Kami berdua terdiam sedikit lama, kudengar suara sepatu Jendral Ichisan melangkah perlahan kesana kemari beberapa lama, dan kemudian Jendral Ichisan kembali berbicara.
"SUDAH SUDAH, BANGUNLAH SANJU, AKU PERCAYA PADAMU, BANGUNLAH DAN KEMBALI DUDUK DI KURAI ITU." Lanjutnya sambil menunjuk ke arah kursi di depan menjanya. Kulihat Bekiau kembali menyarungkan pedangnya dan mengembalikannya ketempatnya semula.
Betapa leganya aku mendengar Jendral Ichisan berkata begitu, rasanya bagai lepas dari ujung tiang gatungan saja. Akupun bangkit dan kembali menuju tempatku duduk sebelumnya. Saat aku bangkit, kulihat kursi yang kududuki sebelumnya ternyata telah terbalik dan terlempar beberapa meter di sebelah meja saat aku bangkit tadi. Tanpa sadar mungkin aku melemparnya saat aku berusaha berlutut tadi.
Aku pun meraih kursi tersebut dan meletakkannya kembali di depan meja Jendral Ichisan. "MAAFKAN AKU TUAN, AKU TAK BERMAKSUD MELEMPAR KURSI INI, REFLEK TAK SENGAJA YABG MEMBUAT KURSI INI TERLEMPAR, SEKALI LAGI AMPUNI KAMI JENDRAL." Kataku yang berdiri menundukkan kepala di belakang kursi yang baru saja kutata kembali pada tempatnya.
"SUDAHLAH SANJU, AKU MEMPERCAYAI KALIAN, KEMBALILAH KE TEMPAT DUDUKMU." Kata Jendral Ichisan singkat. Aku kembali duduk di kursi sesuai perintah.
"AKU CUKUP TERKEJUT BAHWA ODA SAMPAI IKUT MENCIUM PENGKHIANATAN AKAMATSU. AKU SENDIRI TELAH MENGUTUS BEBERAPA ORANG SECARA DIAM - DIAM UNTUK MENGAMATI AKAMATSU BEBERAPA BULAN TERAKHIR. DAN BUKTI YANG MEREKA BAWA MENUNJUKKAN INDIKASI PENGKHIANATAN YANG DILAKUKAN OLEH AKAMATSU." Lanjutnya.
Mendengar penjelasan Jendral Ichisan aku berusaha menjawab sebisanya, "SEBEBARNYA KAMI TAK TERLALU PAHAM DENGAN PENGKHIANATAN YANG DILAKUKAN PANGLIMA AKAMATSU, ODA HANYA MEMINTA KAMI UNTUK MEMBANTUNYA DEMI KEBAIKAN UNAT MANUSIA, SELEBIHNYA HAMBA HANYA DIMINTA UNTUK MEMBAWAKAN SURAT TERSEBUT PADAMU TUAN." Jawaban yang mampu kukatakan menjawab pertanyaan Jendral Ichisan
Jendral Ichisan kembali terdiam menerawang sambil memikirkan sesuatu dalam kepalanya. Kemudian ia mengambil surat yang Oda berikan dan mengangkatnya ke udara sambil menunjukkannya kepadaku.
"AKU TEBAK KAU TAK TAHU APA YANG ODA TULIS DALAM SURAT INI." Ujar Jendral Ichisan sambil menggoyang goyangkan surat tersebut.
Aku pun langsung menjawab, "BENAR JENDRAL, HAMBA TAK PUNYA NYAKI UNTUK MEMBUKANYA."
Dan seketika Jendral Ichisan pun tertawa keras
"HUAA HA HA HA.. "
"SANJU, KAU MASIH SAJA NAIF SEKALI. HAMPIR SAJA AKU MENGANGGAPMU SEORANG PENGKHIANAT KARENA SURAT INI. BERUNTUNG AKU SELALU BISA MEMPERCAYAIMU SAMPAI SEKARANG, HA HA HA..." Lanjutnya sambiL tertawa.
" MAAFKAN HAMBA JENDRAL, HAMBA TAK PUNYA NYALI UNTUK MELAKUKAN HAL TERSEBUT. BAGAIMANAPUN SURAT TERSEBUT MERUPAKAN RAHASIA DARI KEPALA OENJARA YORU UNTUK ANDA TUAN, MEMBUKANYA TANPA IZIN SAMA SAJA DENGAN PENGKHIANATAN UNTUK HAMBA JENDRAL." Jawabku.
Jendral Ichisan pun kemudian melihat kearahku, dan kemudian Ia berkata, " BAIKLAH SANJU, AKU BERIKAN IZIN UNTUKMU MEMBANTU ODA DALAM PERMASALAHAN AKAMATSU KALI INI."
"BILA MEMANG AKAMATSU YANG KALIAN TUJU, TOLONG BERITAHU PADAKU BILA SEWAKTU - WAKTU BARANGKALI KALIAN MEMBUTUHKAN BANTUAN." Lanjutnya.
Aku yang mendengar izin dari Jendral Ichisa serta tawaran beliau yang ingin memberikan kami bantuan bila diperlukan.
"TIDAK TUAN, HAMBA BUKAN ORANG YABG TEPAT UNTUK MENGUKUR SEBERAPA SELISIH KEBUTUHAN YANG KAMI PERLUKAN UNTUK TUGAS INI, SEMUA KAMI SERAHKAN OADA RENCANA YANG TELAH ODA B PIKIRKAN." Jawabku.
Jendral Ichisan pun beranjak dari kusinya kembali, melangkah perlahan kearahku menepuk pundakku sambil berkata, "BAIKLAH KALAU BEGITU SANJU, KURASA CUKUP KALI INI, AKU MEMBERIKANMU IZIN DENGAN 1 CATATAN, PASTIKAN KALIAN PULANG HIDUP - HIDUP, AKU TAK MAU KEHILANGAN PRAJUTIT SEPERTI KALIAN."
Mendengar beliau berkata begitu, rasanya semangatku langsung meningkat berkali - kali lipat, dan aku pun langsung berkata tegas,
"SIAP JENDRAL!!"
Jendral ichisan pun kemudian mengangguk perlahan, lalu kemudian ia kembali berjalan menjuju tempat duduknya dan berkata, "KURASA KALI INI CUKUP, SANJU. MAAF AKU TAK BISA BERLAMA - LAMA SEBAB SETELAH INI AKI HARUS BERTEMU RAJA JULIUS. KAU BISA PERGI, DAN SAMPAIKAN SALAMKU KEPADA ODA."
"SIAP JENDRAL!!" Kataku singkat dengan perasaan lega yang tiada tara.
Aku beranjak berdiri dari tempat dudukku. Kurapikan kembali kursi yang aku duduki sebelumnya, dan kemudian aku berpamitan kepada Jendral Ichisan, "BAIK JENDRAL, HAMBA MOHON PAMIT, TERIMAKASIH ATAS PENGERTIAN DAN KEBIJAKSANAAN JENDRAL, HAMBA PAMIT PERGI." Kataku sabil menunduk.
"BAIK, SANJU, SEMOGA MISI KALIAN SUKSES, HATI - HATI UNTUK KALIAN SEMUA." Ucap Jendral Ichisan memberi semangat untuk misi kami selanjutnya.
Aku pun mengangguk, lalu perlahan aku berjalan keluar ruangan, kemudian menutup pintu tersebut dari luar.
Ada perasaan lega yang tak bisa kugambarkan setelah berada di luar ruangan Jendral Ichisan. Sungguh beberapa menit yang sangat menegangkan, nyaris saja aku kehilangan kepalaku, beruntung Jendral Ichisan yang bijaksana mengampuniku.
Kutarik nafas dalam sekali, dan menghembuskannya seketika mengusir gekisah dalam hatiku. Aku pun pergi dari ruangan tersbut, berjalan keluar Istana Kerajaan Aster. selanjutnya aku bersiap kembali ke Penjara Yoru, bersiap melakukan misi penting demi keselamatan umat manusia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments