, ada yang harus Aku persiapkan untuk segala sesuatunya." dokter Andrew berdiri dari tempat duduknya.

"Terima kasih dok, Saya percayakan semua pada dokter. Sudah tidak ada artinya lagi hidup Saya ini," ucap Arumi membuat dokter Andrew tersenyum kecut. Dia tahu bagaimana kondisi kejiwaan pasiennya saat ini.

"Baiklah, sampai bertemu besok lagi," pamit dokter Andrew.

"Terima kasih dok, silakan." Arumi tersenyum melepas kepergian dokter Andrew. Arumi merasa bersyukur sekali ada harapan untuknya bangkit walau itu entah akankah semua menjadi indah atau berakhir luka.

Dokter Andrew keluar dari kamar Arumi. Dia memutuskan untuk kembali pulang ke apartemennya karena sudah merasakan letih yang teramat sangat setelah seharian bekerja. Mobil Sport merah milik dokter Andrew membelah jalanan yang mulai sepi. Dia melajukan mobilnya dengan perasaan bahagia, pasalnya sebentar lagi dia akan bisa mengejar impiannya menjadi dokter spesialis kulit dan kelamin.

Setelah sampai di apartemen dokter Andrew pun beristirahat, dia merebahkan tubuhnya di ranjang. Suara perut yang lapar terdengar nyaring dari perutnya. Dia memutuskan untuk makan malam terlebih dahulu.

"Baiklah, malam ini membuat omlet saja sudah cukup," gumam dokter Andrew bermonolog di dapur. Dia tidak memperkerjakan jasa pembantu, dokter Andrew hanya memakai jasa cleaning servis day yang disediakan oleh pihak pengelola untuk membersihkan apartemen mereka sesuai jam permintaan pelanggan mereka.

Kriiing ...

Suara dering ponsel dokter Andrew berbunyi. Dia pun segera mengangkat teleponnya.

"Hallo Tuan, Maaf baru bisa menghubungi Anda. Ada yang bisa Saya bantu?" ucap Deni sekretaris dokter Andrew.

"Siapkan lawyer untuk membela kasus pasienku. Minta lawyer itu menemui ku besok pagi di rumah. Kebetulan besok jadwalku praktek masih siang hari," pinta dokter Andrew.

"Siap Tuan," jawab Deni.

Andrew pun menyantap omlet yang sudah dia masak. Andrew menghabiskan omletnya sembari berpikir rencana selanjutnya.

***

Keesokan harinya ...

"Dok, benarkah sekarang Saya sudah bebas?" tanya Arumi dengan wajah yang berbinar. Dia tidak menyangka kalau kini dia bisa menghirup udara bebas. Hal yang dia takutkan yakni lama berada di balik dinginnya jeruji besi, tidak menjadi kenyataan.

"Ya, karena aku yang menjadi penjamin kebebasanmu," sahut dokter Andrew sambil menyetir mobil.

"Oh, jadi semua karena dokter Andrew? Baiklah Arumi berhutang banyak pada dokter," timpal Arumi membuat dokter Andrew tersenyum.

Arumi adalah pribadi yang menyenangkan untuk diajak berbicara, ada ketulusan yang terpancar dari setiap kata-katanya.

"Ingat, kau berhutang kesepakatan denganku," ucap dokter Andrew lagi.

"Tentu saja Arumi ingat. Arumi sudah menyerahkan hidup Arumi pada dokter. Entah apapun hasilnya nanti, Arumi tidak akan pernah menyesal atau menyalahkan dokter," tegas Arumi

Dokter Andrew mengangguk, saat ini dia akan membawa Arumi ke apartemennya dulu. Hal yang terpenting adalah memberikan Arumi tempat tinggal, karena saat ini tak mungkin Arumi kembali ke rumahnya bersama Yoga.

"Arumi, sekarang kau kubawa ke apartemenku dulu sambil mencari tempat tinggal untukmu. Tidak mungkin bagimu untuk kembali ke rumahmu yang dulu," ucap dokter Andrew lagi.

"Baik, Dok, Arumi ikut semua yang dokter persiapkan untuk Arumi," jawab Arumi tersenyum tegas. Ada api yang menyala di mata Arumi yaitu api kebencian dan balas dendam untuk mantan suaminya.

"Baguslah, besok adalah hari ujian praktekku. Persiapkan dirimu baik-baik." dokter Andrew menyugar rambutnya. Sebenarnya dia juga merasa tegang sebab besok adalah hari ujian terakhirnya untuk menyempurnakan gelarnya.

"Siap dok."

Mobil melaju dengan kencang hingga sampai di apartemen dokter Andrew dengan cepat.

"Masuklah. Kamarmu ada di sebelah pantri itu,," ucap dokter Andrew sambil menunjuk ke arah kamar yang dimaksud.

Arumi yang terpesona dengan kemegahan isi apartemen dokter Andrew mengangguk tanpa bersuara. Dipendarkannya pandangan menyapu seluruh isi apartemen. Peralatan dapur yang canggih, furniture yang mewah, dan arsitektur ruang yang indah membuat Arumi berdecak kagum.

"Kenapa diam dan bengong Arumi? Buruan masuk dan beristirahatlah ke kamarmu!" hardik dokter Andrew yang kesal melihat Arumi hanya diam berdiri mematung.

"Eh Iya dok."

Arumi segera membawa tasnya memasuki ruangan yang dimaksud. Arumi segera menghempaskan dirinya di kasur yang empuk berukuran king size. Sudah beberapa hari dia tidak merasakan enaknya tidur.

Kreek ...

"Arumi! Ya ampun ni anak ...bersihkan diri dulu sebelum tidur. Banyak kuman dalam tubuhmu!" hardik dokter Andrew yang terkejut melihat Arumi tidur tengkurap tanpa bersihin badan dulu.

"Eh Iya, Dok, maaf." Arumi bangun dari rebahannya lalu berlari ke arah kamar mandi.

Dokter Andrew memang lelaki yang sangat menjaga kebersihan, dan tidak menyukai hal yang tidak disiplin. Dia heran sebagai wanita harusnya Arumi paham hal sekecil itu.

Suara gemericik kran sudah tidak terdengar lagi, pertanda Arumi sudah selesai mandi. Arumi keluar dari kamar mandi tapi baru dapat dua langkah Arumi berteriak.

"Aaaa ....." Arumi berlari kembali ke arah kamar mandi.

Dokter Andrew yang menunggu di tepi ranjang Arumi pun terkejut lalu berlari mengejar Arumi yang masuk ke kamar mandi lagi.

Tok Tok ... Tok Tok ...

Dokter Andrew mengetuk pintu kamar mandi. "Rum ... Arumi kau tidak apa-apa? ada apa Arumi?" ucap dokter Andrew sembari menggedor pintu kamar mandi.

Arumi yang masih ada di balik pintu kamar mandi, berusaha menenangkan dirinya. Nafasnya yang berhembus kencang pun dia netralkan.

Huft ... Huft ....!

"Astaga ... Hampir saja!" ucap Arumi dengan wajah yang memerah menahan malu.

Terpopuler

Comments

Nurmalina Gn

Nurmalina Gn

sekalian mau cari relawan buat oplas ya

2024-01-08

1

Nova

Nova

maklum aku sih Thor...ada typo nya

2023-10-25

0

Nova

Nova

meyla apa Arumi yaaaa.....jd bingung sendiri akunya

2023-10-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!