BAB 15

Pagi hari Tiara bangun dan melihat Adit sudah tidak ada disampingnya, ia pun turun dari ranjang dan segera membersihkan tubuhnya.

Setelah selesai mandi Tiara pun turun kebawah untuk mencari Adit, namun begitu ia turun ia melihat kondisi sepi.

" Pak Adit kemana yah " gumam Tiara sendiri

Akhirnya Tiara memutuskan untuk membuatkan Adit sarapan, ia pergi ke dapur dan melihat isi kulkas tersebut.

" Kayaknya Pak Adit baru belanja bulanan, soalnya masih lengkap " ucap Tiara sambil memperhatikan isi kulkas

Tiara ingin membuatkan Adit jus buah, dan juga roti bakar.

Saat Tiara tengah mengolesi roti dengan selai, ia dikejutkan oleh sebuah tangan yang melingkar dipinggangnya.

" Kamu sedang apa " ucap laki laki yang tentunya sudah Tiara hafal suaranya

" Bikin sarapan buat bapa " jawab Tiara yang masih mengolesi roti tersebut

" Memang kamu tau saya ingin sarapan apa..? " tanya Adit yang semakin mengencangkan pelukannya

" Engga, tapi saya mau bapa makan apa yang bikin " jawab Tiara

" Iyah sayang " setelah menjawab Adit meninggalkan kecupan di pipi Tiara

Sejujurnya yang Adit maksud tentunya bukan makanan yang dibuat Tiara, namun ia ingin Tiaralah yang menjadi sarapannya.

" Kamu sudah mandi..? " tanya Adit menghirup aroma tubuh Tiara yang wangi

" Sudah " jawab Tiara singkat

" Yaudah saya mandi dulu " lagi lagi Adit meninggalkan kecupan di pipi Tiara sebelum akhirnya ia pergi

Tiara merasa jantungnya berdebar debar, entah beberapa kali ini ia merasakan seperti itu saat bersama dengan Adit.

Namun Tiara tak ingin menganggap itu cinta, karena ia tak ingin jatuh cinta kepada Adit.

Tiara segera menyusun makanan yang sudah ia siapkan diatas meja makan, tak lama Adit sudah turun.

" Sudah selesai..? " tanya Adit menghampiri Tiara

" Menurut bapa..? " Tiara berbalik bertanya

" Sudah, ayo sarapan " ajak Adit dan Tiara mengangguk

Adit mengambil roti yang sudah Tiara panggang, dan ia juga meneguk jus yang Tiara buatkan.

" Makanya Pak cepet nikah biar ada yang layanin seperti ini " ucap Tiara sambil memakan rotinya

" Hmm " Adit hanya membalas dengan gumaman

Adit tak tertarik untuk menikah, bahkan pacaran saja ia hanya untuk mendapatkan kesenangan.

Ia trauma menjalin hubungan yang serius kepada wanita, sebab yang ia pikir wanita itu hanya menginginkan uangnya saja.

" Siang kamu ga perlu masak biar kita beli saja " ucap Adit yang masih menikmati Roti nya

" Pak itu bahan di kulkas lengkap, kalau bisa masak kenapa harus beli. Bapa tuh terlalu boros tau ga " Tiara mengomeli Adit yang memang boros

" Bukannya wanita lebih suka makan di luar atau membeli daripada harus memasaknya..? " tanya Adit

" Engga juga, saya lebih baik masak pak. Apalagi kalau saya sudah nikah nanti, saya ingin menjadi ibu dan istri yang baik untuk keluarga saya. Saya ingin membuatkan sarapan, makan siang dan makan malam bahkan kalau bisa nih pak saya ingin membawakan anak dan suami saya bekal jadi mereka ga perlu mikir makan siang apa " ucap Tiara sambil membayangkan hal itu

" Jadi kamu ingin menikah..? "

" Ya ingin pak, sangat ingin bahkan. Saya ingin menikah, punya keluarga, saya ingin punya rumah untuk tempat saya meluapkan apapun yang saya rasakan. " jawab Tiara

Dulu saat Adit menjalin hubungan dengan beberapa wanita, bahkan ada yang mengatakan tak ingin memiliki anak karena akan merusak tubuhnya, ada yang mengatakan jika menikah ia akan menyerahkan semua kepada asisten rumah tangga.

Tapi mengapa Adit tak mendengar itu dari Tiara, semenjak menjadi kekasihnya pun Tiara tak pernah meminta ini itu kepadanya.

Walaupun memang Tiara tak mengakui hubungannya, tapi tetap saja Adit tak pernah mendengar ucapan Tiara tentang uang.

" Bapa sudah selesai makan..? Sini biar saya cuci piring nya " Tiara mengambil piring dan gelas kotor milik Adit dan menumpuknya jadi satu untuk ia bawa

" Nanti saja biar di cuci oleh pembantu" ucap Adit melarang

" Ga apa apa cuma sedikit pak, kenapa sih harus ngandelin asisten rumah terus selagi kita bisa " Tiara mengomeli Adit

Tiara langsung mencuci piring dan gelas kotor tersebut, sedangkan Adit hanya memperhatikan dari kejauhan.

' Apa dia wanita yang berbeda..? Apa di adalah wanita baik baik..? ' ucap Adit dalam hati sambil memperhatikan Tiara

Setelah selesai mencuci piring, ia kembali duduk bersama dengan Adit.

" Tiara " panggil Adit

" Hmm ya kenapa ..? " saut Tiara yang tengah menatap ponselnya

" Boleh saya bertanya sesuatu"

" Boleh, bapa mau nanya apa..? " Tiara meletakkan ponselnya dan mulai memposisikan duduknya agar lebih nyaman.

" Apa kamu pernah selingkuh atau di selingkuhi... ? "

" Engga pernah dua duanya, karena saya ga punya pacar " Tiara menggelengkan kepalanya

" Tapi apa kamu pernah berfikir ingin berselingkuh jika memiliki pasangan..? "

" Ya engga lah pak, saya tanya sama bapa. Emang kalau bapa punya pasangan nih, terus bapa selingkuh. Yang bapa cari itu apa..? " Tiara berbalik bertanya kepada Adit

" Engga tau saya ga pernah selingkuh " jawab Adit menggelengkan kepalanya

" Ada niat..? " tanya Tiara kembali

" Engga ada " jawab Adit menggelengkan kepalanya

" Lalu kenapa kamu mau dengan tawaran saya..? " tanya Adit yang ingin tau Tiara lebih jauh

" Sejujurnya saya sudah meminjam uang kepada teman saya bernama Andi, tapi saat saya pulang saya mengalami kecopetan pak uang saya habis bahkan sisa uang saya hanya 500 ribu saat itu. Apalagi ditambah masalah adik saya, ibu kontrakan, dan belum lagi saya harus bayar kuliah bulan ini, terus saya juga di stop dari kerja part time saya. Jujur saat itu saya lebih baik mati pak, tapi saya berfikir saya masih memiliki adik yang membutuhkan saya. Akhirnya mau tidak mau saya mengambil pilihan yang bapa kasih, ya walaupun saya tau resikonya seperti apa pak. Bahkan mimpi saya untuk membangun rumah tangga juga sepertinya sulit pak " Tiara bercerita dengan mata yang berkaca kaca.

Dari semua yang Tiara ceritakan Aditlah yang membuatnya, dari masalah cafe, uang Tiara yang di copet, uang kontrakan, bahkan perkuliahan yang saat ini sudah kembali turun biayanya.

Namun Adit tak pernah berfikir jika Tiara ingin mengakhiri hidupnya, ia ada rasa bersalah telah begitu jahat kepada Tiara.

" Uang yang bapa kasih kesaya pun masih ada, saya hanya gunakan untuk membayar hutang. Bahkan kayaknya saya gatau uang banyak itu untuk apa, saat saya kerja nanti saya akan miliki penghasilan sendiri" ucap Tiara kembali

" Tiara ad yang saya ingin bicarakan sama kamu " ucap Adit dengan serius

" Tentang apa pak... ?" tanya Tiara penasaran

Adit menarik nafasnya dalam dalam sebelum ia menceritakan semuanya kepada Tiara.

" Semua yang terjadi sama kamu kemarin, itu adalah rencana saya. Saya yang membuat semua itu agar kamu menerima tawaran saya " ucap Adit dengan jujur

Tiara yang mendengar pun terkejut, ia benar benar tak percaya dengan apa yang ia dengar sekarang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!