Siang ini Zhen akan pergi kembali ke rumah sakit. Dokter Petter sudah menyerahkan jadwal pemeriksaan rutin Zhen dan tepat hari ini mereka akan mengecek kembali kondisi kedua kaki Zhen yang kemaren di kemoterapi.
Zhen sudah di bantu masuk ke mobil oleh asisten Jio sementara Moa menggendong baby Zoe menunggu di luar.
"Apa kita semobil?" Tanya Moa pada asisten Jio yang selesai memasukan kursi roda tuannya ke dalam mobil.
"Bawa nona kecil masuk!"
"Jadi, satu mobil?"
"Memangnya kau ingin apa?" Tanya asisten Jio dan Moa hanya menggeleng segera masuk duduk di samping Zhen.
Pintu di tutup rapat dan tampaklah 3 mobil pengawal di belakang siap bersiaga tapi anehnya, mobil itu bermerek dan berwarna sama dengan yang ia naiki.
"Kita akan kemana? Tuan!" Moa bicara pada Zhen yang seperti biasa tak menjawab.
Tapi, Moa tak gentar. Ia akan menyelidiki apapun tentang keluarga Ming.
"Nona kecil sudah di beri susu dan sudah makan. Bagaimana dengan tuan?"
"Kau bisa diam?!" Cegat Zhen melirik tajam Moa dari ekor matanya.
"Aa..maaf, tuan! Saya terlalu bersemangat," Cengir Moa tanpa rasa bersalah.
Alhasil, suasana jadi hening. Moa dan Zhen tak terlibat percakapan apapun hanya membiarkan mobil di kemudikan stabil oleh asisten Jio keluar area apartemen.
Di sepanjang perjalanan, Moa terus melirik Zhen. Wajah tampan khas blasteran China Amerika itu terlihat agak pucat dan berkeringat.
"Apa dia sakit?!" Batin Moa kala Zhen bersandar dengan kedua mata terpejam.
"Daddy!!" Baby Zoe memanggil dengan suara cadelnya.
"Susst!! Daddymu sedang sakit, jangan di ganggu."
"Sa..kit?" Baby Zoe mengikuti gerak bibir Moa yang bicara pelan.
"Iya, dia sebentar lagi akan.."
Moa menjeda kalimatnya dengan sudut bibir tertarik licik. Moa mulai berbisik di telinga baby Zoe yang menatapnya polos.
"Daddymu akan MATI!"
"Ma..t..i.."
Lirih baby Zoe bicara mengeja. Moa terkikik geli puas meracuni otak si kecil itu. Sedetik kemudian ia tersentak kala tatapan tajam Zhen sudah terpancar ke arahnya.
"Bukan Mati, nona! MARI..coba katakan!" Elak Moa pandai mengkilah.
"Ma..ii.."
"Yah, pintar!" Ucap Moa mengusap kepala baby Zoe yang tampak menyukai Moa.
Si kecil cantik itu terus menyandarkan kepalanya ke dada Moa yang sangat empuk dan harum. Aroma mawar putih dan kehangatannya sangat menenagkan.
"Keturunan tuan memang sangat pintar. Penerus yang unggul," Cengir Moa tertawa kecil seraya memandang Zhen tapi babi cacat di mata Moa itu acuh.
"Cih, babi jantan," Batin Moa memaki Zhen.
Tanpa memandang Moa, Zhen tahu betul jika sekarang Moa tengah melafalkan isi kebun binatang. Lirikan mata Zhen beralih ke kaca spion dan dapat di pahami asisten Jio.
"Kau pelajari ini!" Asisten Jio menyerahkan tiga buku tebal ke arah Moa yang diam.
"Saya?"
"Tiga buku ini mencakup area dapur, cara merawat bayi dan semua yang harus pelayan lakukan!"
Moa dongkol tapi ia tetap mengambil tiga buku tebal yang nyaris tak muat di tangannya.
"Aku? Merawat bayi? Pelayan? Yang benar saja!!" Batin Moa memekik.
"Tuan! Saya tak perlu buku-buku ini. Anda.."
"1 minggu!" Sela Zhen tanpa memandang Moa yang menaikan satu alisnya.
"1 minggu?"
"Pelajari semuanya dalam satu minggu. Tuan akan melakukan penilaian setiap saat dan jika lolos barulah kau menerima gajimu!"
"Apa?" Syok Moa tak percaya itu. Penjelasan asisten Jio mengejutkan jiwa materialistis Moa yang berharap akan di gaji dalam waktu dekat.
"Aku tak memaksa. Kau bisa pergi kapan saja!" Tegas Zhen tak berbelas kasih.
Lirikan mata Zhen beralih ke kedua tangan Moa yang mengepal. Ia ingin lihat, berapa lama belut betina ini akan bertahan dengan drama babysitternya.
"1 minggu?"
"Hm."
"Hanya satu minggu dengan tiga buku setebal cetakan apartemen-mu?!" Lirih Moa tapi masih di dengar Zhen yang hanya pura-pura menuli.
Wajah cantik Moa sampai berkeringat gerah. Baby Zoe hanya menatap polos percakapan orang-orang dewasa ini tanpa tahu artinya.
"Sialan!! Aku hanya pura-pura tapi kenapa jadi begini?! Batin Moa mendengus.
"Jika ingin berhenti sekarang tak masalah. Kau bisa turun di sini." Asisten Jio mengikuti arah rencana Zhen.
Moa mengambil nafas dalam. Ia tak menunjukan exspresi marah tapi Zhen tahu, Moa bisa saja meledak kapanpun.
"Tidak. Saya ingin mendapatkan uang maka, harus bekerja lebih keras."
"Bodoh," Gumam Zhen malas.
Moa memasukan tiga buku itu kedalam ransel yang ada di dekat kakinya. Di dalam tas ini ada perlengkapan bayi seperti botol susu serta popok baby Zoe, itupun Zhen yang menyiapkannya dan Moa tinggal bawa.
"Demi 1 milyar," Gumam Moa semangat.
Kedua tangannya membelit perut baby Zoe dengan mata menjelajah ke luar jendela mobil. Moa memperhatikan jalur yang di lalui mobil ini dan ada yang aneh.
"Ini bukan jalan ke rumah sakit."
Yah, Moa sadar itu. Ia melirik Zhen yang masih diam di tempat bersandar dan memejamkan matanya.
"Apa ini jalan pintas? Lalu, kenapa tiga mobil pengawal tadi berpencar?" Batin Moa melihat ke kaca samping mobil.
"Tuan! Mereka tak lagi mengikuti kita."
"Hm, selesaikan," Gumam Zhen tanpa membuka mata.
Moa terdiam. Berarti dugaannya benar. Jalur ini bukan jalan utama ke rumah sakit dan Zhen sengaja memakai mobil yang sama dengan para pengawalnya agar memecah konsentrasi musuh.
"Dia cukup pintar," Batin Moa mengakui.
"Kau jaga nona kecil baik-baik dengan nyawamu!" Asisten Jio menyeru.
"Baik."
"Jika dia terluka, kau juga akan mendapat ganjaran."
"Saya mengerti," Jawab Moa mulai berhati-hati.
Tak lama berselang, akhirnya mereka sampai ke area rumah sakit besar di pusat kota.
Namun, kali ini area gerbang rumah sakit di penuhi oleh media yang menunggu kedatangan Zhen seakan kabar ia akan ke rumah sakit dan tempat nya sudah di bocorkan seseorang.
"Itu mobilnya, bukan?"
"Iya, itu mobil yang tadi di kirim!"
Mereka bangkit bak semut menyongsong ke arah mobil ini.
Moa hanya diam, saat ia menoleh pada Zhen ternyata pria itu juga memandangnya penuh ancaman.
"S..saya tak pernah membocorkan apapun."
"Pergi dari dari sini!" Tegas Zhen merasa jika kerumunan media itu akan membuat masalah.
Di mobil ini ada baby Zoe, jika terjebak disini maka Zhen tak bisa membiarkan putrinya terluka.
Asisten Jio memutar kemudi berbalik arah. Para media itu tentu saja mengejar mereka karena kabar soal Zhen akan sangat menaikan industri pemberitaan.
"Dari mana mereka bisa tahu jika kita akan ke rumah sakit?" Gumam asisten Jio geram.
Zhen membuka ponselnya. Kabar tentang kelumpuhan dan diagnosa difusi ereksi yang Zhen derita ternyata sudah menyebar padahal sudah di rahasiakan sebelumnya.
"Apa mungkin pihak rumah sakit berkhianat?!"
"Mereka tak akan berani melakukannya," Gumam Zhen mencoba mencari cela.
Hanya dokter Petter yang menyusun jadwal pengobatan Zhen tapi, pria itu tak akan berbuat bodoh dengan mencari masalah.
"Atau mungkin.."
Asisten Jio menatap Moa dari spion. Sadar telah di curigai Moa langsung ambil sikap.
"Nyonya Ming sudah memberitahu sebelumnya jika saya tak di perbolehkan berbicara apapun soal keluarga Ming pada media atau mengganggu tuan muda Zhen."
Zhen tak merespon. Ia belum mengenal Moa sedalam itu sampai percaya ucapan wanita ini.
....
Vote and like sayang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Juan Sastra
moa tu udah klepek klepek sama zhen makanya bimbang jadi malah keseriusana ngasuh baby
2024-08-28
0
Denzo_sian_alfoenzo
moa pembunuh berdarah dingin tp rda gubluk jd dah kek guru sma murid nya zen sma moa
2023-09-16
1
Triiyyaazz Ajuach
siapa pengkhianatnya ya yg membocorkan semua rahasia Zhen
2023-09-14
0