Sepakat

Setelah suasana mereda, Oda kembali mejelaskan situasi dan rencananya kepada kami berdua.

"OHOHO...NAMPAKNYA PERTUNJUKANNYA SEDIKIT BERLEBIHAN. TAPI BEGITULAH SIFAT KERAKUSAN, IA AKAN MELAHAP APAPUN YANG IA MAU."

"INI ADALAH SALAH SATU PECAHAN YANG ADA DITANGANKU, 6 SISANYA SEKARANG TENGAH DIPEREBUTKAN SETELAH SEKIAN LAMA PECAHAN - PECAHAN INI AMAN DI TEMPATNYA MASING - MASING."

"AKU TELAH MENYELIDIKI BERBAGAI KASUS ORANG HILANG YANG AKHIR - AKHIR INI MARAK TERJADI. DARI SEKIAN BANYAK KEJADIAN, MENGERUCUT KEPADA SATU POROS, YAITU AGAMA ILAHI. DARI KEJADIAN TERAKHIR KEMARIN DI SEKITAR WILAYAH ISTANA, MATA - MATAKU MELIHAT SALAH SEORANG ANAK BUAH PANGLIMA MILITER AKAMATSU ADA DISEKITAR GEROMBOLAN TERSEBUT, IA ADALAH YUME, SI PENYIHIR MIMPI." kisah Oda.

"ENTAH HAL INI KEBETULAN ATAU MEMANG BENAR KECURIGAANKU. TERAKHIR KABAR YANG KUDAPAT ADALAH, AKAMATSU TERLIHAT MENGGUNAKAN PECAHAN CLOCK OF FATE SAAT IA BERHASIL MEMBAWA PULANG KEMENANGAN SETELAH PERTEMPURAN ANTARA KERAJAAN ASTER DAN KERAJAAN SPADE. KABARNYA IA MEMBAWA PECAHAN DENGAN PERMATA BIRU YANG MEWAKILI KEMARAHAN. DARI SALAH SATU ANGGOTA GEROMBOLAN YANG TERTANGKAP OLEHKU, DARI INGATANNYA YANG KUMAKAN, SEMUA KEKACAUAN INI BERUJUNG DENGAN TUJUAN INGIN MENGUASAI KEMBALI SEMUA PECAHAN CLOCK OF FATE DAN MENGGUNAKAN KEMAMPUANNYA UNTUK TUJUAN YANG TIDAK BAIK. BILA MEMANG AKAMATSU ADALAH SALAH SATU DALANGNYA, AKU HARUS MEMASTIKAN APA BENAR IA MEMILIKI PECAHAN DENGAN PERMATA BIRU TERSEBUT. DAN BILA BENAR IA MEMILIKINYA, AKU HARUS MERAMPASNYA SEBELUM BENCANA BENAR - BENAR TERJADI." pungkasnya.

Kami berdua mencoba memahami penjelasan Oda, meskipun kami masih belun terlalu paham dengan kondisi yang terjadi sebenarnya.

"DISINI, BILA MEMANG KALIAN BERDUA INGIN MEMBERANTAS SEKTE SESAT ITU DAN MENYELESAIKAN SEMUA KEKACAUAN INI, AKU INGIN KALIAN BERDUA BERSAMA TAKESHI MEMBANTUKU MENGUMPULKAN SEMUA PECAHAN CLOCK OF FATE, DENGAN SYARAT KALIAN TAK BOLEH MELAPORKANNYA KEPADA JENDRAL ICHISAN. AKU TAK AKAN MEMAKSA KALIAN, TAPI BILA KALIAN MENOLAKNYA, AKU MEMOHON MAAF BILA AKHIRNYA AKU HARUS MELAHAP SEMUA INGATAN KALIAN SELAMA KALIAN DISINI." kata oda.

"AKU MERASA HANYA PADA KALIAN AKU BISA MEMPERCAYAKAN TUGAS INI, SERTA HANYA KALIAN YANG MEMILIKI KEKUATAN YANG BISA MENYELESAIKAN SEMUA KEKACAUAN INI. AKU SUDAH MENJELASKAN HAL INI PADA TAKESHI, DAN IA MAU MENJALANKAN MISI INI BERSAMAKU. AKU SANGAT BERHARAP PADA KSATRIA HEBAT SEPERTI KALIAN." mendengar kata - kata Oda, aku merasa sedikit terbawa dan ingin mengikutinya. Tapi aku juga harus benar - benar memikirkan tawarannya, sebab ia memberi syarat bahwa kami tak boleh melaporkan semua ini pada Jendral Ichisan, sementara bila kami menolaknya, maka ingatan kami selama disini pun akan dihapus.

Aku melihat kearah Kiba yang juga tampak bingung menimang - nimang pilihan. Kami perlu berunding dan memutuskan pilihan mana yang kami ambil, jadi aku meminta waktu pada Oda untuk berbicara bertiga bersama Takeshi.

"BOLEH, KALIAN BOLEH BERUNDING, TAPI RASANYA, KALIAN SEMUA AKAN SETUJU BERGABUNG BERSAMAKU DALAM MISI INI." kata Oda.

"DAN SATU LAGI YANG INGIN KUSAMPAIKAN, PECAHAN CLOCK OF FATE INI HANYA BUSA DIPEGANG OLEH MANUSIA BIASA YANG TIDAK MEMILIKI SKILL DEWA. JADI, UNTUK MENGALAHKAN AKAMATSU, KITA HANYA PERLU MEMISAHKAN DAN MEMUTUS IKATANNYA DARI PECAHAN MILIKNYA, LALU KEMUDIAN MERAMPAS PECAHAN ITU DARI TANGANNYA." lanjut Oda.

Dari penjelasan terabut lantas aku berpikir tentang kekuatan Oda. Jika benar hanya manusia Non Skill Dewa yang bisa memegang pecahan Clock of Fate, maka berarti Oda sebenarnya juga manusia biasa?

Nampaknya Oda menyadari diriku yang memikirkan tentangnya. Lantas ia menatap kearahku, sambil tersenyum kemudian ia berkata "HAI SANJU, NAMPAKNYA KAU ADA PERTANYAAN UNTUKKU. AKU TAHU KAU CERDAS, AYOLAH KATAKAN SAJA."

Belum sempat aku mencercanya, justru aku lebih dulu yang dicerca Oda. Mendengarnya berkata demikian, aku pun memberanikan diri bertanya pada Oda.

"JIKA BENAR ORANG YANG BISA MEMEGANG PECAHAN CLOCK OF FATE HANYALAH MANUSIA NON SKILL DEWA, BERARTI HARUSNYA KAU JUGA TIDAK MEMILIKI SKILL DEWA, ODA. LANTAS APA - APAAN DENGAN KEKUATAN YANG KAU TUNJUKKAN PADA KAMI SEBELUMNYA ITU?" kataku melontarkan tanya yang bergerombol dalam kepalaku.

"LAGI PULA, SKILL DEWAMU SUDAH MIRIP DENGAN SKILL RAJA JULIUS YANG BISA MELENYAPKAN SKILL ORANG LAIN. MANA MUNGKIN KAMI PERCAYA KAU HANYA MANUSIA BIASA!" Kiba ikut dalam percakapan kami.

Oda yang mendengarnya tersenyum lalu berkata, "BUKANKAH SUDAH KUJELASKAN TADI DI AWAL, BAHWA CLOCK OF FATE YANG MEMPENGARUHI KEKUATAN ORANG YANG MEMILIKINYA. KUTEGASKAN LAGI, AKU HANYALAH MANUSIA BIASA TANPA PECAHAN CLOCK OF FATE INI."

"SKILL MILIKKU INI HANYA WUJUD KERAKUSAN DARI PECAHAN YANG KUPEGANG. KERAKUSAN DARI BENDA INI AKAN MELAHAP APAPUN SESUAI DENGAN KEMAHIRAN TUBUH ASLIKU. JIKA DIBILANG KELEBIHAN, BARANGKALI KELEBIHANKU HANYALAH PEMIKIRAN DAN DEDUKSIKU, SELEBIHNYA AKU HANYA MANUSIA BIASA, BEDA SEPERTI KALIAN. YANG KULAKUKAN HANYA MENGHILANGKAN MEMORY KALIAN TENTANG SKILL KALIAN, SEPERTI BAYI YANG SEDARI KECIL TELAH BERENANG DALAM KANDUNGAN, SAAT BAYI IA AKAN LANGSUNG TERBIASA UNTUK BERENANG SAAT KAU MELEPASNYA DALAM AIR. NAMUN SETELAH LAMA TAK MELAKUKANNYA, SAAT DEWASA MUNGKIN BAYI TERSEBUT TAK LAGI BISA BERENANG, KARENA MEMORYNYA HILANG ATAU TERLUPAKAN. KURANG LEBIH BEGITULAH CARA KERJA SKILLKU" kata Oda.

"BERBEDA DENGAN SKILL RAJA JULIUS, SKILLNYA BENAR - BENAR MENGHAPUS SKILL ORANG LAIN SEHINGGA ORANG TERSEBUT KEMUDIAN MENJADI ORANG BIASA YANG TIDAK BISA APA - APA. SELAIN ITU, GENERASI RAJA JULIUS MERUPAKAN PENGECUALIAN, SKILLNYA MENURUN DARI GENERASI KE GENERASI, PADAHAL KITA KETAHUI BAHWA SKILL DEWA MANUSIA LAIN HANYA KHUSUS MILIKNYA, TAK BISA DITURUNKAN PADA KETURUNANNYA." lanjutnya.

"KALAU KAU TAK PERCAYA AKU MANUSIA BIASA, COBA PEGANG BENDA INI KUCING LIAR" kata Oda sambil memberikan pecahan Clock of Fate pada Kiba.

Perlahan kemudian Kiba mendekatkan tangannya berusaha menyentuh benda itu. Namun seperti yang Oda sebutkan, bahwa pemilik Skill Dewa tak bisa menyentuh benda itu. Tangan Kiba seketika terpental saat mencoba memegangnya. Seperti ada medan listrik disekitar benda tersebut, tangan Kiba bahkan tak mampu mendekatinya.

Kiba yang gagal memegang benda tersebut tampak kesal. Aku yang melihatnya penasaran dan ingin mencoba memastikannya, dan hasilnya, tanganku juga terpental saat mencoba meraihnya. Seperti ada sesuatu yang saling bertolak belakang antara Clock of Fate dengan pemilik Skill Dewa.

"BAGAIMANA, BENAR BUKAN UCAPANKU. AKU SAMA SEKALI TAK MENIPU KALIAN" kata Oda dengan tenang.

Kami akhirnya percaya dengan penjelasan Oda setelah membuktikan sendiri. Rasanya sejauh ini semua hal yang diucapkannya adalah benar. Nampaknya kami bisa percaya pada orang ini.

"LALU SEKARANG AKU TELAH MENJELASKAN KELEMAHANKU PADA KALIAN, YANG BERARTI ITU JUGA BERLAKU PADA SIAPAPUN DILUAR SANA YANG MEMEGANG PECAHAN CLOCK OF FATE. LANTAS BAGAIMANA? APA KALIAN MASIH TAKUT UNTUK IKUT AKU DALAM MISI INI?" tanya pria kepala penjara itu.

Sepertinya Oda perlu mengerti bahwa kami tak pernah takut menjalankan misi ini. Kami hanya perlu memikirkan bersama apakah langkah kami benar dan tepat dengan membantu misi Oda. Sebab saat ini pun kami juga sedang menjalankan misi dari Jendral Ichisan.

"KAMI BUKAN TAKUT ODA, KAMI PERLU BERUNDING UNTUK MEMASTIKAN KEPUTUSAN KAMI. BAGAIMANAPUN JUGA KAMI ADALAH UTUSAN JENDRAL ICHISAN, SEMENTARA BILA KAMI MENJALANKAN MISI INI, SEKALIPUN INI DEMI KEBAIKAN, SETIDAKNYA KAMI PERLU IJIN DARI JENDRAL. MENGAPA KAU MEMINTA KAMI TIDAK MEMBERI TAHUKAN INI KEPADA JENDRAL, MENGAPA KAU PERLU BERMAIN RAHASIA SEPERTI INI DENGANNYA ODA?" cercaku pada Oda.

"BENAR, KAU INGIN MEMBUAT KAMI SEOLAH - OLAH MENGKHIANATI JENDRAL DENGAN IKUT SKENARIOMU MERAHASIAKAN INI SEMUA." tambah Kiba.

Namun Oda masih terlihat begitu tenang, raut wajahnya tampak yakin saat ia berkata.

"AKU PUNYA ALASAN TERSENDIRI TENTANG ITU. BILA SAATNYA TEPAT, AKU PASTI AKAN MENJELASKAN ALASANKU TERSEBUT PADA KALIAN. NAMUN SATU YANG BISA KUJAMIN PASTI, BAHWA MASA DEPAN UMAT MANUSIA BENAR - BENAR ADA DI TANGAN KALIAN. KALIAN INGIN MENYELAMATKAN UMAT MANUSIA, ATAU KALIAN INGIN MENGIKUTI EGO LOYALITAS KALIAN, SEMUA BENAR - BENAR KU SERAHKAN PADA KALIAN SENDIRI UNTUK MEMILIHNYA." jawab Oda.

Aku mendekat kearah Kiba, kami berdua lantas mendiskusikan apa langkah yang sebaiknya kami ambil. Kami berdua mendekat, dan kemudian berbicara berdua dengan suara pelan.

"KITA NAMPAKNYA TIDAK PUNYA PILIHAN, KIBA. BANTU UMAT MANUSIA, ATAU MEMBIARKAN DUNIA HANCUR LEBUR TAK BERSISA DITANGAN ORANG - ORANG ITU." kataku pada Kiba.

Kurasa Kiba pun sangat memahami situasinya bahwa kami tak punya pilihan selain mengikuti misi Oda. Semua ini demi kebaikan umat manusia, jadi suatu hari Jendral Ichisan pasti memahami alasan kami.

"KURASA KITA AKAN MENGIKUTINYA SANJU!" ujar Kiba.

"YA, KITA TAK PUNYA PILIHAN LAIN, KIBA. TAKESHI PUN TELAH BERSEDIA IKUT, JADI MUNGKIN BAIKNYA KITA AKAN MENGIKUTI RENCANA ODA!" jawabku.

"TAPI MUNGKIN SAJA MISI INI AKAN SANGAT BERBAHAYA UNTUK KESELAMATAN KITA SENDIRI, MENGINGAT LAWAN KITA BISA SAJA BANYAK ORANG DENGAN KEKUATAN SETINGKAT PANGLIMA AKAMATSU YANG MEMENANGKAN PERANG MELAWAN KERAJAAN SPADE, ATAU BAHKAN MUNGKIN LAWAN YANG JAUH LEBIH MENGERIKAN LAGI. BAGAIMANA, APAKAH KAU YAKIN AKAN MENJALANKANNYA, KIBA?" tanyaku memastikan keptusan Kiba.

Misi ini bisa dibilang layaknya misi bunuh diri, maka aku harus memastikan sekali lagi, setidaknya memberikan ruang kepada rekanku untuk memikirkan kembali tentang keselamatannya sendiri, sebab nyawa adalah taruhannya, maka akan kubiarkan bila seandainya Kiba tak bersedia ikut.

"KAU PIKIR AKU SIAPA? AKU YANG TERKUAT DI RESIMEN KITA. MAU KUBUANG KEMANA WAJAHKU BILA KUTINGGALKAN KAU SENDIRI MENJALANKAN TUGAS INI, BODOH!" dengus Kiba kesal menyetujui ikut dalam misi ini.

Sekalipun Kiba mudah hilang kendali atas amarahnya, namun sejauh yang ku kenal, Kiba memiliki empati dan rasa kemanusiaan yang tinggi, jadi pasti ia akan menjalankan misi bila demi kepentingan umat manusia.

Dan kemudian demi kebaikan umat manusia, demi ketentraman hidup umat manusia, kami telah sepakat, telah kami putuskan bahwa kami akan mengikuti Oda mencari dan mengamankan Clock of Fate meskipun nyawa adalah taruhannya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***