7 Pria itu berjalan melewati perkampungan dengan baju yang basah akibat membersihkan diri di sungai. Suasana perkampungan itu terasa mencekam karena jalan-jalan yang gelap akibat rumah warga yang kosong dan tak menghidupkan lampu jalan.
Setiap langkah mereka selalu diiringi dengan doa berharap tak melihat penampakan yang aneh-aneh.
Akhirnya setelah setengah jam lebih berjalan, mereka tiba di rumah Pak Arman dengan selamat, meski sekujur tubuh mereka terasa remuk dan rendam.
Pak Arman bergegas mandi kemudian menuju masjid yang tak begitu jauh dari perkampungan mereka untuk mengumandangkan adzan.
Sementara empat mahasiswa itu harus antri menunggu giliran untuk mandi. Sambil menunggu antrian mandi, mereka membicarakan tentang keanehan dan hal-hal mistis yang mereka alami ketika mengubur jenazah Mbah Kusno.
"Gue nggak pernah lihat penampakan yang lebih seram di mana mbak kunti terbang di atas kerandanya Mbah Kusno," kata Indra yang memulai pembicaraan di antara mereka.
"Iya seumur hidup, dan selama kita menjadi Gosh Hunter, itu penampakan terjelas yang pernah gue lihat, rasanya gue mau pingsan saja saat mengangkat keranda Mbah Kusno." Bara menimpali.
"Iya loh..tapi entah kenapa kita masih kuat mengangkat keranda itu ya, padahal lutut dan tangan gue bergetar rasanya seperti mimpi buruk," timpal Rega.
Tempat pemandian di rumah Pak Arman memang agak terpisah dari bangunan utama rumah tersebut. mereka merokok sambil menenangkan tubuh dan pikiran mereka.
Sementara Tika, mahasiswi perempuan, membantu asisten rumah tangga Pak Arman masak untuk makan malam mereka.
Krack ...kreak...terdengar perut mereka berbunyi keroncong, berbunyi hampir bersamaan
"Anjir jadi lapar gue, mana tadi si Tika baru masak lagi masaknya juga pakai tungku api pasti lama kan," dengus Indra
Ting ting...
Dari kejauhan sayup-sayup terdengar penjual bakso keliling yang memukul mangkuk dengan sendok.
Ke tiga orang itu saling memandang.
"Ternyata ada tukang bakso juga di sini," kata Indra yang langsung beranjak dari tempat duduknya
"Lo mau ke mana Ndra?" tanya Rega
"Mau beli bakso lah! Kalian mau beli bakso nggak ?"
"Mau, mau!" Bara beranjak meninggalkan tempat duduknya mengikuti Indra
Kebetulan saat itu Agus sudah keluar dari kamar mandi dan selanjutnya Rega yang masuk ke kamar mandi.
"Loh Yang lain mana, Ga?" tanya Agus
"Beli bakso!"
"Emang ada penjual bakso di sini? kampung di sini saja sepi," kata agus
" Tadi barusan ada bunyi tukang bakso lewat."
"Oh gitu."
***
Agus yang sudah selesai mandi masuk ke rumah pak Arman lagi, dia mencium aroma masakan yang lezat yang di masak oleh Tika dan Bi Atun di dapur.
'Ehm lezat sekali aromanya, jadi gak sabar gue untuk makan, sholat dululah
"
Agus mengambil sarung dan peci sebentar, ia bermaksud untuk melakukan sholat magrib di masjid meskipun sudah sangat terlambat.
Saat keluar dari kamarnya Agus melihat Tika duduk sambil tersenyum kemudian menyodorkan gelas berisi minuman sirup yang terlihat begitu menyegarkan.
"Minum dulu Gus, kamu pasti haus dari pemakaman," kata Tika seraya tersenyum.
"Hehe ternyata lu perhatian banget sama gue, Ka," kata Agus yang tersenyum bahagia karena baper.
Agus mendekati Tika, karena hendak meraih gelas, belum pun sempat meraih gelas tersebut, Agus di kagetkan dengan pertanyaan seseorang.
"Gus, yang lain pada kemana?" tiba-tiba terdengar suara perempuan yang begitu di kenalnya dari arah belakang.
Sontak Agus menoleh dan kaget se kaget kagetnya karena melihat Tika berdiri di belakangnya. Seketika wajah Agus menjadi pucat dengan tubuh yang gemetaran dan mulut yang menganga. Saat itu juga tubuh Agus seperti ngefreeze.
"Gus lu kenapa sih?" tanya Tika heran melihat Agus yang terdiam dengan bola mata yang melotot.
Tika Melambaikan tangannya ke depan wajah Agus untuk membuat temannya itu tersadar.
Agus langsung menelan salivanya menutup mulutnya.
"Tika, lu bukannya tadi duduk di sofa dan menawarkan gue minuman sirup merah ?"tanya Agus dengan gugup dan wajah yang pucat pasih.
'Ngaco lu ya! gue dari tadi di dapur masak untuk makan malam kita. Lagian enak banget lu, mau minum sirup merah, dari tadi aja gue kehausan pengen minum es tapi nggak ada ada es batu di kulkas."
Mendengar ucapan Tika getaran di tubuh Agus semakin kuat.
"Jadi yang tadi menawari gue minuman siapa?" Agus pun menoleh kearah sofa.
Dan sast itu juga Agus sampai terkencing berdiri melihat wajah dari mahluk yang tersenyum menyeringai kepadanya. Bagaimana tidak, wajah mahluk itu seperti nenek tua yang renta, dengan dagu yang lancip kulit hitam keriput dan ada beberapa bagian wajahnya yang mengeluarkan belatung dengan dua gigi taringnya yang panjang dan melengkung dan air liur berwarna hitam.
Hi hih hi suara mahluk itu cekikikan.
"Tika! lo lihat gak tuh mahluk?" tanya Agus dengan lutut yang gemetar, ketika menoleh ke arah Tika yang ada di belakangnya, jantung Agus kembali berdetak kencang.
Tika yang berada di belakangnya itu, juga berubah menjadi sosok Kuyang dengan wajah yang rusak dan rambut lebat dan keriting.
"Lihat yang mana Gus? hi hi hi."Mahluk itu tertawa cekikikan.
Lutut Agus gemetaran dengan tubuh yang berguncang seperti orang kesurupan.
Karena tak kuat lagi menahan ketakutannya, saat itu juga Agus pingsan.
Bruk tubuh Agus tumbang dan terkapar di atas lantai.
***
"Mang! tunggu Mang!" Bara dan Indra berlari mengejar Tukang Bakso yang memutar arah, mungkin karena jalanan perkampungan itu sepi, jadi tukang bakso itu memutuskan untuk kembali dan tak melanjutkan perjalanannya menuju perkampungan.
Mendengar teriakan Bara dan Indra, Mamang bakso itu berhenti dan menunggu mereka.
Bara dan Indra berlari menghampiri tukang bakso itu agar tukang bakso itu menunggu mereka.
Hua hua! Keduanya membungkukkan tubuh dengan dua telapak tangan menyentuh lutut mereka. mereka begitu letih karena kehabisan tenaga padahal jarak antara rumah Pak Arman dan tukang bakso itu berhenti hanya sekitar 15 meter.
"Mang, pesan bakso Lima ya dibungkus aja," kata Bara.
"Kok cuma Lima sih, Bar. Asistennya pak Arman, nggak kamu belikan," protes Indra .
"Ya sudah pesan baksonya 7, tapi dua mangkoknya makan disini saja, sisanya bungkus, cabai saus dan kecapnya dipisahkan ya Mang." Bara menjelaskan lebih lengkap.
"Iya Mas." mamang itu menjawab secara singkat,kemudian langsung berat sih meracik 2 mangkok bakso untuk Indra dan Bara.
Dalam waktu 1 menit bakso pun siap.
tukang bakso itu menyodorkan dua buah mangkok kepada Bara dan Indra.
Dengan penuh semangat keduanya menyambut karena memang mereka sudah lapar.
"Mang, tolong saus, kecap sama cabenya bawa sini aja ya Mang."
Mamang itu pun membawa tiga botol cabe kecap dan saus di mana Bara dan Indra duduk berjongkok sambil mengaduk baksonya.
"Harun yah baksonya bro? Apa karena kita lapar ya?" tanya Bara sambil terus mengaduk-aduk bakso itu agar tercampur rata antara cabe saus dan juga kecapnya.
"Iya Bro," cetus Indra sambil melirik ke arah Bara.
Namun ketika menoleh, bola mata Indra melotot, mangkok yang ia pegang terhempas begitu saja. Melihat wajah Indra yang terlihat tenang, tentu saja Bara menjadi kaget dan panik.
'Lo kenapa Bro?"
Tubuh Indra gemetaran, dengan wajah yang pucat pasi, sambil menunjuk ke arah mangkuk bakso Bara.
Bara langsung melihat ke arah mangkuknya dan langsung melepaskan mangkuk itu.
Prank mangkuknya pecah.
Dengan sigap Bara bangkit Kemudian menarik tangan Indra.
"Lari Ndra!" Meski kaki dan tanganya gemetaran, untungnya Indra masih punya kekuatan untuk lari.
Hahaha, terdengar suara tawa dengan suara yang keras dan menggema hingga menimbulkan getaran pada pohon pohon pisang di sekitar tempat tersebut.
Lalu apa yang di lihat Bara dan indra? next episode.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Syahrudin Denilo
waduh pasti kepala Upin Ipin yg diaduk
2023-12-25
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
apa yg di liat Indra dan Bara ya 🤔🤔
2023-12-07
0
AGhanteng
Waduh stelah plg dari pemakaman knp mereka malah diteror seram begini...
2023-10-28
0