Nabila tau mungkin ini salah, namun ia tak punya pilihan lain.
" Udah lama nunggunya yah..?" ucap Laki laki disebrang kursi Tiara
" Ehh emm engga ko " Jawab Tiara gugup
" Heii kenapa..? Ko kamu gugup banget, ada apa katakan " ucap Andi sambil menengkan
Disaat pikirannya sudah kacau dan tak tau harus meminta tolong kepada siapa, Tiara hanya ingat Andi ia pun mengajak Andi untuk bertemu.
" Ti kenapa ko malah diem, tadi katanya ada yang mau di obrolin" ucap Andi mengejutkan lamunan Tiara
" Jadi gini ndi, kalau boleh emm " Tiara ragu untuk berbicara hal itu
" Kalau boleh apa..? " tanya Andi yang penasaran
" hmm aku...ehh Engga jadi deh ndi "
" Apa ngomong aja Ti, kenapa coba kamu kayak sama siapa aja "
" Ga apa apa ko "
" Ti, selagi aku bisa bantu aku akan bantu kamu ko serius " Andi memegang tangan Tiara
" Apa kamu lagi ada masalah besar..? "
" Hmm aku mau—" saat Tiara hendak menjawab terdengar panggilan masuk dari ponsel milik Tiara
" Bentar yah Ndi adik aku telpon " ucap Tiara
" Iyah ga apa apa angkat aja dulu " ucap Andi
Tiara : Hallo, Iyah kenpa Ni..?
Aini : huuu...hiks hiks
Tiara : Kamu kenapa, cerita sama Kaka yah
Aini : Kak aku mau minta maaf sama kaka
Tiara : Minta maaf..? Minta maaf kenapa..?
Aini : Jadi kemarin yang Kaka berikan aku pakai untuk pergi dengan teman teman aku, dan sekarang aku haru membayar uang sekolah kak kalau ga bayar besok aku akan di keluarkan kak
Tiara : Kenapa bisa Ni, memang berapa bulan kamu tak membayarkan..?
Aini : 4 bulan kak, hiks hiks jadi semuanya 2 juga kan
Tiara : Yaudah kamu tenang dulu yah sekarang, biar kak yang mikir haal itu
Aini : Makasih Yah Kak
Dengan segera panggilan berakhir, pikiran Tiara semakin kacau.
" Kenapa..? Ada apa sama adik kamu ..? " tanya Andi khawatir
" Engga apa apa ko ndi, biasa hehe "
Tiara tak mungkin meminjam uang sebanyak itu kepada Andi, ia pun mengurungkan niatnya untuk meminjam kepada Andi.
" Ndi, maaf kayaknya aku harus pulang ga masalah kan..?" ucap Tiara
" Aku antar yah " ucap Andi yang khawatir
" Engga apa apa ko Ndi, makasih yah sebelumnya maaf aku ganggu waktu kamu "
Setelah itu Tiara pergi meninggalkan Andi, ia pun segera pulang menuju rumahnya.
***
Esok hari Tiara pergi ke kampusnya dengan benar benar malas, pikirannya benar benar kacau ia tak bisa memikirkan hal lain.
Tiara kembali melihat Adit, namun kali ini Adit bersikap biasa saja bahkan tak menoleh sedikit pun kearah Tiara.
" Apa aku ambil tawaran dari Pak Adit, tapi ga engga engga engga pasti ada cara lain " gumam Tiara
Tiara masuk kedalam kelasnya dan ia melihat Alya yang sedang memainkan ponselnya.
" Sibuk banget sih " ucap Tiara mengejutkan Alya
" Ehh Ti kaget, ini kamu belum liat grup yah "
" Belum ada apa emangnya..?"
" Jadi katanya ada kenaikan uang pangkal, dan berlaku bulan ini "
" Lo ko bisa sih..? Kenapa ga ada edaran atau apapun..? "
" Ya engga tau "
Tiara semakin lemas mendengar berita itu, mau tidak mau sepertinya ia mempertimbangkan tawaran Adit
Selesai kuliah Tiara berencana menemui Adit, setelah didepan pintu ruangan Adit Tiara mengatur nafasnya dan bersiap mengetuk pintu ruangan.
" Mau apa kamu kesini " ucap suara mengejutkan Tiara
" Ehh emm " Tiara gugup saat melihat Adit yang berdiri dibelakangnya
" Masuk " ucap Adit dengan datar
Tiara mengikuti langkah Adit dari belakang, setelah sampai diruangan Adit menyuruh Tiara untuk duduk.
" Kenapa..? Ada perlu apa kamu kesini " ucap Adit sambil menyilangkan kakinya
" Hmm jadi gini mm " Tiara ragu untuk mengatakan hal itu
" Katakan cepat, saya haru pergi " ucap Adit dengan ketus
" Saya ambil tawaran yang bapa berikan " ucap Tiara dengan pelan
" Yakin..? Kenapa tiba tiba kamu mau ambil tawaran saya..?' Adit tersenyum senang mendengar jawaban dari Tiara
" Saya..saya lagi butuh uang Pak tapi kalau boleh saya—" ucapannya terhenti karena Adit
" Saya akan berikan kamu uang 50 juta, gimana cukup..? Atau kurang..? "
Tiara terkejut dengan nominal uang yang Adit sebutkan.
" Uang itu hanya untuk awal saja, kamu tidak perlu khawatir semua biaya kuliah kamu dan apapun yang kamu butuhkan saya akan penuhi. Tapi saya ingin kamu mengikuti apa yang saya pinta"
Tiara diam sejenak untuk mempertimbangkan tawaran Adit , dan dengan berat hati Tiara menjawabnya.
" Baik saya setuju pak " jawab Tiara dengan rasa sesal
Adit mengeluarkan sebuah kartu dari dalam dompetnya, dan memberikan kartu itu kepada Tiara.
" Pinnya ulangtahun kamu, disana ada 50 juta. " ucap Adit
Tiara dengan ragu ragu mengambil kartu tersebut, entahlah apakah keputusannya telat untuk sekarang.
" Namun untuk pemanasan saya ingin kamu ikut dengan saya "
" i..ikut kemana pak..? " tanya Tiara yang takut
" Nanti kamu juga tau "
Adit dan Tiara segera keluar dari ruangan, karena Tiara tak ingin ada yang tau mengenai kedekatannya dengan Adit ia meminta untuk menjaga jarak.
Tiara menunggu Adit di halte yang cukup jauh dari kampus, dan tak lama menunggu sebuah mobil berhenti tepat di hadapannya.
" Masuk " ucap Adit dari dalam mobil
Tiara pun langsung masuk kedalam mobil, ia tak berani menatap kearah Adit.
" Bapa mau ngapain " ucap Tiara saat Adit mendekat kearah dirinya
" Saya hanya ingin memasangkan seatbelt " jawab Adit yang memang ingin memasangkan seatbelt milik Tiara
" Oo "
Sepanjang jalan tak ada percakapan dari keduanya, dan Tiara terus menatap kearah jendela.
" Apa yang ingin dia lakukan, apa rencana dia " kata kata itu terus menerus muncul di pikiran Tiara
Hingga akhirnya mereka sampai di sebuah rumah yang cukup besar, setelah memarkirkan mobilnya Adit mengajak Tiara untuk masuk.
" Ki..kita ngapain kesini Pak " tanya Tiara gugup
" Tenang saja kamu ga perlu khawatir " jawab Adit
" Kamu duduk dulu disini, saya akan membuatkan kamu minuman " ucap Adit
" Saya ga haus pak, katakan apa yang bapa inginkan "
Adit yang sebelumnya ingin pergi kedapur, kembali berbalik dan mengajak Tiara duduk disofa.
" Kenapa.. Kenapa. Buru buru sih "
" Pak.. Bapak bisa ga duduknya agak jauh dari saya "
Tiara merasa risih melihat Adit yang duduk sangat dekat dengan dirinya, namun bukannya menjauh Adit justru mengangkat Tiara dan mendudukkannya dipangkuan dirinya.
" Pak Saya akan teriak kalau bapa macem macem " Ancam Tiara
" Silahkan sayang silahkan teriak sepuasnya, tak ada yang mendengar " ucap Adit
Adit menciumi leher Tiara, wangi itu wangi yang Adit suka.
" Pak.. jangan seperti ini pak " Tiara mencoba menjauhkan dirinya
" Bukannya kamu sendiri yang menyanggupi tadi, kenapa sekarang kamu menolak..?"
Tiara teringat ucapan Adit tadi, dan benar ia sudah menyanggupi syarat dari Adit.
Adit menggendong tubuh Tiara ala brides style, ia membawanya kedalam kamar milik Adit.
Setelah di dalam kamar Adit menurunkan dengan pelan Tiara dikasur miliknya yang cukup besar.
" Mulai detik ini, kamu resmi menjadi kekasih saya " ucap Adit yang tepat diwajah Tiara
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Cita Solichah
lah.. tenang banget ya responnya..!!
2023-11-19
0