Anak Indigo

Setelah di jemput oleh pihak kepolisian dan di mintai keterangan atas kepergian mereka yang menghilang entah kemana, kelima mahasiswa itu di bawa pulang kediaman mereka masing-masing.

Mereka pun menceritakan pengalaman horor mereka bersama keluarga dan orang terdekat.

ada yang percaya dan ada yang pula yang tidak percaya dengan apa yang mereka katakan.

Namun itu semua tak menyurutkan untuk mencari tahu ada misteri apa yang sebenarnya terjadi di kampung itu.

***

Setelah beberapa hari tidak ke kampus. Kelima mahasiswa itu kembali ke kampusnya, mereka bermaksud bertemu dengan dosen pembimbing mereka yang bernama Pak Ahmad.

Rega dan Indra masuk ke dalam ruang dosen dan langsung menghampiri Pak Ahmad yang memang sudah memanggil mereka.

Sementara ketiganya menunggu di kelas mereka sambil ceritakan pengalaman horor mereka kepada mahasiswa lainnya.

"Assalamualaikum Pak," sapa keduanya.

"Eh, Rega! Indra! mari Silakan masuk, sudah lama saya menunggu kedatangan kalian."

Rega dan Indra duduk di hadapan Pak Ahmad.

Belum pun mereka bercerita, Pak Ahmad sudah mempertanyakan sesuatu kepada mereka.

"Kalian kenapa bisa tersesat sih? Saya sudah menunggu kedatangan kalian untuk sama-sama pergi ke lokasi tempat kalian KKN."

Rega dan Indra langsung saling memandang.

"Loh Pak bukannya kita sudah sama-sama pernah survei lokasi tempat di mana kami akan melaksanakan KKN," kata Rega dengan sedikit gugup.

"Survei lokasi? kapan?" tanya pak Ahmad.

" Sebelum kami menjalankan KKN bukannya kita sudah survei lokasi tempat di mana lokasi pelaksanaan KKN kami pak."

Pak Ahmad menatap heran kepada kedua mahasiswanya.

"Rega, coba kamu ingat-ingat Kita pernah pergi sama-sama ke lokasi tempat kalian KKN. Atau itu hanya ilusi kamu?"

Rega kembali memikirkan ucapan Pak Ahmad itu.

"Dua Minggu sebelum kepergian kalian KKN itu, mertua saya meninggal dan saya harus pulang, rencananya setelah pulang dari kampung istri saya, saya baru akan mengantarkan kalian, tapi kalian keburu pergi."

Lagi-lagi Rega dan Indra melotot kan bola matanya mendengar penuturan Pak Ahmad itu.

"Kalau tidak percaya kalian tanya saja pada Pak Waluyo, beliau juga ada di rumah mertua saya, karena saat itu kami masih berduka."

"Astaghfirullahaladzim Pak, apa saya yang salah, tapi saya merasa pernah pergi bersama Bapak dan bertemu dengan Pak Arman." seketika bulu kuduk Rega merinding.

Pak Ahmad menatap lekat ke arah Rega ia juga yakin, jika mahasiswanya itu tidak berbohong. Mungkin ada sesuatu yang di luar Nalar terjadi pada Rega saat itu, sehingga ia merasa telah melakukan peninjauan di tempat tersebut, bersama dengan dosen pembimbingnya.

"Baiklah, tidak usah di bahas, nanti saja kita membahas itu. Saya yakin kalian berdua juga masih syok dan trauma atas kejadian menimpa kalian."

"Iya Pak, jujur setelah kejadian itu saya hampir tidak bisa membedakan antara kenyataan dan halusinasi. Saya benar-benar merasa telah pergi bersama Bapak ke kampung itu sebelumnya bertemu dengan Pak Arman kepala desa."

"Pak Arman, Pak Arman mana? Saya tidak kenal dengan nama pak Arman."

Rega dan Indra saling memandang.

"Ya sudah, lain kali kita bicara lagi, saya urusan sebentar," kata pak Ahmad.

Setelah berdiskusi sebentar dengan Pak Ahmad, mereka pun keluar dari ruangan tersebut.

"Ga, lu yakin pernah pergi bersama Pak Ahmad bertemu dengan Pak Arman?"

"Yakinlah, lu nggak percaya sama gua. Lu ingat kan saat kita pertama datang ke desa itu gue langsung tahu di mana rumahnya Pak Arman."

"Iya benar juga ya," kata Indra.

"Nah kan."

"Eh tapi waktu lu berkunjung pertama kali di kampung itu untuk survey, bagaimana keadaan Kampung tersebut, apa seperti yang kita datangi."

"Gak Bro, kampung itu biasa saja seperti kampung pada umumnya."

"Aneh ya," guman Indra sambil melirik ke arah Rega.

"Bukan aneh lagi Bro, tapi ini mistis. Gue yakin banget sebelum kepergian kita ke desa itu, gue sudah pernah pergi ke desa itu, gue merasa tempat itu tidak asing bagi gue."

"Iya gue tau Ga, tapi kenapa bisa begitu ya Ga."

"Tahu Baru kali ini gue mengalami kejadian yang mistis seperti ini."

"Bagaimana kalau kita ke orang pintar saja, tanyain sebenarnya apa yang terjadi pada kita semua terutama lo Ga."

"Benar juga ya, lo ada kenalan dengan orang pintar gak?"

"Gak ada sih.Coba tanya yang lain."

Rega dan Indra ikut masuk ke dalam kelas, dan ikut bergabung dengan

teman mereka.

"Eh Rega, Indra, kenalin ini teman gue Mario, dia anak indigo," kata Bara.

Rega dan Indra saling berjabat tangan dengan Mario sambil memperkenalkan diri mereka masing-masing

"Ya gue sudah dengar cerita tentang kalian di kampung angker dari Bara, dan gue tertarik sekali dengan cerita kalian. Gue juga ikut penasaran, sebenarnya apa yang terjadi di kampung itu dan hal apa yang membuat Pak Arman masih tak menyadari jika dirinya berada di alam gaib," kata Mario.

"Gue coba menerawang kampung itu. Namun, tidak bisa. Kampung yang kalian maksudkan itu dipenuhi dengan kabut. Jadi untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi, gue mau ngajak kalian kembali lagi ke tempat itu untuk menyelidiki. Sebenarnya apa yang terjadi pada warga kampung," kata Mario.

"Wah exatide banget gue. Gue justru semakin penasaran setelah tahu jika gue dan pak Ahmad tak pernah datang ke kampung itu."

"Hah serius loh ga?" tanya Tika

"Iya gue serius, baru saja gue dan Indra bicara Pak Ahmad dan beliau ngotot jika beliau tidak pernah mengantar gue ke kampung Sekar Wangi."

"Apa? coba lo jelaskan," kata Mario Yang sepertinya tertarik dengan cerita Rega.

"Sebelum kami mendatangi lokasi KKN. Gue dan Pak Ahmad pernah survei di lokasi tersebut. Gue bertemu dengan Pak Arman dan sempat mampir ke rumah beliau. Namun saat melakukan survei gue nggak merasa ada yang aneh dengan kampung itu, tapi setelah kami berlima datang ke lokasi tersebut, barulah kami merasa keanehan-keanehan, mulai dari meninggalnya Mbah Kusno yang saat penguburannya kami di ganggu oleh mahluk halus, dan banyak hal mistis yang kami lihat dan itu terjadi di siang bolong."

"Itu bearti sebelum datang ke sana raga lo sudah pernah berkunjung ke sana, mungkin di dalam waktu yang berbeda dengan waktu yang kalian datangi saat KKN," kata Mario.

"Kenapa bisa begitu?'' tanya Rega dan yang lainya pada Mario.

"Gue juga gak bisa memastikan. Sebaiknya kita kembali kesana untuk memastikannya," usul Mario.

"Oke, baiklah kapan kita akan kesana?" tanya Rega.

"Bagaimana klau akhir semester nanti," usul Mario.

"Jika kita kesana, itu bearti kita akan menghilang dari waktu di bumi, minimal 60 hari, bahkan lebih?" tanya Tika.

"Ya mau gak mau."

"Apa tidak bahaya?" tanya Tika lagi.

"Tidak akan bahaya, selama kita punya iman dan percaya, jika kekuasaan tertinggi itu milik Tuhan. Ingatlah alam ghaib juga ciptaan Tuhan dan kita adalah mahluk yang paling sempurna di antara mahluk ciptaannya yang lain, jadi sesuatu tidak akan terjadi pada kita kecuali atas kehendak Allah ," kata Rega.

"Setuju!" seru mereka semua.

"Itu berarti kalian setuju untuk kembali ke kampung itu?!"tanya Mario.

Agus, Bara, Indra, Rega dan Tika pun mengangguk.

"Oke kalau gitu deal, kita berangkat!"

Terpopuler

Comments

Syahrudin Denilo

Syahrudin Denilo

mantab nih sangat tertantang mereka pada berani

2024-01-02

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

pada berani mereka kl saya mah dah takut 😱😱😱

2023-12-07

1

Putri Minwa

Putri Minwa

menarik thor

2023-10-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!