Malam pun semakin larut. Aku meneruskan perjalanan menuju Istana dengan melewati perbukitan dan hutan sesuai peta yang diberikan Oda. Usai melewati desa sebelumnya, tak ada lagi pemukiman warga yang aku lihat sepanjang perjalanan.
Dalam perjalanan yang kian menuju ujungnya ini aku masih memikirkan tentang desa yang kutemui sebelumnya. "AKU YAKIN TAK PERNAH ADA SATUPUN ORANG DI ISTANA YANG MEMBICARAKAN DESA TERSEBUT. BAHKAN BILA TANPA PETA RUTE RAHASIA YANG DIBERIKAN ODA INI, AKU TAK AKAN PERNAH TAHU TENTANG DESA ITU. APAKAH DESA ITU MEMANG SENGAJA DISEMBUNYIKAN?" Aku bermonolog ditengah malam yang sunyi di gelapnya malam.
"BILA MEMANG DESA ITU BENAR DISEMBUNYIKAN, LANTAS APA TUJUANNYA DAN SIAPA YANG MELAKUKAN HAL TERSEBUT?"
Sementara aku berpikir tentang desa tersebut, dari kejauhan aku mulai melihat cahaya yang makin lama terlihat makin banyak, "CAHAYA ITU, APAKAH ITU IBU KOTA KERAJAAN?"
Namun semakin aku mendekati sekumpulan cahaya tersebut, semakin memudar dan kemudian perlahan menghilang cahaya - cahaya tersebut. Aku pun menghentikan kereta kuda.
Aku buka kembali peta rute yang Oda berikan sebelumnya. Dalam peta ini letakku sekarang baru mencapai 2/3 dari rute ini. Aku telah melewati setengah dari malam, seharusnya aku mencapai ibukota kerajaan saat hampir menjelang fajar, lantas sekumpulan cahaya apa yang baru saja aku lihat sebelumnya?
Naluri berkata bahwa aku perlu waspada pada keadaan ini. Nampaknya ada orang atau sesuatu yang sedang mengikutiku.
Alasan kami memilih waktu malam hari untuk perjalanan ini adalah agar seminim mungkin diketahui oleh pihak lain. Selain tujuan kami untuk menemui orang penting di Istana, rute yang kami ambil pun perlu kami rahasiakan untuk alasan keamanan Kerajaan, sebab bisa saja akhirnya rute ini diketahui oleh musuh yang bisa menyebabkan gangguan bagi keamanan Kerajaan.
"BAIKLAH, MUNGKIN PERJALAN INI TAK BISA SEMULUS YANG AKU HARAPKAN." Aku menggapai pedangku yang ku taruh agak jauh di bagian belakang kereta. Tak kusangka aku akan mendekatkannya agar mudah untuk kugapai sewaktu - waktu saat ada yang menyerang.
Aku kembali menjalankan kereta ini, yang perlu kulakukan hanyalah terus berjalan mengikuti peta ini, sambil berharap perjalanan ini akan mulus sampai tujuan.
HIATT..
Kutarik tali kekang mengisyaratkan agar kuda kembali bergerak. Kembali kujalankan kereta pedati ini menuju Istana Kerajaan Aster. Sambil berjalan kulihat sekeliling memastikan apakah ada mara bahaya yang ingin mengganggu.
Suasana malam yang sebelumnya hening kini rasanya berubah. Walau dalam kegelapan, aku merasakan ada orang yang sedang mengamatiku dari kejauhan. Kupastikan dengan melihat sekeliling apakah benar ada yang mengikutiku atau tidak.
Cahaya yang dihasilkan lentera yang kubawa tak sanggup memberiku gambaran yang jelas tentang situasi di sepanjang jalan yang kulalui. Sayup kudengar seperti ada suara orang yang melewati semak - semak tak jauh dari keretaku yang membuatku semakin awas, bersiap bila sewaktu - waktu seseorang datang menyerang.
KRASSSSKKK.......
KRAAAASSKKKK.....
Suara itu makin dekat, nampaknya benar seseorang mengikutiku.
Ku tarik pedang dari sarungnya, ku genggam erat - erat dan ku hentikan laju kereta kudaku. Dan kemudian..
SSSSWOOOOOOOZZZZZZHHHHHHH....
Bersama dengan angin yang sekita berhembus kencang menghempas dedaunan dan ranting, muncul sebuah bayangan hitam terbang disekitarku melesat dengan cepatnya.
Sontak aku melompat dari mereta, kuhunus pedangku dan bersiap sambil mencari kemana bayangan hitam tersebut melesat. Angin kembali berhembus kencang menerpa pepohonan disekitarku, aku pun bersiap jika tatkala bayangan tersebut kembali menyerang.
"(KEMANA PERGINYA BAYANGAN TADI? APA SEBENARNYA BENDA ITU?)" Kataku dalam hati sambil bersiaga.
Dan kemudian saat angin kembali berhembus dengan kencang, bayangan hitam tadi kembali muncul.
SWOOOOOSSSZZZZHHHHHH...
Sosok gelap terbang itu melayang tepat di atas kepalaku. Ia cepat sekali melayang melesat di udara. Angin kencang juga ikut menerpa wajahku membuat tubuhku sedikit terhuyung, namun ku tegarkan badanku untuk memastikan sosok apa sebenarnya yang datang menyerangku tersebut.
Benar saja kemudian aku dapat melihat apa sebenarnya sosok hitam yang datang mengganggu tersebut. Sosoknya yang hitam besar terbang melesat tersebut ternyata hanya seekor kelelawar dengan ukuran yang cukup besar, sosoknya tampak sedikit lebih besar karena bayangannya yang timbul dari berkas cahaya bula yang masuk di sela - sela rimbunnya pepohonan yang membuatnya tampak tidak terlalu jelas.
"SIAL! KUPIKIR MUSUH DATANG MENYERANG, TERNYATA HANYA KELELAWAR TERBANG!"
"HAI! KELELAWAR SIAL! KAU BENAR - BENAR SUDAH MEMBUATKU TEGANG, PERGILAH JAUH - JAUH!"
Aku mengomel sendiri kepada kelelawar yang terbang menjauh berlawanan arah. Bayang - bayang yang muncul dengan tidak sempurna akibat kurangnya pencahayaan membuat sosok kelelawar tersebut tampak lebih besar daripada ukurannya yang sebenarnya. Aku pun memutuskan kembali ke kereta kuda melanjutkan perjalanan.
Ku helakan nafas panjang mengusir kegundahan yang sejenak muncul dibenakku. Setelah memastikan bahwa kondisi aman, tidak ada orang yang mengikutiku, aku menjalankan kereta kuda untuk melaju menuju ke Istana Kerajaan Aster.
Semoga perjalanan ini mendapatkan keselamatan sampai tujuan, dan aku bisa kembali pula dengan selamat untuk menjalankan misi bersama Oda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments