Dalam keadaan basah kuyup, Moa tergesa-gesa keluar dari bathub. Ia masih menggendong baby Zoe yang tampak sangat senang melihat ayahnya ikut basah tapi disini nasib Moa di pertaruhkan.
"T..tuan!"
Zhen tak bicara tapi wajah dingin dan tatapan mengintimidasi nyawa Moa sudah membuktikan betapa marah ia sekarang.
"Daddy!! Daddy!!" Baby Zoe bersorak ria.
"Kau memandikan putriku dengan air dingin?" Suara bariton Zhen mengalun.
"A..itu, nona kecil tadi ingin bermain air jadi saya.."
"Jiooo!!!" Panggil Zhen lantang dan tak butuh waktu lama untuk asisten Jio datang ke kamar.
Pria tinggi dengan mata sipit dan kumis tipis itu mendekat. Ia tersentak melihat keadaan tuannya yang basah dan begitu juga kondisi kamar mandi kacau.
"Tuan!"
Zhen tak menjawab apapun. Ekspresinya sudah menunjukan ketidaksukaan pada Moa yang masih mematung seakan tak bersalah.
"Baru beberapa jam bekerja kau sudah membuat kekacauan."
"Aku.."
Moa hampir saja mau membantah kasar tapi ia sadar, jika sekarang bukanlah waktunya untuk berdebat dengan target.
"Maksud saya, ini semua sesuai permintaan nona kecil. Jika tidak dia akan menangis," Ucap Moa sopan masih menahan diri.
Zhen hanya diam. Saat kedua matanya beralih pada tubuh Moa sontak saja pemandangan indah ini terlalu mematikan.
Kedua dada terbungkus bra hitam itu terekspose dari pakaian yang basah dan melekat rapat. Belum lagi lekuk paha dan dalemannya sangat kontras membuat Zhen berpaling wajah datar.
Asisten Jio yang juga sadar hal itu segera mengambil handuk.
"Pakai ini dan keluar!" Melempar asal.
"Saya tak di pecat-kan?" Tanya Moa seraya menyerahkan baby Zoe pada asisten Jio.
"Keluar!"
"Tapi.."
Asisten Jio mengacuhkan Moa dan lebih memperhatikan Zhen.
"Tuan! Saya akan bantu mengganti pakaianmu!"
"Bawa ke ruang ganti!" Titah Zhen pada asisten Jio yang patuh.
Ia membawa baby Zoe pergi ke kamar ganti agar tak masuk angin. Sekarang, tinggallah Moa dan Zhen yang tak saling pandang karena posisi mereka cukup tak nyaman.
Kaos yang di pakai Zhen basah hingga tubuh atletis dengan tonjolan otot-otot kekar itu cukup membuat mata Moa memanas.
"Ehmm!" Moa berdehem.
Handuk itu ia balutkan ke tubuhnya agar Zhen tak memalingkan wajah seperti jijik.
"Jika di pecat sekarang maka, aku harus cepat menghabisi pria ini," Batin Moa tak ingin kehilangan kesempatan.
Moa berjalan mendekati Zhen yang melirik pergerakannya dengan tenang.
"Tuan! Saya minta maaf. Nona kecil sangat ingin bermain gelembung air dan saya harus memenuhinya. Jika tidak, dia akan menangis dan itu akan menganggu kesehatannya."
Moa berjongkok di hadapan Zhen yang menoleh tajam. Tatapan mematikan dan tak bisa di sentuh.
"Keluar dari sini!"
"Tuan! Tuan saya minta maaf."
"KELUAAR!!" Tekan Zhen memundurkan kursi rodanya saat Moa mendekat.
Melihat Zhen sangat arogan dan tak mudah di dekati, otak licik Moa mulai berfungsi.
"Tuan!! Maafkan aku!" Memeggang kedua kaki Zhen penuh penyesalan dan air mata buaya meluncur.
"Lepaskan!"
"Tuan! Saya satu-satunya tulang punggung keluarga. Apa tuan tak kasihan pada saya?" Menunjukan wajah cantik paling menyedihkan tapi di mata Zhen, Moa seperti wanita penggoda.
"Lepaskan KAKIKU!"
"Tuan! Saya.."
Zhen tanpa belas kasihan mendorong kedua bahu Moa kasar sampai terhuyung kebelakang.
Sama dengan Zhen yang juga tak bisa di permainkan, Moa sontak bangkit mengulur kedua tangannya ingin mencekik Zhen tapi..
"Daddy!!" Seru baby Zoe bersorak riang di gendongan asisten Jio keluar kamar ganti.
"Kau mau apa?" Selidik asisten Jio saat kedua tangan Moa sudah merekah ke leher Zhen yang masih tegap duduk dengan angkuhnya.
"Aku..aa maksudku, saya ingin merapikan pakaian tuan Zhen!" Elak Moa berbalik menepuk-nepuk kedua bahu kekar Zhen yang mengetatkan rahangnya erat.
"Kondisikan tanganmu," Dinginnya tajam.
"Tuan! Kau sangat tampan dan berbudi luhur. Saya tak akan melakukan kesalahan lagi, saya bersumpah!"
Zhen tak menjawab. Tatapan lurus kedepan menepis kasar kedua tangan Moa dari bahunya.
Melihat tuannya tampak marah, tentu asisten Jio segera membaringkan baby Zoe di atas ranjang lalu mendekati Moa.
"Tuan! Saya akan mengusirnya!"
"Tidak. Saya sudah minta maaf, kenapa di usir?" Protes Moa membantah tapi ia berusaha tak memakai.
"Kau melakukan kesalahan fatal. Jangan tunjukan wajahmu lagi di hadapan tuanku!"
"Saya tak akan melakukan kesalahan lagi. Saya.."
"Kau di pecat." Asisten Jio menyeret Moa keluar tapi Moa sigap menyentak tangannya lalu berlari ke dekat ranjang.
Zhen mengepal dengan dahi mengkerut tajam kala Moa berani memangku baby Zoe dengan lancang.
"Saya masih ingin bekerja dan mengurus nona kecil!"
"Kau sangat keterlaluan!" Marah asisten Jio ingin menarik Moa kasar tapi baby Zoe tiba-tiba saja memeluk dada Moa yang di lapisi handuk dengan wajah ngantuk.
Moa terdiam. Baby Zoe meletakan kepalanya ke bantalan empuk dan padat itu sampai Moa menyeringai samar.
"Ada untungnya memiliki aset besar," Batin Moa mengusap kepala baby Zoe yang nyaman di dekapannya.
"Tidurlah, nona kecil! Kau pasti lelah bermain," Ucap Moa sengaja mengusap-usap lembut punggung balita manja itu dengan halus.
Baby Zoe semakin mengantuk. Ia yang sudah berpakaian tidur balita motif buah lucu itu akhirnya tertidur dengan sangat mudah.
"Lihat, tuan! Nona kecil bahkan tertidur lelap, saya tak di pecat-kan?"
Asisten Jio beralih enatap Zhen yang diam tapi raut wajahnya tampak lebih mereda kala baby Zoe tidur nyenyak.
"Tuan!"
Zhen tak bicara dan asisten Jio mengerti. Ia merapikan kamar mandi lalu mempersilahkan Zhen masuk dengan kursi rodanya.
"Saya di luar pintu."
Asisten Jio keluar setelah memastikan tuannya bisa membersihkan diri tanpa bantuannya.
Sementara Moa terus melancarkan drama terbarunya. Ia terlihat sangat keibuan dengan menidurkan baby Zoe padahal, hanya tuhan yang tahu karakter sebenarnya.
"Dia tak akan memecatku selagi aku bisa mengendalikan putrinya. Saat kesempatan datang, akan-ku pastikan dia lenyap dengan sangat mengerikan," Batin Moa tak punya simpati apapun pada Zhen.
Bahkan, saat tahu kedua kaki pria itu lumpuh tentu saja Moa semakin ingin mengambil nyawanya.
Di negara yang berbeda, tampaklah seorang pria paruh baya dengan rambut pirang tapi wajahnya tergolong tampan. Kerutan di area pelupuk mata bisa tersamar oleh mata tajamnya yang misterius dengan jambang tipis agak memutih.
Sosok itu tengah berdiri di balkon kamarnya dengan balutan bathrobe tidur. Ponsel menyala di peggang ke telinga bicara dengan seseorang.
"Kirim seseorang untuk melenyapkannya. Jangan sampai dia kembali ke cina!"
"Tuan! Kami sudah memata-matai tuan Zhen dan dia sangat di jaga ketat oleh orang-orang kepercayaannya. Nyonya Ming juga sudah terbang kembali ke negara ini!" Jawab pria di seberang sana teliti.
"Aku tak ingin tahu. Jika dia masih hidup, aku tak akan bisa bernafas dengan tenang," Tegas pria itu segera mematikan sambungan.
Rambut pirang berwarna coklat kotor itu di tiup angin pagi yang segar tapi ia mengawali hari dengan rencana picik.
"Siapapun yang menghalangi jalanku, akan berakhir tragis," Gumamnya lalu menyesap sebatang rokok yang tadi ia selipkan ke jari kirinya mempertahankan wajah rakus penuh rencana.
....
Vote and like sayang..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
🦋🦋Lore Cia🦋🦋
🤣🤣🤣
2023-09-17
2
Denzo_sian_alfoenzo
sma2 mengagumi tp sma2 sok jual mahal smua
2023-09-16
0
lenong
coklat kotor🤔🤔
2023-09-13
0