Misteri Kampung Terpecahkan

Tika dan Indra membantu mengangkat jenasah Mbah Kusno dan membawanya ke tengah-tengah rumah.

''Siapa yang datang Ga?'' tanya Tika.

"Bara dan Indra, gue suruh dia temui salah satu warga kampung ini."

"Lah nanti dia sesat lagi bagaimana?" tanya Tika.

"Katanya mereka di bawa Mario ke suatu tempat, dan elo yang menunjukkan jalan ke mereka Tik."

"Hah? gue? jadi yang semalam itu bukan mimpi?" tanya Tika bingung.

"Maksudnya?" tanya Rega.

"Iya gue semalam mimpi bertemu sama mbah Kusno. Beliau bilang ke gue, kalau kemungkinan beliau tidak bisa mengantar Bara dan Agus karena harus menahan energi gaib yang sangat besar."

"Jadi karena itu mbah Kusno meninggal?"

"Mungkin."

"Lalu, bagaimana dengan nasib pak Arman? itu bearti pak Arman masih berada di alam ghaib?" tanya Rega.

"Sepertinya begitu."

"Ya sudah bantu aku menepikan tubuh pak Arman agar aman."

Tika, Rega, dan Indra menepikan tubuh pak Arman membawanya ke dalam sebuah kamar di rumah mbah Kusno.

Terdengar suara langkah kaki cepat.

"Rega! Rega!" dengar suara teriakan Agus dan Bara bersahut-sahutan

"Ada apa?" tanya Rega.

"Hua Hua. Penduduk kampung di temukan tewas Ga."

Wajah Agus dan Bara terlihat pucat.

"Ga, sepertinya kita harus segera pulang Ga, jika tidak kita semua pasti mati. Lo tau Mario itu ternyata dukun sakti Ga, mereka bekerja sama dengan salah seorang pejabat pemerintah. Mereka memang ingin melakukan pembunuhan massal di kampung ini agar bisa menguasai sumberdaya yang ada di kampung ini."

"Maksud lo tambang emas?"

"Iya, sebelumnya penduduk kampung tidak ada yang setuju dengan pembangunan tambang emas, bahkan penduduk juga menolak di berikan kompetensi, dan relokasi untuk pindah, mungkin karena itu, mereka berbuat nekad."

"Iya, kalian tahu siapa orangnya."

"Gue gak tahu namanya tapi gue tahu wajah-wajah mereka dan salah satunya adalah Mario," kata Bara.

"Iya, saat kami kembali ke rumah mbah Kusno kami melihat mereka sedang berbincang-bincang. Mungkin mereka merencanakan sesuatu, sebelum Mario menemukan kita, kita harus pergi dari tempat ini!"

"Lalu, bagaimana dengan pak Arman?"

"Kita sembunyikan jasad pak Arman, setelah itu nanti kita balik lagi kemari," cetus Tika.

Mereka semua langsung menoleh ke arah Tika.

"Bagaimana caranya?"

Gue ingat semalam, mbah Kusno memberikan sesuatu pada gue. Tika pun merogoh saku celananya kemudian menunjukkan sebuah keris yang sudah nampak berkarat.

"Ini dia kerisnya."

"Sumpah, gue pikir itu cuma mimpi! Ternyata gue bukan tidur semalam, tapi melepaskan raga," kata Tika dengan wajah yang pucat.

"Baiklah, kalau begitu sekarang juga kita pergi, kita tinggalkan tempat ini secepatnya!"

Mereka berlima pun berkumpul berbaris sejajar, dengan tangan yang saling bersentuhan agar tidak tertinggal.

Tika ingat bagaimana mbah Kusno membuka tabir waktu untuk kembali ke dunia mereka.

Tika menggambar ilusi sebuah persegi panjang yang di rasakan cukup untuk mereka masuk

Mereka pun melihat kabut tebal yang menutupi sesuatu melalui ilusi gambar Tika yang berbentuk persegi panjang.

Setelah itu mereka masuk satu persatu di mulai oleh Tika dan yang lainnya, kelima mahasiswa itu pun pergi meninggalkan mbah Kusno.

***

Mengetahui keberadaan Bara dan Agus tidak ada di tempat yang ia tinggalkan, Mario segera menghampiri beberapa orang rekannya.

"Mereka kabur!" kata Mario.

"Ap! mereka tidak boleh kabur, karena mereka yang mengetahui rencana kita."

"Aku akan menyusul mereka!"

"Iya lakukan tugas mu dengan hati-hati. ingat ini menyangkut nama bupati kita, jika mereka melaporkan pada pihak yang berwajib, kita semua bakalan terkena masalah serius."

"Baiklah, jangan lupa bagian ku, jika kita berhasil."

Mario langsung menyusul keberadaan Rega dan teman-temannya.

Namun, ia tak mengetahui jika Rega dan teman-temannya sudah kembali.

***

"Stop disini saja! Mang." Larasati turun dari becak yang mengantarnya.

"Ayo dek Turun, mana bapakmu Ini? kenapa dia tidak menjemput kita," kata Larasati sambil menggendong bayinya yang baru sebulan di lahir kan.

Setelah membayar uang kepada tukang becak, Larasati meninggalkan tasnya. ia bermaksud untuk meminta bantuan inem agar bisa membawa tasnya.

Keadaan kampung itu begitu sunyi dan sepi. Namun, adanya bahaya tidak disadari oleh Larasati

"Bapakmu ini ke mana sih kok nggak nongol-nongol. Padahal sudah dibilangin kita minta jemput di terminal."

Larasati tidak menaruh curiga melihat keadaan kampung yang terlihat sepi dan lengang.

Barulah, ketika ia masuk ke dalam rumah betapa kagetnya Larasati melihat Inem yang tergeletak di depan pintu dengan kondisi mengenaskan, mulut berbuih dan wajah yang sedikit membiru.

Larasati dan anaknya berteriak meminta tolong. Namun, tidak ada yang mendengarkan.

Tiba-tiba datang dua orang pria menghampiri rumah mereka.

Melihat Laras hati satu-satunya korban hidup, para eksekutor itu menghampiri Larasati.

Saat itu istri Pak Arman itu dipaksa meminum racun yang sama dengan racun yang mereka berikan kepada penduduk kampung.

Larasati dan kedua anaknya pun meninggal di rumah mereka.

Karena kasus ini di latar belakangnya oleh Bupati setempat. kasus kematian penduduk kampung Sekar wangi tidak pernah mendapat sentuhan hukum.

Mereka menganggap jika warga kampung keracunan akibat merkuri yang ditimbulkan dari kegiatan pendulang emas.

Warga kampung Sekarwangi pun dievakuasi. Mayat mayat mereka di kubur secara massal.

Jalan kampung Sekarwangi pun ditutup, tidak ada yang boleh masuk ke dalam kampung Sekarwangi.

Mereka semakin menambah isu jika kampung Sekarwangi adalah kampung berhantu agar tidak ada yang berani mengekspor tambang emas di tempat itu.

Namun, ternyata pembangunan pertambangan di situ tetap tak bisa dilaksanakan, karena para arwah warga kampung yang penasaran tak mengijinkan proyek pertambangan itu di bangun.

Semua yang terlibat dalam konspirasi itu mati, kecuali Mario dan sang Bupati.

Mario, sempat menyusul Rega dan teman-temannya di rumah mbah Kusno, Namun, tak bisa masuk ke dalam rumah mbah Kusno karena diberi pagar gaib yang akan menjaga Jasad mbah Kusno dan tubuh pak Arman yang masih tersesat di alam ghaib. Sampai kelima mahasiswa itu kembali lagi untuk melakukan pemakaman.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Nusa thotz

Nusa thotz

kompetensi..?? ujian kaleeee, kompensasi lah

2024-09-20

1

Syahrudin Denilo

Syahrudin Denilo

masih belum paham teka teki nya

2024-01-02

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

jadi siapa nama bupatinya 🤔🤔🤔

2023-12-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!