Usai pertemuan dengan Oda, kami akhirnya setuju untuk bergabung bersamanya dalam mengumpulkan pecahan Clock of Fate. Untuk detail rencana yang akan kami lakukan, Oda akan menjelaskannya kepada kami bertiga secara bersamaan setelah ia selesai menyelidiki dan megumpulkan beberapa informasi tambahan. Oleh sebab itu Oda menyarankan kepada kami untuk melaporkan hasil penyelidikan kami kepada Jendral Ichisan, agar tak membuatnya curiga apabila kami tak melaporkan kegiatan kami sama sekali. Tentunya kami sebelumnya telah sepakat, untuk merahasiakan misi mengumpulkan pecahan Clock of Fate ini demi kelancaran misi ini.
Dari kami bertiga kemudian dipilihlah aku sebagai orang yang bertugas untuk melapor kepada Jendral Ichisan, sebab dari kami bertiga hanya aku yang paling sering berkomunikasi dengan Jendral Ichisan. Selain itu, baik Kiba maupun Takeshi merasa bahwa mereka berdua tidak cukup berani untuk melaporkan kegiatan kami dengan menutup - nutupi misi yang akan kami lakukan, sebab mereka takut justru akan membocorkan kegiatan kami. Kami pun sepakat bahwa esok aku akan kembali ke ibukota Kerajaan Aster untuk melapor kepada Jendral.
Sebenarnya kami sedikit ragu apakah kami bisa menyembunyikan aktifitas kami dari pentauan Jendral Ichisan. Selain beliau memiliki banyak pengaruh dan kekuasaan yang membuatnya memiliki banyak orang - orang yang bekerja dibawah kekuasaannya, Jendral sendiri merupakan sosok yang cerdas dan tajam intuisinya. Mencoba mengelabuinya hanyalah tinggal menunggu waktu saja hingga ia kemudian akan mengetahuinya. Oleh sebab itu, Oda kemudian menyarankan agar kami melaporkan semua yang kami ketahui tentang Penjara Yoru, dan apa saja kegiatan yang dilakukan oleh para penghuni disini.
Untuk laporan tentang Oda, dari Oda sendiri menitipkan secarik surat yang ia suruh untuk diberikan kepada Jendral Ichisan agar ia baca sendiri nanti saat aku bertemu beliau. Selebihnya maka akan berjalan sesuai rencana yang telah kami buat. Hal yang ia lakukan seperti membalas apa yang dilakukan Jendral Ichisan padanya sebelumnya.
Selebihnya, Oda hanya berpesan agar aku tidak kembali ke Istana dengan menggunakan seragam Istana. Oda menyarankan agar aku keluar Penjara Yoru dengan menyamar sebagai pedagang yang biasanya mengantar kebutuhan logistik penjara, sebab bukan tidak mungkin bahwa penjara ini pun sedang diawasi oleh pihak lain yang juga mengincar pecahan Clock of Fate, jadi menyamarkan identitas sebaik mungkin akan mengurangi kemungkinan untuk disergap atau diserang oleh pihak lawan nantinya.
Esok hari pun tiba. Sesuai petunjuk yang telah diberikan sebelumnya, menjelang sore aku keluar dari penjara dengan berpakaian layaknya pedagang pengantar logistik, lengkap dengan menggunakan kereta yang biasa dibawa oleh para pedagang.
Kami memilih keluar menjelang malam untuk mencoba meminimalisir kemungkinan pergerakan kami terbaca dan dibuntuti. Selain itu, kami juga mencoba untuk sampai di Istana pagi hari, sehingga aku dapat kembali menuju Penjara Yoru melewati rute rahasia menjelang malam lagi, dengan tujuan yang sama.
Aku berangkat dan mengendarai kereta kuda sendirian, sebab kali ini aku sedang berperan sebagai pedagang, tak mungkin aku harus dikawal oleh penjaga. Dengan bekal peta jalur khusus yang bisa membuatku lebih menghemat waktu untuk sampai ke Istana, aku keluar Penjara Yoru dan berkendara sendiri menuju Istana Kerajaan Aster.
Saat keluar dari gerbang penjara, aku juga sesekali memastikan sekeliling apakah ada orang yang mengintai kami sejauh ini. Namun sejauh mataku memandang, tak satupun kutemui sosok mencurigakan yang seperti sedang mengintai kami, jadi kemudian aku lanjutkan perjalan ini dengan tenang.
Berdasarkan penjelasan Oda, dengan melewati rute jalan pintas yang melewati pemukiman petani ditengah wilayah hutan kecil disekitar pinggiran kerajaan, aku dapat sampai di wilayah ibu kota dalam waktu tak sampai satu hari perjalanan. Hal tersebut tentunya akan sangat membantu saat melakukan perjalanan jauh tanpa siapapun yang ikut serta.
Oda hanya menjelaskan bahwa rute yang akan aku tempuh ini adalah rute khusus yang hanya diketahui oleh sebagian kecil petugas penjara kepercayaan Oda, dan akan lebih didominasi oleh jalan kecil melewati hutan. Satu lagi pesan Oda, bahwa apapun yang terjadi dalam perjalanan, jangan pernah sekalipun untuk menggunakan Skill Dewa, cukup jalan dan fokus saja pada tujuan utama dan abaikan sisanya, apapun itu.
Sepanjang perjalanan ini yang aku lewati memang didominasi dengan rute melewati hutan, sungai, dan perkebunan yang cukup luas. Tak banyak kutemui rumah ataupun pemukiman warga.
Sementara hari makin gelap, tanpa terasa aku mulai memasuki sebuah desa ditengah hutan. Desa tersebut tampak tak memiliki banyak bangunan rumah, yang menandakan bahwa tak banyak orang yang bermukim disana.
Di hari yang mulai temaram ini, suara kereta kuda dan cahaya dari obor yang kubawa ini akan dengan mudahnya menjadi pusat perhatian warga. Barangkali tak banyak orang yang datang ke desa ini, sehingga kedatangan orang asing membuat mereka waspada dan cenderung menutup diri.
Sebelum akhirnya para warga bergegas beranjak masuk ke rumah masing - masing, aku sempat melihat kerumunan anak kecil yang tampak sedang bermain - main. Terlihat kerumunan itu sedang mengamati seorang bocah laki - laki yang bermain dengan api di tangannya yang ia mainkan seolah - olah api tersebut adalah mainan untuknya.
Sementara didekatnya pun tampak seorang lagi anak laki - laki yang juga nampak seperti sedang melempar bola cahaya ke atas langit, yang kemudian ia menangkapnya saat bola cahaya tersebut jatuh perlahan. Kerumunan itu nampak riuh bagai atraksi dalam pertunjukan sirkus.
Dari kejauhan aku melihat kedua bocah tersebut yang begitu mahirnya mengendalikan elemen api dan cahaya tersebut. "DILIHAT DARI MANA PUN, KEDUA BOCAH ITU PASTI MEMILIKI SKILL DEWA. KEMAMPUAN MENGENDALIKAN API DAN CAHAYA DENGAN BEGITU STABIL ITU PASTI TELAH MEREKA ASAH SEJAK LAMA." kataku.
Melihat hal tersebut lantas aku tertarik dan ingin menyapa gerombolan itu. Aku mengangkat tangan kananku hendak melambai, dan kemudian hendak kusapa mereka, " HA...!". Namun seketika tenggorokanku tercekat.
Aku menghentikan tindakanku dan mengurungkan niatku menyapa mereka, mengingat apa yang dikatakan Oda sebelumnya bahwa apapun yang terjadi dan aku temui dalam perjalanan, lanjutkan saja perjalanan dan jangan gunakan Skill Dewa. Namun mereka terlanjur menyadari keberadaanku.
Bagai usai melihat hantu, seketika kerumunan itu pun bubar. Nampak beberapa orang dewasa langsung merangkul dan melindungi kedua bocah yang memiliki skill dewa tersebut. Sambil merangkul mereka masing - masing, perlahan mereka menghilang dalam kegelapan.
Belum sempat aku bertemu dan berbicara dengan kedua bocah tersebut, mereka sudah terlanjur hilang. "MENGAPA MEREKA SEPERTI HABIS MELIHAT HANTU SAJA SETELAH MELIHATKU?" dan kemudian satu - persatu mereka berlarian dan masuk rumah masing - masing, bersembunyi. Setelah itu masing masing rumah kemudian memadamkan semua penerangan mereka, dan seketika desa pun mati.
Menyadarinya yang terjadi, aku tak bagitu paham alasan dari sikap mereka. Bahkan aku tak melakukan apapun yang mungkin bisa membuat mereka terintimdasi.
Satu hal yang aku tangkap adalah, mereka tampak seperti dengan sengaja menyembunyikan kedua anak ber Skill Dewa sebelumnya. "MEREKA SEOLAH - OLAH SEPERTI MENYEMBUNYIKAN DUA BOCAH TADI. APA MUNGKIN MEREKA PIKIR BAHWA AKU PENJAHAT YANG INGIN BERBUAT JAHAT KEPADA MEREKA?" kataku.
Pantas saja Oda menyuruhku untuk mengabaikan mereka dan terus saja berjalan. Rupanya ini sebabnya, sikap waspada yang cukup ekstrim ini yang barangkali akan beresiko menimbulkan keributan.
Aku pun lalu memilih terus berjalan dan berpura - pura tak ada hal apapun yang terjadi sebelumnya. Fokus jalan dan menghormati adat yang ada di desa yang sedang kulewati ini.
Sambil berjalan aku pun bergumam dalam hati, (AH... MEMANG APA YANG SUDAH KEPERBUAT? HARUSKAH RESPON MEREKA SEPERTI HABIS MELIHAT HANTU SEPERTI ITU?)
Namun hingga aku melewati batas keluar desa, tak ada hal apapun yang berubah. Mereka dan desa itu masih pura - pura mati.
Jadi kemudian aku pun melanjutkan perjalanan di malam yang sepi ini. Harapanku tiba sesegara mungkin, menyelesaikan tugas, lalu aku bisa kembali ke tenpat Oda dan mulai menjalankan misinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments