Hari berganti beriringan dengan terbitnya fajar hari ini. Hari ini kami sepakat untuk bertemu di ruangan Oda Kishimito yang terletak tak jauh dari pintu utama penjara. Di dalam ruangan yang cukup luas ini, sudah berkumpul Oda, Takeshi, dan beberapa pengawal menunggu kedatangan kami.
Dalam pertemuan kali ini Oda menjelaskan kepada kami tentang siapa lawan yang akan kami hadapi setelah ini. Oda menjelaskan bahwa Agama Ilahi sebenarnya hanyalah sebuah sekte yang digunakan oleh seorang dalang, yang masih belum diketahui oleh Oda, yang digunakan untuk melakukan teror dan mengganggu stabilitas Kerajaan Aster. Tujuan utama mereka adalah mendapatkan Clock of Fate.
Clock of Fate sendiri adalah sebuah artefak kuno yang telah lama hilang. Konon katanya, memiliki Clock of Fate membuat seseorang dapat mengubah masa lalu, masa kini, bahkan masa depan sekalipun. Penggunanya konon dapat menjelajah waktu sesuai keinginan mereka, merubah takdir sesuai hasratnya, dan memiliki apapun menggunakan artefak itu.
Namun karena kekuatannya yang mengerikan, para tetua di zaman dahulu pun menyegel kekuatannya, memecahkannya jadi 7 bagian, dan disebar keseluruh dunia agar bencana tak lagi terulang. Konon, pemilik Clock of Fate sebelumnya, kabarnya mengaku telah hidup sepanjang 1000 tahun tanpa pernah merasakan kematian sekalipun saat ia menguasai kekuatan artefak tersebut. Sungguh senjata yang mengerikan bila dikuasai oleh orang yang salah.
Kemudian Oda menjelaskan lagi kecurigaannya tentang Agama Ilahi. Menurutnya, aliran sesat itu terlalu bersih dan licin sekali pergerakannya. Seolah - olah setiap kejahatan yang mereka lakukan sudah sangat terperinci. Bahkan, rasanya seperti ada sesuatu yang melindungi mereka dengan mengatur waktu mereka melakukan aksinya, sehingga tak terendus oleh penegak hukum sedikitpun. Oda yakin bahwa dalang dari segala kejahatan dan teror yang terjadi, dalangnya merupakan orang dalam Istana Kerajaan Aster.
"DARI SEKIAN BANYAK KEJADIAN YANG TERJADI, KASUS ORANG HILANG BANYAK TERJADI DI WILAYAH IBU KOTA, DIMANA SEHARUSNYA SISTEM KEAMANAN DI SANA LEBIH BAIK. TAPI PARA PELAKU INI SEOLAH TELAH MENGERTI DIMANA CELAH YANG BISA MEREKA MANFAATKAN UNTUK MELAKSANAKAN AKSI KEJAHATAN MEREKA, TANPA DIKETAHUI OLEH PIHAK KEMANAN." kata Oda menjelaskan hipotesisnya.
"KURASA, MEREKA PASTI PUNYA ORANG DALAM DI PIHAK ISTANA."
Sejenak kemudian suasana jadi hening. Bagai saklar yang mematikan arus listrik, ucapan Oda yang baru saja ia lontarkan terasa sangat riskan untuk ditanggapi. Lalu kemudian Oda sendiri yabg memecahkan keheningan tersebut.
ORANG DALAM YANG MEREKA PUNYAI BISA DARI MANA SAJA, TAPI KURASA, MEREKA MEMILIKI MATA - MATA DARI DIVISI KEAMANAN KERAJAAN, TEMPATMU BEKERJA!" lanjut Oda sambil menatap tajam kearahku dengan senyuman yang makin kesini makin terasa menyebalkan.
Penjelasan yang Oda sebutkan masih kurang bisa kami pahami. Terlebih lagi, dicurigai di depan mata kami oleh orang yang masih belum terlalu kami kenal, dirasanya cukup tidak nyaman.
Kiba yang bersumbu pendek, kulihat mulai gelisah menunjukkan rasa tidak nyaman atas tuduhan yang dilontarkan pria kepala penjara itu. Situasi makin tegang saat tiba - tiba Takeshi ikut berkomentar.
"SEJUJURNYA PUN AKU BERPIKIRAN YANG SAMA DENGAN TUAN ODA. COBA BAYANGKAN SAJA, 700 LEBIH KASUS ORANG HILANG TERJADI, DENGAN 300 DIANTARANYA HILANG DI WILAYAH ISTANA KERJAAN ASTER." ucap Takeshi sambil melihat kearah Oda.
Ketika Takeshi menjelaskan pendapatnya, tanpa sengaja aku melihat ke arah Oda yang memandangi Takeshi dengan wajah serius dan dahi berkernyit. Laki - laki yang sejauh ku tahu tak pernah tampak serius, cengengesan, dan konyol ini, seketika tampak begitu serius. Dari tatapannya, tampak Oda sedang memikirkan sesuatu dalam kepalanya tentang Takeshi. Kenudian Takeshi melanjutkan meneruskan pendapatnya.
"BAGAIMANA MUNGKIN BISA 300 ORANG HILANG TANPA JEJAK DI WILAYAH ISTANA KERAJAAN YANG DIJAGA KETAT RATUSAN BAHKAN RIBUAN PASUKAN KEAMANAN? TIDAK MUNGKIN PRAJURIT SEBANYAK ITU LALAI MENJALANKAN TUGAS, JAWABANNYA PASTI KAREN.... "
Tiba - tiba Takeshi terhenti berbicara, dan kemudian terdengar suara sesuatu menghantam tembok.
GRRRUUUUDDDAAAKKKKKK
Kemudian kulihat Kiba sudah menubruk saja badan Takeshi yang membuat mereka menghantam meja dan terbentur ke tembok tepat di belakang Takeshi berdiri.
(SIAL, AKU TIDAK MEMPERHATIKAN KIBA) ucapku dalam hati.
Kiba yang sedari tadi sudah mulai tersulut amarah sejak Oda menjelaskan kecurigaannya pada divisi keamanan kerajaan, tak lagi dapat menahan amarahnya saat Takeshi tiba - tiba ikut mengomentari kecurigaannya pada divisi keamanan kerajaan. Namun kejadian ini begitu mendadak dan cepat sekali sehingga luput dari pengawasanku.
Aku dan Kiba sebenarnya masih menyimpan kecurigaan pada Takeshi, sejak sebelumnya dia tiba - tiba menghilang saat kami ditangkap Oda. Dan saat kami disekap dalam ruangan, tampaknya Takeshi tak mengalami perlakuan yang kami rasakan. Aku dan Kiba sempat berpikiran bahwa sebenarnya Takeshi adalah anak buah Oda, yang dengan sengaja ingin macam - macam kepada kami.
Aku pun kemudian bangkit hendak melerai Kiba dan Takeshi, sebelum akhirnya justru terjadi hal yang tidak kami inginkan diantara kami.
Terlihat Kiba yang telah menggunakan Lone Wolfnya, hendak meninju wajah Takeshi dengan tangannya yang mulai berbulu dan kuku di jari - jari tangannya yang mulai memanjang dan tajam. Aku yang masih cukup jauh dari mereka rasanya tak akan sampai untuk menggapai dan menghentikan Kiba, dan lantas saja Kiba mulai melayangkan tinjunya ke wajah Takeshi.
(TAK AKAN SAMPAI, AKU TAK BISA MENGHENTIKAN MEREKA) kataku dalam hati.
Tapi saat tinju Kiba semakin mendekat, tiba- tiba saja Takeshi menghilang.
Tak pelak tinju Kiba pun meleset dan hanya menghantam lantai ruang kerja Oda Kishimoto. Kiba tampak kebingungan. Kemana Takeshi yang baru saja terbaring tepat di bawahnya, tiba- toba saja menghilang. Kiba pun menoleh ke kiri dan ke kanan mencoba mencari dimana Takeshi, namun belum juga ia menemukan dimana Takeshi, sontak saja tubuh Kiba terpental menabrak pintu ruang kerja Oda begitu keras.
DDDUUUUUAAAARRRRRRR
Kiba pun meringkuk di depan pintu ruang kerja Oda. Mulutnya terbentur gagang pintu dan berdarah berwarna merah segar.
Takeshi yang menghilang tiba - tiba muncul tepat di atas kepala Kiba sambil menginjak kepala temanku tersebut. Dengan wajah puas ia tersenyum sambil berkata.
"HEEMMMM, KAU PIKIR KAU SIAPA? BERANI- BERANINYA KAU MENYENTUHKU DASAR KUCING BODOH" kata Takeshi dengan wajah datar.
Tampaknya Kiba melupakan sesuatu, bahwa Takeshi pun juga bisa memakai Skill Dewa. Kemampuan yang dimiliki Takeshi adalah Yusimi, yaitu kemampuan memanipulasi dirinya hingga menjadi trasparan dan tembus pandang. Tepat sebelum Kiba berhasil memukul wajahnya, ia pasti memakai Skill Dewanya, lalu kemudian berpindah ke belakang Kiba, dan kemudian menendangnya dengan Keras. Aku harus menyelamatkan Kiba yang sedang dalam situasi yang tidak baik - baik saja.
"TAKESHI, SINGKIRKAN KAKIMU DARI KEPALA KIBA DAN MENJAUHLAH DARINYA!!" ucapku dengan tegas dan sedikit berteriak.
"ATAU KEPALAMU YANG HABIS KUTUMBUK" lanjutku.
Namun Takeshi seolah tak mendengarkanku dan terus menginjak kepala Kiba. Hilang kesabaranku, manusia seperti Takeshi ini tak bisa diajak kompromi dengan kepala dingin. Aku sedikit terkejut dengan sikap Takeshi yang tak bersahabat seperti ini. Sikapnya terasa seperti ia bukan salah satu bagian dari kami, bahkan cenderung memojokkan kami sekarang.
Saat aku hendak melompat ke arah mereka, seketika saja kurasakan aura besar dan gelap yang sebelumnya kurasakan saat bertemu Oda setelah aku disekap. Suasana mendadak mencekam, udara seakan menipis dan sulit untuk dihirup. Dan kemudian Takeshi tak lagi dalam mode Yusimi dan Kiba pun tak lagi dalam Lone Wolfnya.
Aku benar - benar ingat bagaimana rasanya behadapan dengan aura hitam yang seolah ingin melahapku hidup - hidup tersebut. Lantas ku lihat ke arah Oda yang tampak mengangkat tangan kirinya dengan jemari yang terbuka setinggi dada, wajahnya tampak santai dengan senyum di wajahnya, yang kemudian kulihat kedua orang yang sedang berkelahi tadi seketika seperti lemah kehilangan tenaga.
Mereka berdua tampak kebingungan dengan apa yang terjadi. Memanfaatkan situasi, Kiba pun menghindar dan menjauh dari Takeshi yang sebelumnya menginjak kepalanya. Aku paham siapa yang melakukan ini, sebelumnya pun aku dibuat tak bisa menggunakan skill dewa milikku saat Oda menggunakan kemampuannya. Hal yang sama nampaknya terjadi pada Kiba dan Takeshi.
Aura Oda pun perlahan menghilang, sementara Kiba dan Takhesi tampak menjauh namun tetap saling siaga. Mereka berdua kemudian melihat ke arah Oda seperti yang ku lakukan. Semantara kami sedikit kebingungan, Oda tampak tersenyum tanpa sepatah katapun. Situasi yang menegangkan kini berubah menjadi aneh. Kami yang awalnya tenang dan santai, mendadak saling awas akan pergerakan masing - masing, khawatir bila tiba - tiba seseorang memutuskan untuk menyerang.
Perlahan aku mendekat ke arah Kiba yang berdiri di sudut ruangan. Kepalnya mengalirkan darah segar kemerahan, bekas injakan kaki Takeshi. Mulut Kiba juga masih terdapat bekas darah setelah membentur keras gagang pintu. Kulihat dia masih waspada mengamati sekitar.
"KAU TAK APA - APA KIBA? BIAR KU PERIKSA LUKAMU." kataku sambil melihat luka Kiba.
Kuperiksa satu per satu luka Kiba. Luka yang ia alami tak terlalu parah meskipun benturan yang ia alami cukup kuat. Beruntung Lone Wolf juga memiliki kemampuan regenerasi sederhana yang membuat Kiba dapat menyembuhkan dirinya dsri luka yang dialami. Meskipun hanya mampu meregenerasi luka yang tidak terlalu fatal, kemampuan ini membuat penggunanya mampu sembuh dari luka dengan sendirinya tanpa bantuan tabib atau obat.
"SYUKURLAH LUKA - LUKAMU TAK TERLALU PARAH, KIBA. MENGAPA KAU SELALU GEGABAH SEPERTI INI, KENDALIKAN DIRIMU" kataku.
Wajah Kiba masih menyiratkan kekesalan. Sorot matanya sesekali masih melirik kearah Takeshi yang mulai bangkit berdiri tanpa mengalami luka sedikitpun. Skill Dewa menjadi transparan miliknya cukup merepotkan bila dal situasi pertarungan satu lawan satu. Lalu Kiba menjawab pertanyaanku dengan perlahan.
"AKU HANYA TAK SUKA MELIHAT WAJAH BEDEBAH ITU! BERANINYA IA MENGHINA DIVISI KITA." ucap Kiba sambil melihat kesal ke arah Takeshi, aku pun menjawab.
"AKU JUGA MERASAKAN HAL YANG SAMA, TAPI KAU HARUSNYA LEBIH PAHAM SITUASI. BILA KAU TIDAK HATI - HATI, ODA BISA MEMBUATMU KEHILANGAN SKILL DEWAMU DISINI SEKARANG JUGA, BELAJARLAH MENAHAN DIRIMU KIBA." kataku tegas.
Suara tepuk tangan memecah situasi aneh ini. Kami saling terdiam tanpa satu kata terucap dan saling waspada, tiba - tiba dikagetkan suara tersebut. Satu - satunya orang yang bisa melakukannya tidak lain adalah Oda Kishimoto. Lalu dengan tersenyum ia pun terus bertepuk tangan layaknya penonton sirkus yang baru mendapatkan atraksi hiburan.
"OHOHO... PERTUNJUKAN YANG BAGUS, INDAH, LUAR BIASA SEKALI. TAK KUSANGKA KALIAN BENAR - BEBAR BERBAKAT SEPERTI INI. AKU SANGAT TERHIBUR, TAPI MAAF AKU HARUS MENGHENTIKAN KALIAN. SANGAT DISAYANGKAN APABILA KEMAMPUAN INI JUSTRU MUBAZIR UNTUK BAKU HANTAM DISINI. KEMAMPUAN KALIAN INI AKAN SANGAT BERGUNA UNTUKKU AGAR BISA MENYELESAIKAN KERUSUHAN DI KERAJAAN INI" kata Oda sambil melihat kami.
"PERTEMUAN INI RASANYA TAK BISA DILANJUTKAN. BAIKLAH, SEBAIKNYA KALIAN BUBAR SAJA, NANTI AKAN KUJELASKAN SITUASINYA PADA KALIAN SATU PERSATU DI KAMAR KALIAN AGAR TAK LAGI TERJADI HAL SEPERTI INI." lanjutnya.
Kami yang tak punya pilihan hanya bisa menyetujui apa yang Oda katakan, apalagi setelah kejadian yang baru saja kami alami. Kami pun beranjak hendak meninggalkan ruangan Oda. Pengawal pun ikut beranjak mengantar kami kembali ke kamar kami masing - masing. Kami putuskan untuk menunggu saja apa yang akan Oda jelaskan pada kami selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Respati
semangat terus Thor..💪💪👍
2023-12-12
0
Haris Saputra
Inilah kenapa saya suka baca, karena ada novel seperti ini!
2023-09-18
1