Malam ini Zhen dalam perjalanan pulang. Keadaan baby Zoe juga membaik hanya saja si kecil itu masih takut di gendong orang lain.
Tempat ternyaman-nya hanya Zhen bahkan terkadang ia akan menangis lantang ketika di gendongan nyonya Ming.
Seperti sekarang, baby Zoe tak mau turun dari pangkuan daddy-nya. Sementara nyonya Ming berjalan di samping kursi roda Zhen, tengah di dorong oleh asisten Jo menuju lobby di ikuti dokter Petter yang mengantar.
"Mommy pulang malam ini?" Tanya Zhen seraya mengusap kepala baby Zoe yang tengah memainkan jari besarnya.
"Iya, nak! Tapi, mommy akan tenang saat kau dan baby Zoe ada yang mengurus."
"Mom!" Jengah Zhen tapi nyonya Ming kekeh. Ia gelisah karena sikap keras Zhen yang tak mau menerima pelayan atau babysitter.
"Sekali ini saja. Mommy yang pilihkan, percayalah!"
"Aku bisa mengurus diriku sendiri dan putriku," Tegas Zhen kekeh.
Asisten Jio yang mendorong kursi rodanya keluar rumah sakit hanya bisa diam. Ada 5 pengawal mereka yang sedia berjaga di depan sana memantau apa ada media di sekitar sini atau tidak.
"Tapi, mommy tak tenang meninggalkan kalian apalagi, kau masih dalam tahap pengobatan dan baby Zoe perlu babysitter."
"Aku.."
"Sekali ini saja, patuhi aku sebagai ibumu!" Tegas nyonya Ming serius dan kali ini Zhen bungkam.
Ia sadar jika dulu kerap menentang ibunya dan sekarang, jika ia menolak maka rasa bersalah itu akan semakin besar.
"Mommy sudah mencari wanita pengasuh yang sudah profesional. Di jamin mereka mudah di atur."
Zhen hanya diam. Ia tak meladeni permintaan nyonya Ming tapi juga tak bisa menolak.
Setibanya di lobby, dua pengawal mereka yang menunggu di mobil sigap menyambut sang majikan.
Zhen di bantu masuk ke dalam mobil dengan penjagaan sangat ketat. Dokter Petter juga ikut membantu.
"Hati-hati di jalan, tuan, nyonya! Saya akan datang di setiap pemeriksaan tuan Zhen!"
"Terimakasih," Ucap nyonya Ming tulus.
Pintu mobil di tutup. Asisten Jio masuk ke mobil dan mengemudikan benda mewah mahal itu keluar lobby di dampingi tiga mobil yang mengawal dari belakang.
Asistem Jio mendapat laporan dari bawahan mereka yang ada di area apartemen.
"Tuan! Area apartemen di penuhi media yang berkumpul sejak siang. Kemungkinan mereka ingin mencari informasi."
"Kosongkan area apartemen secepat mungkin!" Titah Zhen malas untuk menemui media saat ini.
Asisten Jio mengangguk. Ia memberi pesan pada bawahan mereka, pasti akan sigap mengusir media yang selalu mengintai.
"Apartemen sudah di bersihkan?"
"Sudah, tak ada lagi jejak menjijikan wanita busuk itu," Jawab nyonya Minh dengan emosi membahas Cellien.
Zhen hanya diam. Ia menatap ke luar jendela mobil dimana jalanan masih sangat ramai tapi tak sempit.
Ditengah pikiran yang melayang, Zhen tersigap kala ada satu mobil yang melaju kencang dari arah yang berlawanan.
"Jio!!" Panggilan tegas Zhen siaga memeluk baby Zoe yang menatap polos ke depan.
Asisten Jio membanting stir dengan sigap tanpa menabrak apapun. Nyonya Ming memeggang bahu Zhen karena syok akan kecepatan mobil yang tadi melintas berlawanan dan sekarang menabrak satu mobil pengawal mereka di belakang.
"Apa pengemudinya mabuk?"
"Saya akan memeriksanya," Imbuh asisten Jio menepikan mobil ke pinggir jalan lalu turun.
Mobil kepolisian juga baru saja sampai. Asisten Joy mengisyaratkan para pengawal yang tadi juga keluar untuk menjaga mobil tuan mereka.
"Maaf, tuan! Pengemudi mobil ini tengah mabuk. Kami mengejarnya dari jalur lain dan dia meluncur ke sini."
"Hampir saja mobil tuanku di tabrak. Kalian lalai dan membahayakan pengemudi lain," Protes asisten Jio pada pihak kepolisian yang segera minta maaf dan menangani masalah lalu-lintas ini.
"Siapa pengemudi itu?" Selidik asisten Jio tak mentolerir-nya
"Tuan! Kami.."
"Cabut izin mengemudinya dan pastikan di penjara sampai otaknya kembali jernih," Tegas asisten Jio seraya menunjukan tanda pengenal orang-orang keluarga Ming.
Sontak pihak kepolisian itu tak bisa lagi berdebat. Mereka minta maaf sesekali melihat mobil yang di naiki Zhen sangat di jaga ketat oleh bawahan mereka.
"Kami minta maaf. Lanjutkan perjalanan kalian!"
"Sekali lagi terjadi hal seperti ini, lepas saja seragam kalian," Ketus asisten Jio lalu kembali ke dalam mobil begitu juga para pengawal mereka yang juga menunjukan ancaman.
Respon arogan dan angkuhnya orang-orang keluarga Ming itu di pantau langsung oleh sosok wanita yang sedari tadi membuntuti di dalam mobil.
Ia yang merencanakan penabrakan itu agar tahu bagaimana targetnya ini bertindak.
"Orang-orangnya begitu arogan dan bagaimana majikannya?! Pasti pria ini sangat merepotkan," Gumam Moa memperbaiki kacamatanya.
Saat mobil Zhen kembali melaju, ia juga ikut membuntuti. Informasi pria itu sudah lengkap bahkan, Ebner mengatakan jika pencarian baby sister untuk putri pria itu akan di lakukan malam ini.
"Keadaan keluarga mereka sedang buruk. Aku bisa memanfaatkan ini."
Moa mengaturnya dengan lancar. Ia terus membuntuti mobil-mobil itu dengan alat komunikasi terpasang di telinga.
Suara Ebner mengalun kala Moa sudah memasuki lingkungan apartemen milik Zhen yang sepi.
"Moa! Jangan bawa mobil ke dalam area apartemen. Mereka punya banyak pemantau."
"Aku akan berganti pakaian di mobil. Setelah itu, kau singkirkan babysitter yang akan datang," Pinta Moa menghentikan mobil jauh dari area gerbang masuk apartemen.
"Kartu identitasmu sudah ku siapkan di dalam tas di kursi samping. Nama-mu tetap Moa, paham?"
"Hm," Gumam Moa mematikan sambungan lalu dengan cepat berganti pakaian dan melepas alat komunikasi.
Cctv di sekitar sini sudah di matikan. Moa leluasa bergerak bahkan ia mengatur raut wajahnya agar lebih polos dan lugu.
"Ini hari pertamaku tak memakai identitas ja**lang," Umpat Moa kesal karena harus repot membuat karakter wanita lugu dan lemah lembut.
Moa memakai baju suster lengan pendek berbahan ringan begitu juga celana panjang. Ia gerah memakai balutan seperti ini karena sudah terbiasa menunjukan lekuk tubuh sempurnanya.
"Demi 1 milyar tiga kali lipat. Kau harus bertahan."
Moa menguncir rambut panjangnya seperti pramugari. Ia pandai berdandan dan mengatur aura wajah agar tak menakuti orang lain.
Saat semuanya siap, Moa keluar dari mobil. Moa membawa tas yang sudah di siapkan Ebner lalu berjalan menuju gerbang apartemen.
Moa menunjukan kartu identitasnya yang di atur Ebner sebagai baby sitter dari perusahaan penyedia profesional di negara ini. Tentu saja Moa lolos karena ia mengatakan jika ia di rekrut langsung oleh nyonya Ming.
"Penjagaannya sangat ketat. Apa mungkin satu apartemen ini milik pria itu?!" Batin Moa melirik kanan kiri masuk ke gedung besar ini.
Di dalam ia juga di periksa bahkan Moa nyaris emosi karena harus melewati 5 tahap seleksi masuk sebagai orang asing.
Namun, saat mengingat angka 1 milyar yang berkali lipat di kepalanya, Moa jadi tenang dan mengikuti semua proses keamanan sampai satu jam berlalu akhirnya Moa di antar ke lantai atas.
Di dalam lift inilah Moa mencoba menggali informasi dari staf wanita apartemen.
"Aku dengan tuan Zhen mengalami kecelakaan. Pasti sangat sulit baginya untuk mempublish diri."
Wanita itu diam seperti robot dan membisu bak batu karang. Moa mengepal, rahangnya mengetat dengan kedua tangan meremas tali ranselnya.
"Apa bisa aku membunuhnya disini?!" Batin Moa merasa muak di acuhkan.
Untung lift itu cepat terbuka dan mereka sudah ada di lantai ruangan Zhen. Jika tidak, Moa tak tahu kapan tangannya akan melayang ke leher wanita itu.
"Ikuti aku!"
Moa hanya diam berjalan mengikut dari belakang. Ia akui apartemen ini memang sangat mewah dan tentu biaya tinggal disini sangat mahal. Jiwa robinhud itu tiba-tiba keluar.
"Jika mencuri beberapa barang disini aku rasa mereka tak akan sadar."
Benak Moa berencana buruk. Staf wanita itu mengetuk pintu dan bicara di layar monitor dekat dinding.
"Tuan! Baby sitter yang nyonya rekrut sudah datang!" Seraya menunjukan Moa yang tersenyum melambaikan tangan ke arah kamera.
Saat pintu terbuka, tampaklah wanita paruh baya dengan mata sipit dan rambut sebahu berdiri dengan elegan.
"Nyonya!" Menunduk.
"Dia?" Beralih pada Moa yang tersenyum manis menunjukan kartu tanda pengenal dan surat dari perusahaan yang di siapkan Ebner.
"Saya utusan perusahaan, nyonya!"
"Baiklah, kau bisa masuk!"
Moa mengangguk. Ia masuk ke dalam bersama nyonya Ming yang menutup pintu.
"Namamu, Moa?"
"Iya, nyonya!" Rendah Moa pandai bersandiwara.
"Kau sudah tahu tugasmu, bukan?"
Moa mengangguk lagi seraya mengamati ruangan luas tapi masih batas normal. Tak ada hawa kehidupan sama sekali karena semuanya sepi.
"Tugasmu hanya mengurus cucuku Zoe. Kau di larang masuk ke sembarang kamar disini atau menganggu putraku."
"Apa ada laki-laki disini?" Tanya Moa pura-pura tak tahu. Wajahnya tak menunjukan sikap genit atau murahan karena suara Moa terkesan sopan.
"Ada. Pergerakanmu akan selalu di pantau cctv di setiap sudut ruangan. Di tempat ini hanya ada kau, cucuku Zoe dan putraku. Jangan pernah mendekatinya, paham?"
"Jika tak mendekatinya bagaimana aku membunuh putramu?!" Batin Moa licik tapi ia mengangguki ucapan nyonya Ming.
"Apa nyonya akan tinggal disini?"
"Tidak. Aku akan kembali ke negaraku malam ini. Jika pekerjaanmu baik maka bayarannya akan lebih besar."
Mendengar itu Moa semakin kegirangan. Uang adalah hal yang paling di sukai Moa. Bagaimana bisa ia menolak?!
"Aku rasa mengerjakan dua tugas sekaligus akan menguntungkan," Batin Moa rakus.
"Tugasmu sekarang, mandikan cucuku!"
Degg..
Moa langsung diam. Inilah hal yang selalu ia hindari dari dulu tapi nyatanya sekarang datang dengan sendirinya.
"Bagaimana kalau aku tak sengaja menenggelamkan bayi itu?! Bonusku akan hangus," Benak Moa berperang.
Jika tak di turuti maka nyonya Ming akan curiga padanya.
....
Vote and like sayang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Murniyati
baby smg mau yaaa
2024-11-09
0
Sandisalbiah
lha.. pembunuh bayaran suruh mandiin bocahlangsung panik.. biasa main dgn pisau
2024-10-28
0
Katherina Ajawaila
semoga Zhen cepat tau identitas moa. perempuan jalang yg sadis
2024-01-06
0