Seusai keributan yang terjadi di ruangan Oda, kami pun kembali ke kamar kami masing - masing. Takeshi yang sedari awal tidak sekamar bersamaku dan Kiba, tak sekalipun menampakkan batang hidungnya sejak ia masuk ke dalam kamarnya. Hal yang sama juga terjadi pada Kiba yang memilih tidak keluar kamar dan menunggu Oda datang ke kamar kami.
Barangkali mereka berdua sedikit merasa bersalah atas keributan yang terjadi, yang membuat pertemuan yang kami rencanakan jadi berantakan. Mungkin juga mereka berdua trauma dengan kejadian tersebut, terlebih setelah Oda menggunakan Skill Dewa miliknya.
Kiba sebenarnya pernah terkoneksi dengan Nomu - Nomu Oda sebelumnya, namun mengalami kali kedua kehilangan kemampuan, serta ditambah dengan pengalaman merasakan Skill Dewanya hilang dilahap aura gelap menyeramkan Oda secara langsung, membuat Kiba sedikit syok.
Saat jam makan siang pun kami tak melihat Takeshi di kantin. Pikir kami mungkin ia memilih untuk makan lebih akhir atau makan di kamarnya sendiri untuk menghindari kemungkinan terjadi keributan lagi. Kami berdua pun tak menghabiskan waktu terlalu lama disana, seusai makan siang selesai kami putuskan untuk tidak berlama - lama di kantin dan memilih menunggu Oda di kamar kami, seperti yang ia katakan sebelumnya saat pertemuan tadi bahwa ia akan langsung menjelaskan pada kami di kamar.
Kemudian tak lama setelah kami kembali ke kamar, terdengar suara langkah kaki terhenti tepat di depan pintu kamar kami, dan kemudian terdengar suara seseorang mengetuk pintu kamar kami.
TOK
TOK
TOK
Suara ketukan terdengar 3 kali dengan perlahan menggema di dalam kamar kami. Aku dan Kiba lantas saling melihat satu sama lain. Nampaknya dalam pikiran kami memikirkan hal yang sama, mungkinkah itu Oda yang sedang berdiri di depan pintu?
Aku memberi isyarat pada Kiba agar tetap duduk saja dan membiarkan aku yang memeriksa siapa orang yang sedang diluar. Sejujurnya kami penasaran dengan hipotesa yang dijelaskan Oda sebelumnya, sebab dari apa yang ia jelaskan sebelumnya, ia menyebut bahwa Divisi Keamanan kami ikut terlibat dalam teror Agama Ilahi.
Sekilas penjelasan tersebut membuat kami penasaran dan juga sedikit membuat kami tersinggung. Sebab kami sendiri bahkan telah mati - matian berjaga sepanjang hari, bahkan untuk giliran jaga malam kami menambahkan personel extra untuk siaga berpatroli sepanjang malam. Akan sangat melukai dedikasi yang kami lakukan jika mendadak ada orang yang justru menuduh kami sebagai pelakunya.
Namun tak dapat kami pungkiri juga bahwa hipotesa yang dijelaskan Oda bisa saja benar - benar terjadi. Kami juga tak dapat menjamin seratus persen bahwa semua prajurit, pengawal, ksatria, dan bahkan petinggi Divisi Keamanan akan mengabdikan dirinya tanpa sedikitpun berkhianat kepada Kerajaan Aster. Oleh sebab itu, kami sangat ingin mengetahui bagaimana penjelasan selanjutnya dari Oda Kishimoto.
Aku kemudian beranjak dari tempat dudukku untuk memeriksa siapakah sosok yang mengetuk pintu. Langkah kakiku mantap menuju arah pintu dan kemudian membukanya perlahan. Benarkah Oda diluar sana? Lalu kemudian..
"MAAF TUAN, KAMI DARI LAYANAN KAMAR. TADI TUAN MELEWATKAN MENU HIDANGAN PENCUCI MULUT SIANG INI, BARANGKALI TUAN - TUAN INGIN KAMI MEMBAWAKANNYA KE KAMAR TUAN?" kata seorang pelayan kantin yang memakai seragam serba hitam sambil membawa 2 porsi makanan pencuci mulut diatas nampan yang dibawa di lengannya.
Seketika rasa penasaran kami yang sudah terlanjur tinggi sebelumnya langsung turun. Aku dan Kiba saling melihat, kemudian menarik nafas dalam - dalam, dan kemudian menghembuskannya semua seketika.
Kiba tampak mendengus kesal. Ia berharap bahwa orang diluar pintu tadi adalah Oda yang akan menjelaskan semua pertanyaan dikepala kami. Alih - alih Oda, justru pelayan ini yang datang membawa makanan. Lalu kemudian Kiba juga beranjak dan menghampiri kami mencoba meraih nampan yang dibawa pelayan tersebut sambil mengoceh.
"HAH, SIAL! KUPIKIR ANDA ODA SIALAN ITU! KAMI SUDAH TERLANJUR BERDEBAR - DEBAR MENGIRA ANDA ADALAH ODA WAHAI TUAN. TERNYATA KAU KESINI HANYA INGIN MEMBAWAKAN KAMI MAKANAN INI?" seloroh Kiba sembari mengangkat dua porsi makanan penutup itu, sembil masih mengoceh dan mencoba menutup kamar kami.
"BAIKLAH, KARENA KAU SUDAH REPOT - REPOT MEMBAWAKAN KAMI MAKANAN INI, JADI AKU AKAN MENERIMANYA. TERIMAKASIH, DAN SEMOGA HARIMU INDAH TUAN." kata Kiba sembari menutup pintu kamar kami dengan bahunya.
Aku pun sempat tertegun dan kecewa melihat yang datang bukanlah Oda, melainkan pelayan kantin ini. Namun kekecewaan ini bukan salahnya, dan dia juga sudah berbaik hati membawakan kami makanan ini, jadi sebaiknya kami berterimakasih padanya. Jadi kemudian aku membantu Kiba menutup pintu dan memberikan ucapan terimakasih kepada pelayan tersebut hingga akhirnya pintu kamar kami pun tertutup dengan meninggalkan pelayan kantin tersebut diluar kamar.
Namun sekilas kulihat wajah pelayan tersebut saat aku menutup pintu. Mendengar Kiba mengoceh kearahnya, pelayan tersebut justru tersenyum dengan senyuman yang sepertinya aku pernah tahu sebelumnya, tapi aku tak bisa benar - benar siapa pemilik senyum tersebut.
(PELAYAN TADI MIRIP SIAPA? SEPERTI PERNAH KULIHAT DI SUATU WAKTU SEBELUMNYA) kataku dalam hati. Namun kuabaikan saja pemikiran tersebut, barangkali pelayan tersebut hanya mirip seseorang yang pernah kutemui atau ku kenal sebelumnya.
Kiba yang berjalan membawa makanan kemudian meletakkannya di atas meja, sembari sejurus kemudian ia melangkah kembali ketempat ia duduk semula.
"AAARRRGHHHHH....TIDAK BERUNTUNG SEKALI KITA. KUPIKIR ODA SIAL ITU YANG DATANG, MENGAPA MALAH PELAYAN ITU YANG DATANG, AKU TAK BUTUH MAKANAN INI, AKU INGIN SEGERA MENYELESAIKAN TUGAS INI DAN MENANGKAP SIAPA DALANG DARI SEMUA KEJAHATAN INI." kata Kiba dengan raut wajah kecewanya. Suara Kiba cukup keras hingga mungkin bisa didengar sampai luar kamar. Lalu kemudian terdengar suara pintu kamar terbuka.
CKLEEEEKKK...
Saat kami tersadar, seseorang telah berada di dalam kamar kami, dan ia adalah Oda Kishimoto.
"OHOHO... TAMPAKNYA KAU SUDAH TAK SABAR INGIN BERTEMU DENGANKU KUCING LIAR, COBA KAU ULANGI LAGI SIAPA YANG KAU PANGGIL SIAL TADI" kata Oda dengan tersenyum.
"BAIKLAH, AKU TAK INGIN BASA - BASI LAGI. BILA KALIAN BENAR - BENAR INGIN MENYELESAIKAN TEROR INI, AKU AKAN MEMBANTU KALIAN DENGAN SATU SAJA SYARAT SAJA, YAITU, AMBIL PECAHAN CLOCK OF FATE DARI TANGAN PANGLIMA MILITER AKAMATSU. PRIA ITU ADALAH SALAH SATU DALANG YANG IKUT MERENCANAKAN DAN MENJALANKAN TEROR INI DENGAN KEKUATAN ARTEFAK ITU." lanjutnya.
Kami yang terkejut dengan kedatangan tiba - tiba Oda Kishimoto, dibuat makin terkejut dengan apa yang baru saja Oda katakan.
Dia bilang akan membantu kami menyelesaikan teror yang melanda Kerajaan Aster, padahal beberapa saat lalu ia terkesan hanya ingin menyiksa dan bermain - main dengan kami. Dan terlebih yang membuat kami terkejut adalah disebutnya nama salah satu petinggi Divisi Keamanan, yaitu Panglima Militer Akamatsu yang dibilangnya adalah salah satu dalang dari semua teror ini.
Bagaimana mungkin Panglima Akamatsu ikut terlibat kejahatan ini, ia adalah petinggi Divisi Keamanan yang bertugas mengatur dan mengendalikan pasukan perang yang terkenal yang terkuat diseluruh penjuru Kerajaan Aster. Seorang ksatria yang mengabdikan seluruh hidupnya demi kerajaan tak akan mungkin mengkhianati negaranya. Mendengar perkataan Oda aku mencoba menimpalinya untuk meredakan kebingunganku.
"PERTAMA, KAU BENAR - BENAR MEMBUAT KAMI TERKEJUT ODA. KAU TIBA - TIBA SAJA BERDIRI DISANA TANPA KAMI SADARI" kataku.
"KEDUA, SEBELUM KAMI MEMUTUSKAN UNTUK PERGI DARI SINI DENGAN SEBAB KAU SEDARI TADI TAMPAK SEPERTI INGIN MENJATUHKAN REPUTASI DIVISI TEMPAT KAMI BEKERJA, AKU INGIN MENDENGAR KAU MENJELASKAN APA YANG SEBENARNYA SEDANG TERJADI." lanjutku.
"TERGANTUNG DARI PENJELASANMU, HAL TERSEBUT AKAN MENENTUKAN KAMI AKAN MENGIKUTI RENCANAMU ATAU PULANG DAN MENGATAKAN KEPADA JENDRAL ICHISAN BAHWA KAU ADALAH MUSUH YANG INGIN MERUSAK NAMA BAIK DIVISI KEAMANAN!" pungkasku tegas.
Situasi kembali tegang, aku terpaksa memberi gertakan pada Oda karena bila semua perkataannya tak masuk akal dan tak ada bukti, lelaki ini akan segera kulaporkan kepada Jendral Ichisan sebagai orang yang telah mencemarkan nama baik Divisi Keamanan dan berpotensi menjadi musuh kami.
Kami harus memastikan terlebih dahulu siapa sebenarnya Oda Kishimoto ini, apakah sebebarnya dia teman atau lawan kami.
Aku juga akan mendesak Oda untuk menjelaskan bagaimana bisa ia menuduh Panglima Akamatsu sebagai salah satu dalang dari semua teror di Kerajaan Aster dengan menggunakan kemampuan pecahan artefak yang memberi bencana pada dunia, Clock Of Fate. Kelanjutan dari semua ini tergantung dari cerita yang akan dijelaskan Oda Kishimoto.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Respati
Semangat..,👌💪
2023-12-12
0