NOMU - NOMU

Kesadaranku kembali perlahan. Mata yang terpejam ini sedikit demi sesikit kubuka meski rasanya pening masih terasa di kepalaku. Bau ruangan pengap menyelimuti seluruh indera penciumku. Sepanjang mataku memandang, yang kulihat disekitarku hanyalah sebuah tempat gelap yang hanya diterangi 2 buah obor di sudut ruangan sebagai sumber pencahayaan. Bisa kulihat di dekat pintu seorang penjaga berdiri memakai zirah besi, lengkap dengan sebilah pedang tertambat dalam sarungnya di pinggangnya. Samar - samar ku lihat ia melirik kearahku yang mendapatkan kembali kesadaranku, yang kemudian ia pergi keluar meninggalkanku sendiri di ruangan ini.

Ku coba mengingat kembali apa yang terjadi sebelumnya padaku, yang membuatku akhirnya meringkuk di atas sebuah kursi dengan tangan diikat kebelakang. Sejauh yang bisa ku ingat, aku dan Kiba diserang ratusan manusia pengguna Skill Dewa yang menjadi aneh sebelumnya, kepalaku dihantam benda keras, dan ya, Oda Kishimoto lah yang menyebabkan kami diserang ratusan orang itu.

Tapi dimana Kiba? Aku tak dapat menemukannya di manapun di ruangan ini. Dalam hatiku bertanya - tanya mengapa mereka memperlakukanku seperti ini. Seingatku Kiba masih dalam mode Lone Wolf sebelumnya.

"INI TIDAK BISA DIBIARKAN. KIBA BISA MENGAMUK MENGHANCURKAN SEMUA YANG ADA DISINI BILA TIDAK DITENANGKAN. AKU HARUS PERGI DARI SINI." kataku sambil mencoba bangkit dari kursi ini.

Namun ternyata kakiku pun juga terikat di kursi ini, sehingga membuatku susah bergerak. Setelah kuperiksa, mereka mengikatku dengan sebuah rantai besi besar yang nampaknya sulit untuk dihancurkan. Tapi kurasa aku mampu menghancurkan rantai ini bila aku memakai Skill Dewaku.

Aku bisa memilih untuk memusatkan Skill Dewaku untuk digunakan pada bagian tubuh tertentu saja. Sebagai hasilnya, bagian tubuh yang kupilih tersebut akan mengalami kenaikan kekuatan secara signifikan. Aku bisa menghindari dan tidak mempan tertusuk pedang, tertembak senapan, ataupun jatuh dengan kerusakan fatal saat aku memusatkan kemampuanku untuk melindungi bagian-bagian tertentu.

Akan kucoba memusatkan kemampuanku di lengan dan kakiku untuk menghancurkan rantai besi ini.

"BAIKLAH, AKAN KUCOBA MENGHANCURKAN RANTAI INI SUPAYA AKU BISA PERGI DARI TEMPAT INI."

Dan

HYYAAAAHHHH....

(Rantai tak bergeming sama sekali di percobaan pertamaku ini, lalu..)

HHHYYYYYAAAAHHHHHHH....

(dan tak ada apapun terjadi kemudian)

Apa-apaan ini, keras sekali rantai ini sampai tak bisa kuhancurkan walau aku menggunakan Skill Dewaku. Panik pun mulai sedikit merasuk dalam kepalaku. Kemudian ku coba lagi memusatkan kemampuanku dengan sekuat tenaga, dan..

HHHYYYYYYYAAAAAAAHHHHHHHHGGGG

(rantai masih utuh tak terjadi apa - apa)

"KENAPA INI?"

"APA-APAAN RANTAI INI BISA SEKUAT INI!"

"SIAPAPUN DISANA, LEPASKAN AKU!! KENAPA KALIAN MENGIKATKU BEGINI!" teriakku lantang mencoba mencari siapapun diluar sana agar melepaskan ikatanku.

Aku heran mengapa rantai ini bisa sekuat ini. Rantai jangkar kapal seukuran betis orang dewasa pun bisa kuhancurkan dengan tangan kosong saat menggunakan Daya Hidupku, tapi kenapa rantai yang tak lebih besar dari jari telunjukkku ini tak bisa ku hancurkan.

Aku kembali berteriak mencoba mencari bantuan dari siapapun di luar sana yang mungkin bisa menolongku. Namun teriakanku berakhir hanya seperti gonggongan anjing kelaparan yang tak dihiraukan siapapun.

Dalam situasi begini aku tetap harus berfikir dengan kepala dingin. Aku tak boleh panik, aku harus memikirkan bagaimana cara agar aku bisa keluar dari sini. Namun tak lama kamudian beberapa orang masuk ke ruangan ini, dan aku mengenal siapa mereka.

Samar - samar wajah mereka terlihat di temaramnya cahaya ruangan ini. Mereka adalah Takeshi, Oda, dan penjaga ruangan yang telah kembali. Sepertinya penjaga itu pergi memanggil Oda dan Takeshi saat aku mulai mendapatkan kesadaranku kembali. Perlahan mereka berdua berjalan mendekatiku.

Aku bisa melihat wajah Oda Kishimoto masih tersenyum seperti sebelumnya. Aku lebih tertarik untuk melihat apa yang akan Takeshi lakukan. Seingatku saat sebelumnya aku dan Kiba diserang, Takeshi sudah tak lagi bersama kami. Padahal jelas sekali kami masuk ke penjara ini bersamaan, tapi kemana Takeshi saat kami terpojokkan tadi? Dan Sesaat kemudian mereka telah berdiri tepat di depanku saat aku meronta mencoba melepaskan ikatan tangan dan kakiku.

"KAU TAK PERLU MENCOBA TERLALU KERAS. SKILL DEWAMU TAK BISA DIGUNAKAN DISINI." kata Oda memecah keheningan.

Aku tau itu hanya gertakan yang sengaja dilakukannya agar aku tidak melakukan perlawanan. Tapi mana mungkin aku percaya dengan perkataan konyol macam itu, selama ini tak pernah sekalipun Skill Dewa tak bisa ku gunakan.

"LEPASKAN AKU! APA-APAAN KAU MELAKUKAN INI PADAKU. YANG KALIAN LAKUKAN PADAKU INI BISA KUSEBUT MENGHALANGI TUGAS NEGARA, DAN ITU BERARTI KALIAN MELAWAN KERAJAAN." jawabku tegas.

Namun mereka berdua tak bergeming. Mereka tetap membiarkan ikatanku begini adanya.

"TENANGLAH SANJU, TENANG. ODA TAK AKAN MENCELAKAIMU ATAUPUN KIBA, TENANGLAH" ucap Takeshi mencoba menenangkanku. wajahnya terlihat tenang walau sesekali ia masih melirik kearah rantai yang mengikatku.

"TAKESHI, DARI MANA SAJA KAU? KENAPA MEREKA MENGIKATKU?" cercaku kearah Takeshi.

"DAN DIMANA KIBA? APA YANG MEREKA LAKUKAN PADANYA? APA DISINI KAU BERSEKONGKOL DENGAN ORANG - ORANG INI? JAWAB AKU TAKESHI!" ujarku lagi.

Situasi saat itu terasa cukup tegang diantara kami bertiga, udara yang pengap rasanya semakin berat untuk ku hirup. Aku yang merasa tidak dalam situasi yang aman, rasanya normal bila aku begitu waspada pada mereka berdua, terlebih pada Oda Kishimoto.

Pria itu hanya berdiri dan tersenyum didepanku tanpa sepatah katapun. Dari raut wajahnya yang terlihat, dia tampak sangat menikmati dengan yang terjadi padaku sekarang. Takeshi yang berdiri disampingnya pun berwajah begitu tenang. Maka dari itu, wajar bila aku berpikir bahwa ia telah bersekongkol dengan orang - orang ini melakukan ini pada kami.

" APA KAU TAK BISA DENGAR APA KATAKU SANJU, TENANGLAH. KIBA ADA DI RUANGAN LAIN, DAN DIA AMAN." kata Takeshi yang berbicara dengan tatapan tenang kearahku.

"TEMANMU SEDANG ISTIRAHAT SAJA SETELAH KELELAHAN MENGAMUK. TAPI KUPASTIKAN DIA DALAM KEADAAN AMAN SEPENUHNYA" lanjut Oda dengan senyuman di wajahnya.

"ODA KISHIMOTO, APA YANG SEBENARNYA SEDANG KAU LAKUKAN, CEPAT LEPASKAN KAMI!" amarahku sedikit terpancing melihat pria itu terus menerus memasang senyum aneh sejak awal kami datang ketempat ini.

"KAU TAK BERNIAT MACAM-MACAM DENGAN KAMI BUKAN? KURASA KAU TAK AKAN SECEROBOH ITU BERANI MELAWAN PERINTAH JENDRAL" ucapku berusaha mengintimidasinya.

"HAHAHAHAHAHA, KURASA KELINCI INI BELUM SADAR POSISINYA" jawab Oda yang justru tertawa mendengar ucapanku sebelumnya. Sesaat kemudian ia sedikit menunduk dan mendekatkan wajahnya kerahaku. Reflek aku sedikit memundurkan wajahku kebelakang menjauhinya.

"BAIKLAH TUAN, SEKARANG COBA KAU LEPASKAN RANTAI YANG MENGIKATMU, ITU HANYA RANTAI BIASA, TAK ADA SESUATU TRIK PUN DIDALAMNYA. BILA KAU BISA MELEPASKANNYA, AKAN KUBEBASKAN KALIAN BERDUA" ucap Oda.

Tapi tak ada apapun yang berubah, aku tetap tak bisa melepaskan diri dari jeratan rantai ini. Aku tak percaya bahwa ini hanya rantai biasa tanpa trik didalamnya. Tak mungkin rantai biasa bisa menahan Skill Dewa milikku. Aku nasih mencoba untuk melepaskan diri, dan Oda hanya melihat ku saja sambil menahan tawa diwajahnya.

"APA KAU BERFIKIR MENGAPA KAU TAK BISA LEPAS DARI RANTAI ITU?"

"KAU KIRA AKU TELAH MEMASANG SUATU TRIK DIDALAMNYA" kata Oda sembari berputar - putar disekelilingku.

"SUDAHLAH, TENANG DAN DENGARKAN SAJA APA KATAKU. LAGI PULA AKU SUDAH CUKUP BOSAN HAMPIR 5 JAM MENUNGGU KALIAN SADAR KEMBALI, KALIAN MENGHABISKAN WAKTUKU DASAR ORANG - ORANG MALAS. BUKAN RANTAINYA YANG SALAH, TAPI SKILL KALIAN YANG KU HILANGKAN SEMENTARA." lanjutnya.

Aku sedikit terkejut mendengar apa yang baru saja dikatakan Oda, menghilangkan skill kami dia bilang? Mana mungkin bisa terjadi hal semacam itu. Lagi pula, apa mungkin Skill Dewa bisa dihilangkan sementara.

"JANGAN BANYAK MEMBUAL DAN CEPAT LEPASKAN AKU!" tegasku.

"AKU BISA MEMBAWAMU KE PENGADILAN ATAS YANG KAU LAKUKAN PADA KAMI SEKARANG!" lanjutku lagi.

Tapi rantai ini benar - benar tak bisa dilepaskan. Aku coba lagi untuk lepas dari rantai ini, dan lagi - lagi tak berhasil. Apakah benar ia menghilangkan Skillku?

"BAIKLAH KALAU KAU MASIH TIDAK PERCAYA, AKAN KUPERLIHATKAN PADAMU SESUATU" jawab Oda dengan wajah yang kali ini tampak serius, lalu sesuatu terjadi kemudian.

Secara tiba - tiba rasanya semua menjadi gelap. Perasaan ini mirip seperti yang kurasakan sebelum aku kehilangan kesadaran. Jika sebelumnya kepalaku ditutup sehingga aku tak bisa melihat apa - apa, kali ini berbeda, aku bisa melihat apa yang terjadi di sekelilingku.

Oda Kishimoto, pria yang kabarnya hanya seorang tabib penjara biasa, secara tiba - tiba mengeluarkan aura yang aneh. Aura yang dihasilkannya ini langsung menekan mentalku. Walau masih dalam wujud orang yang sama, aura yang dimunculkan Oda seperti memunculkan sosok bayangan besar dan hitam yang membuat nafasku seolah tercekat ditenggorokanku. Seketika udara seperti begitu sesak untuk dihirup, tekanan gravitasi pun rasanya naik berkali - kali lipat menekan dadaku. Apa - apaan ini? Apa yang sebenarnya Oda lakukan.

Lalu sesaat kemudian pria itu menjentikkan tangannya dan mengucapkan sesuatu.

TIKK...

"KIERU"

Lalu seketika aura yang dipancarkan Oda menghilang, udara kembali normal, dan tekanan yang menimpa dadaku pun hilang. Lalu pria itu kembali berkata.

"SEKARANG COBA LEPASKAN LAGI RANTAI ITU DENGAN KEMAMPUANMU" kata Oda.

Mendengar kata - katanya aku pun penasaran apakah yang akan terjadi. Perlahan aku pusatkan pikiranku, ku fokuskan Skill Dewaku di kedua tangan dan kakiku, lalu kemudian..

HHHYAAAAHHHHH....

CKKKKRRRAAACKKK

Lalu hancurlah rantai tadi berkeping - keping berhamburan disekitarku. Rasanya aku menggunakan tenagaku terlalu berlebihan. Hal itu terjadi Setelah sebelumnya kugunakan kekuatan penuh namun tak sanggup memutuskan rantai ini, tapi setelah Oda melakukan sesuatu sebelumnya, rantai itu pun hancur berantakan. Lalu tiba - tiba terdengar suara raungan dari ruangan lain.

"HWAAARRGGRRRRRRRGGHH"

Aku mengenal suara itu, aku kenal jelas raungan siapa itu, itu adalah suara Kiba.

"OHOOO, NAMPAKNYA SERIGALA KITA JUGA TERBANGUN SETELAH KEMAMPUANNYA KEMBALI." ujar Oda sambil menoleh kearah asal suara raungan Kiba.

"SEPERTINYA HARUS KUTENANGKAN DULU KUCING ITU AGAR TIDAK MEMBUATKU REPOT" lanjutnya, dan kemudian..

TTIIKKKK

"KIERU"

Oda kembali melakukan hal yang sebelumnya ia lakukan, dan raungan Kiba pun berhenti.

Kurasa Oda benar - benar mengerti bahwa bila Kiba lepas kendali dia akan kerepotan. Sehingga mungkin yang baru saja ia lakukan adalah menenangkan amukan Kiba. Aku sedikit terkejut bahwa ia bisa mengendalikan Kiba semudah itu, sementara aku harus babak belur menahan amukannya sampai akhirnya kesadarannya kembali dengan sendirinya. Apakah benar yang orang ini katakan? Apakah benar ia bisa menghilangkan Skill Dewa?

"PENJAGA, BAWA KUCING ITU KEMARI" perintah Oda kepada penjaga.

"BAIK TUAN" jawab tegas penjaga.

Lalu si penjaga pergi keluar ruangan melaksanakan perintah yang baru saja ia dapatkan. Sementara itu, tinggallah kami bertiga saja didalam ruangan itu.

"AKU TELAH MENGEMBALIKAN SKILL DEWAMU, ITU BISA KAU GUNAKAN SEPERTI BIASA. JADI, APA SEKARANG KAU MASIH TIDAK PERCAYA APA YANG KU KATAKAN? ATAU KAMU MASIH MAU MENCOBA MELAWANKU?" kata Oda sambil kembali memasang senyum diwajahnya.

Kulihat Takeshi di sebelah Oda hanya bisa terdiam dan melirik tajam ke arahku sambil memberi isyarat kedipan mata ke atah Oda. Dari tatapannya barusan, sepertinya ia ingin memberi pesan agar aku diam dan mengikuti saja apa kata Oda.

Kupikir juga saat ini itu adalah pilihan yabg terbaik untuk kami lakukan. Bijaksana saja, kami tidak benar - benar tahu kekuatan apa yang mereka miliki disini. Salah - salah bila aku ceroboh, misi ini akan gagal, bahkan mungkin akan membuatku celaka, jadi ku putuskan untuk mengikuti saja apa mau mereka.

Tak lama kemudian penjaga kembali sambil membawa Kiba yang tampak kelelahan. Kiba masih sanggup berjalan tanpa perlu bantuan, namun terlihat jelas dari wajahnya kalau ia kelelahan.

Melihat Kiba baik-baik saja, aku sedikit merasa lebih tenang. Oda benar - benar tidak melakukan sesuatu yang mencelakai kami berdua, jadi kuputuskan untuk mendengar apa yang akan ia katakan selanjutnya.

"BISA KAU LIHAT LAKSAMANA,HMMMM... LAKSAMANA SANJU BENAR?" ujar Oda memastikan namaku.

"YA BENAR, KAU MENEPATI PERKATAANMU. LALU APA YANG KAU INGINKAN SEKARANG?" jawabku.

"OHOO, NAMPAKNYA SEKARANG KAU LEBIH TENANG LAKSAMANA" Oda memulai percakapan setelah sebelumnya ia memperhatikanku dengan seksama.

"BAIKLAH, TIDAK BAIK BILA AKU TIDAK MEMPERKENALKAN DIRIKU DULU"

"AKU ADALAH ODA KISHIMOTO, AKU KEPALA PENJARA SEKALIGUS TABIB DI SINI. AGAR KALIAN BERDUA TIDAK BINGUNG, AKU AKAN JELASKAN JUGA BAHWA AKU ADALAH PENGGUNA SKILL DEWA" kata Oda yang menbuatku terkejut. Jadi yang dia perlihatkan padaku sebelumnya mungkin adalah Skill Dewa miliknya.

"SKILL DEWA MILIKKU ADALAH NOMU - NOMU" lanjut Oda sambil mengangkat kedua tangannya setengah lengan sejajar dengan bahunya sambil berputat beberapa kali dengan gembira. Aneh sekali sikap orang ini.

"SINGKATNYA, DENGAN SKILL DEWA MILIKKU AKU BISA MEMANIPULASI OTAK ATAU ORANG - ORANG BIASA MENYEDERHANAKANNYA DENGAN MENAMAINYA MEMAKAN PIKIRAN. AKU BISA MENGAMBIL MEMORY, PENGALAMAN, KENANGAN, DAN APAPUN YANG DIRASAKAN OLEH PIKIRAN ORANG YANG KUMAU." ujar Oda yang membuatku sedikit tercekat.

"SEPERTI YANG TERJADI PADA KALIAN BERDUA SEBELUMNYA, AKU MEMANIPULASI MEMORY, PENGALAMAN SENSORIK TUBUH, DAN SEGALANYA TENTANG SKILL DEWA KALIAN, SEHINGGA TUBUH DAN PIKIRAN KALIAN TIDAK BISA MENGINGAT TENTANG BAGAIMANA CARA MENGGUNAKAN SKILL DEWA KALIAN. ATAU SINGKATNYA, AKU MEMAKAN SKILL DEWA KALIAN" lanjutnya.

"UNTUK DURASINYA, AKU BISA SEMAUKU MENGONTROL SAMPAI KAPAN AKU INGIN MEMANIPULASINYA, JADI MUDAHNYA, KALIAN BENAR - BENAR ADA DI GENGGAMANKU SELAMA KALIAN MASIH DALAM JANGKAUANKU."

Mendengar apa yang baru saja Oda katakan, reflek aku dan Kiba saling menatap. Kulihat Kiba juga tercengang mendengar apa yang baru saja Oda jelaskan. Rasanya cukup masuk akal dengan apa yang baru saja kualami, sesaat tadi aku benar - benar seperti tak bisa menggunakan Skill Dewa milikku, sebelum akhirnya Oda mengembalikannya.

Dari sini kami makin tahu diri siapa yang saat ini berkuasa. Rasanya juga terjawab semua pertanyaanku sebelumnya tentang mengapa ratusan orang pengguna Skill Dewa di lapangan tadi tampak seperti orang gila yang linglung. Mungkin untuk mengendalikan mereka, Oda menggunakan kemampuan Skillnya, yang akibatnya membuat mereka tampak seperti orang tak berakal. Kemudian Oda melanjutkan pembicaraannya sambil menunjukkan surat perintah Jendral yang kami bawa sebelumnya.

"SURAT INI, APA KAU SUDAH MEMBACA ISINYA SEBELUM KAU BERIKAN PADAKU?" tanya Oda.

Sudah jelas bahwa seorang prajurit tidak akan pernah lancang membuka surat perintah dari atasannya. Perintah adalah perintah, melakukan hal semacam membuka isi surat perintah secara pribadi adalah semacam bentuk pemberontakan dan penghianatan bagi kami prajurit, jadi hal semacam itu tak akan pernah ku lakukan.

"KAMI TENTU TAK AKAN PERNAH MELAKUKANNYA, KAMI SUDAH BERSUMPAH SETIA PADA KERAJAAN ASTER, HAL HINA SEPERTI ITU AKAN MENJADI AIB SEPANJANG HIDUP KAMI BILA KAMI MELAKUKANNYA" Kiba yang menjawab pertanyaan Oda.

"BAIKLAH, KALAU BEGITU AKAN KUBACAKAN ISI SURAT INI" seru Oda.

"ISI SURAT INI HANYA TERTULIS, SUDAH SAATNYA KAU KELUAR, HABISI ATAU KAU YANG AKAN LENYAP" Kata Oda membacakan isi surat dari Jendral Ichisan.

"LANTAS KALIAN PIKIR AKU TIDAK AKAN WASPADA DENGAN ISI SURAT INI? BISA SAJA BUKAN, KALIAN KEMARI DENGAN NIAT INGIN MEMBUNUHKU? JADI AKU TERPAKSA MELAKUKAN INI PADA KALIAN" lanjutnya.

"BERTERIMA KASIHLAH PADA TAKESHI YANG MATI-MATIAN MEMBELA KALIAN." pungkasnya.

Aku pun langsung menoleh pada Takeshi. Ada sedikit rasa bersalah menuduhnya bersekongkol untuk mencelakai kami sebelumnya. Namun itu semua terjadi karena kami juga dalam kondisi tertekan sebelumnya, jadi itu bukan hal yang aku sengaja. Tapi rasanya aku berhutang kata maaf pada Takeshi. Aku akan meminta maaf padanya nanti.

"SEDIKIT BANYAK AKU TELAH MEMAHAMI MASALAH YANG TERJADI SAAT INI. JADI SEKARANG APA YANG AKAN KALIAN LAKUKAN?" tanya Oda.

Mendengar pertanyaannya kami hanya bisa terdiam tak berkata - kata. Sejujurnya kami benar - benar tidak tahu apa yang sebaiknya kami lakukan selanjutnya. Melihat kami terdiam, Oda melanjutkan pembicaraannya.

"BAIKLAH, AKU PUNYA PENAWARAN MENARIK. BAGAIMANA BILA KALIAN JADI ANAK BUAHKU SEMENTARA WAKTU, DAN SEBAGAI GANTINYA AKU AKAN MENYELESAIKAN MASALAH YANG SEDANG MENIMPA KERAJAAN INI?" Ujar Oda.

"KURASA KEKUATAN KALIAN BERTIGA AKAN SANGAT BISA KUANDALKAN"

"JADI, BAGAIMANA? APAKAH KALIAN SETUJU?" lanjutnya.

Kami bertiga saling bertatapan menimbang tawaran yang Oda berikan. Selain perintah dari Jendral Ichisan, rasanya dengan kemampuan yang Oda miliki, orang ini mungkin akan mampu menyelesaikan masalah yang saar ini merusak kedamaian Kerajaan Aster. Jadi kami akhirnya menyetujui tawaran Oda, dan mulailah perjalanan kami selanjutnya.

Terpopuler

Comments

Respati

Respati

smangat Thor..💪💪👍

2023-09-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!