Akhirnya orang ini muncul. Orang yang masih misterius yang masih belum terlalu ku kenal. Banyak hal yang ingin kutanyakan padanya, termasuk apa yang ia tulis dalam surat itu yang membuatku hampir dibunuh Jendral Ichisan.
"BAGAIMANA PERJALANANMU, APAKAH SEMUANYA LANCAR?" Ia menegurku seolah kami begitu akrab. Entah apa yang membuat orang ini selalu tersenyum disaat apapun. Semakin lama rasanya cukup menjengkelkan melihat wajahnya.
"SEBENARNYA ADA YANG INGIN KUTANYAKAN PADAMU ODA! APA YANG KAU TULIS DALAM SURATMU UNTUK JENDRAL ICHISAN!" Nada bicaraku langsung meninggi sejak awal.
"KAU BILANG AKU HANYA PERLU MEMBERIKAN SURAT ITU PADA JENDRAL, DAN SEMUA AKAN BAIK - BAIK SAJA. KAU TAHU, NYAWAKU HAMPIR MELAYANG KARENA SURATMU!" Aku seperti meluapkan amarahku seketika melihat orang ini.
Di ruangan ini hanya ada kami bertiga, aku yabg sedang emosi, Kiba yang tampak kebingungan, dan Oda yang masih tersenyum seperti biasanya. Mendengarku sedikit meninggi, Oda menjawabku dengan santai, "HOHOHO.... SABAR DULU ANAK MUDA, KAU TAK PERLU MEMBENTAK - BENTAKKU, AKU BISA MENDENGARMU DENGAN BAIK SEKALIPUN KAU TIDAK BERTERIAK."
Oda mengatakan bahwa aku harus bersabar, namun perkataannya justru makin membuatku makin emosi.
"TENANGLAH SANJU, AKU HANYA MENULISKAN MEMINTA KALIAN BERDUA MENJADI MILIKKU, BEKERJA SAMA DENGANKU." Katanya dengan santai.
Aku mendengar dengan seksama tanpa melewatkan satupun kata dari penjelasannya. Namun aku masih belum bisa memahami apa yang dimaksud Oda.
"PENJELASAN MACAM APA ITU? KAU PIKIR AKU AKAN PERCAYA!" Tukasku ketus.
Barangkali aku masih terbawa emosi, mungkin itu yang menyebabkan aku tak bisa mendengar dan menyerap penjelasan Oda dengan baik. Namun rasanya penjelasan Oda seperti tidak masuk akal. Melihat aku masih terbawa emosi, Kiba mencoba menenangkanku dan mendengar penjelasan Oda terlebih dahulu, "TENANGLAH DULU, SANJU. KITA DENGARKAN DULU APA PENJELASANNYA" Kata Kiba.
Ucapan Kiba sedikit menyadarkanku. Aku mencoba menenangkan diriku agar lebih mudah mendengarkan penjelasan Oda. Menurunkan Ego adalah kunci meredakan emosi, jadi kucoba menurunkan ego untuk bisa mendengar penjelasan Oda.
"BAIKLAH, AKU TERLALU EMOSI. MAAFKAN AKU, MUNGKIN INI SEBAB AKU MASIH KELELAHAN, MAAFKAN SIKAPKU ODA." Kataku. Tak ada salahnya mencoba mendengar penjelasannya terlebih dahulu, apalagi setelah ini kami akam sering bekerjasama.
"BAIKLAH AKAN KUJELASKAN LEBIH LENGKAP."
"ICHISAN DI SURAT YANG SEBELUMNYA KAU BERIKAN, MENYURUHKU UNTUK KELUAR ATAU AKU AKAN LENYAP, JADI KUTULISKAN BAHWA AKU TAK AKAN LENYAP, JUSTRU DIALAH YANG AKAN LENYAP BILA TAK MAU BEKERJASAMA DENGANKU. AKU JUGA MENULIS BAHWA KALIAN AKAN BEKERJA BERSAMAKU." Kata Oda.
Mendengarkan penjelasannya, jelas sudah mengapa Jendral Ichisan hendak mengeksekusiku. Surat yang diberikan Oda berisi ingin melenyapkan Jendral Ichisan bila tak bekerjasama dengannya, terlebih lagi ia juga menuliskan bahwa kami sekarang telah bekerjasama dengannya, jadi wajar saja bila Jendral Ichisan akhirnya mencurigaiku.
"BENAR SAJA JENDRAL INGIN MENGEKSEKUSIMU, MUNGKIN IA PIKIR KAU KESANA SEBAGAI UTUSAN ODA UNTUK MELENYAPKANNYA, SANJU! " Cetus Kiba memotong pembicaraan Oda.
"WAH... WAH BENARKAH? TAK KUSANGKA ICHISAN AKAN SEMUDAH ITU TERPOJOK." Balas Oda.
"KURASA IA CUKUP CERDAS DAN TAK MUDAH TERPANCING EMOSI," Lanjutnya.
"LANTAS BAGAIMANA CARAMU MEYAKINKAN ICHISAN? KAU TIDAK MEMBAHAS TENTANG CLOCK OF FATE BUKAN?" Tanya Oda dengan nada bicara datar seolah tak peduli dengan yang telah terjadi kepadaku.
"TIDAK, AKU SAMA SEKALI TAK MEMBAHAS TENTANG PUSAKA ITU. SEPERTI KATAMU, JENDRAL AKHIRNYA PERCAYA PADAKU SETELAH KUJELASKAN TENTANG PEMBERONTAKAN PANGLIMA AKAMATSU, NAMPAKNYA ISTANA PUN TELAH MENCIUM PEMEBERONTAKAN TERSEBUT. NAMUN SAMA SEKALI TAK KU BAHAS TENTANG CLOCK OF FATE DI TANGAN AKAMATSU. AKU TAK MAU MENAMBAH ALASAN UNTUK JENDRAL ICHISAN MENEBASKAN PEDANGNYA PADAKU." Kataku dengan tenang.
"JADI ISU PEMBERONTAKAN ITU YANG MENYELAMATKANMU?" Jawab Oda.
"MUNGKIN" Tukasku.
Kurasa kami bertiga pun setuju bahwa yang menyelamatkan nyawaku adalah isu pemberontakan Panglima Akamatsu. Mungkin di Istana sana telah cukup gencar membahas tentang isu itu, bahkan mungkin Istana telah merencanakan untuk mengatasinya. Mendengar ternyata tujuan Oda sama dengan tujuan Istana, mungkin hal tersebut yang menghentikan kecurigaan Jendral Ichisan.
Kiba yang selalu tak sabaran dan kurang pikir panjang lalu menanyakan bagaimana langkah kami selanjutnya.
"LALU BAGAIMANA SELANJUTNYA, APA YANG AKAN KITA LAKUKAN ODA? APA KAU PUNYA BUKTI ATAS TUDUHANMU PADA PANGLIMA AKAMATSU? KITA AKAN MENUNGGU MOMENT ATAU KITA LANGSUNG SAJA MENGEPUNG KASTIL AKAMATSU DAN MEMBUKTIKAN PEMBERONTAKANNYA?" Tanya Kiba pada Oda.
"KALI INI AKU SETUJU DENGAN SIFAT BAR - BARMU KUCING LIAR! AKU TELAH MENGUMPULKAN BANYAK BUKTI UNTUK MERINGKUSNYA. LAGI PULA AKU TAK TERLALU PEDULI DENGAN PEMBERONTAKAN ATAU MASALAH YANG DIBUATNYA, TUJUANKU LEBIH PENTING, PECAHAN CLOCK OF FATE BERADA DI TANGANNYA HARUS KU REBUT!" Ucap Oda.
"BAIKLAH, AKU TAK INGIN MEMBUANG - BUANG WAKTU. BESOK MALAM KITA AKAN MENGEPUNG KASTIL AKAMATSU, SEMUA PERSIAPANNYA SUDAH LENGKAP, IKUTI AKU DAN AKAN KUJELASKAN PADA KALIAN BAGAIMANA RECANANYA." Kata Oda sambil berjalan keluar kamar kami.
Pada akhirnya mereka tak memberikanku waktu untuk istirahat. Dan akhirnya juga akan kumulai misi kami mengumpulkan pecahan Clock of Fate. Kemudian aku dan Kiba pun mengikuti langkah Oda keluar kamar.
Lalu, bagaimanakah kisah kami selanjutnya? Akankah misi penyerbuan di Kastil Akamatsu berjalan dengan lancar? Semoga kami diberikan keselamatan dan kelancaran oleh sang Dewa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments