Di rumah Pak Camat

Waktu itu tengah malam. Tepat nya di malam jum'at Kliwon Roro Prameswari berhasil melakukan ritual yang ke sekian kali untuk mempersembahkan sesajen untuk Mbah Rendro dan meminta bantuan untuk melenyapkan Widuri dari dunia ini. Setelah nya Roro harus memenuhi beberapa syarat agar bisa melancarkan tujuannya. Dia harus mencari kain kafan seorang m*yat yang tengah hamil tua dan mengambil bunga tujuh rupa di pemakaman angker yang dekat dengan kuburan Suastika.

Dua puluh menit kemudian, Roro berhasil melakukan ritual persembahan kepada Nyi Narendro. Kini tiba saat nya dia akan beranjak ke kamar agar suaminya tidak curiga bahwa dia sedang melakukan ritual. Saat akan memasuki kamar, ternyata suaminya sudah tidak berada di kamarnya.

'Ke mana ya mas Galuh? Apa dia sedang ke kamar mandi ya?' tanya Roro dalam hatinya.

Roro menunggu di kamar selama lima belas menit namun, suaminya tak kunjung datang. Lantas, dia akan ke kamar Widuri siapa tahu suaminya berada di situ. Perlahan-lahan dia mendekati dan beberapa detik dia sampai di kamar Widuri.

"Widuri, kamu hebat sekali. Tidak kalah dengan Roro. Kalian memang istri idaman Mas."

Terdengar lirih suara Galuh yang sedang merasakan kenikmatan dan suaminya ternyata sedang bersenang-senang dengan Widuri.

'Apa? Mas Galuh sedang bersenang- senang dengan Widuri? Jahat sekali kamu Mas. Kamu bilang tidak akan menyentuh nya lagi. Kok mantra yang saya baca tidak manjur sih? Memang nya ada apa ya? Padahal, setiap malam suro, saya sudah meminum d*rah ayam cemani. Awas saja kamu Widuri. Oh. Iya. Sulastri 'kan meninggal dalam keadaan hamil tua? Wah, besok malam saya harus beraksi,' gerutu Roro dalam hatinya. Hatinya semakin cemburu dan panas karena melihat akhir-akhir ini Galuh dekat dengan Widuri. Roro merasa tidak terima dan merasa dendam nya dengan Widuri semakin membara.

*** *** ***

Pagi pun tiba. Widuri sudah menyiapkan masakan untuk keluarganya dengan rambut yang masih basah. Roro saat itu juga sudah terbangun dengan raut wajah manyun karena melihat madunya telah mendapatkan kesenangan dari Galuh Wiguna.

"Roro kamu kenapa manyun seperti itu?" tanya Bu Marsinah yang sedang menaruh sembako di kotak kayu.

"Tidak apa-apa Bu," jawab Roro datar.

Saat itu, Galuh masih berada di alam mimpi dan masih di ranjang tidur. Mungkin dia masih lemas karena semalam dia sedang bertempur dengan Widuri.

Saat itu, datanglah seorang wanita manis memakai pakaian ronggeng masuk ke dalam rumah Bu Marsinah dan langsung bersalaman dengan Bu Marsinah.

"Maaf, Bu. Saya ke sini mau menyampaikan bahwa saya diperintah pak camat untuk mengisi acara hajatan syukuran di rumahnya. Dan saya harus mengajak Roro untuk duet menari. Bagaimana Bu? Apakah Roro mau ikut dan Ibu mengizinkan?"

Dia adalah Dewi, teman nya yang juga seorang penari ronggeng. Dewi adalah penari senior sebelum Roro Prameswari. Dulu, Dewi adalah teman masa kecil Roro hingga saat ini. Dewi mengajarkan tarian ronggeng kepada Roro hingga sampai termahsyur hingga saat ini.

Widuri juga terlihat sedang membersihkan meja yang sudah kotor penuh dengan debu sambil mendengarkan obrolan tamu dan kelurganya.

Pyar!

Tanpa sengaja Widuri menjatuhkan barang antik milik Marsinah hingga pecah berkeping-keping.

"Ya, Tuhan. Barang nya pecah. Maafkan Widuri ya, Bu. Widuri tidak sengaja."

Sambil gugup, dia memunguti pecahan barang tersebut dan meminta maaf kepada Marsinah.

"Mbak Widuri. Mbak melamun ya? Bersihin meja kotor saja tidak bisa. Oh. Mbak Widuri iri ya jika saya dapat job menari lagi."

Tiba-tiba Roro menyela dan berkata sinis dan menyakitkan terhadap Widuri yang sedang membersihkan barang pecah tersebut. Widuri tidak sengaja menjatuhkan benda tersebut.

"Sudah-sudah. Kalian jangan ribut. Widuri, lain kali kamu harus berhati-hati."

Bu Marsinah menyela dan tidak mau ada keributan di antara menantu nya tersebut.

"Bagaimana, Bu. Apakah saya boleh mengajak Roro ke rumah pak camat?" tanya Dewi yang mengulang pertanyaannya untuk memastikan bahwa Bu Marsinah setuju jika dia mengajak Roro untuk ngejob di rumah pak camat.

"Oh. Di rumah pak Camat ya? Di RT sebelah. Saya sih setuju saja. Asalkan kalian berhati-hati agar tidak diganggu oleh preman kampung di ujung desa sana," jawab bu Marsinah yang telah selesai meletakkan sembako di wadah kotak yang terbuat dari kayu. Kini ia duduk di kursi rotan dan sedang melayani tamunya yang bernama Dewi.

"Baik. Bu. Tenang saja kami nanti diantar oleh pak Jali si supir angkot yang mangkal di pasar kota sana Bu. Sekalian berangkat kerja dan kami sudah sepakat. Bagaimana dengan kamu, Roro. Apakah kamu mau menemani saya?"

Dewi duduk di kursi rotan yang tersedia di ruang tamu dan menanyakan tujuannya kepada Roro Prameswari.

'Aha, kesempatan emas nih. Setelah menari, saya harus melakukan aksi untuk mengambil kain kafan itu dan saya harus meminta bantuan kepada Andi untuk menggali kubur,' lamun Roro dalam hatinya.

Widuri juga terlihat sedang membersihkan meja yang sudah kotor penuh dengan debu sambil mendengarkan obrolan tamu dan kelurganya.

"Roro! Kamu kok malah melamun?"

Dewi melihat Roro melamun sambil senyam-senyum sendiri dan membuatnya penasaran.

"Eh. Iya. Iya saya mau kok ikut. Saya ganti pakaian dulu ya?"

Seketika Roro baru sadar, jika Dewi sedang bertanya kepadanya dan kini dia mulai tersadar dan akan berganti pakaian.

"Tidak usah ganti, Roro. Nanti kostum nya sudah disediakan di rumah pak camat. Kamu tinggal ngikut saya karena waktu sudah mepet," tutur Dewi yang melarang untuk berganti pakaian karena waktu sudah mepet.

"Baiklah. Tapi saya belum pamit Mas Galuh yang masih tidur. Bu, saya bekerja dulu. Nanti tolong bilang sama Mas Galuh. Roro berangkat ya, Bu?"

Roro berpamitan kepada mertuanya karena Dewi sudah menunggunya.

"Iya, Nduk. Kamu hati-hati ya?" jawab Marsinah dengan tersenyum hangat dan menyetujui mantunya untuk bekerja sebagai Penari Ronggeng.

Dua puluh menit kemudian, Roro sudah sampai di rumah pak Camat. Dan Roro langsung diajak Dewi untuk memasuki ruangan yang digunakan untuk merias wajah untuk dirias.

"Neng Roro sudah datang. Ini ada amplop dan surat di dalam nya untuk ongkos pulang. Jangan lupa suratnya dibaca!"

Saat Roro tengah dirias oleh tukang rias, pak Camat yang bernama pak Darto tiba-tiba menghampiri dan memberikan amplop berwarna coklat dan sebuah surat. Terlihat kerlingan nakal mata pak camat ke arah Roro yang sedang dirias dengan riasan yang molek.

"Oh. Iya, Pak. Terima kasih," jawab Roro membalas senyuman manis kepada pak camat.

Setelahnya pak camat beringsut pergi entah ke mana. Pak camat tersebut adalah duda berumur 40 tahun yang berbadan tegap dan berwajah rupawan sehingga Roro tidak bosan jika menghadiri job acara yang diberikan oleh pak camat tersebut.

Setengah jam kemudian, Roro telah selesai dirias dan mengenakan kostum yang sangat ketat dan menggoda. Sebelum acara dimulai, Roro penasaran dengan isi amplop tersebut dan surat yang kata pak camat ada dalam amplop tersebut. Lalu Roro mulai menyibak amplop tersebut dan akan mengambil suratnya terlebih dahulu. Soal uang nanti dulu, dia tidak enak menghitung uang di acara tersebut. Sontak, Roro terkejut dengan isi surat tersebut.

"Roro, jika mau, nanti setelah acara jangan pulang dulu. Saya sudah menyiapkan rumah baru untuk kamu. Tapi ada syaratnya. Maukah nanti sore, kamu saya antar di rumah itu dan kita bersenang-senang bersama. Jika saya puas. Saya akan memberikan apa pun yang kamu mau."

Begitulah bunyi surat dari pak camat yang bernama pak Darto. Roro terkejut dengan hadiah yang diberikan oleh pak camat.

'Boleh juga tuh tawaran dari pak RT. Tapi, saya juga harus mencari kain kafan dan bunga tujuh rupa itu. Aduh, jadi bingung begini. Sebenarnya ini kesempatan emas bisa keluar dan tidak dicurigai oleh mas Galuh,'

Roro bimbang harus mengutamakan yang mana. Jika dia menolak ajakan pak camat pasti rumah nya tidak jadi dia miliki. Tetapi, dia juga harus menjalankan misinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!