Keesokan harinya, Tika, Agus, Bara, Indra dan Rega mendatangi rumah Pak Yakub.
Mereka penasaran dengan sosok yang sudah melakukan konspirasi pembunuhan massal di desa Sekarwangi
Meski sudah belasan tahun tinggal di komplek dan bertetangga dengan pak Yacob, Rega tak pernah tahu jika Pak Yakub yang notabennya seorang lansia lumpuh itu dahulunya pernah menjadi salah seorang Bupati.
Kelima mahasiswa itu datang membawa parcel buah dan sebuah karangan bunga.
Mereka semua menghampiri rumah Pak Yakub.
Ting.... tong... ting... tong ...bel di rumah Pak Yakub berbunyi. Beberapa saat kemudian ada seorang wanita berpakaian suster membukakan mereka pintu.
"Mau cari siapa ya?"tanya wanita muda itu.
"Kami ingin bertemu dengan Pak Yakub. saya Rega tetangga sebelah, kedatangan kami kemari hanya ingin melihat kondisi Pak Yakub karena saya dengar Pak Yakub jarang sekali dikunjungi oleh anak-anak beliau." Rega memberikan alasan.
"Oh iya memang benar anak-anak beliau sangat jarang datang kemari," kata Suster itu.
"Kalau begitu bolehkah kami melihat Pak Yakub?"
"Ehm Bagaimana ya?" Suster itu terlihat ragu untuk membukakan mereka pintu.
"Kami hanya menjenguk pak Yakub, Apa salahnya?" kata Rega dengan sedikit memaksa.
"Iya mbak kedatangan Kami ingin melihat Pak Yakub. Siapa tahu Pak Yakub senang karena ada orang yang mengunjunginya saat beliau sakit," Tika menambahkan.
"Baiklah, kalau begitu silakan masuk." Suster itu pun membuka pintu. mereka semua masuk ke dalam rumah.
Kebetulan saat itu Pak Yakub duduk di kursi roda, keadaannya begitu mengenaskan, kaki dan tangan Pak Yakub begitu kecil mungkin karena hanya ditutupi kulit yang kering dan keriput, kepalanya terkulai, seperti tidak punya daya lagi untuk mengangkat kepalanya.
Melihat kedatangan kelima mahasiswa itu, Pak Yakub meneteskan air matanya.
"Apa beliau bisa bicara?" tanya Rega kepada suster.
"Sudah lama beliau tidak bisa bicara."
"Kenapa beliau menangis melihat kami?" tanya Rega lagi.
"Entahlah, mungkin beliau merindukan anak-anak beliau yang tak pernah datang mengunjungi beliau. Anaknya hanya datang setahun sekali dan itu pun hanya sebentar."Suster itu menambahkan.
Kelima mahasiswa itu pun menghampiri Pak Yakub. Pak Yakub hanya bisa menggerakkan bola matanya melirik ke arah mereka. Sepertinya beliau mengerti maksud dan tujuan kedatangan mereka karena itulah beliau meneteskan air matanya.
"Silahkan duduk dulu ya, saya bikinin minum," kata Suster itu seraya berlalu meninggalkan mereka.
Rega, Indra, Tika dan Bara duduk mengelilingi Pak Yakub.
Mereka berlima saling memandang.
Rega menghampiri Pak Yakub kemudian berbisik di telinganya.
"Pak apa Anda ingat peristiwa 25 tahun yang lalu, di desa Sekarwangi?" tanya Rega.
Mendengar pertanyaan Rega, Pak Yakub seketika menangis tergugu.
Ea ea ucap Pak Yakub dengan linangan air mata. apa yang ingin beliau katakan.
"Anda menangis Pak? apa ini artinya anda menyesal? Apa yang anda lakukan terhadap warga Sekar wangi 25 tahun yang lalu dan apa yang anda dapatkan saat ini adalah balasan dari Tuhan atas perbuatan yang pernah anda lakukan. ingat Pak ini hanya balasan di dunia, entah bagaimana anda akan mendapatkan balasan di akhirat nanti," tugas Rega berbicara di tepi telinga Pak Yakub.
Mendengar hal itu Pak Yakub semakin jadi menangis sampai terisak-isak.
ada perasaan ibah di hati mereka, Karena itulah mereka mendatangi Pak Yakub.
"Tuhan itu maha pengampun selagi nyawa masih dikandung badan, semoga Tuhan mengampunkan dosa-dosa yang sudah anda lakukan dan menempatkan warga kampung Sekarwangi di tempat yang tenang," kata Indra menambahkan.
Pak Yakub hanya bisa menangis sambil melirik satu persatu diantara mereka.
"Iya Pak, jika Tuhan masih memberikan kesempatan bagi anda untuk hidup sampai saat ini, mungkin saja Tuhan masih berbaik hati karena ingin anda bertobat, karena semua yang terlibat dalam kasus pembunuhan massal warga Sekarwangi sudah meninggal, termasuk Mario. Mereka semua mendapat balasan setimpal, hutang nyawa dibayar dengan nyawa."
Pak Yakub semakin jadi menangis mendengar cecaran kelima mahasiswa itu yang tak henti-henti mengingatkannya pada kejadian silam.
Saking menyesalnya Pak Yakub, air mata yang keluar melalui kelopak matanya menjadi merah mungkin karena bercampur darah.
Beberapa saat kemudian Suster itu datang membawa lima gelas minuman untuk mereka. Setelah meminum minum yang yang diberikan Suster dan berbasa-basi sebentar, kelima mahasiswa itu pun pulang.
Dari apa yang dilakukan Pak Yakub mereka mendapatkan banyak pelajaran berharga. Salah satunya adalah hukum tebar tuai.
"Kita beruntung gengs, bisa mendapatkan pengalaman yang berharga Ini," kata Bara.
"Bener banget, setelah melihat dan menyaksikan sendiri rentetan peristiwa yang menimpa warga kampung Sekarwangi dan pembalasan terhadap orang-orang yang berbuat zalim, gue jadi mikir-mikir untuk berbuat zalim. lebih baik kita jalani hidup apa adanya dan berusaha untuk mencari rezeki dengan cara yang halal," kata Agus.
"Benar,Semoga apa yang terjadi bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua mulai dari saat ini sampai nanti kita menjadi orang tua yang akan mendidik anak-anak kita. Ini adalah contoh nyata bagaimana Tuhan membalas semua ketidakadilan yang terjadi di dunia ini."
"Alhamdulillah jika kita semua bisa memetik pelajaran yang sangat berharga ini."
"Kalau begitu Apa yang harus kita lakukan? tanya Indra, "Bukankah Pak Arman masih terperangkap di alam gaib? Bagaimana caranya kita mengembalikan roh Pak Arman agar bisa kembali pada jasadnya."
*Aku tahu caranya, aku dan Rega bisa melakukan perjalanan spiritual melalui melebur Raga. Kami berdua akan menuntun arwah Pak Arman agar kembali ke jasadnya, karena kita sempat memindahkan jasad para Arman, Karena itulah Pak Arman tidak bisa kembali ke jasadnya."
Baiklah kalau begitu, kita sekarang kembali ke kampung Sekarwangi.
Lagi lagi kelima mahasiswa itu mendatangi kampung Sekarwangi. mereka semua mencari keberadaan arwah pak Arman yang tersesat dan menuntunnya untuk kembali ke jasadnya.
Akhirnya pak Arman pun kembali sadar dan kaget mendengar penuturan kelima mahasiswa itu. Pak Arman begitu sedih karena kehilangan keluarga dan warga kampungnya. Namun, sebagai manusia Ia hanya bisa pasrah atas takdir yang telah digariskan oleh Yang maha kuasa.
Karena Pak Arman yang menjadi satu-satunya saksi hidup kejadian naas yang menimpa warga Sekarwangi itu, Pak Arman pun menjadi saksi penyelidikan polisi.
Sayangnya, tak ada yang bisa diadili dari kasus itu karena semua pelaku yang terlibat dalam pembunuhan massal itu meninggal, termasuk Pak Yakub yang meninggal sehari setelah bertemu dengan kelima mahasiswa itu.
Akhirnya pak Arman kembali menjalani hari-harinya dan menikmati sisa waktunya dengan menceritakan pengalaman-pengalaman berharga melalui media masa, bahkan Pak Arman menerbitkan sebuah buku yang menceritakan sejarah kampung Sekarwangi.
Kelima mahasiswa itu pun merasa tenang karena sudah berhasil menyelesaikan tugas yang sebetulnya diberikan mbah Kusno kepada mereka, bahkan sebelum mereka lahir.
Hidup ini memang penuh misteri, tapi apa pun itu, sebagai makhluk ciptaan Tuhan hendaklah kita menjaga keseimbangan dunia ini. Karena pada dasarnya manusia diturunkan ke bumi ini untuk menjadi khalifah.
Akhir kata, selesai juga kisah ini. Mohon maaf jika ada kata-kata author yang kurang berkenan. segala yang baik datang dari Allah dan segala yang buruk datang dari manusia.
Terima kasih kepada para sahabat author yang sudah membaca kisah ini dan memberikan dukungannya 🙏.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Aisyah Putri Angel
makasih Thor.
cerita padat,tepat ngak bertele2
2024-06-25
0
Srikandi Aulia Deandra
ceritanya singkat, rapi, ga bertele2 bagus pokoknya.. semangat berkarya👏👏👍👍
2024-05-09
1
estycatwoman
Alhamdulillah ceritanya bgus sangt inspiratif .
Alurnya jga jelas gk bertele2
👍💯
Thanks 🙏
2024-04-09
1