Arumi di dampingi pengacara dari Kepolisian, hanya bisa pasrah karena tak mampu melawan, semua bukti yang terkumpul mengarah pada Arumi. Bukti - bukti itu jelas menunjukkan bahwa Arumi benar- benar menggunakan uang perusahaan secara berlebihan untuk kepentingan pribadi.
Apa yang dilakukan Arumi menyebabkan perusahaan diambang kebangkrutan. Banyaknya penarikan secara tunai yang semua itu atas persetujuan Arumi, karena di sana ada tanda tangan kuasa Arumi.
Arumi yang duduk di kursi terdakwa, pasrah mengikuti jalannya pengadilan, sampai dia di vonis penjara selama tiga tahun. Selama proses pengadilan berjalan, Arumi mendapati banyak fakta baru yang cukup membuatnya shock. Perusahaan milik ayahnya yakni Tuan Adhi Wijaya sudah sah menjadi milik suaminya yaitu Yoga Ardana.
Arumi semakin frustasi banyak hal yang tidak bisa ia terima dengan mudah. Seperti menghilangnya Pak Sasongko, pegawai ayahnya yang merupakan pengacara dan orang yang paling dipercaya ayahnya untuk mengurusi semua hal yang menyangkut hukum dan perusahaan.
Fakta tentang perusahaan yang kini dikuasai Yoga dan yang paling menyakitkan adalah diterimanya kabar bahwa suaminya kini memiliki keluarga yang sempurna, istri yang cantik dan seorang anak yang berusia 4 tahun.
Selama di dalam tahanan, Arumi menangisi kebodohannya yang begitu percaya pada suaminya. Sementara itu di dalam rumah Yoga diadakan pesta atas keberhasilan Yoga menjadikan perusahaan ayah Arumi menjadi miliknya.
Mereka mabuk-mabukan, sedangkan anak Yoga dititipkan pada neneknya yaitu Ibu Yoga yang ikut andil dalam menjebak Arumi Keluarga besar Yoga memiliki dendam pada keluarga Arumi. Dulu sewaktu Yoga dan Arumi masih kecil, keluarga Yoga lebih kaya dan sukses dibanding dengan Arumi Setelah ayah Arumi mendirikan perusahaan sendiri, perusahaan Papa Yoga mulai tersaingi.
Harga jual yang lebih murah dan kualitas yang lebih baik membuat perusahaan ayah Arumi mengalami peningkatan, dan perusahaan ayah Yoga mulai bangkrut yang mengakibatkan ayah Yoga mengalami serangan jantung.
Hal itulah yang membuat Mama Yoga menjadikan anaknya untuk membalaskan sakit hatinya karena pikir Mama Yoga, merekalah yang bertanggung jawab atas kematian suaminya. Padahal apa yang terjadi pada ayah Yoga, murni karena penyakit bawaan yang sudah lama dia idap, tapi tidak berani memberitahukan pada istrinya.
Yoga sangat membenci Arumi karena menurutnya dialah yang menyebabkan Papanya meninggal dunia, dan karena Arumi pula dia terpaksa menerima perjodohan yang mamanya rencanakan dan terpaksa berpisah pula dengan cinta pertamanya. Yoga mengenang awal perjodohan dulu.
"Mah, apa tidak ada cara lain untuk bisa membalas dendam kematian Papa?" tanya Yoga pada Mamanya.
"Tidak ada Yoga, hanya itu cara untuk menghancurkan keluarga Adhi Wijaya, kamu harus bisa menguasai semua perusahaan mereka dengan jalan menikahi satu- satunya putri Tuan Adhi Wijaya," sahut Mama Yoga yang bernama Nyonya Nike.
"**** ... bagaimana hubunganku dengan Gisel Mah? kasihan dia. Yoga sangat mencintai Gisel, karena Gisel adalah cinta pertama Yoga," tolak Yoga Lagi, berusaha agar mamanya tidak melanjutkan ide perjodohan ini.
"Yoga! demi keluarga kamu harus rela berkorban, jika Gisel benar-benar mencintaimu maka dia harus mau menunggumu sampai kamu berhasil menguasai harta mereka!" hentak Nyonya Nike.
"Baiklah Ma ... Yoga akan membicarakan semua dengan Gisel terlebih dahulu," pasrah Yoga yang berfikir dia tidak akan bisa menang dari Mamanya itu.
Yoga berlalu dari hadapan mamanya, dia mengambil kunci motornya menuju rumah Gisel. Setelah menempuh perjalanan 20 menit, Yoga sampai di rumah Gisel.
"Sore Tante, Gisel ada? sapa Yoga pada Mama Gisel-- Tante Rani.
"Oh ada Ga, masuk aja dia ada di taman belakang kok. Kamu masuk terus ke dapur, nah ada pintu kamu buka aja ya, itu pintu menuju taman belakang." Tante Rani menunjukkan arah pada Yoga.
Yoga menuju ke arah yang ditunjuk oleh Rani.
"Sayang, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Yoga yang baru saja sampai di kebun belakang rumah Gisel.
Gisel yang mendengar seseorang berbicara di belakangnya, dia pun menoleh ke belakang. Alangkah terkejutnya dia saat melihat Yoga yang datang. Gisel pun tersenyum senang melihat kekasihnya datang menemuinya.
"Mas Yoga? Maaf Mas, aku tidak mendengar suara mobilmu datang," jawab Gisel sambil tersenyum manis pada Yoga. Yoga menatap lembut Gisel, baginya tidak ada yang bisa menggantikan Gisel dihatinya. Gisel masih menatap Yoga dengan tatapan keheranan, menunggu jawaban Yoga.
"Sengaja Mas datang ke sini karena ada yang ingin Mas bicarakan, ini menyangkut hubungan kita. Tapi bisakah kita mencari tempat yang tepat?" tanya Yoga serius.
Gisel menatap nyalang Yoga, tak biasanya kekasihnya itu berbicara seserius ini, pasti apa yang akan dia bicarakan pasti sangatlah penting.
"Baiklah Mas, kita bicara di kafe tempat biasa kita nongkrong," jawab Gisel. Yoga tersenyum dengan jawaban Gisel. Gisel mengajak Yoga masuk untuk menunggunya berganti pakaian terlebih dulu, Yoga duduk di sofa ruang tamu sambil mengutak-atik ponselnya. Dia berbalas pesan dengan Arumi. Yoga memang pintar dalam berakting, tak sedikitpun Arumi curiga dengannya.
"Mas, malam ini Papa ingin bertemu denganmu!" kata Arumi
"Ada masalah apa Arumi?" tanya Yoga dengan tatapan serius ke arah Arumi.
"Arumi tidak tahu, Papa hanya bilang tuk mengundangmu nanti saat makan malam."
"Baiklah, Arumi. Mas nanti ke sana."
"Okey, nanti kusampaikan pada Papa. See you next time, Mas!"
Memang jika cinta sudah bicara maka sepandai apapun wanita, tak akan bisa melihat kebenaran yang ada.
"Mas, Aku sudah siap. Ayo kita berangkat." Gisel tersenyum pada Yoga. Yoga terpana melihat kecantikan kekasihnya itu, dia berjanji dalam hatinya bahwa dia akan selalu membahagiakan kekasihnya dengan jalan apapun.
"Mari sayang, Kamu sungguh cantik," puji Yoga pada Gisel. Dengan bergandengan tangan mereka memasuki mobil Yoga. Sepanjang jalan mereka bercanda dan saling memuji. Suasana romantis yang disajikan pemilik kafe membuat para pengunjung merasa betah dan rileks.
"Ada yang ingin Aku sampaikan, Sayang. Ini pasti akan membuatmu marah dan bahkan benci padaku," ucap Yoga membuka percakapan saat mereka sudah duduk di bangku yang mereka pesan sebelumnya.
"Ada apa, Mas?" Gisel bertanya pada Yoga dengan nada penasaran. Dia sudah merasa pasti ada yang tidak beres.
"Begini Sayang, Mamaku menjodohkanku dengan Arumi sahabatmu. Tapi jangan salah paham dulu sayang, aku menerima perjodohan ini semata-mata untuk membalas dendam pada keluarga Arumi. Ayah Arumi yang membuat perusahaan Papa bangkrut dan Papa meninggal dunia karena serangan jantung ...." Yoga memotong ucapan Gisel, dia menyeka air mata yang mulai mengembun. Yoga sangat menyayangi sang ayah, yang menurutnya sosok ayah yang paling baik.
"Apa? Mas dijodohkan dengan Arumi dan Mas menerima begitu saja, hah!" Gisel mengeraskan suaranya karena hatinya tidak rela jika Yoga menjadi milik orang lain.
"Gisel tunggu ...." teriak Yoga mencegah Gisel untuk pergi dari dekatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Dam Ar
aduuh kasihan dech
2023-11-20
1