BAB 9

Sudah tiga hari Tiara di rawat dirumah sakit, sudah tiga hari pula Adit menemani dirinya.

Untuk makan Adit meminta orang kepercayaannya untuk membawakan, ia hanya akan meninggalkan Tiara untuk mandi.

" Pak saya bosan di sini kapan saya boleh pulang " tanya Tiara sambil memainkan ponselnya

" Sampai dokter mengizinkan" jawab Adit yang tengah fokus menatap layar laptopnya

" Hufh saya sudah baik ko, lagian gimana kuliah saya nanti. Kalau tugas saya banyak gimana "

" Saya tidak akan memberikan tugas untuk kamu "

" Tapi pak—" ucapan Tiara terhenti

" Kamu sudah tidak sabar ingin melakukan hal itu ...? " Adit menutup layar laptopnya

" H..haal i..tuu apa pak, e..engga saya beneran mau cepet masuk kuliah " jawab Tiara dengan gugup

" Kenapa gugup..? Kamu sudah membayangkan..? "

" Engga siapa yang gugup saya biasa aja, bapa ga bosen apa disini terus mending keluar cari udara atau ke kampus sana ngajar "

" Kenapa kamu gugup kalau saya disini..? "

" Engga pak engga, terserah bapa lah mau apa saya mending tidur " Tira langsung membelakangi Adit

Adit hanya tersenyum melihat kelakuan Tiara, ia pun kembali membuka layar laptopnya dan melanjutkan pekerjaannya.

***

Setelah pemeriksaan hari ini Dokter mengizinkan Tiara untuk pulang, dengan bahagia Tiara menyambut berita itu.

" Akhirnya" ucap Tiara bagai mencium aroma kebebasan

" Hmm gimana kamu sudah ga sabar kan..? " tanya Adit berbisik

" Pak tadi bapa ga denger dokter bilang apa..? Saya ga boleh cape cape, ga boleh ngelakuin aktivitas berat " jawab Tiara

" Ga sabar masuk kuliah, memang yang kamu pikirkan ga sabar untuk apa..? "

Mendengar hal itu Tiara merasa malu, dengan cepat ia membuang wajahnya ke lain arah.

" Tapi untuk hal itu kamu ga perlu khawatir, saya pastikan kamu tidak akan kelelahan gimana. .? "

" Pak stop saya gamau bahas hal kayak gitu sekarang .."

" Gimana kalau nanti..? "

" Engga juga pak, udah saya mau ganti baju dulu "

Tiara pun segera mengambil pakaiannya dan bergegas menuju kamar mandi

***

Adit dan Tiara kini sudah pergi meninggalkan rumah sakit, namun Adit tak ingin membawa Tiara langsung pulang kerumahnya.

" Pak ini bukan jalan kerumah saya Pak " ucap Tiara melihat jalan yang berbeda

" Hmm ya saya tau " jawab Adit sambil menyetir

" Terus mau kemana pak..? "

" Kerumah saya "

" N..ngapain pak...? Bapa ga denger apa kata dokter tadi yah, bapa kan tadi ada disana " Jawab Tiara dengan panik

" Sssttt kamu bisa diem ga..? Atau memang ini rencana kamu agar tak menjalankan kesepakatan kita..? " ucap Adit kali ini dengan serius

" Engga saya ga ada rencana apapun "

" Yaudah kalau gitu udah diem aja "

Akhirnya Tiara menurut, ia tak ingin berdebat dengan laki laki itu.

Mobil yang dikendarai oleh Adit pun sampai, dengan segera Adit mengajak Tiara untuk masuk kedalam.

" Kamu tunggu sini biar saya buatkan minuman " ucap Adit melangkah ke arah dapur

Tiara meremas ujung bajunya, kali ini ia benar benar takut dengan apa yang Adit lakukan kepadanya.

Tak lama Adit datang dengan membawa minuman, dan dua gelas kosong ditangannya.

" Mau tuang sendiri atau saya yang tuangi..? " ucap Adit

" Saya bisa sendiri " jawab Tiara dengan cepat

Tiara memperhatikan Adit yang sudah lebih dulu minum, dengan artian Adit tak mencampurkan apapun di minuman tersebut.

" Kenapa..? Kamu takut saya kasih obat tidur di minuman ini..? " tanya Adit melihat Tiara yang ragu untuk minum

" Engga pak " jawab Tiara yang dengan cepat meminum minumannya

" Tuang lagi saja kalau kamu masih haus " Adit kembali menuang minumannya

" hmm " gumam Tiara pelan

" Saya tinggal sebentar, kamu santai saja dulu " ucap Adit yang kemudian pergi meninggalkan Tiara

Tiara kembali menuang minumannya kedalam gelas yang sudah kosong, ia pun kembali meneguk minumannya.

" Ini rumah ga ada ac-nya apa ya panas banget " gumam Tiara sambil mengipas ngipas dengan tangannya

Tiara merasakan tubuhnya yang panas, semakin lama ia juga semakin merasakan gelisah.

Tiara tak menaruh curiga apapun kepada Adit, karena ia melihat sendiri Adit ikut meminum minumannya.

Sedangkan Adit sengaja membiarkan Tiara sendiri, Adit sengaja tak mencampurkan obat tersebut didalam minuman justru ia meletakkan langsung di gelas milik Tiara.

" Duh Pak Adit kemana sih " gumam Tiara yang merasa tubuhnya semakin panas

Tak lama Adit keluar dengan Wajahnya yang datar, seolah olah ia tak tau apa yang tengah Tiara rasakan.

" Pak Rumah bapa ga ada AC apa yah panas banget " ucap Tiara

" Disini memang ga terlalu dingin, atau kamu mau dikamar saya..? "

" Hmm boleh pak "

Tanpa pikir panjang Tiara mengiyakan ajakan Adit, ia sudah merasa sangat panas.

" Masuk " ucap Adit sambil membuka pintu

Tiara pun masuk dan langsung duduk di sofa kamar tersebut.

" Bisa ga pak dibikin sedingin mungkin soalnya masih panas " ucap Tiara

" Boleh " Adit langsung memainkan temperatur udaranya

" Gimana masih panas... ?" tanya Adit

" Masih pak " jawab Tiara mengangguk

Adit duduk di sebelah Tiara, ia memandangi Tiara dari atas hingga bawah.

" Saya tidak meminta sekarang, tapi saya hanya ingin ini " Adit mengelus bibir Tiara

Adit dengan cepat mencium bibir milik Tiara, ciuman itu dibalas oleh Tiara.

Ciuman lembut itu berubah menjadi ******* oleh Adit, namun lagi lagi tak ada penolakan dari Tiara.

Ciumannya mulai turun kebagian leher Tiara, aroma wangi ny benar benar membuat Adit semakin tergoda.

" hmmm mmhh " ******* mulai keluar dari mulut Tiara

Adit pun mulai bermain main disana

Tiara merasakan ada yang aneh, ia ingin Adit tak berhenti untuk memainkannya.

" Saya takut kelepasan" Adit menghentikan permainannya

" Pak.. " ucap Tiara dengan seram

" Ya kenapa..? " tanya Adit menatap Tiara

" Engga apa apa pak " jawab Tiara yang mengurungkan ucapannya

Tiara kembali merasakan panas dan gelisah, ia ingin meminta Adit untuk kembali menyentuhnya.

" Ayo kamu mau pulang..? " tanya Adit yang sudah bangun

" Saya ingin seperti tadi pak " jawab Tiara pelan, sebab ia sangat malu mengatakannya

" Saya takut ga bisa kontrol diri saya, kecuali memang kamu benar benar siap untuk memberikannya sekarang "

Tiara pun berfikir dalam dalam, ia tak tau apa yang tengah ia rasakan namun saat hal yang Adit lakukan tadi membuat rasa panasnya sedikit berkurang.

" I..iya pak saya siap " ucap Tiara dengan ragu dengan wajah yang menunduk

" Ga apa apa gausah di paksa, ayo " jawab Adit

Tiara langsung mengangkat wajahnya, dan ia pun mencium bibir Adit lebih dulu.

Ada rasa bahagia dari diri Adit, ia berhasil membuat Tiara memberikan dirinya sendiri tanpa paksaan dari dirinya.

" Kita pindah ke kasur ya sayang " bisik Adit namun Tiara mulai pasrah apa yang akan Adit lakukan

Adit memulai kembali permainannya yang terhenti

Tiara sudah benar benar tak memikirkan apapun, yang jelas saat ini ia benar benar membutuhkan sentuhan Adit.

Setelah berkali kali mereka pemuasan, keduanya pun terkulai lemas.

" Terimakasih sayang " Adit mencium pipi Tiara namun Tiara hanya diam

Adit membawa Tiara kedalam pelukannya, setelah itu mereka pun memilih untuk tidur

Terpopuler

Comments

Mom Dee 🥰 IG : devinton_01

Mom Dee 🥰 IG : devinton_01

gak ada pemaksaan tapi kamu yg jebak tiara adit 🙄

2023-10-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!