Lokasi Proyek

Hembuskan angin yang begitu sejuk terasa menyentuh Tika, Indra dan Agus mereka bertiga saling memandang.

"Kalian merasa nggak? seperti ada yang lewat?" tanya Agus.

"Iya sebaiknya kita pergi dari sini yuk, perasaan gue nggak enak nih," kata Agus.

"Hooh gue juga."

Ketiganya keluar dari ruangan kelas itu.

Rega dan Bara masih terus memotret, sementara pak Arman terus memeriksa ruangan kelas.

Agus, Tika, dan Indra berlari menghampiri Rega dan Bara.Kusno

"Ga, lu tahu nggak apa yang kita temuin di sini?"tanya Indra

"Apa?"

"Kita bertiga nemuin kalender tahun 1998. Jika itu kalender terakhir di sekolah ini, itu berarti sekolah ini sudah kosong 25 tahun yang lalu Ga."

"Iya rasanya nggak mungkin kalau bangunan sekolah ini ditinggal hanya dalam beberapa bulan," kata Rega.

"Lalu apa menurut kalian Pak Arman berbohong?"

"Entahlah, tapi yang gue lihat itu pak Arman sepertinya berkata jujur," sahut Agus.

"Aneh juga ya, sepertinya memang ada misteri yang belum terpecahkan di kampung ini."

"Sudah, yuk, kalau begitu, kita keluar saja dari sini!"

"Iya."

Mereka semua keluar dari gedung sekolah terbengkalai itu.

Saat melakukan perjalanan, mereka kembali melewatinya jalan-jalan sepi.

"Eh gue baru sadar loh, ternyata di sini tuh gak ada signal," kata Rega menerawang layar ponselnya.

"Iya bagaimana caranya agar kita bisa melapor ke dosen pembimbing kita, ya?" Bara menimpali.

"Oh ya, pak Arman. Emang di sini tuh sering gak ada sinyal?"

"Iya ini kan daerah terpencil. Jauh dari modernisasi."

Rega dan Bara saling memandang.

"Gila, aku tuh gak habis pikir, kenapa kita dapat tempat KKN di desa ini. Lihat tuh jalanan sepi, padahal baru juga jam sebelas siang."

"Menurut loh kita pulang saja, atau apa. Disini tuh gak ada signal?"tanya Rega.

"Iya makin hari makin aneh saja. Padahal baru dua hari kita disini. Jadi gak betah gue," kata Agus.

"Iya nanti, kalau sudah ada sinyal kita hubungi dosen kita saja. Lagian bagaimana kita bisa KKN muridnya saja tidak ada, bangunan sekolahnya juga gak bisa di gunakan lagi," keluh Agus.

Rega menatap sekeliling desa itu.

"Desa ini tuh seperti desa masa lalu ya? seperti setting film kolosal gitu."

"Iya, tapi nggak terlalu gak terlalu juga sih, karena atapnya nya sudah pakai genteng, ada yang pakai genteng metal pula."

Saat tengah menuju rumah pak Arman, tiba-tiba dari kejauhan mereka melihat ada dua anak berlari. Anak tersebut berusia sekitar 7 sampai 10 tahun.

Suara derap langkah kaki anak tersebut mulai terdengar menghampiri mereka.

Rega dan teman-teman memperhatikan dua anak yang berlari ke arah mereka. Sepertinya anak itu menamgis sambil menutup wajahnya dengan telapak tangan.

Ke lima mahasiswa itu menghadang jalan mereka.

"Eh Dek mau kemana, bahaya loh lari-lari sambil menutupi wajah kalian seperti itu," kata Indra.

Kedua anak itu terlihat begitu lusuh, rambut mereka panjang sebahu dan ikal padahal mereka laki-laki, sepertinya mereka anak kembar.

Tubuh mereka juga kotor seperti berendam lumpur.

Hiks, hiks, terdengar suara tangis anak itu, tubuh mereka pun berguncang. Namun mereka masih tak mau membuka wajahnya.

"Kenapa menamgis Dek?' tanya Tika dengan lembut.

"Hiks, rumah kami di bongkar, kami gak tahu harus pindah kemana, hiks."

"Di bongkar? siapa yang bongkar?" tanya Rega, mereka berlima pun saling memandang.

"Tidak tahu, hiks." Kedua anak itu tetap menutup wajahnya.

"Apa karena pengerjaan proyek itu ya?" kata Bara.

"Iya sepertinya begitu."

"Bagaimana Pak Arman, apa kita samperin saja petugas proyek itu?"

'Hiks, hiks, permisi kami harus pergi!"

"Eh tunggu! " tahan Indra.

Namun kedua bocah itu terus saja berlari, tanpa menghiraukan mereka.

"Bagaimana pak Arman, apa kita samperin saja lokasi proyek tersebut, jangan-jangan lokasi proyek itu menggusur salah satu rumah warga, kita harus ambil tindakan secepatnya."

"Iya, klau begitu kita istirahat makan siang dulu ya."

***

Sementara di lokasi proyek kesibukan mulai terjadi, alat alat berat mulai bekerja.

Seorang pria berjas tersenyum menatap alat berat yang sedang beroperasi menggali tanah.

'Saya yakin, kita bisa mendapatkan keuntungan dengan membuat tambang emas di kampung ini, Tuan Wong. kalau kita beruntung Kita juga bisa mendapatkan harta karun, karena konon katanya kampung ini jadi tempat penyimpanan harta-harta bangsawan jaman dulu agar tidak di jarah penjajah," kata pria berjaket hitam.

" Selain itu kandungan mineral pada tanahnya tinggi pasti banyak mengandung emas, perak dan tembaga yang belum terjamah karena banyak yang takut mendatangi kampung ini, yang katanya berhantu. Ha ha ha," lanjut pria yang bernama Baskoro itu.

Pria bernama tuan Wong itu tersenyum sambil menyesap cerutunya kemudian menghembuskan asap rokoknya"Tentu saja, tidak sia-sia saya menghabisi mbah Kusno haha."

Mereka berdua mengawasi proyek pertambangan yang berada di ujung desa tersebut.

Alat berat dan beberapa orang kuli sudah terlihat sibuk.

Keadaan di tempat itu begitu tenang dengan angin yang sepoi-sepoi berhembus menyejukkan tubuh mereka di cuaca yang panas terik ini.

Keadaan saat itu sangat tenang karena sekitar lokasi tidak ada aktivitas apapun selain penggalian. Namun, beberapa saat kemudian cuaca yang cerah tiba-tiba berubah.

Angin perlahan berhembus dengan kencang. Awan-awan mulai menggumpal di langit, perlahan awan putih itu pun berubah menjadi mendung.

Angin berhembus semakin kencang, bahkan sangat kencang, hingga mampu menumbangkan pohon-pohon besar.

Para pekerja seketika berhenti dari aktivitasnya, mereka buru-buru keluar dari lokasi pertambangan mencari lokasi yang aman.

Tiba- tiba tanah di sekitar lokasi proyek itu terguncang, bergetar dan bumi seperti terbelah.

Para pekerja yang panik pun berlari semakin cepat. Namun langkah kaki mereka terasa begitu berat.

Operator alat berat, segera turun, karena tiba-tiba saja ia merasa ada kekuatan yang sepertinya ingin menumbangkan eksavator mereka.

Benar saja berapa saat kemudian excavator tersebut terbalik, untung pria yang mengendalikan excavator itu sempat terjun.

Baskoro dan tuan Wong yang menyaksikan hal itu seketika membelalakkan bola matanya. Keduanya berusaha menahan tubuh mereka agar angin tak menerbangkan mereka seperti menerbangkan para kuli-kuli tersebut

Angin semakin kencang bahkan beberapa pohon tumbang, anehnya angin kencang hanya terjadi di lokasi proyek, keadaan semakin terlihat kacau dan mencengkam karena tiba-tiba hujan lebat mengguyur tempat itu.Membuat tanah lokasi proyek menjadi basah

Daun daun berguguran dan tanah sekirar bukit mulai longsor mereka yang hendak keluar dari tempat tersebut semakin tak bisa bergerak karena situasi semakin tak terkendali, angin semakin kencang dan hujan semakin deras.

Baskoro dan tuan Wong yang berada sekitar seratus meter di lokasi proyek tiba-tiba terbang terbawa angin, begitupun dengan para penambang lainya, angin kencang yang hebat itu seperti mengumpulkan mereka di satu titik dan menjatuhkan tubuh mereka. Mereka pun tumpang tindih, kemudian reruntuhan bukit itu menimpa mereka dan menimbun mereka semua.

Akh! tolong! terdengar suara teriakan mereka yang tertimbun, kreak ..kreak suara tanah retak menggema diantara suara gemuruh badai di lokasi proyek itu. Tiba-tiba lubang galian tertutup tertutup kembali. Keadaan alam kembali tenang, tak ada suara lagi di lokasi proyek.

Semua kembali tenang ,seiring alam yang sudah kembali tentram.

Kicauan burung terdengar lagi, lokasi proyek sebelum terlihat rapi kembali, tak ada yang tahu jika ada puluhan orang tertimbun di lokasi tersebut.

Tak ada yang tersisa dari mereka, kecuali kendaraan-kendaraan yang mereka gunakan untuk tiba di lokasi tersebut.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Murwani Wahyuningsih

Murwani Wahyuningsih

kayaknya kampung tak berpenghuni deh
pak arman jga kayaknya hantu dia

2024-11-24

0

eka wati

eka wati

aku curiga kalau kampung itu memang kampung mati, nggak ada manusia disana termasuk pak Arman, ARTnya, pak Karim sama bpk satunya lagi.

2024-01-24

0

Syahrudin Denilo

Syahrudin Denilo

waduh ngeri

2024-01-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!