Dendam Roro Prameswari

Di tengah malam, malam yang terasa dingin karena kabut dan disertai angin yang kencang membuat beberapa orang kedinginan. Saat itu, Widuri berjalan mengendap-endap karena takut ketahuan oleh Roro dan hantu yang berwujud nenek tersebut karena dia telah menjatuhkan nampan stainles hingga membuat Roro bangkit dari acara ritualnya yang baru saja selesai. Saat itu, Roro berjalan mendekati sumber suara dan berkata,

"Siapa di situ!"

Dia berteriak kala mendengar bunyi nampan yang jatuh. Widuri kebingungan takut ketahuan, tapi tiba-tiba ada kucing Anggora milik Marsinah datang dan berjaaln melintasi area nampan yang terjatuh tersebut. Lantas, dia merasa lega dan berlari secepatnya menuju kamar. Pasti Roro akan mengira bahwa yang menjatuhkan nampan tersebut adalah kucing anggora milik mertuanya.

Nafasnya lega, akhirnya Tuhan menyelamatkan Widuri dengan datangnya kucing penyelamat. Jadi, Roro tidak curiga jika Widuri tahu mengenai rahasia tersembunyi yang dirahasiakan olehnya. Roro melakukan ritual yang dilarang oleh agama.

Yang membuat Widuri geram dan ingin membongkar kebusukan Roro Prameswari. Namun, saat ini bukan waktu yang tepat. Widuri harus bermain cantik dan tidak tergesa-gesa.

Akhirnya Widuri sudah sampai di kamarnya walau kerongkongannnya masih terasa kering. Biarlah, asalkan selamat dari Roro. Widuri akan mengambil air matang saat menjelang subuh nanti.

Kriet!

Terdengar pintu sebelah mulai terbuka. Benar saja dugaannya, barang yang dijatuhkan Widuri mengakibatkan seseorang terbangun. Widuri masih belum tidur, dia akan memastikan bahwa Roro tidak melihat dirinya.

"Dek, tengah malam begini kamu belum tidur? Sepertinya ada barang yang terjatuh?"

Terdengar suara suaminya sedang bercakap dengan Roro. Suami Widuri terbangun karena mendengar suara barang terjatuh yakni barang yang tidak sengaja dijatuhkan oleh Widuri karena ketakutan.

"Roro habis buang air kecil, Mas. Itu, kucing milik Ibu menjatuhkan nampan, Mas jadi terbangun ya?"

Roro berpura-pura mencari alasan agar tidak ketahuan bahwa sebenarnya tadi sedang melakukan ritual sesembahan pada malam Jum'at Kliwon. Dia tidak mau, Galuh Wiguna murka dan mengusir dari rumah itu karena Roro melakukan hal yang buruk yang dilarang agama.

"Oh. Yasudah. Yuk kita bertempur. Tadi Mas ketiduran. Mas pengen nih?"

Galuh tidak curiga sedikit pun terhadap Roro yang sedang melakukan ritual. Dia malah meminta jatah dengan manja yang belum sempat tersalurkan.

"Ayo, Mas. Widuri juga tidak sabar atuh."

Terdengar jawaban Roro kepada Galuh dengan nada manja yang membuat hati Widuri bagai tersayat-sayat.

Mendengar Roro bermanja-manja dengan Galuh, Widuri merasa cemburu. Namun, dia bisa apa. Dia hanya istri lusuh yang numpang dikeluarga suaminya. Walau begitu, Istri mana yang tidak cemburu mendengar suaminya bermanja-manja dengan wanita lain. Hati Widuri bergemuruh dan harus menyiapkan mental sekuat baja untuk menghadapi hidup yang penuh nestapa.

"Ya, Tuhan. Kuatkanlah hamba menjalani hidup ini. Suatu saat saya akan memberi tahu bahwa Roro bukanlah istri yang baik yang menurut mertua dan suaminya sempurna. Padahal, Roro adalah wanita yang bersekongkol dengan setan,' batin Widuri dalam hatinya.

Widuri tidak terima suaminya diambil alih oleh seorang pemuja setan. Dikira Widuri, Roro adalah wanita cerdas yang ahli dalam menari Ronggeng, tapi faktanya dia memasang susuk dan memuja setan.

Tanpa terasa, Widuri mulai mengantuk. Tidak lama, badannya mulai jaruh ke atas ranjang tidur yang sudah usang. Tidur sendiri tanpa ditemani suami. Dia kini dibedakan, ranjang Roro terbua dari 'spring bed' yang sangat empuk serta kamar yang luas.

Nasib Widuri sungguh malang. Tetapi dia masih beruntung, keluarganya tidak menganiaya dirinya. Hanya saja, rasa sakit hati itu memang ada dan membekas sampai ke ulu hati.

Semenjak Galuh mempersunting Widuri, dia tidak pernah menyentuh istri pertamanya tersebut karena sudah ada pengganti istri yang lebih molek yakni seorang penari ronggeng yang menghasilkan jutaan rupiah dalam hitungan hari.

**** ****

Pagi pun tiba. Widuri sedang mempersiapkan sarapan dan mempersiapkan bekal suaminya saat nanti beduk tiba karena Galuh Wiguna akan memanen cengkeh di ladang yang dekat dengan hutan tepatnya di Lereng Gunung dekat daerah tempat tinggalnya.

Tiba-tiba Galuh berjalan ke arah Widuri yang sedang menata sajian masakan di ruang makan. Dia hanya memakai kaos oblong berwarna putih dan celana boxser pendek. Terlihat secara transparan d*da bidang milik suaminya tersebut hingga terlihat sangat menawan dan tampan. Pantas saja Roro tergila-gila dengan Galuh Wiguna.

"Wid, kamu masak apa? Aroma masakannya tercium harum sekali. Perut Mas jadi keroncongan."

Galuh mulai menyapa Widuri yakni istri pertamanya yang kini dia sempat terabaikan karena terkena sihir kecantikan dari Roro Prameswari.

"Eh. Mas sudah bangun. Saya masak semur jengkol, sambal terasi dan ayam goreng, Mas. Oh. Ya. Widuri juga sudah membuat segelas kopi dan satu teko teh manis untuk Mas. Ayo, sialakan dimakan. Kok ibu belum ke sini di mana ya?"

Widuri memang istri sholehah dan gemati kepada keluarganya. Sementara Roro masih tertidur pulas setelah melakukan pertempuran panas dengan Galuh Wiguna. Mungkin tenaganya kini masih lemas. Padahal ini sudah jam 08.00 pagi.

"Kata Ibu kemaren, beliau bilang kepada Mas, bahwa beliau sedang rewang di acara hajatan pernikahan Tika dengan Andi. Acara resepsinya besok dan Mas harus mengantar Roro ke acara tersebut karena di undang Tuan Rumah untuk menari di acara tersebut," jawab Galuh dengan bangga karena Roro akan tampil di pernikahan tetangganya.

"Oh. Kok Tika mau dengan Andi ya, Mas? Andi 'kan pria ugal-ugalan dan suka menyabung ayam. SementaraTika seorang yang suka mengajar TPQ di desa ini. Dan terkenal alim karena berasal dari pondokan," jawab Widuri dengan rasa kaget.

Saat Widuri menyinggung tentang Andi, tiba-tiba Roro terbangun dan ikut bergabung di ruang makan.

"Mbak, kamu ini kolot banget jadi orang. Andi itu anak dari juragan tanah. Wanita zaman sekarang tuh cuan nomor satu. Perkara alim itu belakang. Jadi, Mbak jangan sok deh," sahut Roro secara tiba-tiba dengan nada sewot.

Dia tidak terima jika Andi dijelek-jelekkan oleh Widuri. Karena Andi adalah orang yang berjasa kepada Roro yakni sudah rela mencarikan ayam cemani hitam kepada Roro. Karena sebenarnya Andi tergila-gila dengan kemolekan Roro. Andi terpaksa menikahi Tika karena dijodohkan oleh orang tuanya.

"Sudahlah, jangan berdebat. Roro, sebaiknya kamu juga harus berhati-hati dengan Andi. Mas tidak suka kamu dekat-dekat dengannya. Mas tahu lho, Andi suka menyawer kamu dan tangannya sangat nakal memegang area tubuh kamu. Jadi, kamu jangan neko-neko sama dia!"

Saat Roro membela Andi di depan Widuri, Galuh malah tersulut emosi. Diam-diam Galuh memata-matai tentang kegiatan istri-istrinya di luar sana entah itu menyuruh orang, atau pun Galuh sengaja melihatnya sendiri.

"Mas, saya tidak mau setengah-setengah dalam menjalankan profesi, buktinya, saya menjadi jawara Putri Ronggeng nomor satu. Jadi ya wajar dong, Mas," jawab Roro yang masih ingin menang sendiri.

"Tapi, menari itu juga ada batasnya lho, Dek. Jangan sampai tubuh kamu dipegang orang secara sembarangan. Kamu itu istri Mas. Awas ya kalau Mas melihat kejadian itu lagi!"

Galuh mulai tersulut emosi karena Roro yang tidak mau mendengar perintah dari suaminya. Galuh tidak mau istrinya menjadi santapan untuk pria hidung belang di luar sana.

'Gara-gara Widuri. Mas Galuh jadi marah sama saya. Awas ya kamu Widuri! saya akan menyuruh Mbah Rendro untuk melenyapkan kamu dari dunia ini,' batina Roro saat itu penuh dengan rasa dendam kepada Widuri.

Gara-gara membicarakan Andi, Widuri menjadi ikut getahnya dan terjadi percekcokan di antara mereka dan Roro berencana akan melenyapkan Widuri dari dunia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!