Sampai Di Ibu Kota

"AKHIRNYA AKU KEMBALI KE KOTA INI." adalah kata - kata pertama yang ku ucap saat tiba di depan pintu gerbang Kerajaan Aster. Fajar hampir terbit, nyaris semalaman penuh aku menaiki kereta kuda sebelum akhirnya aku sampai di depan wilayah ibu kota.

Aku cukup bersyukur bisa sampai di Kerajaan Aster dalam waktu yang tidak terlalu lama, selain itu aku pun juga dalam kondisi yang aman utuh tak kurang satu apapun.

Peta rute perjalanan rahasia yang diberikan Oda terbukti akurat dan efektif. Pastinya akan memakan waktu yang lebih lama untuk bisa sampai tujuan bila tak ada rute rahasia tersebut.

Sebenarnya aku masih cukup penasaran dengan pemukiman dan para warga di desa yang kutemui sebelumnya di hutan. Selama aku bekerja di lingkungan Istana, aku tak pernah sekalipun mendengar tentang desa tersembunyi tersebut. Tapi yang paling membuatku penasaran adalah anak - anak pengguna Skill Dewa yang aku temui disana.

Kami para pemilik Skill Dewa yang telah terdaftar dan menjadi anggota Kerajaan Aster, secara otomatis akan menjadi bagian dari Kerajaan Aster. Kami akan hidup terpisah dari wilayah asal kami, kemudian akan bermukim dan di organisir oleh Kerajaan untuk tinggal di dekat Istana untuk melindungi dan memberdayakan kekuatan kami.

Namun kedua anak yang ku lihat sebelumnya, mereka tampak bermukim bersama warga biasa lain. Seharusnya, pihak Kerajaan sudah mendeteksi para pemilik Skill Dewa dengan kekuatan Raja Julius dan membawa mereka ke Istana untuk dilindungi dan di atur sedemkian rupa agar kekuatan mereka tidak disalah gunakan untuk hal - hal yang tidak semestinya.

Bila pun ada pengguna Skill Dewa yang bertugas diluar wilayah Istana, mereka pun wajib menggunakan pakaian yang berlambang kerajaan Aster seperti yang aku gunakan setiap harinya. Namun anak - anak kecil di hutan tersebut tampak tak sedang menggunakan penanda Kerajaan Aster, dan sepertinya pun penduduk di desa tersebut seperti menyembunyikan anak - anak pengguna Skill Dewa itu.

Sembari melewati gerbang Utama Kerajaan, aku merapikan pakaian dan keretaku. Setelah ini aku akan langsung menemui Jendral Ichisan dan menjelaskan hasil pertemuanku dengan Oda, tentunya sesuai dengan apa yang telah aku sepakati sebelumnya dengan Oda.

Melewati gerbang utama ini aku jadi teringat dengan sekumpulan cahaya yang kulihat semalam di hutan. Sekumpulan cahaya itu sempat kupikir adalah berkas cahaya dari pemukiman warga karena cukup banyak. Namun saat aku mendekat, berkas cahaya itu kemudian lenyap begitu saja. "LANTAS BILA ITU BUKAN BERKAS CAHAYA DARI PEMUKIMAN WARGA, CAHAYA APA YANG KUKIHAT SEMALAM?" gumamku perlahan sambil menyapa dan tersenyum pada beberapa orang yang kukenal yang kutemui di sepanjang jalan.

"SETELAH SELAMAT SAMPAI DI ISTANA PAGI INI DENGAN SELAMAT, KUPIKIR - PIKIR AKU CUKUO BERUNTUNG."

"BISA SAJA SEMALAM CAHAYA YANG KULIHAT ITU ADALAH SEKUMPULAN PENJAHAT YANG INGIN MENCELAKAIKU. BERUNTUNG SEKALI PAGI INI AKU MASIH UTUH TAK KURANG SATUPUN" ada perasaan lega yang kurasakan ketika memikirkan berbagai kemungkinan yang bisa saja terjadi semalam.

Sembari bersyukur atas perlindungan Dewa, aku melanjutkan perjalanan menuju ke barak. Sesekali kemudian aku melihat Istana dan kemudian terpikir tentang Jendral Ichisan. Bertahun - tahun aku bekerja dibawah perintah beliau, tak pernah sekalipun setegang ini rasanya akan menemui beliau.

Aku telah memantapkan hati untuk tidak menjelaskan misi yang akan aku jalankan bersama Oda. Ini bukan berarti aku dengan sengaja mengkhianati Jendral Ichisan, namun hal ini harus aku lakukan demi kebaikan Kerajaan Aster juga. Jadi untuk kali ini saja, aku harus meneguhkan hati untuk pertama kalinya menyembunyikan sesuatu yabg penting dari Jendral Ichisan.

Aku melintasi wilayah Ibu Kota pagi hari yang mulai banyak warga memulai aktifitasnya. Aku akan mampir ke barak tempatku tinggal untuk sedikit melepas lelah dan menunggu waktu yang tepat untuk melapor kepada Jendral Ichisan. Selain itu aku juga perlu menata mentalku agar benar - benar siap menemui beliau.

Mungkin juga aku perlu sedikit berlatih untuk menata bahasa dan cerita yang nantinya akan kujelaskan pada Jendral Ichisan sebagai laporan dari hasil misiku ke Penjara Yoru. Sebab dengan kecerdasan dan pengalaman hidup Jendral Ichisan, mungkin saja nantinya bila aku salah bicara justru akan membuat Jendral Ichisan curiga.

"MEMBOHONGI SEORANG BIJAK MUNGKIN BISA, NAMUN TIDAK UNTUK SEORANG YANG KENYANG AKAN PENGALAMAN HIDUP" ucapku sambil menyapa seorang rekan yang kutemui di jalan.

Jadi mulai kupikirkan bagaimana menata runtut cerita yang akan kukisahkan kepada Jendral Ichisan. Beruntung Oda mempermudah tugasku dengan memberiku secarik surat yang akan menjelaskan bagaimana situasi yang terjadi, semoga setelah membaca surat tersebut Jendral Ichisan tak terlalu banyak mencercaku dengan pertanyaan.

Tanpa terasa akhirnya aku tiba di barak tempat aku tinggal. Aku membawa kereta bersama kuda ke tempat yang lebih aman agar tidak mengganggu rekan - rekanku. Beberapa teman menyapa saat berpapasan denganku, tampak kesibukan pagi yang dimulai sejak fajar masih segar menyingsing. Semoga pertemuanku nanti dengan Jendral Ichisan berjalan lancar.

"SEBAIKNYA AKU MENGISTIRAHATKAN BADAN INI SEJENAK SAMBIL MENATA ULANG KISAH YANG AKAN KUCERITAKAN. AKU HARUS BENAR - BENAR FOKUS HARI INI." kataku sambil menepuk - nepuk perlahan wajahku mengusir kantuk yang sesekali hinggap di diriku.

Dan akhirnya aku sampai di kamarku. Aku membuka pintu dan langsung kutuju ranjang tempatku tidur. Seketika kuhamburkan tubuh ini ke atas ranjang untuk sedikit melepas lelah di tubuh ini.Istirahat sejenak sebelum kumulai hari yang menegangkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!