La Ilaha Illallah, Lailahaillallah! kalimat tahlil itu terus menggema mengiringi langkah kaki mereka saat membawa keranda mbah Kusno.
Perjalanan menuju pemakaman itu terasa mencengkram, padahal mereka melewati perkampungan warga dan hari juga masih terang benderang.
Tak ada satupun pintu rumah warga yang terbuka saat itu dan tak satupun ada warga yang lewat.
Langkah kaki mereka terasa berat sementara senja segera tiba. Setengah jam mereka bergulat dengan batin mereka, antara ketakutan dan kewajiban sebagai seorang muslim untuk melakukan fardu kifayah.
Baju mereka basah oleh keringat yang mengucur deras, sambil menahan beban yang semakin berat itu mereka tetap membaca tahlil.
Akhirnya, setelah perjuangan panjang dan melelahkan, mereka tiba juga di komplek pemakaman. Lagi-lagi nuansa mistis terasa di komplek pemakaman itu karena begitu sepinya, hanya ada ratusan batu nisan yang terlihat rapi berderet menghadap kiblat.
Pak Arman menuntun mereka menuju lubang galian. Setibanya mereka di lubang galian tersebut,p mereka menurunkan keranda dengan instruksi pak Arman.
"Satu, dua, tiga!" hati-hati, pelan-pelan saja."
Keranda di letakkan di tepi penggalian.
"Ayo kita kuburkan, pak Karim kamu dan Pak Karto masuk kedalam lobang ya. Kami berlima mengangkat dari atas."
"Meskipun ketakutan, kedua hansip itu mau tak mau harus menjalankan perintah, mereka juga ingin segera selesai agar bisa beristirahat dengan tenang."
Sambil membaca doa, pak Arman Agus,Bara, Indra dan Rega mengangkat tubuh mbah kusno itu dan membawanya masuk ke dalam liang.
Beruntung kali ini tak ada hal aneh lagi yang terjadi saat itu. Setelah masuk kedalam liang, tak lupa pak Arman mengingatkan untuk melepaskan tali pocongnya.
Ketika membuka tali pocong itu, mereka di buat kaget, ketika melihat perubahan mayat mbah Kusno. Mayat itu terlihat begitu tua, begitu sepuh, kulitnya keriput tak ada lagi daging pada mayat dengan mulut yang mengga itu, wajahnya yang pucat semakin menambah kesan horor hingga memompa jantung mereka lebih kencang.
Meskipun panik dan takut, mereka berusaha tak banyak bicara yang mereka pikirkan saat itu adalah berdoa dan terus berdoa agar proses pemakaman ini segera selesai.
Alhamdulillah akhirnya, proses peletakan jasad mbah Kusno di liang lahat selesai juga. Mereka semua langsung menutup makan tersebut dengan timbunan tanah di sekitar liang lahat.
Tak ada satupun dari mereka bersuara Saat itu karena di dalam hati mereka terus berdoa membuat suasana kuburan terasa mencekam.
"Sudah selesai! Ayo kita pulang," kata pak Arman.
Rega melirik penunjuk waktu saat itu waktu menunjukkan pukul lima kurang sepuluh menit.
Mereka semua berjalan dengan longkai karena merasakan sekujur tubuh mereka yang begitu lelah.
Baru beberapa langkah meninggalkan makam tersebut tiba-tiba mereka merasakan guncangan pada tanah yang mereka injak. Bumi sekeliling mereka seperti berguncang. Ke tujuh orang itu hanya saling memandang sambil bertanya dalam hati "Apa yang terjadi."
Guncangan itu tiba-tiba menjalar dari kaki mereka hingga ke daerah kuburan mbah Kusno. Tanah sekeliling makam itu seperti berjalan dari segala penjuru menghampiri timbunan tanah pemakaman mbah Kusno.
Secara reflex mereka semua menoleh kearah timbunan tanah yang masih basah tanpa taburan bunga tersebut.
Kreak kreak... terdengar suara aneh dari lubang kuburan mbah Kusno, tiba-tiba saja ... Duar ...tanah kuburan itu seperti meledak hingga membuat ke tujuh orang itu jatuh tertelungkup karena gelombang kejut yang terjadi.
Ketujuh orang itu segera membalikkan tubuh mereka mencoba melihat apa sebenarnya yang terjadi.
Seketika mereka semua membelalakkan bola ketika melihat jasad Mbak Kusno yang baru saja mereka kuburkan tiba-tiba terlempar sejauh 5 meter dari area kuburnya sendiri.
"Astaghfirullahaladzim! Astaghfirullah, Allahuakbar!' mereka semua berteriak panik dan ketakutan, lutut mereka kembali gemetar.
"Pak Arman, apalagi yang harus kita lakukan, apa ini yang dikatakan oleh orang-orang jenasah tidak diterima bumi?"tanya pak Karim.
"Jangan bicara sembarangan kita, ayo kita kubur lagi, biar cepat selesai."
Pak Arman bangkit dan berdiri kemudian berjalan menghampiri jenasah Mbah Kusno itu.
Meski masih takut, dan panik melanda pikiran mereka. Namun, mereka terus melanjutkan proses pemakaman itu.
Jantung mereka berdetak dengan kencang, dengan cepat mereka mengangkat jenazah Mbah Kusno.
Entah apa yang terjadi, sehingga lubang galian itu kembali seperti bentuk semula, persis seperti jasad mbah Kusno sebelum dimasukkan dalam liang lahat.
Pak Arman terus membaca doa, Ia mengangkat telapak tangan ke atas sementara keenam orang itu mengangkat jenazah kemudian memasukkannya kembali ke liang lahat.
Setelah proses itu selesai, mereka kembali menutup lubang itu dengan timbunan-timbunan tanah yang berada di sekitar liang lahat Mbah Kusno .
Setelah diyakini jenasah itu aman di liang lahatnya, mereka bergegas meninggalkan tempat itu, agar tak terjadi sesuatu hal yang mengerikan lagi.
Namun, baru beberapa langkah tiba-tiba terdengar lagi suara tanah yang sepertinya bergerak satu titik, yakni ke makam Mbah Kusno.
Suara ledakan terdengar lagi dan kali ini ke-tujuh orang itu bisa waspada hingga mereka tidak jatuh ketanah lagi.
Semua kaget, panik, syok dan ketakutan melihat mayat Mbah Kusno kembali terlempar dari liang lahat ke tempat terlemparnya berapa menit yang lalu
Tujuh orang itu saling memandang dengan perasaan takut dan was-was, keadaan di tempat pemakaman itu semakin mencekam, di mana langit sudah berubah menjadi jingga dan matahari sebentar lagi akan tenggelam meninggalkan singgasananya dan menuju tempat peraduan.
Astaghfirullahaladzim mereka semua mengeluh karena begitu lelah menghadapi hal-hal aneh dan angker yang mereka lalui selama penguburan jenazah Mbah Kusno.
"Ayo kita masukkan jenazah itu lagi, berdoalah agar kejadian ini tak terulang lagi kata," Pak Arman.
Sekujur tubuh mereka terasa remuk redam karena lelah, tenaga mereka juga sudah terkuras habis. Namun, mereka juga tidak bisa membiarkan jenazah Mbah Kusno tergeletak begitu saja di atas pemakaman tanpa dikuburkan.
Pak Arman, terus membaca doa sementara keenam orang itu mengangkat jenazah Mbah Kusno, mereka memasukkan tubuh yang sudah terbujur kaku itu ke dalam liang lahat seperti yang mereka lakukan sebelumnya.
Kali ini mereka terus membaca doa dan menyerukan tahlil selama proses pemakaman jenazah Mbah Kusno.
Allahu akbar! Allahu akbar! terdengar kumandang adzan magrib menggema,membuat mereka semua menoleh ke arah langit-langit yang sudah tampak gelap.
Keadaan yang semakin mencengkram membuat mereka tak kuasa untuk mengeluh dan bersuara.
Mereka berharap ini terakhirnya mereka mengubur jasad mbah Kusno, dengan tenaga yang tersisa mereka mencangkul tanah pemakaman dan menimbun jenazah Mbah Kusno di dalam liang lahatnya.
Suara kumandang Azan magrib masih terus bergema, sahur-menyaut di area pemakaman itu. Setelah itu mereka melangkah meninggalkan kuburan Mbah Kusno.
Dan alhamdulillah tak terdengar lagi suara pergerakan tanah dan ledakan dalam kuburan Mbah Kusno.
Keempat pemuda dan tiga pria dewasa itu berjalan dengan langkah kaki yang longkai.
Pak Arman menuntun ke enam orang itu menuju sungai kecil dengan aliran air yang jernih.
Mereka beristirahat sebentar sambil mencuci kaki dan tangan mereka yang sudah kotor.
Ketujuh orang tua itu mandi untuk membersihkan tanah-tanah yang menempel pada tubuh mereka.
Setelah itu mereka pulang ke rumah dan berharap kejadian aneh tidak akan menimpa mereka dan warga desa lagi.
Benarkah begitu? mengapa proses pemakaman mbah Kusno begitu sulit dan menyeramkan? saksikan terus, jangan lupa like, komentar mya ya reader.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Aisyah Putri Angel
klu aq pernah mengalami THN 80an ..
habis lihat wayang orang di Kopassus kandang Menjangan..pulang lewat pemakaman... terdengar suara ledakan..
otomatis kami semua lari tunggang langgang.itu jam 00: 30 am.
dan besok agak siangan.kopassus kandang Menjangan, polisi Boyolali dan warga mengecek di pemakaman ternyata ada 1 makam baru yg terbuka.
usut punya usut itu makam baru yg baru dimakamkan paginya ..dia seorang wanita ternyata semasa hidupnya sering hamil dan ke 10 anaknya semua di jual .
2024-06-25
0
Syahrudin Denilo
waduh kusno apa yang terjadi denganmu
2023-12-25
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
kenapa bisa jenazah Mbah Kusno sampe gak di terima oleh bumi jadi penasaran nih
2023-12-07
0