Baby Zoe di tangani langsung oleh dokter Petter yang pasang badan saat si kecil itu di larikan ke rumah sakit. Nyonya Ming tampak gusar di dalam ruang rawat yang menampung cucu pertamanya.
"Bagaimana? Apa dia baik-baik saja?"
"Nona kecil demam ringan karena terlalu banyak menangis dan kekurangan cairan. Apa sebelum ini nona di beri susu?"
Pertanyaan itu sukses membuat nyonya Ming mengingat wajah busuk Cellien. Ia sampai sekarang masih mengutuk wanita itu sampai ke darah daging.
"Pasti cucuku kehausan. Dia masih kecil tapi nasib terlalu kejam padanya."
"Tenanglah, nyonya! Biarkan nona kecil istirahat dulu. Setelah nona kecil sadar, saya akan lakukan pemeriksaan menyeluruh," Ucap dokter Petter merasa ada yang salah dengan keluarga besar ini.
Hanya saja, ia tak berani bicara lebih dan memilih keluar. Saat ingin mendorong pintu, tiba-tiba saja benda itu terbuka.
Nyonya Ming dan dokter Petter terpaku kala Zhen yang duduk di kursi roda di dorong oleh suster.
"Mom!"
"Z..Zhen!" Gumam nyonya Ming mulai gugup. Ia tak tahu, bagaimana cara menjelaskan ini pada Zhen yang di bawa masuk ke sini.
Dokter Petter menatap suster yang mendorong kursi roda Zhen tapi, raut wajah wanita itu seperti terpaksa.
"Dia memang sulit di kendalikan," Batin dokter Petter membiarkan Zhen mendekat ke ranjang rawat putri kecilnya.
Tatapan Zhen terlihat heran sekaligus cemas. Bagaimana tidak?! Peri kecil itu di infus dan sedikit pucat tak sadarkan diri.
"Mom! Putriku.."
"Saya permisi, nyonya, tuan!" Pamit dokter Petter mengisyaratkan suster wanita itu pergi.
Dokter Petter paham jika ada masalah keluarga yang tak pantas telinga asing dengar.
Selepas kepergian dokter Petter, tentu saja Zhen tak bisa menahan diri dengan keadaan putrinya.
"Mom! Apa yang terjadi? Dan dimana Cellien?"
"Zhen!"
"Kenapa dia bisa begini?" Cecer Zhen tak tenang melihat keadaan balita kecil itu.
Wajah cemas Zhen terlihat kelut. Tangannya terangkat memeggang jari mungil itu dengan tatapan berat dan berkabut.
"Zhen! Putrimu menangis berjam-jam lamanya. Untung kerongkongan dan tubuhnya tak drop parah, jika tidak.."
"Kenapa bisa? Cellien, kemana?"
Nyonya Ming diam. Ia tahu Zhen tak akan tinggal diam jika ia mengatakan 'semua baik-baik saja'.
Melihat kebungkaman nyonya Ming, tatapan Zhen bertambah tajam bahkan ada kemarahan di sana.
"Mom! Dimana Cellien?" Tegasnya menekan.
"Dia sudah pergi!"
"Pergi?" Gumam Zhen tersentak. Dahinya mengernyit bahkan alis hitam yang sempurna itu tertekan kuat.
"Zhen! Maafkan, mommy!"
"Apa yang terjadi?" Tanya Zhen mengusap tangan mungil baby Zoe yang terasa panas.
Nyonya Ming duduk di atas kursi di samping Zhen. Ia mengambil nafas dalam-dalam untuk menceritakan semua ini.
"Saat aku datang ke apartemen-mu, aku melihat jika dia .."
Nyonya Ming menjeda kalimat seraya memeggang lengan kekar Zhen yang diam menunggu.
"Dia tengah berhubungan ranjang dengan pria asing sementara putri kalian terus menangis."
Degg..
Jantung Zhen seakan di remas-remas kuat. Wajahnya terpaku kosong menatap wajah polos belia baby Zoe yang tampak lemah.
"Saat itu mommy juga syok, nak! Mommy..tak tahu apa yang terjadi tapi, itu nyata. Dia dengan menjijikan menyuruhku agar tak memberitahumu soal .."
Nyonya Ming tak lagi bisa melanjutkan ucapannya. Ia menangis memeluk Zhen yang hanya diam tapi matanya mengigil marah, kecewa bahkan ada kehancuran yang besar.
"Maafkan, mommy! Seandainya saat itu mommy mencegahmu dan..dan ini tak akan terjadi, Zhen hiks!"
Zhen hanya diam. Tak satu pata katapun yang lolos dari bibirnya selain tatapan datar yang rumit. Wajah tampan membeku bahkan tak ada siapa yang berani menyinggungnya.
"Maafkan, mommy!"
"Pergilah istirahat!" Pinta Zhen mengusap lengan nyonya Ming yang sedari kemaren tertekan karenanya.
"Z.Zhen!"
"Aku akan menemani putriku," Gumam Zhen tak tersenyum sama sekali.
Nyonya Ming yang cemas tak bisa berbuat banyak. Ia membantu Zhen naik ke atas ranjang rawat baby Zoe yang luas bagi keduanya.
Zhen berbaring di samping si kecil itu dengan dada bergemuruh sesak bahkan sangat sempit.
"Kau harus melupakannya, hm?"
Zhen tak menjawab atau mengangguk. Ia letakan tangannya di atas puncak kepala baby Zoe yang masih tidur.
"Putrimu butuh kau dan tanpa dia, kalian juga bisa bersama. Jangan pedulikan apapun soal dia lagi!"
Setelah menekankan semua itu nyonya Ming keluar ruangan. Pintu tertutup di iiringi tatapan datar Zhen yang tak bisa lagi di kendalikan.
Amarah, sakit, dan tak percaya bercampur aduk sampai kedua tangannya mengepal sampai urat kemarahan itu melintas kuat.
"Bahkan, kau tak peduli pada darah dagingmu sendiri," Geram Zhen menggertakan giginya dengan tatapan mengigil murka.
Ia yakin nyonya Ming tak mungkin berbohong. Cellien memang wanita hiper **** dan Zhen tahu itu.
Tapi, jujur Zhen merasa sangat sakit. Semuanya ia korbankan bahkan, rela menentang ibunya hanya demi menikah dengan wanita yang sudah ia hamili sebelumnya.
Awalnya saat tahu Cellien hamil, Zhen senang karena memang Cellien-lah wanita pertama yang ia cintai karena sifat pekerja keras dan ambisus tapi, Zhen tak menyangka jika setelah menikah Cellien akan lebih peduli pada dirinya sendiri.
Sibuk dengan suasana hati yang buruk, Zhen tak sadar jika baby Zoe menggeliat masuk ke bawah ketiaknya.
Mata polos si kecil itu terbuka. Wajahnya memang mirip dengan Cellien dengan rambut pirang dan bola mata keemasan.
"D..dady!"
Zhen tersentak membuyarkan lamunannya. Tatapan Zhen menghangat selayaknya seorang ayah pada putrinya.
"Baby, bangun?"
"Daddy!" Baby Zoe mulai ingin menangis lagi. Ntah ia trauma atau bagaimana, yang jelas Zhen melihat rasa takut dan kepanikan di sana.
"Susst! Daddy tak akan meninggalkanmu lagi, hm?!"
Walau keterbatasan tubuh, Zhen bisa meraup tubuh mungil itu masuk ke dalam pelukannya. Tangis baby Zoe pecah mengigil takut mencengkram pinggir pakaian rawat Zhen yang mengusap kepala mungil baby Zoe lembut.
"D..daddy!! Daddy!!"
"Maafkan aku," Bisik Zhen dengan mata merah. Ia memeluk erat balita mungil itu karena menyesal meninggalkan baby Zoe dengan wanita gila seperti Cellien.
Saat Zhen mengusap kepala si kecil itu, ia merasakan ada benjolan di bagian belakang kepala. Zhen dengan cepat melihat ke arah sisi belakang tengkuk baby Zoe yang terus menangis kala luka benturan di kepalanya terasa sakit.
"K..kau.."
Zhen gemetar segera melihat ke sekujur tubuh putrinya. Seketika darah Zhen mendidih kala di bagian kedua paha baby Zoe ada bekas cengkraman kemerahan dan belum lagi bekas cubitan di perut.
"MOMMY!!!"Panggil Zhen tampak menggila. Baby Zoe terus menangis sampai matanya merah sembab.
"Zhen!" Nyonya Ming tergesa-gesa datang.
"Jangan biarkan wanita itu lolos!!! Ke neraka-pun aku akan mengejarnya!!!" Emosi Zhen seraya terus memeluk baby Zoe yang pasti telah mengalami kekerasan.
Melihat Zhen yang marah besar, nyonya Ming mendekat.
"Nak! Kau.."
"Lihat!! Lihat, apa yang dia lakukan pada putriku??! Zoe masih kecil, dia tak akan tahan dengan semua ini!"
Nyonya Ming yang tak menyadari hal itu juga syok. Pantas baby Zoe terus menangis tak karuan karena tubuhnya mengalami luka-luka kekerasan.
....
Vote and like sayang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Murniyati
gendeng istrinyaa
2024-11-09
0
Sandisalbiah
fix.. dia ibu yg sakit otak.. hanya org yg tdk waras tega menyakiti darah daginya sendiri..
2024-10-28
0
Juan Sastra
bahkan singa pun tak pernah menyakiti anaknya..
2024-08-27
0