Mendengar suara barang-barang berjatuhan dan pecah di dalam ruangan tuannya, semua pengawal di lantai atas sontak menerobos masuk.
Asisten Jio yang baru datang tergesa-gesa dengan wajah cukup cemas dan khawatir.
"Tuan!" Serunya kala sudah sampai ke area depan ruang tamu.
Namun, tatapan asisten Jio justru bingung. Zhen terlihat baik-baik saja duduk di kursi roda memangku baby Zoe sedangkan Moa berdiri di belakangnya.
"Tuan! Kami mendengar suara keributan, apa sudah terjadi sesuatu?"
"Musuh menyerang secara tiba-tiba dan sembunyi. Kau selidiki, dimana asal tembakan ini muncul!" Titah Zhen dengan ekspresi wajah kembali tenang.
Tadi ia cukup cemas karena ada putrinya di dalam dan bisa saja si kecil ini terluka tapi, untung Moa bisa diandalkan.
"Penembak?"
"Hm, jangan kerahkan semua pengawal secara terang-terangan. Kalian cukup selidiki dari jauh!"
Asisten Jio mengangguk segera pergi. Lima pengawal di kerahkan untuk berjaga di sini sedangkan bawahan di luar segera menjalankan tugas mereka.
"Aku rasa mereka tak ada di tempat yang sama lagi," Gumam Moa melihat ke dalam ruang tamu yang berantakan.
"Jangan gegabah. Hening sesaat bukan berarti tak ada bahaya."
"Cih, mengganggu saja," Umpat Moa kesal karena tak bisa berhadapan langsung dengan segerombolan semut penguntit itu.
Namun, sedetik kemudian Moa tersadar. Ia mengigit bibir bawahnya dengan ekspresi wajah pasrah.
"Apa yang baru saja-ku lakukan?! Dia pasti akan curiga padaku," Lirih Moa sangat pelan tapi Zhen dapat mendengarnya.
"Sikap tanggap dan gesit-mu tadi cukup mengesankan."
"A..benarkah?" Tanya Moa berdiri di hadapan Zhen yang tahu Moa sedang gelisah.
"Meniru adegan film?" Zhen menaikan satu alisnya.
"A..yah, saya suka film action dan pasti terbawa saat di situasi yang sama."
Zhen diam. Tatapan penuh selidiknya sungguh mengancam Moa yang tak mau ketahuan begitu cepat. Ebner bisa menertawakannya jika begini.
"T..tuan! Saya.."
"Kebiasaanmu unik," Jawab Zhen tak lagi memandang curiga Moa.
"Tapi, kenapa aku merasa dia tak sebodoh ini?!" Batin Moa justru merasa janggal dengan Zhen.
"Buatkan susu untuk putriku lalu bawa ke kamar!"
"Saya mengerti," Jawab Moa membiarkan Zhen pergi membawa baby Zoe bersamanya ke arah kamar.
Moa mematung diam dengan pandangan masih mengekor ke arah Zhen.
Kenapa aku merasa dia sedang mempermainkan aku?! Tapi..
Benak Moa sungguh rumit. Di suatu sisi Moa merasa sangat bisa mempermainkan Zhen tapi kenapa tiba-tiba ia merasa sebaliknya.
"Haiss..aku harus segera bertemu Ebner," Gumam Moa segera pergi ke area dapur.
.........
Di dalam kamar Zhen..
Pria itu membaringkan baby Zoe ke atas tempat tidur yang tak lagi sama dengan yang dulu. Nyonya Ming benar-benar merubah setiap tatanan ruangan bahkan barang-barang di lantai apartemen Zhen karena rasa bencinya pada Cellien yang mendarah daging.
"Ini sudah sangat larut, baby bisa tidur lagi!" Lirih Zhen tapi, baby Zoe malah duduk.
Zhen tersenyum kecil membiarkan baby Zoe memeggang jemari besarnya.
"Daddy!" Panggil baby Zoe dengan suara khas balitanya yang imut.
"Hm? Jangan takut lagi!"
"Mommy!"
Satu panggilan itu sukses membuat hati Zhen berdenyut. Munafik jika ia tak mengingat Cellien tapi, kebenciannya terlalu besar untuk itu.
"Mommy sudah pergi. Sekarang, hanya tinggal kita berdua."
"B..er..dua."
"Hm, baby dan dady hanya berdua," Jawab Zhen mengusap kepala baby Zoe dengan perasaan perih.
Seandainya ia bisa memutar waktu kembali, ia akan membawa baby Zoe pergi dari sejak lahir. Zhen tak pernah bisa membayangkan apa yang Cellien lakukan pada putrinya saat ia sering pergi melakukan perjalanan bisnis ke luar.
Bahkan, saat mengingat masa-masa paling buruk itu, Zhen tak ingin Cellien menjadi ibu dari anaknya.
"Maafkan, daddy! Kau pasti mengalami hal buruk saat di tinggalkan dengan iblis itu."
Baby Zoe diam. Ia melirik ke arah keranjang bayi di sudut ruangan dan sontak ia langsung merangkak ke arah Zhen.
"Daddy!!"
"Tak apa. Baby tak tidur sendiri lagi, kita tidur berdua," Ucap Zhen kembali memangku putrinya.
Baby Zoe terlihat ketakutan setiap menatap ranjang bayi bahkan, ia akan menangis kala di tinggal sendirian dalam kamar ini.
"D..daddy!"
"Tidak apa, jangan takut," Bisik Zhen mengusap punggung baby Zoe yang menyembunyikan wajahnya ke dada bidang Zhen.
Baby Zoe tak mau menatap ranjang bayi itu bahkan melihat ke beberapa sudut kamar-pun ia tak berani.
"Tuan!"
Suara Moa muncul dari arah pintu. Zhen menormalkan wajahnya kembali datar membiarkan wanita itu masuk membawa botol susu baby Zoe.
"Apa nona kecil sudah tidur?"
"Belum," Singkat Zhen kala Moa sudah berdiri di dekatnya.
Moa diam sejenak. Ia melihat punggung baby Zoe bergetar seperti ketakutan. Moa juga sering heran karena setiap baby Zoe di tinggal dalam kamar ini maka dia akan menangis lantang.
"Apa nona punya trauma?"
"Jangan tinggalkan dia sendiri dalam kamar ini," Tegas Zhen tak menjawab pertanyaan Moa yang duduk di tepi ranjang.
Jika di lihat-lihat hanya Moa-lah babysitter satu-satunya yang berani bicara bahkan duduk di mana saja ia mau.
"Saat memandikan nona kecil, saya melihat ada beberapa bekas luka. Apa mungkin.."
"Berikan!" Zhen merampas botol susu di tangan Moa agak kasar.
Raut wajahnya juga mulai emosi karena Zhen tak bisa rela putrinya di pukuli.
"Dari informasi yang Ebner berikan, dia sudah menikah dan sedari masuk kesini aku tak pernah melihat istrinya. Apa mereka sering bertengkar dan pisah rumah diam-diam atau.."
Batin Moa menebak-nebak konflik rumah tangga Zhen.
"Singkirkan ranjang bayi itu dari sini!"
"Ranjang bayi?"
"Hm."
Moa bangkit dan berjalan ke arah ranjang bayi di sudut ruangan. Moa sesekali melihat kebelakang dimana baby Zoe mengintip dari sela lengan Zhen dengan tatapan takut tapi masih menyedot botol susu.
"Ranjang bayi ini masih baru dan kemungkinan di ganti dalam waktu dekat. Apa mungkin ibu kelinci kecil itu gila?!" Batin Moa menarik ranjang bayi ini ke arah pintu kamar.
Namun, ternyata ada mainan bola plastik berwarna biru di bawah kolong kecil ranjang bayi yang Moa bawa keluar menggelinding ke arah kursi roda Zhen.
"Deddy!!!" Jerit baby Zoe mengejutkan Moa sekaligus Zhen.
"Ada apa?" Panik Moa meninggalkan ranjang bayi di luar kamar dan berjalan cepat mendekati Zhen.
Baby Zoe menangis lantang bahkan tubuhnya sampai mengigil membuat Zhen maupun Moa cemas.
"Zoe!! Zoe, kenapa?"
"Daddy!! Daddy!!"
Baby Zoe memberontak di pangkuan Zhen. Moa yang juga ikut khawatir segera mengambil alih si kecil itu ke gendongannya.
"Susst!! Tenang! Tenanglah," Bisik Moa menepuk-nepuk punggung baby Zoe yang masih belum reda menangis.
Zhen diam. Pandangannya tertuju pada bola di dekat kursi rodanya.
"Buang bola itu!" Pinta Moa mulai tahu penyebabnya.
Moa membawa baby Zoe ke balkon sedangkan Zhen mengambil bola plastik warna biru yang ia ingat ini dulu sering baby Zoe mainkan.
Kondisi bola ini lecet seperti sudah di remas kuat oleh tangan orang dewasa. Ada bekas goresan kuku disana membuat darah Zhen mendidih.
"Apa saja yang telah kau lakukan pada putriku?!" Geram Zhen meremas bola itu kuat sampai buku tangannya pucat menahan amarah.
Moa yang berdiri di balkon menoleh ke arah Zhen di dalam kamar. Tangisan baby Zoe sudah mereda dan lebih nyaman memeluk dada Moa dengan sesenggukan.
"Tak salah lagi. Kelinci kecil memang telah mengalami kekerasan fisik dan berakibat pada mentalnya. Pantas Zhen sangat menjaga putrinya," Batin Moa ikut emosi membayangkan jika pelaku kekerasan ini adalah ibu kandung baby Zoe sendiri.
Mengingat hal itu, niat membunuh Moa kian memuncak. Sejahat-jahatnya ia selama ini tapi sumpah demi apapun Moa tak pernah membunuh bayi, ia hanya tak bisa bersikap lembut tapi bukan berarti setega itu.
...
Vote and like sayang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Sandisalbiah
pembunuh bayaran dgn jiwa keibuan.. kombinasi yg unik...
2024-10-28
0
Juan Sastra
katanya baby zoe berusia 1 thn, tapi kok ggak pernah jalan dlm cerita ini,, terus bicaranya pun kayak anak berusia 2 thn, bisa ber interaksi. biasanya baby tuh usia 1 thn udah bisa jalan walau masih sering jatuh terus kalau bicara paling banter bilang mama dady okelah, makan mam susu ucu pokoknya masih harus di ajari dan ggak benar benar lancar kayak baby zoe,,, maaf thorr bukan protes hanya berdasarkan dunia kita aja,, yahh terserah othorrlah jika di dunia halu ini..😂😂🙏🙏 kadang di lapak sebelah kisah mafianya umur 2 thn udah bisa nembak, jitu lagi,, 😁😁
2024-08-28
0
Katherina Ajawaila
kasihan amat babynya SMP trauma berat. mm gila lacur😖😖😖
2024-01-07
0